Sebuah pakaian pastinya mempunyai fungsi utama sebagai penutup tubuh. Namun, terkadang suatu pakaian juga mempunyai fungsi lainnya seperti pada pakaian adat yang punya fungsi sebagai identitas suatu daerah ataupun suku. Selain itu, pakaian adat pun bisa dipakai sebagai pakaian khusus dalam suatu upacara adat.
Tak terkecuali di Sulawesi Barat yang didominasi oleh dua suku yaitu suku Mandar dan suku Toraja, menggunakan pakaian adat seperti halnya fungsi yang di atas. Lalu, sudah tahukah kamu nama-nama pakaian adat Sulawesi Barat? Kalau kamu memang masih asing dengan pakaian adat dari daerah tersebut, mari simak penjelasannya berikut ini.
Daftar Isi
Pakaian Adat Suku Mandar
Suku Mandar termasuk suku yang mendiami beberapa wilayah Sulawesi yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Keberadaan suku Mandar di wilayah Sulawesi Barat telah memberikan warna keragaman etnis di wilayah ini.
Kebudayaan yang dipunyai oleh suku Mandar juga bisa dibilang beragam dan salah satunya berupa pakaian adat. Umumnya, penggunaan pakaian adat di suku Mandar lebih dikhususkan untuk acara pernikahan.
Akan tetapi, seringkali difungsikan untuk menampilkan tari patuddu, tari khas suku Mandar. Pakaian adat dari suku Mandar terbagi menjadi dua macam yaitu diperuntukkan bagi pria dan wanita.
Baca juga: 6 Pakaian Adat Sulawesi Selatan
Pakaian Adat Suku Mandar Wanita
Nama pakaian adat Sulawesi Barat khususnya dari suku Mandar untuk wanita disebut dengan pattuqduq towaine. Pakaian ini mempunyai kegunaan untuk dipakai saat acara pernikahan serta untuk penampilan tari patuddu. Dikarenakan fungsinya yang berbeda, maka terdapat pula perbedaan dari pattuqduq towaine untuk pernikahan dan untuk tari.
Perbedaan tersebut ada pada jumlah aksesoris yang dipakai. Pada keperluan pernikahan, jumlah aksesoris yang dipakai ada 24 buah, sedangkan untuk acara tari ada 18 buah aksesoris.
Mengenai komponennya, pattuqduq towaine terdiri dari beberapa komponen yaitu atasan berupa rawang boko, sarung khas Mandar bernama lipaq saqbe untuk bawahan, dan dilengkapi dengan sarung lainnya yaitu lipaq aqdi diratter duattdong. Pemakaian pattuqduq towaine ini bisa kamu lihat dari gambar berikut.
Kemudian, dalam hal aksesorisnya, terdapat beberapa aksesoris yang dikenakan yaitu hiasan kepala, kalung, ikat pinggang disebut dengan kliki dan gelang. Untuk gelangnya sendiri ada berbagai macam gelang yang dipakai diantaranya gallang balleq (sepasang gelang dipakai di tangan kanan dan kiri), poto (gelang kecil yang dipakai di kedua tangan untuk mengapit gelang besar), jima saletto (gelang lebar yang dipakai di bahu), teppang (dipakai di bawah jima saletto), jima maborong (gelang pengganti jima saletto untuk kaum bangsawan), dan sima simang (gelang dengan bulir yang besar).
Pakaian Adat Suku Mandar Pria
Jika pakaian adat pattuqduq towaine punya banyak jenis aksesoris, maka pakaian adat suku Mandar pria lebih sederhana. Komponen dari pakaian adat pria ini meliputi jas tutup hitam dari kain sutra sebagai atasan dan celana panjang hitam dilengkapi sarung tenun yang dililitkan di bagian pinggang sebagai bawahan.
Pemakaian sarung tenun untuk ikat pinggang tersebut punya nilai filosofis kalau pria suku Mandar harus punya sifat gesit dan tangkas dalam bekerja. Pada bagian kepala, para pria mengenakan penutup kepala yang disebut dengan songkok tobone. Pada bagian saku diberi aksesoris liontin untuk memberikan kesan yang berkelas dan untuk alas kakinya menggunakan pantovel maupun sandal dari kulit.
Pakaian Adat Suku Toraja
Sebagian dari suku Toraja diketahui mendiami wilayah Sulawesi Barat. Suku yang satu ini selalu menarik perhatian dari hal kebudayaannya yang begitu unik. Salah satunya upacara pemakaman yang disebut dengan Rambu Solo. Selain upacara adat tersebut, pakaian adat Toraja tak kalah menariknya untuk dibahas.
Sama seperti pakaian adat di setiap suku, pakaian adat Sulawesi Barat suku Toraja juga terdiri dari pakaian adat wanita dan pria. Disamping itu, ada juga komponen lain dari pakaian adat Toraja yang patut untuk kamu ketahui sebagai berikut.
Pakaian Adat Suku Toraja Wanita
Baju pokko merupakan nama pakaian adat Sulawesi Barat dari suku Toraja yang diperuntukkan bagi wanita. Nampak pada gambar pakaian adat Sulawesi Barat di atas, baju pokko didominasi oleh warna-warna yang cerah dan mencolok seperti merah, kuning, dan hijau.
Pada pakaian ini, terdapat pula hiasan manik-manik yang begitu khas pada bagian dada dan beberapa aksesorisnya. Aksesoris tersebut dinamai dengan kandaure, hanya saja pada masa lampau kandaure dikhususkan bagi para bangsawan. Kemudian, pakaian ini mempunyai kegunaan untuk dipakai pada beberapa acara adat seperti Rambu Solo, Rampanan Kapa (upacara pernikahan), atau untuk acara tari Pa’Gellu.
Pakaian Adat Suku Toraja Pria
Baju seppa tallung disematkan sebagai nama pakaian adat Sulawesi Barat pria yang tepatnya berasal dari suku Toraja. Pakaian ini juga terbilang unik dari adanya bentuk celana pendek yang khas dengan dominasi warna kuning, merah, dan putih.
Baju seppa tallung pun dilengkapi dengan adanya aksesoris kandaure pada kalung, ikat pinggang, penutup kepala, dan selempang. Disamping itu para pria suku Toraja yang mengenakan seppa tallung juga memakai keris yang dikenal dengan gayang. Tak jauh beda dengan baju pokko, baju seppa tallung juga dipakai dalam upacara adat seperti Rambu Solo, Rampanan Kapa, dan upacara tari Pa’Gellu atau Ma’Gellu.
Keunikan pakaian adat suku Toraja telah membuat pakaian ini mendapat sambutan hangat dalam acara Manhut International 2011 di Korea Selatan. Pada acara tersebut, baju seppa tallung diperkenalkan dengan baju pokko. Hal ini bisa menjadi suatu kebanggaan bagi suku Toraja sekaligus bagi Indonesia dikarenakan pakaian adat daerah Indonesia mampu diterima dengan baik di luar negeri.
Kandaure
Sebelumnya kamu sudah tahu kalau pakaian adat Toraja dilengkapi dengan aksesoris khusus yang diberi nama kandaure. Kandaure menjadi nama pakaian adat Sulawesi Barat dari suku Toraja yang berupa hiasan yang khas dan proses pembuatannya begitu unik dengan cara diuntai satu persatu sehingga membentuk suatu motif yang mirip dengan ukiran.
Konon, kandaure bukan hanya digunakan sebagai hiasan semata, tetapi juga punya nilai magis atau kekuatan tertentu. Menurut kepercayaan masyarakat suku Toraja, kandaure mempunyai kekuatan untuk mendatangkan hujan serta menjauhkan diri dari berbagai marabahaya yang akan menimpa.
Selain dipercaya sebagai pelindung, kandaure juga bisa menujukkan status sosial dari masyarakat Toraja. Pada masa dulu, pemakaian kandaure kebanyakan dipakai oleh kaum bangsawan dikarenakan harganya yang mahal. Tingkat kemahalan tersebut ditentukan oleh bahan manik-manik yang dikenakan. Bila manik-maniknya berasal dari manik-manik kuno atau masak, maka harganya pun cenderung lebih mahal.
Tenun Toraja
Beberapa daerah di Indonesia terkenal mempunyai kerajinan sarung atau kain tenun yang bernilai tinggi dengan motif yang berbeda sesuai ciri khas daerahnya. Di suku Toraja, terdapat pula kain tenun khas yang dinamai dengan tenun Toraja. Keindahan dari kain tenun Toraja ini tercermin dalam gambar pakaian adat Sulawesi Barat berikut.
Bukan hanya sekedar kain tenun biasa, kain tenun Toraja juga menyimbolkan keterikatan antara manusia, alam, dan lingkungannya. Selain itu, masyarakat Toraja mempercayai kalau kain tenun ini sebagai simbol kejayaan dan kemakmuran pula.
Dalam proses pembuatan kain tenun Toraja, diawali dengan pemintalan serat menjadi benang hingga menjadi kain. Serat yang digunakan umumnya ada dua yaitu serat kapas dan serat nanas. Hanya saja, dikarenakan serat nanas sudah cukup langka, maka serat kapas lebih sering dipakai saat ini.
Dengan proses pembuatan yang tidak mudah dan membutuhkan waktu lama, tidak heran kalau kain tenun Toraja bernilai tinggi dan hanya orang tertentu yang bisa memiliki kain istimewa ini. Sebagai kain yang bernilai tinggi, maka masyarakat pun sadar kalau kain tenun ini harus tetap dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya yang sangat penting.
Baca juga: 8 Alat Musik Tradisional Sulawesi Barat
Pemahaman Akhir
Pakaian memiliki fungsi utama sebagai penutup tubuh, tetapi pada beberapa kesempatan, pakaian juga memiliki fungsi lain yang sangat penting dalam budaya dan tradisi suatu daerah atau suku. Hal ini terlihat jelas pada pakaian adat di Sulawesi Barat, yang didominasi oleh suku Mandar dan suku Toraja.
Pakaian adat suku Mandar memiliki peran khusus dalam acara pernikahan dan tari patuddu. Pattuqduq towaine merupakan pakaian adat wanita yang berfungsi dalam pernikahan dan acara tari, sedangkan pattuqduq towaine untuk acara tari memiliki jumlah aksesoris yang berbeda. Pakaian adat pria suku Mandar, seperti baju koje, lebih sederhana dengan dominasi warna kuning, merah, dan putih serta dilengkapi dengan aksesoris khas seperti songkok tobone dan keris gayang.
Sementara itu, pakaian adat suku Toraja juga memiliki peran penting dalam upacara adat, seperti Rambu Solo dan Rampanan Kapa. Baju pokko adalah pakaian adat wanita yang dipakai dalam acara-acara tersebut, dengan aksesoris kandaure yang menjadi simbol status sosial dan memiliki nilai magis. Baju seppa tallung adalah pakaian adat pria yang dilengkapi dengan aksesoris kandaure, songkok tobone, dan pantovel atau sandal dari kulit.
Tidak hanya pakaian adat, kain tenun Toraja juga memiliki peran penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat suku Toraja. Kain tenun Toraja memiliki makna filosofis dan simbolis, melambangkan keterikatan manusia dengan alam dan lingkungannya, serta menjadi simbol kejayaan dan kemakmuran. Proses pembuatan kain tenun ini sangat rumit dan membutuhkan waktu lama, menjadikannya sebagai salah satu warisan budaya yang sangat berharga dan harus dilestarikan.
Dengan keberagaman dan keunikan pakaian adat serta kain tenun di Sulawesi Barat, kita dapat melihat betapa kaya dan beragamnya budaya dan tradisi masyarakat di daerah ini. Penting bagi kita untuk memahami, menghargai, dan melestarikan warisan budaya ini agar dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari identitas dan kekayaan budaya Indonesia.
Begitulah ragam pakaian adat yang dimiliki oleh Sulawesi Barat khususnya dari suku Mandar dan Toraja. Pakaian adat tersebut mempunyai keunikan yang membedakan dari pakaian adat lainnya. Bahkan, salah satu pakaian adat telah diperkenalkan pada acara Internasional dan mendapat sambutan baik.