6 Pakaian Adat Sulawesi Selatan Serta Penjelasannya

Sebagai provinsi yang mempunyai banyak etnis seperti suku Makassar, suku Bugis, dan suku Toraja, kebudayaan yang dimiliki oleh Sulawesi Selatan juga kebanyakan mendapat dominasi pengaruh dari suku-suku tersebut. Bahkan kebudayaan yang dimiliki oleh Toraja telah banyak menyita perhatian dari masyarakat lokal dan mancanegara.

Bentuk kebudayaan yang patut kamu ketahui dari Sulawesi Selatan salah satunya adalah pakaian adat. Setidaknya terdapat 6 macam pakaian adat yang memiliki keunikannya masing-masing. Untuk lebih mengetahui detail dari setiap macam pakaian adat tersebut, mari simak ulasannya berikut.

Baju Bodo

Baju Bodo
Sumber: panrita.news

Nama pakaian adat Sulawesi yang pertama ini datang dari suku Bugis. Baju bodo diperuntukkan untuk para wanita dan punya desain yang berciri khas. Nah, keunikan pakaian adat Sulawesi Selatan tersebut terletak pada bentuknya yang segi empat dan ukuran lengan yang pendek.

Fakta unik yang perlu kamu tahu, baju bodo ini ternyata sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan dinobatkan sebagai salah satu pakaian adat tertua di Indonesia. Sebenarnya, pada awal kemunculannya, baju bodo terbuat dari bahan kain yang cukup transparan. Akan tetapi, setelah agama Islam mulai memasuki tanah Bugis, baju bodo dimodifikasi dengan kain yang lebih tebal.

Bukan hanya umurnya yang sudah ratusan tahun, baju bodo ternyata masih punya keunikan lain yang terletak pada pemilihan warna baju. Seperti yang bisa kamu lihat di gambar pakaian adat Sulawesi Selatan di atas, terlihat jika baju bodo punya warna yang beragam. Nah, warna dari setiap baju bodo menyimbolkan usia serta status sosial dari setiap pemakainya.

Misalnya, untuk warna hijau melambangkan jika pemakainya merupakan wanita kalangan bangsawan. Lalu, warna putih melambangkan jika pemakainya adalah kalangan dukun dan pembantu. Untuk warna ungu menyimbolkan kalau yang memakainya merupakan seorang janda.

Di lain sisi, warna jingga pada baju bodo menandakan kalau usia dari wanita Bugis sekitar 10 tahun. Kemudian, untuk warna merah menandakan jika wanita bugis yang memakai baju bodo berusia 17 tahun.

Baca juga: 12 Alat Musik Sulawesi Selatan

Baju Labbu

Baju Labbu
Sumber: mediacenter.luwukab.go.id

Sama seperti baju bodo, baju labbu menjadi pakaian adat Sulawesi Selatan yang dikenakan oleh para wanita. Konon, baju labbu dulunya dikenakan oleh wanita bangsawan dari Kerajaan Luwu. Meskipun dulunya pakaian ini dikenakan oleh para wanita bangsawan, tetapi saat ini baju labbu dapat dikenakan oleh wanita dari kalangan manapun. Umumnya, pemakaian baju labbu ini dipakai saat menghadari upacara adat atau upacara pernikahan.

Keunikan pakaian adat Sulawesi Selatan satu ini ada pada desainnya yang cukup ketat pada bagian lengan baju. Jika pada baju bodo menggunakan lengan yang pendek, baju labbu ini punya desain lengan panjang. Ini sesuai dengan arti nama “labbu” dalam bahasa Bugis yang mempunyai arti “panjang.”

Mengenai bahannya, baju labbu terbuat dari kain sutra tipis dan bagian bawahannya dari sarung lipa’. Menambah keindahan dari baju labbu, terdapat motif atau corak bunga yang biasanya ada pada bagian dada dan lengan.

Baju Tutu

Baju tutu menjadi nama pakaian adat Sulawesi Selatan yang dipakai oleh para pria Sulawesi Selatan. Dalam bahasa Bugis, “tutu” mempunyai arti tertutup yang mana mencerminkan penggunaan pakaian adat ini yang berupa jas tertutup dan dibarengi dengan baju bella dada.

Jas tersebut umumnya berwarna hitam, berlengan panjang, dan dilengkapi dengan kancing emas atau perak seperti nampak pada gambar pakaian adat Sulawesi Selatan yang tercantum di bawah ini.

Baju Tutu
Sumber: akurat.co

Pada bagian bawahannya, para pria mengenakan celana paroci’, dilengkapi dengan sarung lipa’, serta sabuk untuk mengikat sarung lipa’. Pemakaian songkok recca menjadi keunikan pakaian adat Sulawesi Selatan yang satu ini, mengingat motifnya yang berbeda dari songkok pada umumnya. Ada motif pinggiran berwarna emas yang sekaligus menjadi penanda terhadap status kebangsawanan.

Kegunaan dari baju tutu tak jauh beda dari pakaian adat lainnya. Biasanya dipakai saat upacara adat, pernikahan, maupun acara kebudayaan tertentu. Namun, pada masa dulu, pemakaian baju tutu lebih ke menunjukkan status sosial pemakainya.

Untuk sekadar informasi, dalam masyarakat Sulawesi Selatan, dulu ada tiga macam strata sosial yaitu bangsawan atau warga kerajaan, tu maradeka (orang merdeka), dan kalangan ata atau budak.

Baju Pokko

Baju Pokko
Sumber: symbianplanet.net

Baju pokko memiliki bentuk yang hampir sama dengan baju bodo serta sama-sama diperuntukkan untuk wanita. Bedanya, baju pokko ini asli milik masyarakat suk Toraja. Tak kalah unik dari pakaian adat Sulawesi Selatan lainnya, baju pokko mempunyai keunikan pada warna-warna bajunya yang cenderung mencolok misalnya kuning, hijau, dan merah.

Selain itu, keunikan pakaian adat Sulawesi Selatan ini juga terlihat pada hiasan manik-manik di bagian dada, bahu, gelang, kalung, dan anting-anting ikat kepala, ikat pinggang. Aksesoris-aksesoris tersebut juga dilengkapi dengan motif kandaure. Menurut masyarakat setempat, motif kandaure ini dipakai oleh kalangan bangsawan saja dan konon dipercayai mempunyai nilai atau kekuatan magis tertentu.

Pemakaian baju pokko bersamaan dengan kandaure biasanya dikhususkan pada upacara rambu solo (upacara adat pemakaman), upacara rampanan kapa’ (upacara pernikahan), dan untuk kegiatan tari pa’gellu.

Baju Seppa Tallung

Baju Seppa Tallung
Sumber: Instagram.com/sanggarnusantaradotcom

Dari adanya gambar pakaian adat Sulawesi Selatan yang ada di atas, terlihat kalau baju seppa tallung ini dipakai oleh para pria suku Toraja. Bentuk celana pendek dari seppa tallung menunjukkan adanya sisi keunikan pakaian adat Sulawesi Selatan ini. Celana pendek tersebut biasanya punya motif khas yang berwarna kuning, putih, dan merah.

Terdapat fakta unik dari pakaian adat seppa tallung yaitu pakaian ini pernah diperkenalkan dalam acara Manhut International 2011 tepatnya di Korea Selatan. Dalam acara tersebut, baju seppa tallung bersamaan dengan baju pokko mendapat perhatian lebih.

Hal ini dikarenakan adanya hiasan manik-manik pada beberapa aksesoris seperti kalung, selempang, sabuk, penutup kepala, dan keris yang dijuluki dengan gayang. Kegunaan dari pakaian adat ini juga sama seperti baju pokko yaitu dikenakan untuk upacara rambu solo’ dan upacara rampanan kapa’, serta untuk acara pementasan tari.

Baju Pattuqduk Towaine

Baju Pattuqduk Towaine
Sumber: budayakita.com

Meskipun tidak menjadi salah satu suku yang mendominasi wilayah Sulawesi Selatan, suku Mandar mempunyai pakaian adatnya sendiri yang dinamai dengan baju pattuqduk towaine. Pakaian adat ini akan dikenakan dalam acara pertunjukan tari pattiqduq dan acara pernikahan.

Terdapat berbagai jenis atau komponen dari baju pattuqduk towaine diantaranya rawang boko sebagai atasan, lipaq saqbe mandar atau sarung corak sebagai bawahan, dan lipaq aqdi diratter duattdong atau sarung pinggir bawah.

Komponen tersebut merupakan komponen untuk wanita. Selain komponen atasan dan bawahannya, baju adat ini juga dilengkapi dengan aksesoris seperti kalung, gelang, dan hiasan kepala.

Sementara itu, bagi pria, pattuqduk towaine terdiri dari komponen yang lebih simple seperti jas hitam yang terbuat dari sutra. Pada bagian bawahannya, dikenakan celana panjang yang dilengkapi dengan sarung sepanjang lutut. Sedangkan pada bagian penutup kepala, pria Mandar menggunakan songkok tobone dengan warna yang disesuaikan dengan jas yang dipakainya.

Baca juga: 13 Suku di Pulau Sulawesi Serta Penjelasannya

Pemahaman Akhir

Sulawesi Selatan, sebagai provinsi dengan banyak etnis seperti suku Makassar, suku Bugis, dan suku Toraja, memiliki kebudayaan yang kaya dan beragam. Budaya di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh ketiga suku tersebut, dan kebudayaan Toraja khususnya telah menarik perhatian masyarakat lokal maupun mancanegara.

Salah satu aspek kebudayaan yang patut dikenal dari Sulawesi Selatan adalah pakaian adat. Terdapat enam macam pakaian adat yang memiliki keunikannya masing-masing. Beberapa di antaranya adalah baju bodo, baju labbu, baju tutu, baju pokko, baju seppa tallung, dan baju pattuqduk towaine.

Pakaian adat ini mencerminkan ciri khas dari masing-masing suku dan digunakan dalam berbagai acara adat, pernikahan, dan kegiatan budaya. Setiap pakaian adat memiliki makna dan simbolik tertentu, seperti warna dan motif yang mencerminkan status sosial, usia, atau kebangsawanan pemakainya.

Penting untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan Sulawesi Selatan, termasuk pakaian adatnya, agar warisan budaya ini tetap hidup dan dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Dengan memahami dan menghargai keberagaman budaya di Sulawesi Selatan, kita dapat memperkaya wawasan tentang kekayaan budaya Indonesia dan masyarakatnya.

Bagaimana unik bukan pakaian adat yang dimiliki oleh Sulawesi Selatan di atas? Keunikan pakaian adat Sulawesi Selatan tersebut patut untuk diapresiasi dengan tetap memakainya dalam kegiatan penting tertentu. Apalagi, beberapa pakaian adat tersebut juga pernah diikut sertakan dalam acara Internasional.


Referensi:

https://sulsel.idntimes.com/life/education/ahmad-hidayat-alsair/ragam-baju-adat-khas-sulawesi-selatan-baju- bodo-hingga-seppa-tallung

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *