Pembelajaran di kelas merupakan aktivitas yang pasti melibatkan interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Pada interaksi antar siswa terkadang terjadi kompetisi, pada kondisi tersebut peran guru sangat penting untuk menghadirkan kompetisi yang mengarah pada hal yang lebih positif.
Untuk menghadirkan kompetisi antar siswa yang positif juga memerlukan strategi pembelajaran khusus dari guru, sehingga desain pembelajaran yang disajikan mendukung terciptanya lingkungan belajar dengan suasana kompetisi positif.
Tidak hanya lingkungan yang komptetitif, guru pun harus menghadirkan lingkungan yang mengarahkan pada interaksi kooperatif dan kolaboratif sehingga para siswa akan terasah keterampilan kerja sama dan terbiasanya dengan adanya persaingan.
Untuk menghadirkan lingkungan yang seperti itu, maka model pembelajaran kooperatif bisa digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat diimplementasikan oleh guru. Lalu seperti apa model kooperatif itu? Bagaimana langkah-langkah pembelajarannya? dan bagaimana kekhasan dari jenis-jenis model pembelajaran kooperatif ini?
Untuk membahasnya mari simak penjelasan tentang model pembelajaran kooperatif atau dalam beberapa buku ditulis dalam model cooperative learning.
Daftar Isi
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pengertian model pembelajaran kooperatif sudah banyak dikemukakan para ahli yang selanjutnya menjadi rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Berikut ini beberapa pengertian model pembelajaran kooperatif.
- Menurut Enggen dan Kauchak dalam Trianto (2012), menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
- Menurut Suprijono (2009) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk kegiatan yang dibimbing dan diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
- Menurut Hamdani (2011) memberikan pendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Baca juga: Model Blended Learning
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai model pembelajaran kooperatif tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang mengarahkan para siswa untuk bekerja sama dalam setiap tahapan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, baik dengan bimbingan guru, maupun melalui aktivitas inisiatif para siswa.
Pengertian model pembelajaran kooperatif tersebut memberikan gambaran tentang unsur-unsur penting dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
- Adanya saling ketergantungan antar siswa, saling ketergantungan dalam konteks ini bersifat positif melalui pembagian peran yang jelas antar setiap siswa sehingga mampu bekerja sama demi mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan.
- Peningkatan interaksi antar siswa. Melalui kegiatan kerja sama dalam pembelajaran, antar siswa akan saling berinteraksi untuk saling membantu dan mendukung dalam menyelesaikan tugas atau projek kelompok.
- Adanya pembagian peran yang jelas pada setiap individu akan meningkatkan rasa tanggung jawab setiap siswa mengenai peran yang diembannya demi tercapainya tujuan pembelajaran.
- Pada kegiatan kelompok kecil akan terasah berbagai keterampilan dan sikap, diantaranya keterampilan berkomunikasi, sikap toleran terhadap perbedaan pendapat dan saling menghargai pendapat.
- Adanya proses dan dinamika kelompok. Pada konteks ini pembelajaran kooperatif akan muncul dan dapat terlaksana dengan baik jika ada proses dan dinamika kelompok.
Proses dan dinamika kelompok yang terjadi pada siswa, tentunya ditentukan oleh sintak model pembelajaran kooperatif itu sendiri. Lalu seperti apa sintak model pembelajaran kooperatif? Mari simak penjelasan selanjutnya.
Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memiliki jenis yang beragam, namun secara umum untuk sintak atau langkah pembelajarannya terdiri dari 6 fase sebagai berikut:
- Fase menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi, pada fase ini guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selain itu guru pun memberikan motivasi melalui berbagai cara. Diantaranya penayangan video yang berkaitan dengan materi, penyampaian manfaat dari materi yang akan dipelajari, dan lainnya.
- Fase penyajian informasi. Pada fase ini guru menyajikan informasi kepada para siswa dengan cara menunjukkan sesuatu atau mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Selain itu, guru pun bisa menyajikan informasi lewat bahan bacaan yang diberikan kepada siswa berupa artikel dari internet, surat kabar, jurnal dan lainnya.
- Fase pengorganisasian dan pembentukan kelompok. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai langkah dalam pembentukan kelompok belajar. Guru pun membantu dan mengarahkan setiap kelompok belajar agar membentuk kelompok secara efektif dan efisien. Pengelompokkan sendiri bisa dibuat secara homogen dan heterogen berdasarkan tingkat hasil belajar, jenis kelamin, keaktifan, karakteristik siswa, dan lainnya.
- Fase pembimbingan kelompok belajar. Guru memberikan bimbingan kepada kelompok-kelompok belajar ketika proses diskusi dalam pengerjaan dan penyelesaian tugas sedang berlangsung. Pada fase ini, guru pun harus mengingatkan jika ada siswa yang tidak terlibat dalam kelompoknya.
- Fase evaluasi. Pada fase ini, guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah didiskusikan dan dipelajari dalam kelompoknya. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan hasil kerjanya.
- Fase apresiasi atau pemberian penghargaan. Pada fase ini, guru memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang telah melakukan kerja sama dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Lalu seperti apa implementasi 6 fase model pembelajaran kooperatif dalam berbagai jenis tipe model pembelajaran kooperatif? Berikut penjelasan macam-macam tipe model pembelajaran kooperatif beserta langkah-langkahnya.
Baca juga: Level Kognitif dalam Penyusunan Soal
Macam-macam Tipe Model Pembelajaran Kooperatif
Macam-macam tipe model cooperative learning yang akan dibahas pada artikel ini terdiri dari STAD (Student Team Achievment Division), TGT (Team Games Turnament), dan Jigsaw. Meskipun pada teorinya masih ada tipe lain, namun mari kita bahas satu per satu untuk ketiga tipe tersebut.
Tipe STAD (Student Team Achievment Division)
Model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD (Student Team Achievement Division) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang menekankan pada aktivitas dan interaksi antara siswa dengan siswa.
Penekanan aktivitas dan interaksi yang terjadi diharapkan terjalin saling memotivasi dan membantu dalam menyelesaikan penugasan kelompok. Interaksi yang terjadi juga mengarahkan pada siswa untuk memahami suatu materi pelajaran pada pertemuan tersebut.
Tipe STAD ini dikembangkan oleh Robert Slavin dari Universitas John Hopkin. Robert Slavin menjabarkan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:
- Guru melakukan pembagian kelompok kecil secara heterogen didasarkan pada latar belakang, tingkat kemampuan, dan jenis kelamin.
- Guru memberikan dan menyampaikan materi pelajaran.
- Siswa dalam kelompok kecil yang telah dibentuk berdiskusi untuk memastikan semua anggota kelompoknya sudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.
- Guru memberikan evaluasi atau kuis kepada setiap siswa secara mandiri.
- Hasil kuis dan evaluasi yang dilakukan oleh setiap siswa akan dirata-rata kan dalam satu kelompoknya. Perhitungan skor atau nilai rata-rata ini dapat dilakukan secara kelompok oleh masing-masing kelompok.
- Hasil perhitungan nilai rata-rata yang diperoleh oleh setiap kelompok diumumkan oleh guru. Guru memberikan penghargaan (reward) bagi kelompok yang mendapatkan nilai rata-rata paling tinggi.
Berdasarkan langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tipe STAD ini terdapat kegiatan penting yaitu pengelompokan, penyampaian materi, pemberian evaluasi, perhitungan skor rata-rata setiap kelompok, dan pemberian penghargaan (reward) kepada kelompok dengan skor rata-rata tertinggi.
Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Tipe model pembelajaran kooperatif selanjutnya adalah tipe TGT, Teams Games Tournaments (TGT) merupakan tipe model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan proses turnamen dalam hal akademik.
Pada pelaksanaannya, turnamen akademik Ini menggunakan sistem kuis dengan cara saling berkompetisi untuk mendapatkan skor yang besar. Para siswa berlomba dengan siswa lainnya, siswa tersebut mewakili setiap kelompoknya. Siswa yang berkompetisi harus memiliki kesetaraan dalam kemampuan agar terjadi kompetisi yang fair.
Untuk mempersiapkan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini, berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh guru agar pelaksanaan tipe TGT ini dapat berjalan dengan baik.
- Pembentukan kelompok. Untuk membentuk kelompok dalam tipe TGT ini, guru perlu melakukan perankingan siswa berdasarkan kemampuannya. Perangkingan ini bermanfaat untuk membentuk kelompok yang heterogen dengan tingkat kemampuan dalam setiap kelompok merata dengan diisi siswa unggul, siswa sedang, dan siswa kurang.
- Menyusun sistem dan aturan turnamen yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Sistem dan aturan ini harus disampaikan kepada para siswa sebelum turnamen dimulai.
- Menyusun set soal atau pertanyaan yang akan digunakan dalam turnamen. Soal yang disusun harus berkaitan dengan materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut.
- Menyusun bahan untuk diskusi kelompok. Bahan diskusi ini bisa berbentuk lembar kerja peserta didik (LKPD) atau bahan bacaan yang akan menjadi acuan diskusi dalam memahami materi yang sedang dipelajari.
Selanjutnya untuk langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT secara umum terdiri dari tiga tahap utama, yaitu:
- Tahap penyampaian materi
Pada tahap ini, penyampaian materi dilakukan oleh guru namun dengan porsi yang tidak dominan. Guru memberi gambaran umum dan menstimulus agar siswa mempelajari dan mengkaji lebih dalam materi tersebut secara kelompok.
Pada kelompok, siswa harus berdiskusi dan memastikan semua anggotanya memahami materi yang sedang dipelajari.
- Tahap turnamen
Pada tahap ini, setiap kelompok akan mengirimkan perwakilannya untuk melakukan kegiatan turnamen. Siswa yang melakukan turnamen ini harus memiliki kesetaraan dalam kemampuan akademik.
Sistem yang dilakukan dalam turnamen ini, siswa harus menjawab sesuai pertanyaan yang ada. Pada pelaksanaannya, siswa akan berusaha mengumpulkan skor sebesar mungkin dengan cara menjawab pertanyaan dengan benar.
Siswa yang menang atau mendapatkan skor besar akan melanjutkan pada babak selanjutnya sampai akhir ditemukan dua siswa terbaik yang akan saling berhadapan pada babak akhir. Pada babak akhir ini akan menghasilkan pemenang yaitu siswa yang memiliki skor besar atau banyak menjawab pertanyaan dengan benar.
- Tahap pemberian hadiah (reward)
Pada tahap ini, guru memberikan hadiah kepada siswa dan kelompoknya yang memperoleh skor besar. Hadiah yang diberikan ini merupakan bentuk apresiasi untuk kelompok yang menang, sekaligus pemicu bagi kelompok lain agar belajar lebih giat lagi supaya pada pembelajaran selanjutnya bisa mendapatkan skor yang lebih baik.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Pendidikan Karakter
Tipe Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model Cooperative Learning yang menekankan proses pembelajaran secara kooperatif dan kolaboratif dengan setiap siswa memiliki peran masing-masing.
Pada pelaksanaannya, setiap siswa dalam kelompoknya memberikan sumbangsih dalam bentuk informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya. Kegiatan tersebut dilakukan secara bersama-sama agar mampu meningkatkan pemahaman seluruh siswa dalam kelompoknya.
Pada cooperative learning tipe jigsaw ini, pengelompokkan siswa dilakukan dua kali, atau dengan kata lain setiap siswa akan mengalami pengelomokkan dua kali, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal merupakan kelompok awal pada saat siswa dikelompokkan pada kegiatan awal pembelajaran. Kelompok ahli merupakan kelompok dengan dasar pengelompokkan satu tema tertentu. Pada kelompok ahli ini, siswa akan berdiskusi dan membahas satu tema sampai jelas dan semua anggota tim ahli ini menguasai materi yang dibahas.
Adapun langkah utama dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan arahan berkaitan dengan aktivitas pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh siswa.
- Guru mengelompokkan siswa untuk membentuk kelompok asal. Selanjutnya pada kelompok asal ini dilakukan pembagian materi sehingga setiap siswa memiliki satu materi yang harus dipelajari.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk kelompok ahli. Kelompok ahli ini terdiri dari perwakilan setiap kelompok dengan materi yang akan dipelajarinya sama.
- Guru memastikan pada setiap kelompok ahli terjadi diskusi dan saling tukar ide, pendapat, pemikiran mengenai materi yang dibahas. Proses ini dilakukan sampai semua siswa dalam kelompok ahli tersebut memahami materi yang dibahas.
- Guru mempersilahkan kembali siswa untuk kembali ke kelompok asal setelah selesai diskusi pada kelompok ahli. Pada kelompok asal, setiap siswa akan menyampaikan materi yang dibahas pada kelompok ahli. Melalui proses penyampaian dari setiap siswa, maka pada kelompok asal tersebut akan memperoleh materi yang utuh dari setiap anggotanya.
- Setelah proses diskusi pada kelompok asal selesai. Guru dapat memberikan kuis atau evaluasi untuk melihat hasil dari proses diskusi, baik dalam diskusi kelompok ahli, maupun diskusi kelompok asal.
Berdasarkan paparan tersebut, berikut gambaran mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang terdiri dari kelompok ahli dan kelompok asal.
Paparan mengenai macam-macam tipe model cooperative learning tersebut memberikan gambaran bahwa model ini memiliki berabagai strategi pelaksanaan pembelajaran dan metode pembelajaran yang beragam.
Setiap tipe memiliki kekhasan pada proses pembelajarannya, namun demikian secara umum pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan berbagai tipe ini mengarahkan pada pengasahan dan pengembangan hasil belajar pada siswa, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Jika model pembelajaran ini berhasil diterapkan dengan baik, maka akan menjadi investasi jangka panjang untuk dunia pendidikan, khususnya dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi persaingan pada abad 21 yang semakin ketat dan global.
Baca juga: Yuk Ketahui 4 Kompetensi Guru
Pemahaman Akhir
Pembelajaran di kelas melibatkan interaksi antara guru dan siswa, serta antara siswa dengan siswa. Saat ada kompetisi di antara siswa, peran guru sangat penting untuk menghadirkan kompetisi yang positif. Untuk menciptakan kompetisi positif antar siswa, guru harus menggunakan strategi pembelajaran khusus agar desain pembelajaran mendukung lingkungan belajar yang kompetitif dan kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat diimplementasikan oleh guru. Model ini melibatkan siswa dalam kelompok untuk bekerja sama mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, di antaranya adalah STAD (Student Team Achievement Division), TGT (Team Games Tournament), dan Jigsaw.
STAD (Student Team Achievement Division) adalah model sederhana yang menekankan pada aktivitas dan interaksi antara siswa. Guru membentuk kelompok heterogen dan memberikan materi pelajaran kepada siswa. Siswa dalam kelompok berdiskusi untuk memastikan pemahaman bersama. Evaluasi dilakukan secara individu dan rata-rata skor kelompok diumumkan. Kelompok dengan skor tertinggi diberi penghargaan.
TGT (Team Games Tournament) adalah model yang menggunakan sistem turnamen dalam pembelajaran. Siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan akademik dan melalui turnamen, siswa berkompetisi untuk mendapatkan skor tinggi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Kelompok dengan skor tertinggi diberi penghargaan.
Jigsaw adalah model yang menekankan pada pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Siswa dalam kelompok asal belajar materi tertentu dan kemudian membentuk kelompok ahli untuk berdiskusi tentang materi yang sama. Setelah itu, siswa kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan materi yang telah dipelajari. Evaluasi dilakukan untuk melihat hasil diskusi dan pemahaman materi.
Kesimpulannya, model pembelajaran kooperatif adalah metode yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif, kompetitif, dan kooperatif. Dengan mengimplementasikan model-model ini, guru dapat memotivasi siswa untuk bekerja sama, meningkatkan interaksi, dan mengembangkan keterampilan kerjasama serta sikap toleransi terhadap perbedaan. Model-model ini berperan penting dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di era globalisasi.
Pada akhirnya, semoga model pembelajaran ini tidak hanya diketahui dan dipahami dalam ranah teori saja, melainkan diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.
Referensi:
Hamdani, M. A. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Farida, N.K. 2016. Pembelajaran IPA di SD. Malang; Ediide Infografika.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yoogyakarta: Pustaka Pelajar