Obat bius banyak digunakan dalam dunia medis untuk berbagai kepentingan, apakah kamu tahu kandungan kimia dalam obat bius itu apa saja? Eter merupakan salah satu kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam obat bius. Lalu seperti apa senyawa eter itu? Bagaimana sifat senyawa tersebut? Untuk mengetahuinya, mari simak pembahasan tentang senyawa eter.
Daftar Isi
Rumus Umum dan Gugus Fungsi Eter
Seperti yang sudah dibahas pada artikel tentang Alkohol disebutkan bahwa rumus umum eter sama dengan rumus umum alkohol, yaitu CnH2n+2O. Perbedaan mendasar antara alkohol dan eter terdapat pada gugus fungsinya, eter memiliki gugus fungsi – O – atau sering dituliskan juga R – O – R’.
Contoh paling sederhana dari senyawa eter adalah CH3 – O – CH3, pada senyawa eter tersebut terdapat dua buah alkil (R) yang sama yaitu CH3. Contoh lain senyawa eter diantaranya CH3 – CH2 – O – CH3, pada senyawa eter tersebut terdapat dua buah alkil yaitu CH3 – CH2 (etil) dan CH3 (metil). Lalu seperti apa cara memberi nama senyawa-senyawa tersebut? Untuk mempelajarinya, mari simak pembahasan selanjutnya tentang tata nama eter.
Baca juga: Materi Unsur Periode 3
Tata Nama Eter
Untuk memberi nama senyawa eter terdapat dua cara tata nama eter, yaitu cara trivial dan cara IUPAC. Tata nama eter secara trivial memiliki ketentuan sebagai berikut: nama alkil yang terikat pada gugus fungsi eter (– O –) kemudian diikuti dengan nama eter. Berikut contoh penamaan secara trivial.
CH3 – O – CH3, pada senyawa tersebut terdapat 2 buah alkil yang sama yaitu CH3 (metil), maka untuk penamaannya adalah dimetil eter.
CH3 – CH2 – O – CH3, pada senyawa tersebut terdapat dua buah alkil yang berbeda yaitu etil dan metil, maka untuk penamaan secara trivialnya adalah etil metil eter (etil disebutkan terlebih dahulu mengikuti ketentuan penyebutan sesuai alfabate).
Lalu bagaimana tata nama untuk 2 senyawa berikut ini:
CH3 – O – CH2 – CH2 – CH3
Dua senyawa tersebut memiliki dua buah alkil yang berbeda, yaitu metil (CH3) dan propil (– CH2 – CH2 – CH3), namun pada senyawa tersebut terdapat perbedaan pada bentuk propilnya, yaitu bentuk lurus dan bentuk bengkok.
Untuk tata nama senyawa CH3 – O – CH2 – CH2 – CH3 ini adalah metil propil eter. Sementara untuk senyawa satu lagi dengan propil yang tidak lurus memiliki tata nama metil isopropil eter. Berdasarkan hal tersebut memberikan gambaran bahwa untuk bentuk propil terdapat dua jenis, yaitu propil (rantai lurus) dan isopropil (rantai tidak lurus).
Untuk tata nama secara IUPAC terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
- Tata nama mengikuti aturan dengan pola alkoksi alkana
- Menentukan alkil yang terikat pada gugus fungsi ( – O – )
- Alkil dengan jumlah C yang lebih sedikit diberi nama sebagai alkoksi
- Alkil dengan jumlah C yang lebih banyak diberi nama sebagai alkana
Contoh penamaan eter dengan aturan IUPAC dapat dilihat pada senyawa berikut:
- CH3 – O – CH3, pada senyawa tersebut alkil yang terikat sama-sama memiliki jumlah C satu sehingga untuk penamaan secara IUPAC nya metoksi metana.
- CH3 – CH2 – O – CH3, pada senyawa tersebut terdapat 2 buah alkil dengan jumlah C yang berbeda. Seperti aturan yang disampaikan sebelumnya Alkil dengan jumlah C yang lebih sedikit diberi nama sebagai alkoksi dan Alkil dengan jumlah C yang lebih banyak diberi nama sebagai alkana sehingga penamaannya adalah metoksi etana.
- CH3 – CH2 – O – CH2 – CH2 – CH3, pada senyawa tersebut terdapat alkil berupa etil dan propil, maka tata nama secara IUPAC nya adalah etoksi propona.
Sementara itu untuk senyawa dengan rantai yang tidak lurus seperti berikut:
Penamaan secara IUPAC nya adalah metoksi isopropana. Metoksi berasal dari alkil berupa metil dengan jumlah C satu dan isopropana merupakan alkil berupa propil dengan jumlah C tiga dengan bentuk yang tidak lurus.
Gimana sudah paham cara memberi nama suatu senyawa eter? Kalau sudah paham, mari lanjutkan pembahasan mengenai isomer, reaksi, dan kegunaan eter.
Isomer Pada Eter
Eter hanya memiliki satu buah isomer yaitu isomer fungsi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pembahasan tentang alkohol, isomer fungsi eter adalah alkohol seperti gambaran gugus fungsi berikut:
R – OH (alkohol) memiliki gugus fungsi dengan R – O – R’ (eter)
Contoh penentuan isomer fungsi eter:
isomer fungsi pada senyawa CH3 – CH2 – O – CH3 (metoksi etana) dapat dituliskan dalam bentuk senyawa alkohol dengan jumlah C, H, dan O yang sama seperti pada eter namun berbeda dari segi gugus fungsinya. Adapun isomer fungsinya adalah CH3 – CH2 – CH2 – OH (propanol).
Jumlah C, H, dan O pada metoksi etana dan propanol adalah sama dengan rumus umum C3H8O, yang membedakan keduanya adalah gugus fungsinya yaitu gugus fungsi – O – pada metoksi etana, dan – OH pada propanol.
Contoh lain, tentukan isomer fungsi dari rumus molekul C4H10O !
Untuk menentukan isomer fungsi dari rumus molekul tersebut, maka buatlah rumus struktur untuk senyawa eter dan senyawa alkohol sesuai rumus molekul tersebut.
Senyawa eter dari rumus molekul C4H10O adalah CH3 – CH2 – O – CH2 – CH3 (etoksi etana), untuk senyawa alkohol dari rumus molekul C4H10O adalah CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – OH (butanol). Berdasarkan hal tersebut, maka isomer fungsi dari etoksi etana adalah butanol.
Baca juga: Materi Senyawa Alkohol
Sifat Senyawa Eter
Senyawa eter memiliki beberapa sifat khas yang berkaitan dengan sifat kimia dan fisika. Adapun sifat dari senyawa eter adalah sebagai berikut:
- Titik didihnya lebih rendah daripada titik didih alkohol. Hal tersebut dikarenakan senyawa eter tidak membentuk ikatan hidrogen antar molekul eternya. Sementara pada alkohol membentuk ikatan hidrogen antara molekulnya.
- Secara kelarutan dalam air, eter memiliki sifat kurang larut dalam air dibandingkan alkohol. Hal tersebut dikarenakan senyawa eter memiliki kepolaran yang rendah, khususnya eter dengan jumlah atom C yang banyak (rantai panjang).
- Eter termasuk senyawa yang mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun. Sifat ini memberikan informasi bahwa dalam penggunaan eter untuk kepentingan laboratorium memerlukan penanganan yang hati-hati.
- Secara sifat kimiawi (kemampuan bereaksi), senyawa eter dapat bereaksi dengan beberapa asam halida yaitu HI dan HBr.
Pembuatan Eter
Secara umum eter dibuat dari dehidrasi alkohol, sebagai contoh dietil eter dibuat dari pemanasan etanol dengan asam sulfat pada suhun 140 0C. Adapun reaksi pembuatan eter dari alkohol adalah sebagai berikut:
2 CH3 – CH2 – OH → CH3 – CH2 – O – CH2 – CH3 + H2O
Kegunaan Eter
Eter memiliki berbagai kegunaan sebagai berikut:
- Pelarut senyawa organik. Eter banyak digunakan sebagai pelarut reaksi-reaksi organik, hal ini karena sifat eter cenderung stabil. Senyawa eter tidak bereaksi dengan hampir semua oksidator dan reduktor. Selain itu, eter juga tidak bereakasi dengan asam dan basa.
- Pada bidang kesehatan, eter digunakan sebagai obat pembius atau obat anestetik.
Gimana sudah paham mengenai eter dengan semua penjelasannya?
Baca juga: Materi Golongan Alkali Tanah
Pemahaman Akhir
Obat bius merupakan bagian penting dalam dunia medis untuk berbagai keperluan. Salah satu kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam obat bius adalah eter. Senyawa eter memiliki rumus umum CnH2n+2O dan gugus fungsi –O– atau R–O–R’.
Terdapat dua cara dalam memberi nama senyawa eter, yaitu cara trivial dan cara IUPAC. Dalam cara trivial, nama alkil yang terikat pada gugus fungsi eter diikuti dengan kata “eter.” Sedangkan dalam cara IUPAC, tata nama mengikuti aturan pola alkoksi alkana, dan alkil dengan jumlah karbon yang lebih sedikit diberi nama alkoksi, sedangkan yang lebih banyak diberi nama alkana.
Senyawa eter hanya memiliki satu isomer yaitu isomer fungsi, yang merupakan alkohol dengan gugus fungsi R–OH. Sifat-sifat dari senyawa eter mencakup titik didih yang lebih rendah daripada alkohol, kelarutan yang kurang dalam air, mudah menguap, mudah terbakar, beracun, dan kemampuan bereaksi dengan beberapa asam halida.
Pembuatan eter dapat dilakukan dengan dehidrasi alkohol. Eter memiliki berbagai kegunaan, antara lain sebagai pelarut senyawa organik dan sebagai obat pembius dalam bidang kesehatan.
Dengan memahami sifat dan kegunaan eter, dapat diaplikasikan dengan bijaksana dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia medis dan laboratorium.
Berdasarkan penjelasannya, eter ini termasuk senyawa yang banyak digunakan sebagai obat anestetik karena memiliki sifat beracun. Tentu saja dalam pemanfaatan dan penggunaannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan yang semestinya dan tidak untuk disalah gunakan. Oleh karena itu, kita harus memahami senyawa eter ini mulai dari penamaan, sifat, dan tentunya kegunaannya.
Referensi:
Budi, Utami, dkk. 2009. Kimia SMA Kelas 12. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sunarya, Y dan Setiabudi, A. 2010. Mudah dan Aktif Kimia Kelas 12. Jakarta: Pusat Perbukuan dan Kurikulum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.