Kebijakan Fiskal dan Moneter

Pada kesempatan kali ini kita akan belajar tentang kebijakan fiskal dan moneter. Ada yang sudah paham tentang kedua kebijakan ini? Jika belum, harap perhatikan pembahasannya dengan seksama sampai akhir ya.

Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter
Sumber: freepik.com

Kebijakan moneter adalah kebijakan finansial yang diterapkan oleh bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.

Baca juga: Materi Kerjasama Ekonomi Internasional

Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan kebijakan moneter secara umum adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, mengatur inflasi dan pengangguran, serta memelihara nilai tukar mata uang. Adapun tujuan kebijakan moneter secara khusus sebagai berikut:

  1. Menstabilkan atau Menjaga Stabilitas Perekonomian

Kebijakan moneter diterapkan agar jumlah uang yang beredar dalam masyarakat selalu seimbang dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia di pasar.

  1. Menstabilkan atau Menjaga Stabilitas Harga

Stabilitas harga menjadi tolok ukur kesejahteraan masyarakat karena semua kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi jika harga senantiasa stabil.

  1. Meningkatkan Kesempatan Kerja

Kebijakan moneter yang tepat bisa menciptakan kesempatan kerja yang banyak sehingga jumlah pengangguran semakin berkurang atau nyaris tidak ada pengangguran (full employment).

  1. Mengatur Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

Cara yang dilakukan untuk mengatur neraca perdagangan dan neraca pembayaran adalah mendevaluasi mata uang rupiah terhadap mata uang asing.

  1. Mengendalikan Inflasi

Inflasi yang terkendali akan membuat masyarakat menjadi lebih sejahtera karena keadaan ekonomi yang stabil. Jika tingkat inflasi tinggi, ekonomi menjadi tidak stabil karena masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan.

Instrumen Kebijakan Moneter

Instrumen kebijakan moneter sebagai berikut.

  1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Instrumen ini diterapkan untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Hal ini biasa dilakukan ketika kondisi ekonomi berpotensi mengalami inflasi.

  1. Kebijakan Diskonto

Kebijakan ini dilakukan untuk menaikkan suku bunga ketika terjadi inflasi.

  1. Kebijakan Cadangan Kas

Kebijakan ini dilakukan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas.

  1. Kebijakan Kredit Ketat

Kebijakan ini dilakukan dengan 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, and Condition of Economy.

  1. Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suassion)

Kebijakan ini dilakukan untuk memperbaiki dan mengawasi jumlah uang yang beredar. Hal ini biasa dilakukan ketika kondisi ekonomi berpotensi mengalami inflasi.

Contoh Kebijakan Moneter

Ketika target perekonomian di suatu negara belum tercapai, pemerintah akan menurunkan tingkat suku bunga. Hal ini akan membuat masyarakat mengajukan pinjaman ke bank sehingga nilai investasi meningkat. Dampak positifnya adalah tercipta banyak lapangan pekerjaan.

Jika Bank Indonesia ingin mengurangi kegiatan ekonomi, tingkat suku bunga akan dinaikkan. Dampaknya, masyarakat lebih tertarik untuk menabung daripada melakukan konsumsi sehingga inflasi terkendali karena uang yang beredar telah dibatasi.

Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah untuk mengelola perekonomian menjadi lebih baik dengan mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Hal utama yang dilakukan adalah menaikkan atau menurunkan tarif pajak sesuai dengan kebutuhan negara.

Tujuan Kebijakan Fiskal

Tujuan kebijakan fiskal secara umum adalah mengatur perekonomian dengan mengelola pendapatan dan pengeluaran negara melalui tingkat pengaturan pajak dan belanja negara, sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan untuk mengatur perekonomian dengan mengatur jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga.

Adapun tujuan kebijakan fiskal secara khusus sebagai berikut:

  • Menstabilkan perekonomian negara.
  • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
  • Memacu laju investasi.
  • Mendorong kesempatan kerja yang luas.
  • Menciptakan keadilan sosial.
  • Mencapai pemerataan distribusi pendapatan.
  • Mengatasi masalah pengangguran.
  • Mempertahankan stabilitas harga barang dan jasa supaya tidak terjadi inflasi.

Instrumen Kebijakan Fiskal

Instrumen kebijakan fiskal adalah pendapatan pajak dan pengeluaran/belanja negara. Penjelasan secara terperinci sebagai berikut:

  1. Pendapatan Negara (Pajak)

Pajak adalah instrumen fiskal yang utama bagi pemerintah untuk membiayai pembangunan ekonomi. Pajak adalah kewajiban warga negara yang tercantum dalam konstitusi sehingga bersifat memaksa. Individu atau badan usaha yang harus membayar pajak disebut wajib pajak.

  1. Pengeluaran Negara

    Seluruh pengeluaran negara pasti tercantum dalam Anggaran Pembelanjaan Negara (APBN). Pengeluaran negara antara lain pembangunan infrastruktur, biaya pembangunan untuk masyarakat umum, hingga biaya untuk keperluan operasional pemerintah sendiri.

Contoh Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal sangat bervariasi sehingga kita harus mempelajari jenis-jenis dan penerapannya dalam kondisi perekonomian tertentu. Ulasannya sebagai berikut.

  1. Pemerintah Indonesia Menerapkan Kebijakan Fiskal Kontraktif

Caranya adalah menurunkan belanja negara dan menaikkan tarif pajak. Tarif pajak dinaikkan untuk meningkatkan pemasukan negara dan menjaga kestabilan kondisi ekonomi di Indonesia.

Tujuan kebijakan ini adalah menurunkan daya beli masyarakat dan menyelesaikan inflasi. Kebijakan ini biasanya diterapkan ketika perekonomian berada dalam kondisi memanas (overheating) supaya lonjakan permintaan bisa diredam.

  1. Pemerintah Amerika Serikat Menerapkan Kebijakan Fiskal Ekspansif

Pemerintah Amerika Serikat pernah mengeluarkan kebijakan fiskal ekspansif yang disebut American Recovery and Reinvestment Act pada tahun 2009. Kebijakan ini diterapkan karena terjadi resesi besar hingga mencapai $831 miliar. Sebagian besar pengeluaran pemerintah diberikan pada pembangunan infrastruktur dan pendidikan beserta perpanjangan tunjangan pengangguran.

Cara yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat adalah meningkatkan belanja negara dan menurunkan tarif pajak. Kebijakan ini dilakukan ketika daya beli masyarakat menurun dan jumlah pengangguran bertambah. Tujuannya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga masyarakat menjadi lebih produktif dan sejahtera. Kebijakan ini disengaja untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi yang terjadi.

Penerapan kebijakan moneter dan fiskal dilakukan dengan pertimbangan yang matang dari segi pengeluaran dan pendapatan pemerintah. Ada kebijakan yang dilakukan dengan sengaja, tetapi ada juga yang dilakukan secara tidak disengaja untuk mengendalikan perputaran siklus bisnis supaya tidak terlalu fluktuatif. Intinya, kebijakan diterapkan untuk mencapai kestabilan ekonomi sehingga kemakmuran dan kesejahteraan rakyat bisa tercapai.

Baca juga: Materi Indeks Harga dan Inflasi

Pemahaman Akhir

Kebijakan Moneter adalah kebijakan finansial yang diterapkan oleh bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Tujuannya adalah untuk menstabilkan perekonomian, menjaga stabilitas harga, meningkatkan kesempatan kerja, mengatur neraca perdagangan dan pembayaran, serta mengendalikan inflasi. Instrumen kebijakan moneter meliputi operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, kebijakan cadangan kas, kebijakan kredit ketat, dan dorongan moral.

Sementara itu, Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah untuk mengelola perekonomian melalui pengaturan penerimaan dan pengeluaran negara, terutama melalui tarif pajak dan belanja negara. Tujuannya adalah untuk menstabilkan perekonomian, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendorong kesempatan kerja, menciptakan keadilan sosial, serta mengatasi inflasi. Instrumen kebijakan fiskal meliputi pendapatan negara (pajak) dan pengeluaran negara.

Penerapan kedua kebijakan ini sangat penting dalam upaya mencapai stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan moneter dapat digunakan untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga, sedangkan kebijakan fiskal berfokus pada pengaturan penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui tarif pajak dan belanja negara.

Kebijakan Moneter dan Fiskal dapat diterapkan secara kontraktif atau ekspansif tergantung pada kondisi ekonomi yang dihadapi. Kebijakan kontraktif dilakukan untuk mengendalikan inflasi dan lonjakan permintaan yang berlebihan, sedangkan kebijakan ekspansif digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi masalah pengangguran.

Sebagai guru ekonomi, penting untuk memahami kedua kebijakan ini dan memahami bagaimana cara menerapkannya dengan tepat sesuai dengan kondisi perekonomian yang ada. Kebijakan yang tepat dan matang akan membantu mencapai tujuan stabilisasi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara lebih efektif.

Itulah pembahasan tentang kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan oleh pemerintah untuk mengatur perekonomian negara. Semoga kamu bisa memahaminya dengan baik. Happy reading!


Sumber:

Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Artikel Terbaru

Avatar photo

Ayu Retno

Hello, Saya adalah seorang guru ekonomi SMA dan IPS di SMP. Kenapa dua job? Karena saya mengajar di Secondary School, yaitu SMP dan SMA berkelanjutan. Guru-gurunya bisa mengajar di dua jenjang sekaligus. Selamat membaca tulisan saya.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *