Masalah ekonomi memang merupakan salah satu hal yang penting untuk segera diselesaikan dan dicari jalan keluarnya. Kamu tentunya akan berpikir bahwa persoalan ini bisa mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan. Perekonomian yang baik menjadikan seseorang bisa memenuhi berbagai macam kebutuhannya.
Para ahli ilmu ekonomi mengatakan bahwa yang menjadi masalah dalam perekonomian intinya adalah ketidak seimbangan antara kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan. Manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas karena sifat mereka yang tidak pernah merasa puas. Terpenuhinya salah satu kebutuhan saja tentunya tidak akan membuat lega, akan tetapi akan muncul kebutuhan lain yang ingin dipenuhi.
Orang yang telah memenuhi kebutuhan primernya maka akan berusaha mencukupi yang sekunder, setelah itu tersier. Masalah dalam perekonomian yang terpenting adalah semua kebutuhan terutama yang primer harus dipenuhi. Ini dilakukan agar mencapai tujuan masyarakat yaitu supaya bisa menjalani kehidupan yang sejahtera.
Daftar Isi
Masalah Ekonomi Klasik
Para ahli ekonomi klasik membagi masalah ekonomi menjadi 3 yakni, produksi, distribusi dan konsumsi. Penyelesaian dengan baik terhadap ketiga komponen tersebut maka akan membuat masyarakat suatu negara bisa hidup dengan makmur. Penjelasan dari ketiga komponen tersebut lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
Baca juga: Pasar Faktor Produksi, Ciri, Teori dan Contohnya
Masalah Ekonomi Bidang Produksi
Pemenuhan kebutuhan manusia akan barang dan jasa bisa terpenuhi jika dilakukan kegiatan produksi. Kegiatan produksi akan menjadikan barang dan jasa tersedia sehingga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan akan barang dan jasa maka bisa dikatakan telah sejahtera.
Kegiatan produksi yang dilakukan pasti memerlukan pekerja, bahan baku, mesin dan lain sebagainya. Hal yang harus dilakukan adalah menggunakannya dengan sebaik mungkin. Kegiatan produksi yang baik bisa dilakukan dengan menekan berbagai biaya-biaya. Diantaranya adalah berusaha mendapatkan bahan baku semurah mungkin. Hal yang bisa dilakukan adalah membuat lokasi perusahaan dekat dengan bahan baku agar mengurangi biaya transportasi.
Masalah Ekonomi Bidang Distribusi
Secara umum ada dua cara yang bisa dilakukan dalam kegiatan distribusi yakni secara langsung atau tidak langsung. Distribusi langsung dilakukan oleh produsen ke konsumen tanpa melalui perantara. Contohnya adalah penjual nasi goreng, dia yang membuat sekaligus menjual atau menyalurkan ke konsumen.
Distribusi tidak langsung dilakukan dengan menggunakan perantara. Contohnya adalah produsen sepatu, yang menyalurkan ke konsumen bukan pabriknya. Pabrik menyalurkan barangnya melalui perantara yakni toko sepatu.
Rantai distribusi bisa saja hanya melewati satu perantara, namun juga dapat lebih dari satu. Rantai distribusi yang terlalu panjang akan menjadikan harga semakin tinggi. Contohnya, ikan dari laut, harus melalui tengkulak, kemudian ke pedagang besar, pedagang menengah, kemudian baru ke pasar
Masalah Ekonomi Bidang Konsumsi
Kegiatan konsumsi dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Para konsumen akan membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan kemudian digunakan untuk memenuhi segala keperluan hidupnya. Konsumen harus memiliki uang untuk membayar barang yang akan dibelinya.
Harga barang yang terlalu tinggi maka akan menjadikan sebagian konsumen tidak mampu untuk membelinya. Pembeli yang kaya saja bisa mendapatkan barang tersebut karena mereka memiliki uang. Hal ini tentu akan berakibat tidak baik bagi kehidupan mereka dan merupakan masalah ekonomi.
Harga yang baik adalah yang mampu dijangkau oleh masyarakat sehingga mereka mampu membelinya. Harga diusahakan tidak terlalu mahal dengan harapan masyarakat masih mampu membelinya. Masyarakat yang bisa membeli berbagai barang keperluan hidupnya maka mereka termasuk kategori sejahtera.
Masalah Ekonomi Modern
Pakar ekonomi Paul A Samuelson membagi masalah ekonomi modern menjadi 3 kelompok yakni apa, bagaimana, dan untuk siapa. Hal tersebut berbeda dengan pandangan dari ekonomi klasik. Ketiga hal tersebut harus dipenuhi untuk membuat masyarakat menjadi sejahtera.
Apa (What)
Apa barang yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya adalah masalah yang harus dipecahkan. Dalam perekonomian harus diproduksi barang apa yang memang dibutuhkan oleh masyarakat. Jumlah juga harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga mereka bisa sejahtera.
Jumlah barang yang dihasilkan tidak boleh kurang sehingga bisa memenuhi kebutuhan seluruh warga di suatu negara. Kelebihan jumlah produksi juga memberikan dampak tidak baik terhadap perekonomian. Sumber daya atau bahan-bahan yang digunakan untuk membuat barang tersebut bisa dialihkan untuk memproduksi barang lain.
Barang yang dihasilkan diutamakan barang primer dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Harga barang juga tidak boleh terlalu mahal sehingga masyarakat masih mampu membelinya. Barang yang harganya masih bisa dijangkau oleh daya beli masyarakat maka akan laku di pasaran.
Bagaimana (How)
Bagaimana cara memproduksi barang berkaitan dengan efisiensi atau mengusahakan biaya serendah mungkin. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan seperti penggunaan mesin yang canggih sebagai ganti tenaga manusia. Hal tersebut bisa mengurangi biaya untuk gaji karyawan sehingga biaya produksi bisa lebih murah.
Kegiatan produksi suatu barang adakalanya bisa dilakukan dengan banyak tenaga manusia atau disebut padat karya (labour intensive). Hal tersebut bisa saja dipilih agar bisa mengurangi pengangguran di suatu negara. Biaya produksi memang akan lebih besar, akan tetapi pada saat prioritas pemerintah pengentasan pengangguran maka cara tersebut akan dipilih.
Hal lain yang diperhatikan dalam bagaimana cara produksi adalah siapa yang melakukannya. Pilihannya bisa swasta atau Pemerintah tergantung kondisinya. Pada umumnya produksi akan dilakukan pihak swasta, kondisi tertentu saja yang menjadikan pemerintah ikut sebagai produsen.
Pemerintah akan ikut dalam kegiatan produksi jika swasta tidak berminat karena keuntungannya kecil. Contohnya adalah pembuatan fasilitas umum, seperti jalan, jembatan dan lain sebagainya. Penyediaan barang yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat juga sebaiknya dilakukan oleh Pemerintah, seperti masalah listrik dan air untuk masyarakat.
Untuk Siapa (For Whom)
Hasil produksi tentu akan ditujukan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Harga barang yang terjangkau untuk semua kalangan masyarakat menjadikan mereka bisa membelinya. Hasil produksi tidak boleh hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu saja karena harganya yang mahal dan akan menjadikan masalah ekonomi.
Kegiatan produksi yang dilakukan tidak hanya menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Produksi juga membuat banyak orang terlibat sebagai pekerja lalu mendapat gaji, pemilik perusahaan mendapatkan laba dan lain sebagainya. Hal tersebut juga akan menjawab pertanyaan untuk siapa kegiatan produksi dilakukan, agar memenuhi kebutuhan dan juga menyerap pengangguran.
Kegiatan produksi memiliki dua manfaat yakni bagi konsumen maupun pihak yang terlibat dalam membuatnya. Adakalanya dipilih kegiatan produksi barang dengan sistem padat karya sehingga akan memberikan keuntungan bagi konsumen dan pekerja. Konsumen mendapatkan barang sedangkan pengangguran akan dapat pekerjaan sehingga memperoleh upah.
Masalah Ekonomi di Indonesia
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk terbanyak keempat di dunia memiliki masalah ekonomi yang perlu diperhatikan. Penduduk negeri ini sebagian masih belum bisa memenuhi kebutuhan primer. Hal ini tentunya harus diperhatikan oleh Pemerintah agar penduduk Indonesia bisa menjadi sejahtera.
Masalah Ketimpangan Pendapatan
Kebutuhan sendiri secara tingkatannya yang paling dasar adalah primer. Kebutuhan primer harus dipenuhi jika ingin sejahtera. Masyarakat Indonesia belum semuanya bisa memenuhi kebutuhan tersebut sehingga terlihat ketimpangan pendapatan antara si kaya dan si miskin.
Sebagian dari masyarakat Indonesia saat ini masih banyak yang tinggal di pemukiman kumuh atau bahkan gelandangan. Jumlah pemukiman kumuh di Indonesia meningkat dua kali lipat selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2014 adalah 38.000 hektar sedangkan di tahun 2019 menjadi 87.000.
Pemukiman kumuh ini pastinya akan membuat masyarakat hidup dalam lingkungan yang tidak sehat. Penghasilan mereka yang masih belum bisa untuk membeli tempat tinggal layak menjadikan pemukiman kumuh menjadi pilihan. Masalah ekonomi di Indonesia berkaitan dengan kebutuhan akan tempat tinggal ini perlu perhatian serius.
Kemiskinan
Masalah ekonomi di Indonesia juga berdampak pada pemenuhan gizi masyarakatnya. Berdasarkan GHI atau Global Hunger Index Indonesia menempati peringkat 70 dari 117 negara dengan index 20,1. Masyarakat Indonesia sebagian masih belum bisa memenuhi kebutuhan terhadap makanan bergizi karena kemiskinan.
Masyarakat Indonesia yang sebagian masih memiliki pendapatan kurang sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Sebagian masyarakat masih belum bisa memenuhi kebutuhan gizi dalam makanannya. Hal ini akan menjadikan masalah terhadap kesehatan masyarakat dikarenakan kemiskinan yang mereka alami.
Sejumlah 22 juta masyarakat Indonesia memang masih belum bisa memenuhi kebutuhan terhadap makanan bergizi. Dampak yang akan didapatkannya adalah kurang gizi, tinggi badan tidak normal hingga kematian anak di bawah lima tahun. Masalah tersebut akan menjadikan perhatian Pemerintah Indonesia agar bisa memecahkannya.
Baca juga: Keseimbangan Pasar Beserta Cara Menghitungnya
Pemahaman Akhir
Masalah ekonomi merupakan permasalahan penting yang harus segera dipecahkan agar dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan masyarakat. Keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan menjadi inti dari masalah ekonomi. Kebutuhan manusia yang tidak pernah puas membuatnya terus mencari cara untuk memenuhi kebutuhannya. Prioritas utama dalam perekonomian adalah memastikan bahwa kebutuhan primer masyarakat terpenuhi agar mencapai tujuan sejahtera.
Para ahli ekonomi klasik membagi masalah ekonomi menjadi produksi, distribusi, dan konsumsi. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan. Distribusi mencakup bagaimana barang dan jasa tersebut didistribusikan langsung atau tidak langsung ke konsumen. Sementara itu, konsumsi berkaitan dengan bagaimana masyarakat membeli dan menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Masalah ekonomi modern dibagi menjadi apa (what), bagaimana (how), dan untuk siapa (for whom). Apa mengacu pada jenis barang dan jasa yang diproduksi serta jumlahnya. Bagaimana berfokus pada efisiensi dalam produksi dan distribusi barang dan jasa. Sedangkan untuk siapa berfokus pada kelompok masyarakat mana yang akan mendapatkan manfaat dari hasil produksi.
Di Indonesia, terdapat beberapa masalah ekonomi yang perlu diperhatikan, seperti ketimpangan pendapatan dan kemiskinan. Ketimpangan pendapatan menyebabkan sebagian masyarakat masih hidup dalam kondisi miskin dan tidak dapat memenuhi kebutuhan primer. Kemiskinan juga berdampak pada pemenuhan gizi masyarakat, sehingga perlu ada perhatian khusus dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
Untuk mencapai masyarakat yang sejahtera, pemerintah harus fokus pada penyelesaian masalah ekonomi dengan menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuas kebutuhan. Prioritas harus diberikan pada pemenuhan kebutuhan primer masyarakat, efisiensi dalam produksi dan distribusi, serta kesetaraan dalam akses terhadap barang dan jasa.
Kamu yang telah mempelajari masalah ekonomi maka telah tahu inti persoalannya. Pada intinya tidak terpenuhinya kebutuhan primer adalah masalah mendasar. Sifat manusia yang tidak pernah puas juga membuatnya selalu dalam kondisi merasa kurang. Demikian pembahasan kali ini, semoga bermanfaat ya!
Sumber:
Ismawanto. 2009. Ekonomi 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Widjayanto, Bambang. Aristanti W. 2009. Mengasah Kemampuan Ekonomi 1 untuk kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sa’dyah, Chumidatus. 2009. Ekonomi 1 untuk Kelas X SMA dan MA . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional