Hai sobat semua. Beberapa saat yang lalu, Gunung Sinabung kembali meletus dan mengeluarkan abu vulkanis. Nah, kamu pasti tahu jika fenomena alam tersebut bisa membahayakan manusia, namun di sisi lain juga memberikan manfaat bagi manusia. Fenomena alam tersebut akan lebih jauh dipelajari di geografi.
Secara umum, aspek yang dipelajari dalam geografi adalah aspek fisik dan sosial. Keduanya saling berkaitan membahas mengenai keruangan, kewilayahan, makhluk hidup, dan aspek sosial manusia. Cukup banyak yang dipelajari di geografi. Sehingga diperlukan konsep yang bisa dijadikan alat fokus untuk menganalisis fenomena geosfer dan kehidupan sehari-hari dari sudut pandang geografi.
Terdapat 10 konsep essensial geografi. Konsep ini adalah 10 konsep essensial yang bertujuan untuk menjelaskan hal-hal yang terjadi di geosfer dari sudut pandang geografi. Yuk, simak 10 konsep essensial geografi beserta penjelasannya.
Daftar Isi
Konsep Lokasi
Konsep lokasi membahas mengenai letak objek terhadap sebuah titik. Lokasi ini adalah posisi keruangan objek di muka bumi. Secara umum, penentuan lokasi ada dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
Lokasi absolut
Lokasi absolut adalah lokasi yang diukur secara akurat menggunakan koordinat. Koordinat tersebut menggunakan garis astronomis, yaitu garis lintang dan bujur. Lokasi absolut tidak pernah berubah karena objek referensinya berupa garis lintang dan bujur yang tak pernah berubah.
Contoh:
- Lokasi absolut Indonesia terletak antara 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
Baca juga: Alat Pemuas Kebutuhan
Berbeda dengan lokasi absolut, lokasi relatif dapat berubah karena acuannya juga berubah. Objek acuan ini merupakan objek yang dijadikan patokan bagi objek yang dimaksud. Biasanya pengukurannya menggunakan jarak serta arah. Lokasi relatif ini juga memengaruhi nilai sebuah lokasi atau lahan.
Contoh:
- Lokasi geografis negara Indonesia diapit Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan Benua Asia dan Benua Australia.
- Rumah Toni terletak tiga rumah dari masjid besar, namun ketika dilihat dari rumah Budi, rumah Toni hanya terpaut dua rumah saja.
- Pulau Jawa terletak di sebelah selatan Pulau Kalimantan.
- Lokasi Pulau Jawa berada di sebelah barat Pulau Bali
Lokasi relatif objek akan berubah-ubah karena sangat tergantung pada objek lain yang menjadi referensi/acuannya.
Konsep Jarak
Ketika kamu diminta untuk pergi ke suatu tempat, pernahkah kamu mengajukan pertanyaan ini? “ Jauh tidak tempatnya? Atau berapa menit kalau naik motor?”
Menurut kajian geografi, pertanyaan ini menggunakan konsep jarak. Konsep jarak membahas mengenai ruang yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi tertentu. Secara umum, ada dua macam jarak yaitu jarak absolut dan jarak relatif
Jarak absolut
Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis lurus antar dua titik. Biasa disebut sebagai jarak yang sesungguhnya. Biasanya dinotasikan dalam satuan kilometer, meter, mil, dll.
Contoh:
- Jarak rumah Budi dengan sekolah sejauh 5 km.
- Jarak Anyer sampai Panarukan sejauh 1.000 km
Jarak relatif
Berbeda halnya dengan jarak absolut, jarak relatif tidak bisa diukur menggunakan satuan panjang. Jarak relatif diukur berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya rute, waktu, dan biaya.
Contoh penerapan jarak relatif:
- Jakarta ke Yogyakarta membutuhkan waktu 10 jam jika menggunakan bus, namun hanya membutukan waktu 1,5 jam jika menggunakan pesawat.
Konsep Keterjangkauan
Ketika kita akan menuju suatu tempat, sering bertanya, bagaimana untuk mencapai tempat itu? Konsep keterjangkauan meninjau kemudahan untuk mencapai suatu lokasi, baik akses transportasi ataupun akses komunikasi yang digunakan. Konsep ini turunan dari konsep lokasi dan jarak ketika digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek yang dilihat dari konsep keterjangkauan selain ketersediaan transportasi dan alat komunikasi adalah tinjauan topografi suatu wilayah. Jika bentang alam suatu lokasi tidak berbukit-bukit maka akan mudah dijangkau.
Contoh penerapan konsep keterjangkauan:
- Dulu, untuk berpergian dari Jakarta ke Yogyakarta menggunakan bus membutuhkan waktu 24 jam. Namun setelah ada akses tol dari Jakarta ke Yogyakarta hanya menempuh waktu 9 jam perjalanan.
- Semenjak adanya video call, kita bisa langsung bertatap muka dengan sanak saudara yang jauh tanpa harus melakukan perjalanan pulang kampung.
Konsep Pola
Konsep pola diartikan sebagai bentuk, struktur, dan persebaran fenomena permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial. Dalam menganalisa pola, setiap obyek memiliki pola yang berbeda, hal ini karena dipengaruhi oleh aktivitas manusia dan kondisi geografis sekitarnya.
Contoh:
- Konsep pola pada pembangunan kawasan pemukiman. Pembangunan perumahan yang dibangun oleh pengembang pastinya mengikuti jalan. Sedangkan pemukiman di pinggir sungai akan mengikuti pola alur sungai. Demikian pula pemukiman di daerah landai dan subur cenderung memiliki pola tersebar merata dibandingkan pemukiman yang terdapat di wilayah pegunungan.
- Pembangunan Tembok Besar China mengikuti batas-batas nasional pada zaman Dinasti Kekaisaran China.
Konsep Morfologi
Konsep ini berkaitan dengan pembahasan bentuk permukaan bumi. Bentang alam permukaan bumi meliputi gunung, bukit, dataran tinggi, dataran rendah, pantai, lembah, dan lain-lain faktor yang dapat memengaruhi aktivitas manusia secara spasial. Konsep ini sebenarnya membantu untuk mengetahui potensi suatu daerah.
Contoh:
- Daerah di sekitar Gunung Sinabung sudah tidak bisa ditinggali lagi karena dipenuhi oleh aktivitas vulkanisme Gunung Sinabung. Ini digunakan untuk analisis wilayah.
Konsep Aglomerasi
Aglomerasi berkaitan dengan mengelompokkan suatu bentuk atau kegiatan. Konsep aglomerasi membahas mengenai pemusatan aktivitas pada sebuah wilayah yang memiliki keunikan baik itu secara keruangan ataupun aktivitas manusianya.
Konsep ini pada intinya menyatakan fenomena yang unik pada suatu lokasi yang tidak terjadi di lokasi lain. Atau pengelompokan kawasan khusus terhadap kegiatan perekenomian manusia.
Contoh konsep aglomerasi:
- Kawasan Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi menjadi kawasan penyangga bagi kehidupan di Kota Jakarta. (dilihat dari keruangan)
- Kawasan SCBD merupakan pusat perkantoran, bisnis, dan ekonomi di Jakarta (dilihat dari keruangan)
Konsep Nilai Kegunaan
Ketika pergi ke Puncak, apa yang kamu rasakan? Suasana nyaman, sejuk, dan dengan pemandangan kebun teh yang sangat indah. Apakah daerah Puncak cocok dijadikan tempat penambangan sumber mineral batuan? Atau cocok untuk pengembangan daerah wisata?
Untuk menganalisa obyek geografis , kita juga harus mempertimbangkan potensi yang dimiliki sebuah lokasi. Dengan mengetahui potensi suatu wilayah, dapat dengan jitu dan terstruktur untuk merancang pengembangan daerah. Selain potensi yang dimiliki sebuah lokasi, nilai guna akan bertambah jika terdapat ketersediaan teknologi dan modal saat akan melakukan pengembangan wilayah.
Contoh penerapan konsep nilai guna:
- Daerah Pantai Selatan memiliki ombak yang cukup besar, sehingga pantai tersebut bisa dikembangkan untuk olahraga surfing.
- Daerah sekitar gunung berapi tidak aman untuk daerah pemukiman padat penduduk, namun banyak pula masyarakat yang bertahan di sana karena daerahnya subur untuk pertanian. Hal ini karena debu vulkanis hasil erupsi menyuburkan tanah.
Konsep Interaksi dan Interdependensi
Dapatkah setiap daerah secara total memenuhi kebutuhannya sendiri? Misalnya, daerah Tangerang tidak bisa penuh memenuhi kebutuhannya akan sayur-sayuran. Untuk memenuhi kebutuhan akan sayur-sayuran, mereka mendatangkannya dari kawasan Bogor dan sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas, ada keterkaitan dan saling ketergantungan antara satu lokasi dengan lokasi yang lain. Dalam geografi, fenomena di atas termasuk dalam konsep interaksi dan interdependensi.
Hukum Tobler menyatakan, “setiap objek memiliki pengaruh pada obyek lain yang ada di sekitarnya dan dipengaruhi pula oleh objek di sekitarnya.”
Konsep interaksi dan interdependensi sejalan dengan hukum Tobler. Di mana setiap lokasi atau aktivitas saling mempengaruhi. Konsep ini sejatinya membahas tentang fenomena interaksi antar wilayah. Bagaimana suatu wilayah berinteraksi dan saling bergantung dengan wilayah lainnya.
Contoh interaksi dan interdepensi:
- Pergerakan para penglaju yang bekerja di Kota Jakarta saat pagi hari dan pulang saat petang.
Konsep Diferensiasi Area
Konsep diferensiasi area bertujuan untuk menunjukkan dan menjelaskan fenomena yang berbeda antar satu daerah dengan daerah yang lainnya, fenomena ini baik fenomena alam ataupun secara sosialnya.
Kekhasan atau keunikan suatu wilayah masuk ke dalam konsep diferensiasi area jika memiliki aktivitas/lokasi pembanding. Sebenarnya, konsep ini ingin menunjukkan bahwa ruang permukaan bumi tidaklah seragam, sehingga kalian bisa menemukan dan menjelaskan yang menjadi pembeda.
Contoh diferesiasi area:
- Dilihat dari aspek mata pencaharian:
Masyarakat yang tinggal di daerah pantai pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, pedagang ikan, atau kru kapal, sedangkan masyarakat di daerah pegunungan dan dataran tinggi mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani atau mengolah kebun.
- Dilihat dari masyarakat desa dan masyarakat kota
Masyarakat desa pada umumnya memiliki angka kelahiran yang tinggi dibandingkan masyarakat kota. Selain itu dilihat dari faktor pendidikan, masyarakat kota rata-rata memiliki pendidilan yang lumayan tinggi dibandingkan masyarakat desa. Untuk hal biaya hidup, biaya hidup di kota jauh lebih tinggi di bandingkan biaya hidup di desa.
Dilihat dari aspek mata pencaharian, mayoritas masyarakat desa memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak, ataupun buruh. Sedangkan masyarakat kota banyak yang bekerja di bidang industri dan penyedia layanan jasa.
Konsep Keterkaitan Ruang
Pernahkan kamu menanyakan penyebab kemacetan di kota besar pada jam-jam tertentu? Salah satu penyebabnya adalah mobilitas pekerja dari daerah pinggir kota dan anak sekolah bertemu di jam yang sama.
Konsep keterkaitan ruang menjelaskan bahwa suatu fenomena mencoba menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi di suatu wilayah bisa disebabkan karena aktivitas di wilayah yang lain.
Ini mirip konsep essensial interaksi dan interdependensi. Namun konsep keterkaitan ruang lebih menyoroti sebab-akibat aktivitas bukan saling ketergantungan antar wilayah.
Contoh penerapan:
Ketika menjelaskan bencana banjir yang terjadi di Kota Jakarta. Tidak semuanya disalahkan mengenai penataan tata ruang kota Jakarta. Namun perlu dilihat dari sisi yang lain, daerah hulu sungai-sungai besar di Bogor yang melintasi Kota Jakarta. Bisa jadi, adanya penggundulan hutan, erosi, dll bisa menjadi penyebab banjir kiriman yang sering terjadi di Kota Jakarta.
Baca juga: 10 Cerpen Persahabatan
Pemahaman Akhir
Fenomena alam seperti letusan Gunung Sinabung dapat membawa dampak berbahaya bagi manusia, namun di sisi lain, juga memberikan manfaat bagi kehidupan. Dalam geografi, terdapat 10 konsep essensial yang digunakan untuk menganalisis fenomena geosfer dan kehidupan sehari-hari dari sudut pandang geografi.
Konsep Lokasi: Membahas tentang letak objek terhadap sebuah titik. Lokasi dapat bersifat absolut, diukur dengan koordinat garis lintang dan bujur, serta bersifat relatif, diukur berdasarkan jarak dan arah dari objek referensi.
Konsep Jarak: Memfokuskan pada ruang yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi tertentu. Jarak dapat bersifat absolut, diukur dalam satuan panjang, atau bersifat relatif, diukur berdasarkan pertimbangan tertentu seperti rute, waktu, dan biaya.
Konsep Keterjangkauan: Menganalisis kemudahan dalam mencapai suatu lokasi, termasuk akses transportasi dan komunikasi, serta tinjauan topografi suatu wilayah.
Konsep Pola: Menyelidiki bentuk, struktur, dan persebaran fenomena permukaan bumi, baik gejala alam maupun gejala sosial, serta pengaruh aktivitas manusia dan kondisi geografis terhadap pola tersebut.
Konsep Morfologi: Membahas tentang pembentukan bentang alam permukaan bumi, termasuk gunung, bukit, dataran tinggi, dataran rendah, pantai, lembah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas manusia secara spasial.
Konsep Aglomerasi: Mengelompokkan bentuk atau kegiatan dalam suatu wilayah yang memiliki keunikan baik dari segi keruangan maupun aktivitas manusianya.
Konsep Nilai Kegunaan: Menunjukkan potensi suatu wilayah dan membantu merancang pengembangan daerah berdasarkan kekhasan atau keunikan yang dimiliki lokasi tersebut.
Konsep Interaksi dan Interdependensi: Menyoroti keterkaitan dan saling ketergantungan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, di mana setiap lokasi atau aktivitas saling mempengaruhi.
Konsep Diferensiasi Area: Menjelaskan perbedaan fenomena antar satu daerah dengan daerah lainnya, baik fenomena alam maupun sosial, sehingga menunjukkan kekhasan dan keunikan setiap wilayah.
Konsep Keterkaitan Ruang: Menyatakan bahwa suatu fenomena dapat disebabkan oleh aktivitas di wilayah lain, lebih menyoroti sebab-akibat aktivitas daripada saling ketergantungan antar wilayah.
Dengan memahami dan menerapkan konsep-konsep geografi, kita dapat lebih mendalam dalam memahami fenomena alam dan kehidupan sehari-hari dari perspektif geografi, serta merencanakan pembangunan dan pengembangan wilayah dengan lebih tepat dan berkelanjutan.
Nah, demikian penjelasan tentang sepuluh konsep esensial Geografi. Semoga bermanfaat ya ilmunya.
Sumber:
Gatot Harmanto. (2016). Geografi untuk SMA dan MA Kelas X. Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Internasional, QA. (2006). Memahami Planet Bumi. Jakarta: Bhuana Ilmu Popular.
Publishing, A. (2008). Pustaka Anak Cerdas Vol 1. Jakarta: Bhuana Ilmu Popular