Rumah joglo sudah dipastikan jadi nama rumah adat Jawa tengah yang paling banyak dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan rumah joglo memang menjadi salah satu ikon rumah adat daerah dari Jawa terutama Jawa Tengah.
Akan tetapi, perlu diketahui jika masih banyak jenis rumah adat yang dimiliki oleh Jawa Tengah. Semua jenis rumah adat tersebut akan diulas lebih lanjut pada penjelasan berikut yang disertai dengan gambar rumah adat Jawa Tengah pula.
Daftar Isi
Rumah Panggang Pe
Nama rumah adat satu ini bisa dibilang sangat unik. Nama rumah panggang pe diambil dari dua kata yaitu “panggang” dan “ape” yang bila diterjemahkan secara harfiah menjadi “dijemur”. Penamaan tersebut ternyata ada hubungannya dengan kegunaan masa lampau dari rumah panggang pe yang dipakai sebagai tempat menjemur berbagai hasil pertanian.
Baca juga: 15 Alat Musik Jawa Tengah dan Cara Memainkannya
Seperti yang bisa diamati dari gambar rumah adat Jawa Tengah ini, rumah panggang pe terlihat sederhana dari segi bentuk rumahnya. Terdapat lebih banyak tiang yang mendominasi rumah adat ini dibandingkan dengan temboknya sendiri. Jumlah tiang tersebut dimulai dari 4-6 buah.
Meski bentuk dari rumah panggang pe terlihat sederhana, tetapi rumah panggang pe punya banyak ragam dengan bentuk-bentuk yang berbeda. Beberapa ragam rumah panggung pe tersebut antara lain adalah:
- Rumah panggang pe pokok: Bentuk dari rumah panggang pe satu ini adalah yang paling sederhana dengan jumlah tiang sebanyak 4 buah dan ada di setiap sudut rumah.
- Rumah panggang pe gedhang salirang: Rumah panggang pe ini merupakan gabungan dari dua rumah adat pe. Salah satu rumahnya dibuat lebih tinggi daripada rumah yang lain.
- Rumah panggang pe empyak satangkep: Rumah panggang pe ragam satu ini juga sama dengan rumah panggang pe gedhang salirang yang mana terdiri dari gabungan dua rumah. Namun, berbeda dari gedhang salirang, empyak satangkep punya bentuk dan ukuran yang sama persis.
- Rumah panggang pe gedhang satangkep: Nama rumah panggang pe satu ini adalah gabungan dua rumah panggang pe gedhang salirang, namun dalam proses pembuatannya sama dengan rumah panggang pe empyak satangkep.
- Rumah panggang pe cere gancet: Ragam rumah panggang pe ini punya kemiripan dengan gedhang satangkep, hanya saja bagian yang disatukan adalah bagian belakang dari bangunan.
- Rumah panggang pe trajumas: Ragam rumah panggang pe trajumas hanya menggunakan 3 buah tiang saja, sehingga lain daripada ragam rumah panggang pe lainnya.
- Rumah panggang pe barengan: Jenis rumah panggang pe barengan ini berupa deretang rumah panggang pe. Jadi, nampak seperti rumah yang sedang berjajar.
Mengingat bentuk dari rumah panggang pe yang sederhana, rumah ini tidak difungsikan sebagai tempat tinggal. Melainkan seperti yang diijelaskan sebelumnya, yaitu hanya dipakai untuk menjemur hasil pertanian. Namun, lambat laun ada beberapa masyarakat yang mulai memanfaatkan rumah adat panggang pe sebagai pos ronda hingga sebagai pabrik berbasis home industry.
Rumah Limasan
Jenis rumah adat Jawa Tengah yang dijuluki dengan rumah limasan mempunyai bentuk persegi panjang dengan jumlah atap sebanyak 4 buah bidang. Dua bidang berbentuk segitiga sama kaki dan disebut dengan cocor atau kejen. Sementara itu, dua bidang atap lainnya berbentuk jajar genjang yang disebut dengan brunjung.
Lambat laun, bentuk atap dari rumah limasan mengalami penambahan di setiap sisinya yang disebut sebagai emper atau empyak. Jenis rumah limasan banyak ditemukan sebagai rumah para masyarakat Jawa Tengah pada umumnya baik masyarakat biasa maupun bangsawan.
Rumah Tajug
Rumah adat Jawa Tengah dengan model tajug lebih banyak difungsikan sebagai tempat ibadah seperti masjid dan musholla. Umumnya, beberapa masjid di Jawa Tengah menggunakan model seperti rumah tajug ini. bentuk dari rumah adat ini berupa bujur sangkar. Selengkapny untuk melihat indahnya bangunan rumah tajug bisa diamati lewat gambar rumah adat Jawa Tengah yang tertera.
Rumah Joglo
Rumah joglo termasuk rumah yang sangat ikonik di daerah Jawa termasuk Jawa Tengah. Ciri khas dari rumah adat satu ini adalah adanya 4 tiang utama sebagai penyangga rumah. Jenis rumah joglo sendiri sangat banyak dan menyebar di seluruh wilayah Jawa diantaranya joglo ceblokan, joglo kepuhan limolasan, joglo lambangsan, joglo sinom, joglo Jepara, joglo Kudus, dan masih banyak lagi.
Meskipun jenisnya cukup banyak, namun kebanyakan masih menyimpan ciri khas yang paling menonjol dari rumah joglo. Bentuk rumah joglo yang paling umum ada di masyarakat Jawa Tengah nampak pada gambar rumah adat Jawa Tengah yang tercantum di bawah ini.
Rumah joglo ini dibagi menjadi dua yaitu rumah induk dan rumah tambahan. Untuk rumah induk terbagi lagi jadi beberapa bagian sebagai berikut.
- Pendapa: Bagian ini merupakan bagian yang umumnya ada di bagian depan rumah. Pendapa rumah joglo seringkali dijadikan sebagai acara pertemuan hingga pagelaran seni seperti wayang.
- Pringgitan: Bentuk dari pringgitan berupa serambi yang berada di antara pendapa dan rumah bagian dalam atau omah njero. Pringgitan ini juga kerap dijadikan sebagai tempat untuk pagelaran seni pula.
- Emperan: Bisa dikatakan kalau emperan ini adalah teras yang menghubungkan antara pringgitan dan omah njero. Lebarnya sekitar 2 meter dan dipakai untuk menerima para tamu dan bersantai dengan keluarga. Di tempat ini juga akan disediakan kursi dan meja.
- Omah Dalem: Omah dalem menjadi bagian inti dari rumah joglo. Terkadang omah dalem dijuluki dengan omah mburi atau dalem agung.
- Senthong Kiwa: Bagian rumah yang terdiri dari beberapa kamar tidur, tempat menyimpang berbagai perkakas dan bahan makanan.
- Senthong Tengah: Letak dari bagian ini ada di bagian dalam yang berfungsi untuk menyimpan barang berharga semacam barang-barang pusaka.
- Senthong Tengen: Bagian ini juga sama dengan senthang kiwa perihal pembagian ruangan dan fungsinya, namun letaknya ada di sebelah kanan rumah.
- Gandhok: Bagian ini adalah bagian yang mengitari bagian belakang dan samping rumah inti.
Rumah Adat Demak
Masyarakat Demak mempunyai rumah adatnya sendiri yang dijuluki dengan joglo Demak. Rumah dengan model tradisional ini masih bisa ditemui di beberapa wilayah Demak misalnya di Kecamatan Mijen. Bagian dari rumah ini terdiri dari krobongan (untuk menyimpan hasul pertanian), senthong (kamar), pawon (dapur), dan pakiwan (kamar mandi).
Meskipun masih satu rumpun dengan rumah joglo pada umumnya, rumah adat Demak punya ornamen khusus pada bagian atap dan pagar. Di bagian atap, tepatnya genteng rumah diberi kerpus dengan ornament sangat khas seperti pada gambar rumah adat Jawa Tengah di atas. Kerpus tersebut biasanya diletakkan di bagian kanan dan kiri atap.
Kemudian, pada bagian pagar juga dilengkapi dengan berbagai hiasan khas. Umumnya, pagar di rumah adat Demak punya ukuran yang tidak begitu tinggi dan materialnya masih terbuat dari bahan alami seperti kayu.
Rumah Adat Rembang
Rumah adat Rembang juga masih mendapat pengaruh dari rumah adat Joglo. Sehingga, banyak yang menyebut rumah ini sebagai joglo bocokan. Pada zaman dulu, rumah adat Rembang dindingnya masih berupa anyaman bambu terutama bagi masyarakat kelas bawah. Sedangkan, masyarakat kelas menengah lebih banyak menggunakan dinding berbahan kayu jati.
Ruangan dalam rumah adat Rembang atau joglo bocokan terdiri dari serambi, ruang tamu, kamar tidur, pawon, halaman belakang, dan kiwan (kamar mandi). Kemudian, sebagai ciri khas khusus dari rumah adat Jawa Tengah ini adalah adanya lawing lempit (pintu lipat), telampik (serambi), 4 tiang utama yang dibuat penyangga tanpa dipaku, dan atap yang begitu rendah dengan ukuran sekitar 2 meter.
Atap yang rendah tersebut membuat setiap orang yang bertamu harus menundukkan kepala saat masuk ke dalam rumah. Hal tersebut dimaksudkan agar orang yang bertamu mampu berlaku sopan santun.
Baca juga: 7 Senjata Tradisional Jawa Tengah Serta Penjelasannya
Pemahaman Akhir
Rumah joglo memang menjadi salah satu rumah adat Jawa Tengah yang paling terkenal dan dianggap sebagai ikon budaya daerah tersebut. Namun, perlu diingat bahwa Jawa Tengah memiliki beragam jenis rumah adat lainnya yang memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing.
Beberapa jenis rumah adat Jawa Tengah yang lain antara lain adalah rumah panggang pe, rumah limasan, rumah tajug, rumah adat Demak, dan rumah adat Rembang. Setiap jenis rumah adat ini memiliki bentuk, struktur, dan fungsi yang berbeda.
Rumah panggang pe adalah rumah adat Jawa Tengah yang dahulu digunakan sebagai tempat menjemur hasil pertanian. Rumah ini memiliki bentuk sederhana dengan banyak tiang sebagai penyangga. Beberapa ragam rumah panggang pe termasuk rumah panggang pe pokok, gedhang salirang, empyak satangkep, dan lain-lain.
Rumah limasan memiliki bentuk persegi panjang dengan empat bidang atap, dua berbentuk segitiga sama kaki (cocor atau kejen) dan dua berbentuk jajar genjang (brunjung). Bentuk atap rumah limasan dapat ditambah dengan emper atau empyak.
Rumah tajug banyak difungsikan sebagai tempat ibadah, seperti masjid dan musholla. Bentuknya berupa bujur sangkar dan umumnya digunakan untuk tempat ibadah dan acara keagamaan.
Selain itu, terdapat juga rumah adat khas dari daerah tertentu di Jawa Tengah, seperti rumah adat Demak yang memiliki ornamen khusus pada genteng dan pagar, serta rumah adat Rembang yang memiliki atap rendah dengan tinggi sekitar 2 meter.
Setiap jenis rumah adat Jawa Tengah mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah masyarakat setempat. Meskipun rumah joglo menjadi yang paling terkenal, namun keberagaman rumah adat lainnya juga merupakan bagian penting dari warisan budaya Jawa Tengah yang perlu dilestarikan dan diapresiasi.
Nah, demikian ulasan mengenai rumah adat Jawa Tengah yang ternyata bukan hanya didominasi oleh rumah joglo saja. Setiap rumah tersebut masih mengandung nilai-nilai tradisional yang begitu khas dilihat dari segi bentuk dan bahannya.
Referensi:
Trisulowati, R. (2018). Bangunan Rumah Tinggal Tradisional Jawa Tengah. Mintakat: Jurnal Arsitektur, 4(1), 31-38.