Daftar Isi
Masih banyak dari kita yang kurang mengerti apa itu paradigma. Di beberapa bahan bacaan tingkat lanjut dalam jurnal, dalam karya ilmiah tentu beberapa kali akan muncul kata paradigma.
Paradigma itu bisa dikatakan sebagai cara pandang seseorang atau kelompok terhadap lingkungannya. Lalu, kenapa paradigma seseorang/individu itu bisa berbeda? Jawabannya karena setiap individu ini hidup dalam lingkungan yang bebeda dengan budaya dan latar belakang yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Suatu misal Anak A memiliki paradigma makan sambil jalan itu biasa saja, tetapi Anak B memiliki paradigma hal itu tabu karena tempat tinggalnya melarang hal itu dilakukan.
Sejarah Paradigma Secara Umum
Paradigma sendiri kalau bisa menggunakan perumpamaan kita bisa menyebutnya sebagai wujud visualisasi manusia atas diri dan lingkungan sekitarnya. Hal ini merujuk pada cara pandang seseorang atau kelompok dalam batas tertentu. Itu berarti paradigma bisa bertindak sebagai mata yang merekam apa yang dilihat atau dilakukan oleh seseorang dimana apa yang dilihatnya itu menghasilkan tindakan, nilai, hingga pandangan tentang diri dan lingkungannya.
Berdasarkan sejarahnya, sebenarnya orang pada masa plato sudah menyadari adanya paradigma yang berkembang dari diri manusia terhadap lingkungan atau alam sekitarnya. Pada pandangan plato dikatakan bahwa pola atau model penciptaan ada sebagai gagasan di dunia abadi yang melampaui manusia dunia fisik yang masuk akal.
Gagasan yang sudah ada sebelumnya dianggap sebagai ‘Paradigma’. Sayangnya, Plato tidak mengembangkan gagasan ini tetapi justru Thomas Kuhn yang mengeksplorasinya hingga menjadi sebuah istilah kontemporer.
Setelah Thomas Kuhn, paradigma ini juga dikembangkan oleh ahli yang lain. Seperti menurut Robert Friedrichs(1970) paradigma adalah dasar pandangan disiplin pada apa materi pelajaran yang harus dipelajari.
Hal in sejalan dengan pandangan Patton(1975) Sebuah pandangan dunia, sebuah sudut pandang umum, atau cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata. Paradigma awal yang dibangun oleh Thomas Kuhn berupa paradigma tentang ilmu alam dan masih belum menyentuh ranah sosial.
Penyebabnya karena ilmu sosial atau ilmu manusia tidak mengenal apa itu paradigma. Bagi ilmu sosial pada waktu itu ilmu manusia bersifat polisemi sehingga tidak bisa dihubungakan dengan paradigma-paradigma tertentu.
Teori Kuhn pun menjadi kontrofersi dikalangan sosiolog, antropolog, psikolog bahkan para ahli politik. Namun, pada akhirnya teorinya ini pun dipakai sebagai kerangkan berfikir yang sistematis dalam kajian ilmu sosial.
Baca juga: Metode Penelitian Kualitatif
Sedangkan pada ahli seperti Bogdan (dalam Mackenzie & Knipe, 2006) Menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi logis terkait, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Ada juga Menurut Biklen, kumpulan longgar sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi logis terkait, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.
Penerapan Paradigma Penelitian Kualitatif
Paradigma kualitatif melihat dalam suatu sistem atau struktur masyarakat ada tatanan yang sifatnya teratur dan terprogram. Struktur yang seperti ini terjadi secara alamiah dimana para peneliti memeliki tantangan untuk menemukan bagaimana dan mengapa tatanan sistem ini ada dengan pendekatan yang sesuai dengan peneliitian kualitatif.
Dengan mengacu pada hal tersebut penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk menemukan suatu teori dalam sebuah fenomena sosial bukan menguji atau memverifikasi teori dan juga hipotesis.
Dalam penelitian kualitatif hasil yang utama adalah bagaimana proses penelitian ini berlangsung. Peneliti harus mampu menempatkan diri secara obyektif agar hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan penelitian itu.
Jika berdasarkan pada paradigma yang dikembangkan Thomas Kuhn setidaknya ada beberapa hal yang harus dijawab seperti: apa yang harus diamati dan diteliti, jenis pertanyaan yang seharusnya ditanyakan dan diselidiki untuk jawaban yang berhubungan dengan subjek ini, bagaimana pertanyaan-pertanyaan ini disusun, bagaimana hasil investigasi ilmiah harus ditafsirkan dan bagaimana eksperimen dilakukan, serta peralatan apa yang tersedia untuk melakukan eksperimen.
Kebanyakan paradigma tentang penelitian kualitatif ini digunakan untuk ilmu-ilmu kajian sosial budaya, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk bidang kajian ilmu alam atau eksata. Pada penelitian kualitatif biasanya model penelitian bisa muncul dibelakang dengan obyek manusia itu sendiri.
Paradigma orang tentang penelitian kualitatif cenderung lebih sulit karena sifatnya yang dinamis. Terkadang peneliti menjadi tidak obyektif akibat kedekatan dengan responden seperti teman sendiri, pacar, keluarga yang bisa mengacaukan obyektifitas peneliti apalagi jika penelitian itu dilakukan dalam rentang waktu yang lama.
Lalu bagaimana jika dalam penelitian terdapat sebuah hasil berupa pergeseran paradigma? Apakah itu bisa diterima? Pergeseran paradigma bisa saja terjadi dalam suatu masyarakat dimana terddapat cara-cara baru yang dianggap lebih sesuai jika diterapkan saat ini dibanding dengan cara-cara yang terdahulu.
Menurut Thomas Kuhn pergeseran paradigma ini terjadi ketika cara berpikir yang biasa tentang atau melakukan sesuatu diganti dengan cara yang baru dan berbeda. Bisa kita lihat dari bagaimana cara orang berbelanja dulu yang dilakukan dengan datang ke toko digantikan dengan cara belanja online saat ini. Inilah yang disebut sebagai pergeseran paradigma dan itu bisa saja terjadi dalam sebuah penelitian.
Pergeseran paradigma ini bagi Thomas Kuhn dianggap sebagai suatu kemajuan pada ilmu pengetahuan. Hal-hal baru dapat terjadi dan menggantikan cara-cara lama yang mungkin jika dilakukan oleh seseorang akan menyebabkan kesulitan.
Baca juga: Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Dengan adanya paradigma pada penelitian kualitatif membuat kamu bisa memperdalam wawasan kamu tentang bidang yang sedang diteliti. Kita tahu dunia tidaklah statis atau bertahan dalam model atau pola yang sama, dunia akan bergerak maju dan dinamis. Tidak hanya dalam bidang sosial, namun dalam keilmuan jenis apapun paradigma ini bisa diterapkan.
Pemahaman Akhir
Paradigma adalah cara pandang atau sudut pandang seseorang atau kelompok terhadap lingkungannya. Setiap individu memiliki paradigma yang berbeda karena mereka hidup dalam lingkungan yang berbeda dengan budaya dan latar belakang yang berbeda pula. Paradigma mencerminkan cara pandang dan interpretasi seseorang terhadap dirinya dan lingkungannya.
Sejarah paradigma dimulai dari pemikiran Plato tentang pola atau model penciptaan yang ada dalam dunia abadi yang melampaui dunia fisik manusia. Thomas Kuhn kemudian mengembangkan konsep paradigma sebagai kerangka berpikir dalam ilmu pengetahuan. Paradigma ini kemudian dikembangkan oleh ahli lainnya untuk berbagai bidang ilmu, termasuk ilmu sosial dan ilmu manusia.
Penerapan paradigma dalam penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk memahami sistem atau struktur masyarakat secara terperinci. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena sosial dan membangun teori yang sesuai dengan fenomena tersebut, bukan menguji atau memverifikasi teori yang sudah ada.
Penelitian kualitatif menekankan pada proses penelitian dan penempatan diri peneliti secara obyektif. Paradigma dalam penelitian kualitatif memandu peneliti dalam menentukan apa yang harus diamati, pertanyaan yang harus diajukan, bagaimana pertanyaan tersebut disusun, bagaimana hasil penelitian harus ditafsirkan, dan alat apa yang digunakan dalam penelitian.
Paradigma dalam penelitian kualitatif biasanya digunakan dalam bidang ilmu sosial dan budaya, tetapi dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu alam. Paradigma ini memberikan kerangka berpikir yang sistematis dan membantu peneliti dalam memahami dan menggali fenomena yang sedang diteliti.
Pergeseran paradigma dapat terjadi dalam penelitian dan ilmu pengetahuan secara umum. Pergeseran paradigma terjadi ketika cara berpikir dan melakukan sesuatu digantikan dengan cara yang baru dan berbeda. Pergeseran paradigma dianggap sebagai kemajuan dalam ilmu pengetahuan, karena membuka kemungkinan adanya cara baru yang lebih baik dalam memahami dan menjelaskan fenomena.
Dengan memahami dan menerapkan paradigma dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat memperdalam pemahaman mereka tentang fenomena yang sedang diteliti. Paradigma memungkinkan peneliti untuk mengikuti perkembangan dan perubahan dalam dunia yang dinamis, dan membantu dalam membangun wawasan yang lebih mendalam tentang bidang yang sedang diteliti.
Secara keseluruhan, paradigma merupakan konsep penting dalam penelitian dan ilmu pengetahuan. Paradigma mencerminkan cara pandang dan sudut pandang seseorang terhadap dunia di sekitarnya, dan memainkan peran penting dalam memandu penelitian dan pemahaman ilmiah.
Sumber:
https://uinsgd.ac.id/berita/antara-paradigma-kualitatif-kuantitatif/
https://www.thoughtco.com/what-is-a-paradigm-shift-2670671