Hai, sobat pinter semuanya! Untuk pembahasan mata pelajaran IPA SMP Kelas IX kali ini, kamu akan belajar banyak mengenai Sistem Reproduksi pada Manusia. Mulai dari penjabaran bagaimana pembelahan sel dapat terjadi, struktur dan fungsi sistem reproduksi manusia, hingga penyakit serta upaya pencegahan pada sistem reproduksi manusia. Pastinya kamu sudah tidak sabar kan untuk tau isi literasinya. Yuk, ikuti dan simak bersama dalam artikel berikut ini!
Daftar Isi
Pembelahan Sel
Sebagai bahasan awal dari sistem reproduksi manusia, kamu harus tau terlebih dahulu mengenai pembelahan sel. Pengertian dari pembelahan sel ini sendiri adalah suatu peristiwa dimana sel dapat membelah dirinya menjadi dua atau lebih. Proses pembentukan manusia sebenarnya berasal dari satu sel yang kemudian sel tersebut mengalami pembelahan secara terus menerus, sampai pada akhirnya ketika manusia sudah menjadi dewasa, sel yang dimiliki dapat mencapai triliunan.
Seiring dengan proses pembelahan sel, semua sel akan mengalami perubahan bentuk serta fungsi. Sel dengan bentuk dan fungsi yang sama tentu akan bergabung menjadi satu dan membentuk sebuah jaringan. Alasan dibalik mengapa sel-sel terus mengalami pembelahan yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan, serta reproduksi. Secara general, pembelahan sel dapat digolongkan menjadi dua yaitu mitosis dan meiosis yang akan dijelaskan secara singkat di bawah ini.
Baca juga: Relasi dan Fungsi: Contoh Soal dan Pembahasan
Pembelahan Mitosis
Pembelahan ini terjadi pada sel somatik atau sel tubuh pada makhluk hidup. Pembelahan mitosis adalah jenis pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anakan yang memiliki karakter identik secara genetik dengan sel induknya. Dengan kata lain, kromosom (materi genetik pewarisan sifat) dari sel anak memiliki jumlah yang sama dengan kromosom dari sel induk.
Jumlah kromosom yang dihasilkan adalah diploid (2n). Sel diploid adalah sel dengan kromosom berpasangan. Pembelahan mitosis terdiri dari empat fase, yakni profase, metafase, anafase, serta telofase yang dapat kamu amati dalam gambar berikut.
Pembelahan Meiosis
Pembelahan yang terjadi pada sel gamet atau sel kelamin ini adalah tipe pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anakan serta masing-masingnya akan memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk. Oleh karena itu meiosis disebut juga sebagai pembelahan reduksi.
Secara kesimpulan, kromosom anak yang dihasilkan adalah haploid (n) dengan kromosom diploid (2n) dari sel induk. Meiosis terjadi dalam dua tingkatan, yakni tingkatan pertama dan kedua. Tingkatan pertama meliputi, Profase I, Metafase I, Anafase I, dan Telofase I, sedang untuk tingkatan kedua terdiri dari Profase II, Metafase II, Anafase II, dan Telofase II yang secara jelas rinciannya dapat dilihat pada gambar ini.
Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia
Pembahasan selanjutnya beralih pada struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia. Secara inti, sistem reproduksi pada manusia adalah sistem organ seks yang bertujuan untuk melakukan reproduksi seksual demi menjaga keberlangsungan hidup umat manusia. Sistem reproduksi pada laki-laki dan perempuan memiliki struktur serta fungsi yang berbeda. Nah, untuk penjelasan lebih detailnya akan diuraikan di bawah ini.
Baca juga: Teorema Phytagoras Serta Contoh Soal
Organ Reproduksi pada Laki-Laki
Secara garis besar, organ reproduksi pada laki-laki itu terdiri dari dua bagian yaitu luar dan dalam. Untuk organ reproduksi luar meliputi penis dan skrotum, sedangkan pada organ reproduksi bagian dalam terdiri atas testis, epididimis, vas deferens, uretra, kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. Agar lebih memahami, perhatikan gambar serta tabel mengenai organ reproduksi laki-laki berikut.
Nama Organ | Fungsi Organ |
Penis | Saluran kencing (urine) dan sperma |
Skrotum | Menjaga suhu testis supaya dapat memproduksi sperma |
Testis | Memproduksi sperma dan hormon testosteron |
Epididimis | Tempat penyimpanan sperma sementara |
Vas Deferens | Menghubungkan epididimis dan uretra |
Uretra | Saluran keluarnya sperma dan kencing (urine) |
Kelenjar Vesikula Seminalis | Menghasilkan zat yang dibutuhkan untuk sperma berkembang |
Kelenjar Prostat | Menghasilkan cairan bersifat asam |
Kelenjar Cowper (Bulbourethral Gland) | Menghasilkan lendir serta cairan dengan sifat basa |
Spermatogenesis
Ketika sistem reproduksi pada laki-laki telah matang, akan keluar cairan mani dari penis sebagai tanda-tandanya. Biasanya hal tersebut terjadi saat anak laki-laki telah menginjak masa pubertasnya (usia 10-14 tahun), salah satunya setelah mengalami mimpi basah. Cairan mani adalah campuran dari sel sperma bersamaan dengan getah-getah yang dikeluarkan oleh kelenjar reproduksi. Proses pembentukan sperma ini berlangsung di dalam testis.
Proses pembentukan sel sperma yang terjadi di dalam tubulus seminiferus disebut dengan spermatogenesis. Sebenarnya, spermatogenesis itu terjadi secara bertahap. Pada awalnya, sel induk sperma (spermatogonium) yang bersifat diploid (2n) akan mengalami pembelahan secara mitosis dan membentuk spermatosit primer. Nah, spermatosit primer ini akan mengalami pembelahan secara meiosis tingkat I dan menghasilkan spermatosit sekunder dengan sifat haploid (n).
Spermatosit sekunder akan mengalami pembelahan meiosis tingkat II dan terbentuklah spermatid dengan sifat haploid (n). Lalu, spermatid akan mengalami diferensiasi atau yang disebut dengan perkembangan sampai pada akhirnya menghasilkan empat sel sperma atau dikenal dengan spermatozoa yang matang. Supaya lebih memudahkan kamu dalam memahami proses spermatogenesis dari penjelasan sebelumnya, coba kamu lihat gambar berikut.
Organ Reproduksi pada Perempuan
Sama halnya dengan organ reproduksi pada laki-laki, untuk organ reproduksi pada perempuan juga dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar dan dalam. Struktur bagian luar berupa vulva dan labium. Sedangkan untuk bagian dalam meliputi ovarium dan saluran reproduksi. Lebih rincinya, dapat dilihat dalam gambar serta tabel di bawah ini.
Nama Organ | Fungsi Organ |
Vulva | Memproduksi hormon serta sebagai pelindung jalur kencing (urine) dan reproduksi |
Labium/ bibir vagina | Pelindung organ reproduksi perempuan bagian dalam dan luar lainnya |
Ovarium | Menghasilkan sel telur (ovum) |
Tuba Fallopii/ Saluran Telur/ Oviduk | Tempat terjadinya fertilisasi |
Infundibulum | Berbentuk corong dan ujung dari tuba fallopii yang ditutupi oleh fimbriae |
Uterus/ Rahim | Tempat berkembangnya janin selama masa kehamilan |
Endometrium | Membatasi rongga rahim serta peluruhan saat proses menstruasi |
Serviks | Saluran penghubung vagina dengan uterus/ rahim |
Vagina | Sebagai organ reproduksi serta sebagai saluran untuk keluarnya aliran darah menstruasi dan jalan lahir bayi |
Fimbriae | Menangkap sel telur (ovum) yang dihasilkan oleh ovarium |
Oogenesis
Ketika lahir, anak perempuan telah memiliki sel primordial yang merupakan bakal sel ovum dalam jumlah yang banyak. Tetapi, hanya sedikit jumlah sel ovum yang tersisa ketika anak perempuan memasuki masa pubertas dan pada akhirnya menjadi matang atau berkembang secara sempurna.
Sel telur yang matang ini akan dikeluarkan dari ovarium atau yang biasa disebut dengan ovulasi selama siklus menstruasi perempuan berlangsung. Terdapat folikel yang berukuran kecil dengan calon bakal sel telur (folikel primordial) di dalam ovarium. Folikel primordial ini terus berkembang, dari folikel primer kemudian menjadi sekunder sampai pada akhirnya menjadi folikel yang matang.
Pembelahan folikel tersebut dilakukan secara mitosis menghasilkan oogonium atau sel induk telur dengan sifat diploid (2n). Selanjutnya, oogonium ini membelah lagi dan terbentuklah oosit primer yang sifatnya diploid (2n). Lalu, oosit primer mengalami pembelahan meiosis tingkat I menghasilkan satu oosit sekunder dan satu polosit yang masing-masing bersifat haploid (n).
Proses berlanjut dengan polosit yang mengalami pembelahan meiosis tingkat II untuk membentuk 2 polosit yang bersifat haploid (n). Sedang, oosit sekunder yang juga mengalami pembelahan meiosis tingkat II berhasil membentuk satu ootid dan satu polosit dengan sifat haploid (n).
Ootid megalami perkembangan atau diferensiasi dan membentuk sel telur (ovum) yang bersifat haploid (n). Secara kesimpulan, oogenesis dari satu oogonium (sel induk telur) dapat menghasilkan satu ovum (sel telur) dan tiga polosit (badan polar) yang masing-masing bersifat haploid (n). Gambar skema peristiwa oogenesis dapat dicermati sebagai berikut.
Baca juga: Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan
Siklus Menstruasi
Bagi anak perempuan yang sudah memasuki masa pubertas, biasanya akan mengalami menstruasi. Peristiwa menstruasi adalah keadaan dimana darah, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim keluar melalui vagina dan secara umum terjadi setiap sebulan sekali.
Siklus menstrusi terjadi akibat tidak adanya proses pembuahan atau dengan kata lain sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma. Berlangsungnya siklus ini sekitar 28 hari, tetapi ada juga perempuan yang mengami siklus menstruasi pendek (sekitar 18 hari) ataupun siklus menstruasi panjang (sekitar 40 hari).
Secara general, ada beberapa fase dalam siklus menstruasi yakni fase pertama, kedua, dan ketiga. Perhatikan gambar serta tabel di bawah agar kamu dapat lebih mudah memahami pembahasan siklus menstruasi.
Urutan Fase | Penjelasan |
Fase Pertama | Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis/ pituitari menimbulkan perkembangan folikel dalam ovarium. Hanya ada satu folikel yang terus berkembang setiap bulannya. Dinding rahim luruh kemudian perempuan akan mengalami menstruasi. |
Fase Kedua | Folikel menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang membuat dinding rahim menebal dengan tujuan sebagai persiapan tempat melekatnya embrio. Hormon estrogen membuat kelenjar hipofisis/ pituitari menghasilkan hormon FSH dan LH (Luteinizing Hormone). Produksi hormon LH terus meningkat secara mendadak dan menyebabkan proses ovulasi atau pengeluaran ovum dari folikel yang matang. |
Fase Ketiga | Folikel matang yang sebelumnya melepaskan ovum akan berubah menjadi korpus luteum, sedangkan ovum akan ditangkap oleh fimbriae untuk diteruskan ke tuba fallopii. Ketika tidak terjadi fertilisasi/ pembuahan pada ovum, korpus luteum tidak akan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron lagi yang menyebabkan jumlah kedua hormon tersebut rendah. Kemudian jadingan penyusun dinding rahim akan rusak disertai dengan pecahnya pembuluh darah yang ada pada dinding rahim tersebut, sehingga terjadilah menstruasi. |
Fertilisasi dan Kehamilan
Fertilisasi/ pembuahan adalah proses peleburan yang terjadi antara inti sel sperma dengan inti sel telur yang kemudian menghasilkan zigot dan terjadi di dalam tuba fallopii. Secara lebih jelasnya, dapat dilihat melalui gambar skema terkait dengan proses fertilisasi di bawah ini.
Pada kondisi kehamilan, embrio mengalami perkembangan di dalam rahim hingga menjadi bayi selama 9 bulan 10 hari atau sekitar 37 minggu yang sudah dijabarkan dalam tabel trimester berikut.
Periode Perkembangan | Penjelasan dan Kondisi Janin |
Trimester Pertama | Hampir terbentuk semua organ tubuh janin dan sangat rentan terhadap radiasi, obat, maupun alkohol. Usia kehamilan 5 minggu (35 hari), ukuran embrio sekitar 7 mm dan sudah memiliki bakal tulang belakang. Ketika memasuki 9 minggu (63 hari), struktur embrio lengkap dan disebut dengan janin dengan ukuran sekitar 5,5 cm yang terlekat pada tali pusar yang terhubung dengan plasenta dan dilindungan kantung ketuban. Janin dapat menggerakkan lengan dan kaki dan memutar kepalanya. Akhir trimester pertama janin terlihat seperti miniatur manusia dengan jenis kelamin dan detak jantung yang sudah dapat dideteksi. |
Trimester Kedua | Pembesaran ukuran janin dan struktur tubuh menjadi detail. Usia 14 minggu (98 hari), ukuran janin mencapai sekitar 6 cm. Plasenta menghasilkan banyak progesteron untuk menjaga proses kehamilan.Usia 20 minggu (140 hari), janin berukuran sekitar 9 cm dengan berat 0,5 kg. Jari kaki dan tangan sudah terbentuk dan tumbuh kuku, ada alis dan bulu mata juga. Permukaan kulit ditumbuhi rambut serta bergerak secara aktif. Pada akhir trimester kedua, mata janin sudah mulai membuka dan membentuk gigi. |
Trimester Ketiga | Pertumbuhan ukuran bayi pesat agar mampu beradaptasi dengan lingkungan luar. Sistem sirkulasi serta respirasi berkembang dan memungkinkan untuk dapat beradptasi dengan lingkungan luar. Dapat mengatur suhu tubuh sendiri disertai dengan tulang yang mulai mengeras dan otot menebal. Ketika lahir, ukuran bayi sekitar 50 cm dengan berat 2-3kg. |
Air ketuban (cairan amnion) memiliki beberapa peran fungsi, diantaranya sebagai pemberi ruang gerak, pelindung janin dari benturan dinding rahim, cadangan cairan serta nutrisi, inkubator alami, membantu proses kelahiran janin, dan terakhir dapat mendeteksi adanya kelainan genetik yang terdapat pada janin.
Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia dan Cara Mencegahnya
Sangat penting hukumnya untuk mengetahui tentang apa saja penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi manusia serta bagaimana tindakan preventif atau upayanya dalam mencegah timbulnya penyakit tersebut. Karena sejatinya sistem reproduksi pada manusia ini bersifat sangat rawan terserang penyakit berbahaya. Nah, untuk lebih detailnya akan dibahas secara jelas di bawah ini.
Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia
Apabila kamu tidak menjaga sistem reproduksimu dengan benar, sudah pasti ada kemungkinan yang menjadi potensi kamu akan terserang penyakit berbahaya. Untuk itu sebagai langkah awal, coba kamu pahami dengan mengamati tabel yang berisi rangkuman berbagai penyakit berbahaya yang dapat menginfeksi sistem reproduksi sebagai berikut.
Nama Penyakit | Penyebab Timbulnya Penyakit | Gejala atau Tanda dari Penyakit | Cara Penularan Penyakit |
HIV/ AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) | Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) | Sistem imun menurun secara bertahap. Dalam 5-7 tahun penderita seperti orang sehat, kemudian timbul penyakit TBC, pneumonia, herpes, saraf terganggu. | Orang tua (terinfeksi) menularkan kepada anaknya melalui transfusi darah yang terinfeksi, gaya hidup dengan pergaulan seksual yang bebas, serta penggunaan narkoba dengan jarum suntik. |
Gonore (GO) | Bakteri Neisseria gonorrhoeae | Timbul rasa sakit sampai keluar nanah saat kencing bagi laki-laki. Sedangkan bagi perempuan akan muncul keputihan yang berwarna kuning hijau. | Ditularkan melalui pergaulan seksual yang bebas. |
Sifilis (Raja Singa) | Bakteri Treponema pallidum | Muncul luka, biasanya pada kelamin sebagai tempat masuknya bakteri | Penularan melalui pergaulan seksual yang bebas. |
Herpes Simplex Genitalis | Virus Herpes simplex tipe II | Rasa gatal serta pedih diikuti dengan timbulnya kemerahan pada kulit sekitar area organ vital atau alat kelamin. | Pergaulan seksual yang bebas atau ibu yang terinfeksi dapat menularkan virus herpes ini kepada bayinya ketika melahirkan secara normal. |
Keputihan | Jamur Candida albicans | Munculnya cairan dengan warna kekuningan atau putih keabu-abuan dari dalam vagina yang menyebabkan rasa gatal dengan bau yang tidak sedap. | Kurang menjaga kebersihan pada area vagina atau dapat ditularkan melalui gaya hidup dengan pergaulan seksual yang bebas. |
Epididimitis | Infeksi Menular Seksual (IMS) | Rasa nyeri dan salah satu testis bengkak. | Pergaulan seksual yang bebas. |
Baca juga: Partikel Penyusun Benda dan Makhluk Hidup
Upaya Pencegahan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia
Sebagai tindak pencegahan yang bersifat preventif agar terhindar dari serangan penyakit pada sistem reproduksi manusia, banyak hal yang harus diaplikasikan. Tentunya dengan menjaga sistem reproduksi diri sebaik-baiknya dari beberapa faktor.
Seperti halnya dari faktor kurang menjaga kebersihan organ vital atau area sekitar alat kelamin. Atau mungkin faktor lainnya yang dapat memicu munculnya penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi karena gaya hidup pergaulan seksual yang bebas serta kegiatan konsumsi narkoba.
Ada beberapa kasus juga yang mengatakan bahwa penyakit ini dapat ditularkan melalui transfusi darah dari orang yang sudah terinfeksi penyakit sebelumnya dan juga faktor keturunan dimana orang tua yang sudah terinfeksi menurunkan penyakitnya pada anaknya melalui proses kehamilan.
Supaya kamu lebih memperhatikan kesehatan dari organ reproduksi, simak beberapa tips sebagai upaya pencegahan penyakit sistem reproduksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur serta parasit lainnya sebagai berikut.
- Gunakan celana dalam dengan bahan katun yang lembut dan ganti 2 – 3 kali sehari.
- Bilas bersih secara keseluruhan organ vital ketika selesai kencing maupun buang air besar dan keringkan dengan tisu atau handuk sampai benar-benar kering agar kondinya tidak lembab.
- Potong rambut yang ada di sekitar area vital jika sudah panjang supaya tidak menjadi sarang kuman dan penyakit.
- Apabila kamu mengalami menstruasi, jangan lupa untuk mengganti pembalut sesering mungkin. Saat aliran darah yang keluar dari vagina volumenya banyak, minimal ganti pembalut dengan durasi 2-3 jam sekali.
- Sebaiknya hindari untuk menggunakan sabun pembersih daerah kewanitaan serta pantyliner secara terus menerus.
- Rajin olahraga serta konsumsi sayur dan buah untuk kesehatan tubuh.
Pemahaman Akhir
Dalam pembahasan tentang Sistem Reproduksi pada Manusia ini, kita telah mempelajari berbagai aspek yang penting dalam pemahaman tentang proses reproduksi dan organ-organ terkait. Dalam memahami pembelahan sel, kita mengenal mitosis dan meiosis sebagai proses yang mendasari pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi. Pembelahan mitosis menghasilkan sel-sel identik secara genetik, sementara pembelahan meiosis menghasilkan sel-sel dengan setengah jumlah kromosom, yang penting dalam reproduksi seksual.
Kemudian, kita menjelajahi struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia. Pada laki-laki, organ reproduksi termasuk penis, skrotum, testis, dan berbagai kelenjar yang memproduksi dan mengatur produksi sperma. Pada perempuan, organ reproduksi melibatkan ovarium, saluran reproduksi, dan rahim, serta proses oogenesis yang menghasilkan sel telur matang. Siklus menstruasi juga telah diuraikan, yang melibatkan berbagai perubahan hormonal dan fisiologis yang mempersiapkan tubuh untuk kehamilan.
Ketika membahas penyakit pada sistem reproduksi manusia, kita menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan organ reproduksi. Penyakit seperti HIV/AIDS, gonore, sifilis, herpes genitalis, keputihan, dan epididimitis dapat dihindari dengan mengadopsi gaya hidup yang sehat, menjaga kebersihan, dan berprilaku seksual yang aman.
Dalam rangka mencegah penyakit dan menjaga kesehatan sistem reproduksi, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti menjaga kebersihan, menggunakan pakaian dalam yang tepat, menghindari aktivitas seksual berisiko, dan menjalani gaya hidup sehat secara umum.
Pemahaman mendalam tentang sistem reproduksi manusia adalah penting untuk menjaga kesehatan pribadi dan memahami bagaimana proses reproduksi bekerja. Dengan pengetahuan ini, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menjaga kesehatan sistem reproduksi kita dan mencegah penyakit yang dapat mengganggu fungsi organ-organ penting dalam tubuh kita.
Bagaimana sobat pinter mengenai pembelajaran Sistem Reproduksi pada Manusia kali ini? Seru dan menarik kan tentunya! Banyak wawasan dan pengetahuan baru yang dapat kalian peroleh dari pembahasan materi ini. Tetap semangat untuk terus belajar ya supaya kamu makin pinter!
Sumber :
Zubaedah, Siti dkk. Ilmu Pengetahuan Alam Edisi Revisi untuk SMP/ MTs Kelas IX. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018
Susanto, Gregorius Nugroho. Sistem Reproduksi. Diakses pada Jumat 10 Maret 2023. staff.unila.ac. id/gnugroho/files/ 2014/05/Sistem-Reproduksi.