Saat ini kita tidak bisa lepas dari era globalisasi, salah satunya di bidang ekonomi. Bersamaan dengan era globalisasi, tercipta kerja sama antar negara untuk memenuhi kebutuhan distribusi barang dan jasa. Agar aliran barang, jasa, moneter, dan ekonomi antar negara lancar tanpa hambatan, pencetusan ide perdagangan bebas pun mulai diterapkan.
Dalam globalisasi ekonomi, perdagangan bebas atau free trade tidak bisa dihindari lagi. Pasar bebas adalah konsekuensi dari perkembangan globalisasi antar negara. Termasuk Indonesia, tidak bisa lepas dari perjanjian perdagangan bebas.
Apa yang dimaksud dengan perdagangan bebas? Mari kita simak bersama penjelasan di bawah ini!
Daftar Isi
Pengertian Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas dunia dicetuskan setelah memasuki era globalisasi untuk memperlancar distribusi barang lintas negara. Perdagangan bebas dunia ini memiliki tujuan agar perdagangan antar negara bebas hambatan seperti bea cukai masuk, larangan impor, pembatasan kuota, dan proteksi. Memang, pada akhirnya keuntungan yang diperoleh oleh negara-negara yang menjalin kerja sama pasar bebas.
Baca juga: Regionalisasi Dunia
Beberapa ahli menjelaskan pengertian perdagangan bebas sebagai berikut:
- Adam Smith, pasar bebas merupakan tempat penampungan yang dihasilkan oleh kelompok/individu untuk mendapatkan kebebasan dalam menjalankan perekonomian yang diinginkan tanpa campur tangan pemerintah.
- David Ricardo, perdagangan bebas merupakan sistem perdagangan antar negara (luar negeri) tanpa adanya halangan/hambatan.
Sistem ekonomi pasar bebas memberikan kebebasan sepenuhnya pada penjual dan pembeli untuk memutuskan perdagangan, komoditi, dan juga bisnisnya. Mereka memiliki kebebasan penuh dalam menjalankan kegiatan ekonomi dan minim campur tangan pemerintah. Pemerintah sudah tidak lagi mengendalikan secara penuh supply dan demand barang dan jasa.
Untuk memperlancar perdagangan bebas, diadakan berbagai perjanjian dan organisasi kawasan pasar bebas. Contoh organisasi perdagangan bebas antara lain: MEE, AFTA, dan APEC.
Ciri-ciri Perdagangan Bebas
- Negara tidak terlalu ikut campur dalam pelaksanaan perdagangan bebas. Negara hanya sebatas regulator dan menjamin stabilitas negara demi menjaga iklim perekonomian.
- Adanya persaingan antar pengusaha untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
- Terjadinya pembagian kelas pengusaha/pemilik modal dan karyawan.
- Sumber produksi dan peralatan dikuasai oleh perusahan, masyarakat, dan perorangan.
- Masuknya para pekerja asing bisa menyebabkan tersingkirnya pekerja pribumi dalam persaingan mendapatkan lapangan pekerjaan.
Kelebihan dan Kelemahan Perdagangan Bebas
Kelebihan
- Adanya kebebasan memiliki dan mengelola sumber produksi
Suatu kelompok masyarakat/pengusaha akan sadar untuk lebih produktif dalam mengelola sumber daya alam dan manusia untuk kegiatan perekonomian. Karena perdagangan bebas dijamin kebebasan individu dalam mengelola dan memproduksi barang/jasa untuk kemajuan perekonomian negara.
- Adanya persaingan antar pengusaha untuk menciptakan produk yang berkualitas
Hal positif yang terjadi saat pasar bebas adalah persaingan untuk menghasilkan barang yang berkualitas. Tentu ini menjadi perhatian bila tidak ingin kalah dengan produk lain yang sejenis.
- Berkembangnya kreativitas di masyarakat
Adanya kebebasan untuk mengembangkan ide dan gagasan akan memunculkan kreativitas di masyarakat untuk menciptakan sesuatu. Adanya kebebasan berkreasi akan membantu berkembangnya perekonomian negara.
- Prinsip efektif dan efisien
Prinsip pasar bebas, bukanlah sebebas-bebasnya dalam melakukan perdagangan dan kerja sama ekonomi. Namun lebih kepada kebebasan yang bertanggung jawab dengan tetap mematui prinsip-prinsip ekonomi dan aturan pemerintah. Prinsip efektif dan efisien menjadi landasan bagi para pelaku perdagangan bebas guna meningkatkan produktivitas dan kualitas mereka. Tentunya, ini akan mendorong iklim ekonomi dan persaingan yang positif.
- Investasi melonjak
Adanya iklim perekonomian yang baik dan kondusif akan menarik investor asing dan pemodal dalam negeri untuk menanamkan modal. Banyak saham yang masuk bursa dan mengakibatkan rasa trust masyarakat tinggi. Ini menjadi penggerak dalam perekonomian suatu negara.
Kelemahan
Selain kelebihan, pasar bebas juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut penjelasannya:
- Eksploitasi yang Berlebihan
Motivasi terbesar kaum kapitalis adalah memaksimalkan laba. Untuk memaksimalkan laba bisa dengan eksploitasi besar-besaran pada sumber daya alam dan manusianya. Hal ini tidak etis, apalagi jika sudah mencemari lingkungan, merusak alam, dan eksploitasi pekerja.
- Dominasi Kekuatan Modal Tertentu
Perusahaan besar yang memiliki modal besar akan mendominasi bahkan memonopoli pasar. Ini adalah cara untuk menguasai pasar dan menekan persaingan. Jika ada perusahaan sampai melakukan monopoli, tidak ada persaingan lagi mengakibatkan kapitalisme pasar.
- Persaingan Tenaga Kerja
Dengan adanya pasar bebas, akan membuka peluang pekerja asing untuk bekerja di tanah air. Hal ini tentu akan menambang persaingan dalam mendapatkan lapangan pekerjaan untuk tenaga kerja domestik. Keterampilan dan kecakapan benar-benar menjadi tolok ukur di sini. Karena, jika keterampilan tidak sesuai dengan keinginan pasar, tentu akan tersingkir dari bursa lowongan kerja. Hal ini kalau dibiarkan terus-menerus akan berdampak pada pengangguran yang tidak terkendali.
- Gempuran Sistem Kapitalis
Pasar bebas identik dengan perekonomian kapitalis. Pemilik modal yang kuat akan berjaya. Padahal Indonesia mengusung perekonomian kerakyatan. Dimana, sumber daya alam yang berpengaruh pada kepentingan hajat masyarakat dikuasai oleh negara. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi gempuran perekonomian kapitalis dan konsep pasar bebas.
Baca juga: Teori Pusat Pertumbuhan
Upaya Menghadapi Pasar Bebas
Jumlah penduduk Indonesia cukup besar yaitu lebih dari 250 juta jiwa. Hal ini menjadi tujuan pasar konsumen bagi para pelaku ekonomi terutama dari negara-negara yang memproduksi barang. Jadi, dengan kata lain adalah Indonesia negara tujuan impor barang jadi.
Sistem perekonomian Indonesia bukanlah sistem kapitalis. Sehingga untuk menghadapi gempuran persaingan pasar bebas, Indonesia harus siap dengan segala hal. Antisipasi ini perlu, karena pasar bebas cenderung tidak menguntungkan bagi Indonesia.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk menghadapi pasar bebas. Berikut penjelasannya:
- Memperbaiki kebijakan ekonomi untuk menghadapi gempuran pasar bebas. Pasar bebas identik dengan barang yang harga murah, sehingga perlu adanya pengendalian harga supaya harga pasar produk domestik tidak jatuh.
- Memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha, terutama usaha mikro dan menengah dalam mendapatkan kredit usaha dengan bunga lunak. Adanya kemudahan ini bisa membantu para UMKM untuk mengembangkan usahanya. Diharapkan mampu menguasai pasar domestik.
- Adanya seleksi yang cukup ketat saat pemeriksaan barang masuk di pelabuhan. Ini untuk mengantisipasi barang selundupan, barang bekas, sampah, dan barang yang dilarang beredar di dalam negeri.
- Adanya standarisasi barang, sehingga barang yang masuk ke Indonesia berkualitas dan bukan barang dengan kualitas rendah.
- Memberikan pendidikan kepada warga untuk mencintai produk dalam negeri guna mendukung produksi barang dalam negeri. Selain itu, ini adalah sebuah dukungan bagi masyarakat Indonesia bagi usaha mikro.
- Meningkatkan kualitas produk dalam negeri dengan memberikan pelatihan-pelatihan bagi para pelaku usaha mikro.
- Mencabut adanya pungutan dan biaya lain-lain bagi usaha dalam negeri. Sehingga ini mampu menekan biaya sehingga harga dipasaran bisa lebih rendah dan terjangkau oleh masyarakat.
- Mengubah stigma masyarakat yang menganggap barang impor memiliki kualitas lebih baik diubah. Yaitu dengan cara meningkatkan kualitas produk dalam negeri dan kampanye mencintai produk dalam negeri.
Baca juga: Konsep Wilayah Geografi
Pemahaman Akhir
Perdagangan bebas merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam era globalisasi, terutama dalam bidang ekonomi. Tujuan dari perdagangan bebas adalah menciptakan aliran barang, jasa, moneter, dan ekonomi antar negara yang lancar tanpa hambatan seperti bea cukai, larangan impor, kuota, dan proteksi. Dalam perdagangan bebas, negara-negara menjalin kerja sama untuk memenuhi kebutuhan distribusi dan memperoleh keuntungan bersama.
Pasar bebas memberikan kebebasan kepada penjual dan pembeli untuk melakukan perdagangan, komoditas, dan bisnis tanpa campur tangan pemerintah secara berlebihan. Pemerintah bertindak sebagai regulator dan memastikan stabilitas ekonomi. Dalam pasar bebas, terjadi persaingan antara pengusaha untuk mencapai keuntungan yang besar, sehingga terjadi pembagian kelas pengusaha dan karyawan.
Kelebihan dari perdagangan bebas antara lain memberikan kebebasan dalam mengelola sumber daya produksi, mendorong persaingan untuk menciptakan produk berkualitas, mengembangkan kreativitas di masyarakat, menerapkan prinsip efektif dan efisien, serta meningkatkan investasi.
Namun, pasar bebas juga memiliki kelemahan. Dalam beberapa kasus, terjadi eksploitasi sumber daya alam dan manusia yang berlebihan, dominasi oleh kekuatan modal tertentu, persaingan tenaga kerja yang meningkat, dan gempuran sistem kapitalis yang bertentangan dengan perekonomian kerakyatan.
Untuk menghadapi pasar bebas, Indonesia perlu memperbaiki kebijakan ekonomi, memberikan dukungan kepada usaha mikro dan menengah, menerapkan pengendalian harga, meningkatkan seleksi barang impor, meningkatkan standarisasi barang, memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri, meningkatkan kualitas produk dalam negeri melalui pelatihan dan dukungan, serta mengubah stigma masyarakat terhadap barang impor.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Indonesia dapat menghadapi tantangan pasar bebas dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan perekonomian negara secara berkelanjutan.
Demikian penjelasan tentang perdagangan bebas dan upaya mengatasi gempuran perdagangan bebas di Indonesia. Semoga artikel ini mampu memberi tambahan pengetahuan dan wawasanmu ya, terima kasih!
Sumber:
Ani Anrjani dan Tri Haryanto. (2009). Geografi XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Lili Somantri dan Nurul Huda. (2016). Geografi. Bandung: Grafindo.