Proses Akumulasi untuk Mencapai Transformasi Struktural Indonesia

Proses akumulasi dapat didefinisikan sebagai proses yang melibatkan pemanfaatan sumber daya guna meningkatkan kapasitas produksi. Hal tersebut dilakukan seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita dari suatu negara. Ada tiga indikator utama yang dipakai untuk menandai proses ini, yaitu investasi fisik, investasi SDM, dan pendapatan pemerintah. Nah, ketiga indikator ini akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut.

Investasi Fisik

Investasi Fisik
Sumber: jcomp on Freepik

Investasi fisik merupakan proses penanaman modal di dalam negeri yang ditandai dengan peningkatan nilai tabungan per Produk Domestik Bruto (PDB), investasi asing, serta pinjaman dari negara lain. Tabungan per PDB merupakan persentase tabungan terhadap total nilai Produksi Domestik Bruto. Jika tabungan pemerintah meningkat, maka cadangan dana pemerintah juga akan semakin tinggi.

Selanjutnya, investasi asing mengacu pada aliran investasi yang berasal dari negara lain. Investasi asing dapat berupa penanaman modal atau kepemilikan perusahaan dalam negeri oleh pihak asing. Di sisi lain, pinjaman dari negara lain disebut sebagai pinjaman luar negeri.

Peningkatan nilai tabungan per PDB, investasi asing, dan pinjaman luar negeri menunjukkan adanya peningkatan cadangan dana di dalam negeri. Ketiga faktor ini akan menyebabkan nilai investasi per PDB meningkat. Peningkatan investasi per PDB ini berdampak pada peningkatan sarana dan prasarana serta peningkatan pelayanan publik.

Investasi fisik terjadi melalui suatu proses. Proses ini dimulai dengan peningkatan pendapatan per kapita yang mengakibatkan persentase investasi dalam negeri meningkat. Peningkatan pendapatan per kapita menunjukkan kondisi ekonomi negara yang baik dan stabil, sehingga menarik minat investasi asing. Peningkatan persentase investasi dalam negeri kemudian berdampak pada peningkatan persentase tabungan dalam negeri.

Investasi Sumber Daya Manusia (SDM)

Investasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber: creativeart on Freepik

Investasi Sumber Daya Manusia (SDM) atau disebut juga dengan investasi pendidikan merupakan penanaman modal yang dilakukan pada manusia, dalam hal ini penduduk di negara tersebut. Adanya investasi Sumber Daya Manusia (SDM) ditandai dengan peningkatan education expenditure/PDB (education expenditure per PDB) dan peningkatan school enrolment ratio.

Education expenditure/PDB merupakan proporsi pengeluaran pemerintah untuk pendidikan terhadap PDB. Semakin tinggi pengeluaran pemerintah untuk pendidikan, semakin baik pula kualitas pendidikan sehingga mampu menghasilkan SDM yang unggul.

Di sisi lain, school enrolment ratio adalah rasio perbandingan jumlah anak yang duduk di bangku sekolah dengan jumlah anak usia sekolah. Semakin tinggi nilai school enrolment ratio menunjukkan semakin banyak jumlah anak yang sekolah sehingga dapat menghasilkan SDM yang berkualitas.

Adanya peningkatan pada investasi SDM akan menyebabkan beberapa perubahan dalam tenaga kerja maupun produksi. Peningkatan investasi SDM akan meningkatkan kemampuan atau skill tenaga kerja, meningkatkan penguasaan teknologi, serta terjadinya perubahan keunggulan komparatif produksi barang. Hal-hal tersebut akan mendorong produktivitas yang tinggi.

Sama halnya dengan investasi fisik, investasi SDM juga dapat terjadi melalui sebuah proses. Proses peningkatan investasi SDM diawali dengan adanya peningkatan pada pendapatan per kapita. Peningkatan pendapatan per kapita akan menyebabkan meningkatnya persentase belanja pendidikan.

Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan pendapatan per kapita menunjukkan adanya tambahan dana yang dapat dialokasikan untuk pendidikan. Peningkatan persentase belanja pendidikan tersebut kemudian menyebabkan school enrollment ratio juga meningkat.

Pendapatan Pemerintah

Pendapatan Pemerintah
Sumber: Freepik.com

Indikator terakhir yang dapat menunjukkan adanya proses akumulasi untuk mencapai transformasi struktural adalah pendapatan pemerintah. Pendapatan pemerintah adalah penerimaan negara yang dapat dialokasikan untuk mendanai belanja pemerintah.

Indikator ini ditandai dengan meningkatnya penerimaan negara dari pajak. Adanya peningkatan penerimaan negara dari pajak menunjukkan meningkatnya kemampuan negara untuk membiayai investasi fisik dan investasi SDM.

Penerimaan negara dari pajak dapat berupa pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung merupakan pajak yang dikenakan kepada wajib pajak karena pendapatannya yang melebihi penghasilan tidak kena pajak. Contoh dari pajak langsung antara lain pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak kendaraan bermotor, dan lain sebaginya.

Pajak langsung bersifat progresif. Peningkatan pendapatan negara yang berasal dari pajak langsung menandakan peningkatan proporsi pajak penghasilan terhadap PDB. Adanya peningkatan proporsi pajak penghasilan terhadap PDB menunjukkan peningkatan dana yang dimiliki oleh negara untuk membiayai investasi fisik dan investasi SDM.

Sedangkan, pajak tidak langsung merupakan pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pada saat tertentu atau pada saat terjadinya suatu peristiwa kena pajak. Pajak tidak langsung dikenakan kepada barang atau jasa yang diperdagangkan yang bukan merupakan bahan kebutuhan pokok. Contoh pajak tidak langsung antara lain pajak pertambahan nilai (PPN), bea masuk, dan lain sebagainya.

Peningkatan pendapatan pemerintah juga terjadi melalui sebuah proses diawali dengan adanya peningkatan pada pendapatan per kapita. Peningkatan pendapatan per kapita akan meningkatkan penerimaan negara dari pajak.

Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi penghasilan yang diterima oleh warga negara, semakin tinggi pula pajak yang akan dikenakannya. Pajak yang dikenakan kepada warga negara akan masuk ke dalam kas negara. Peningkatan penerimaan negara dari pajak juga dikarenakan perubahan unit usaha dan makin banyak barang dan jasa yang bisa dikenakan pajak.

Rangkuman Indikator Proses Akumulasi

Dari ketiga indikator utama pada proses akumulasi untuk mencapai transformasi struktural yaitu investasi fisik, investasi SDM/pendidikan, dan pendapatan pemerintah, simpulan indikator-indikator turunan dari indikator utama yang dapat menunjukkan proses akumulasi antara lain:

  1. Proporsi tabungan domestik terhadap PDB;
  2. Proporsi investasi domestik terhadap PDB;
  3. Proporsi investasi asing langsung neto terhadap PDB;
  4. School enrolment ratio dan proporsi pengeluaran pemerintah untuk pendidikan terhadap PDB;
  5. Proporsi penerimaan pajak terhadap PDB; dan
  6. Proporsi penerimaan pemerintah di luar hibah terhadap GDP.

Kesimpulan

Proses akumulasi merupakan proses pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita suatu negara. Proses akumulasi terdiri dari tiga indikator utama yaitu investasi fisik, investasi SDM, dan pendapatan pemerintah. Investasi fisik ditandai dengan peningkatan tabungan per PDB.

Sementara itu, investasi SDM ditandai dengan peningkatan pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan school enrolment ratio. Indikator terakhir adalah pendapatan pemerintah yang ditandai dengan peningkatan penerimaan negara yang berasal dari pajak.

Sekian penjelasan mengenai proses akumulasi yang memiliki tiga indikator penting. Proses tersebut berguna untuk mencapai transformasi struktural perekonomian Indonesia. Semoga penjelasan di atas bisa bermanfaat ya!


Sumber

Boyle, M. J. (2020, 26 Oktober). Foreign Investment: Definition, How It Works, and Types.

Unicef.org. (2016). Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *