Klasifikasi Tumbuhan Lumut, Simak Materinya

Seperti yang sudah menjadi fakta yang diketahui banyak orang, tumbuhan lumut adalah tanaman yang hidup di lingkungan lembab. Namun, tahukah kamu jika tumbuhan lumut ternyata memiliki lebih dari 16.000 spesies? Dari banyaknya spesies tersebut, tumbuhan lumut dibagi menjadi tiga divisi utama. Untuk lebih jelasnya, yuk simak uraian penjelasannya di bawah ini.

Pembagian Klasifikasi Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut dikenal dengan istilah bryophyta yang diambil dari bahasa Yunani, bryon yang artinya lumut.  Istilah tersebut pada dasarnya mencakup seluruh tumbuhan lumut. Akan tetapi, para ilmuwan lewat penelitiannya menemukan jika ada perbedaan besar dalam tumbuhan lumut sehingga dibedakan ke dalam tiga divisi.

Ketiga divisi tersebut adalah lumut daun (bryophyta), lumut hati (hepatophyta), dan lumut tanduk (anthocerotophyta). Berikut ini adalah bagan klasifikasi tumbuhan lumut secara umum dan akan disusul dengan penjelasan mengenai masing-masing divisi.

Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Klasifikasi Tumbuhan Lumut

1. Lumut Daun (Bryophyta)

Lumut Daun (Bryophyta)
Sumber: byjus.com

Lumut daun disebut sebagai lumut sejati karena memiliki struktur tubuh menyerupai akar, batang, dan daun. Struktur gametofit tampak seperti batang yang berdaun lebat. Meskipun bentuknya seperti daun, bagian ini tidak berevolusi dari struktur yang sama dengan daun pada tumbuhan berpembuluh.

Gametofit memiliki pucuk apikal (tumbuh ke atas) dan sebagian besar tersusun atas selapis sel, kecuali pada bagian tengah (midrib) dan pinggir. Terdapat kutikula pada permukaan atas daun lumut, tapi tidak pada bagian bawahnya sehingga dapat langsung menyerap air.

Keseluruhan Struktur Tubuh
Keseluruhan Struktur Tubuh Lumut Daun
Gametofit dan Sporofit Lumut Daun
a) Gametofit; dan b) Sporofit Lumut Daun

Sporofit lumut daun berkembang dari zigot yang tumbuh dalam arkegonium menjadi kaki seta, lalu terus tumbuh membentuk tangkai (seta) dengan ujung kapsul sporangium. Ujung sporangium dilindungi operkulum (penutup kapsul) yang tampak seperti tudung yang apabila membuka akan menampakkan gigi peristom.

Gigi peristom bereaksi terhadap kelembapan untuk menyebarkan spora. Beberapa jenis lumut daun memiliki kaliptra (tudung) pada ujung sporangiumnya yang berasal dari sisa bagian arkegonium yang ikut terangkat saat pemanjangan seta. Contoh yang termasuk lumut daun adalah Sphagnum atau lumut gambut.

2. Lumut Hati (Hepatophyta)

Porella
Porella
Cawan Gema pada Talus Marchantia
Cawan Gema pada Talus Marchantia

Lumut hati memiliki sekitar 6000 spesies. Dikenal sebagai lumut “hati”, bentuk gametofit dari tumbuhan ini memiliki kemiripan dengan hati manusia. Namun, gametofit lumut hati juga ada yang berbentuk seperti daun, seperti yang terdapat pada Porella, dan ada yang berbentuk talus, seperti yang terdapat pada Marchantia.

Gametofit yang menyerupai daun memiliki dua lobus bulat tanpa pelepah (midrib) seperti pada lumut daun. Daun lumut hati tersusun dalam tiga baris, di mana dua baris pertamanya lebih besar daripada baris ketiga.

Sementara itu, gametofit yang berbentuk talus memiliki penampakan yang pipih seperti pita yang membentuk hati dan lebih tebal daripada daun lumut. Bagian yang dekat dengan substrat (tanah) membentuk rizoid uniseluler yang mengandung minyak. Sel-sel ini memiliki karakteristik aerenkim, yaitu jaringan parenkim yang dapat menyimpan udara, dan terbuka melalui pori udara (bukan stomata).

Seperti lumut lainnya, lumut hati bereproduksi secara seksual dengan menggunakan gamet, dan secara aseksual dengan menggunakan spora. Lumut hati juga dapat berkembang biak secara aseksual dengan menghasilkan gemma dari cawan gemma yang terdapat pada talus lumut hati. Sel-sel gemma tersebut dapat dilepaskan dari cawan saat terkena tetesan hujan atau tersebar melalui hewan, dan dapat membentuk talus baru ketika menemukan lingkungan yang cocok.

3. Lumut Tanduk (Anthocerotophyta)

Lumut Tanduk (Anthocerotophyta)
Sumber: hornworts.uzh.ch

Lumut ini memiliki kekerabatan paling dekat dengan tumbuhan vaskuler berdasarkan urutan asam nukleatnya. Lumut tanduk memiliki spesies paling sedikit dibandingkan dengan lumut daun dan lumut hati, yaitu sekitar 100 spesies. Lumut tanduk memiliki struktur tubuh seperti lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya.

Sporofit lumut tanduk berbentuk seperti kapsul memanjang yang menyerupai tanduk. Perbedaan lainnya ialah sel lumut tanduk hanya memiliki satu kloroplas (plastid mengandung klorofil) untuk berfotosintesis, sedangkan tumbuhan non-alga lainnya memiliki banyak kloroplas dalam satu sel.

Gametofit lumut tanduk berupa pita pipih atau lempengan-lempengan, agak sukulen (tebal dan kaku) dan rapuh, serta tidak toleran terhadap kekeringan. Pada beberapa spesies terdapat struktur semacam umbi (tubers) yang kaya akan minyak.

Gametofit lumut tanduk yang masih muda memiliki banyak ruang lendir yang bersimbiosis dengan sianobakteri Nostoc untuk memperoleh nitrogen. Sedangkan, sporofit lumut tanduk memiliki stomata.

Sporofit tumbuh memanjang dan lama-kelamaan membuka dan menyebarkan spora. Spora dilindungi oleh struktur sel tunggal tipis pseudoelater (filamen spiral elastis semu) yang berperan untuk menyebarkan spora lebih jauh.

Keseluruhan Siklus Lumut Tanduk
Keseluruhan Siklus Lumut Tanduk

Nah, jadi itulah pembagian tumbuhan lumut ke dalam tiga divisi, yaitu lumut daun (bryophyta), lumut hati (hepatophyta), dan lumut tanduk (anthocerotophyta). Ketiganya memiliki kesamaan sebagai tumbuhan non-vaskuler. Namun, berdasarkan bentuk (morfologi) dan struktur (anatomi) gametofit maupun sporofitnya terdapat banyak perbedaan yang memengaruhi kekerabatan antar ketiganya.


Sumber:

Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L. G. (2003). Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga, Jakarta.

Edition, T. E. (2014). Anatomy and Physiology Volume 2 of 3. Lulu. com.

Karmana, O. (2007). Cerdas belajar biologi. PT Grafindo Media Pratama.

Mauseth, J. D. (2014). Botany: an introduction to plant biology. Jones & Bartlett Publishers.

Reddy, S. M. (2001). University botany I: (algae, fungi, bryophyta and pteridophyta) (Vol. 1). New Age International.

Simpson, M. G. (2006). Plant Systematics, Amaryllidaceae. Elsevier Academic Press. Canada

Solomon, E., Martin, C., Martin, D. W., & Berg, L. R. (2014). Biology. Cengage Learning.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *