Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sosial Budaya

Hai teman-teman! Manusia sebagai makhluk sosial pastinya setiap hari berinteraksi dengan manusia lain, baik itu keluarga, teman maupun tetangga.

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik individu dengan individu, maupun sekelompok masyarakat dalam kelompok sosial.

Mobilitas Sosial

mobilitas sosial
Sumber: Pexels from Pixabay

Pengertian Mobilitas Sosial

Arti mobilitas (mobilis – Bahasa Latin) adalah mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan arti kata sosial pada istilah tersebut adalah seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.

Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.

Baca juga: Pengaruh Antar Ruang dalam Kehidupan Ekonomi

Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial

Mobilitas Sosial Vertikal

Adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkat yang lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah (social sinking).

  • Mobilitas Sosial Vertikal ke Atas

Adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang atau naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi.

  • Mobilitas Sosial Vertikal ke Bawah

Adalah proses penurunan status atau kedudukan seseorang atau perubahan status sosial dari atas ke bawah.

Mobilitas Sosial Horizontal

Adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal juga bisa diartikan sebagai peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Faktor-Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Faktor Struktural

Dengan sistem pemerintahan demokrasi, setiap warga negara Indonesia dapat mencapai status sosial berupa jabatan politik yang tinggi. Sistem pemerintahan ini lebih mengutamakan kemampuan dan kepercayaan kepada seseorang yang dianggap mampu menjadi pemimpin.

Faktor Sosial

Setiap manusia yang lahir secara otomatis berada pada status sosial orangtuanya. Status sosial tersebut akan mempengaruhi kehidupannya baik secara ekonomi maupun sosial dengan lingkungannya. Hal tersebut dapat memunculkan ketidakpuasaan akan status sosial, sehingga ia berusaha untuk mendapatkan status sosial yang lebih tinggi.

Faktor Ekonomi

Baiknya kondisi ekonomi seseorang, mempermudah ia memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan lainnya. Sebaliknya dengan keadaan ekonomi yang kurang baik, modal dan pendidikan belum menjadi prioritas utama.

Faktor Politik

Pemerintahan dan pembangunan negara dapat berjalan dengan baik, jika kondisi negara aman dan damai. Kondisi ini dapat memudahkan semua rakyat berperan aktif dalam pembangunan.

Kemudahan dalam Akses Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam mobilisasi sosial. Kualitas pendidikan yang baik dan tingkat pendidikan yang tinggi memudahkan seseorang untuk melakukan mobilitas sosial. Sedangkan kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan menjadi penghambat dalam melakukan mobilitas sosial.

Faktor-Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Kemiskinan

Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Tingkat pendidikan yang rendah menjadi salah satu penyebab kemiskinan. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia, sehingga sulit untuk melakukan mobilitas.

Diskriminasi

Diskriminasi adalah tindakan membeda-bedakan karena alasan perbedaan bangsa, suku, ras, agama dan golongan tertentu. Pada masa penjajahan, pemerintah Hindia Belanda melakukan diskriminasi terhadap masyarakat Indonesia dalam memperoleh pendidikan yang baik. Sehingga mobilitas sosial rakyat Indonesia menjadi sulit.

Saluran-Saluran Mobilitas Sosial

Pendidikan

Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, kesempatan untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi juga semakin luas.

Organisasi Politik

Sistem pemerintahan demokrasi memberikan kesempatan melakukan mobilitas sosial melalui organisasi politik. Melalui organisasi politik seseorang bisa mendapatkan jabatan tinggi di pemerintahan.

Organisasi Ekonomi

Badan usaha merupakan salah satu organisasi ekonomi. Organisasi ekonomi tersebut memegang peran penting sebagai saluran mobilitas sosial vertikal, dengan kekayaan sebagai ukuran dasar mobilitas sosial.

Pluralitas Masyarakat Indonesia

pluralitas masyarakat indonesia
Sumber: Febry Arya from Pexels

Perbedaan Agama

Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui secara resmi, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Setiap agama memiliki tuntunan cara persembahyangan, nilai dan tuntunan dalam hidup yang berbeda. Mengapa kamu perlu memahami hal-hal tersebut dari agama selain yang kamu anut? Hal ini sangat penting agar dalam diri kamu tumbuh sikap saling memahami dan menghargai atau bertoleransi.

Perbedaan Budaya

Koentjaraningrat (1996) menjelaskan bahwa kata kebudayaan berasal dari Sansekerta buddhayah (bentuk jamak dari buddhi) berarti budi atau kekal.

Culture adalah kata asing yang berasal dari kata bahasa Latin colere (yang berarti mengolah, mengerjakan, dan terutama berhubungan dengan pengolahan tanah atau bertani), memiliki makna yang sama dengan kebudayaan, yang kemudian berkembang maknanya menjadi “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”.

Sosiolog J.J. Hoenigman mengutarakan terdapat tiga wujud budaya.

Gagasan (Wujud Ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak atau tidak nyata, tidak dapat diraba atau disentuh.

Karya-karya tulis seperti buku-buku dan karangan merupakan contoh wujud kebudayaan berupa pemikiran atau gagasan manusia.

Tindakan (Aktivitas)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, yang disebut juga dengan sistem sosial.

Sistem sosial ini terdiri dari mengadakan kontak, aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, dapat diamati dan didokumentasikan karena terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Karya (Artefak)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Artefak memiliki sifat atau wujud paling nyata.

Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai budaya universal tersebut, yaitu:

  • Perlengkapan dan peralatan hidup manusia.
  • Sistem-sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup (pertanian, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya).
  • Sistem kemasyarakatan.
  • Bahasa (lisan dan tertulis).
  • Kesenian (seni gerak, seni rupa, seni suara, dan sebagainya).
  • Sistem pengetahuan.
  • Religi (sistem kepercayaan).

Perbedaan Suku Bangsa

Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 1.340 kelompok etnik atau suku bangsa. Suku Jawa yang merupakan suku terbesar di Indonesia, sehingga banyak yang telah bertransmigrasi ke pulau-pulau lain. Contoh suku bangsa lainnya yaitu Suku Sunda, Madura, Betawi, Batak, Minangkabau, Dayak dan lain-lain.

Perbedaan Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat untuk mendapatkan upah sehingga dapat memenuhi kebutuhan. Dewasa ini, banyak sekali jenis pekerjaan yang bisa kamu temukan, baik dari sektor formal (seperti karyawan perusahaan, pegawai pemerintahan dan guru), maupun sektor non-normal (seperti petani, pedagang dan wiraswasta).

Pekerjaan sektor formal adalah berbagai pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik pemerintah maupun swasta. Pekerjaan dalam sektor formal bersifat mengikat karena individu harus mematuhi peraturan yang ada.

Hal ini berbeda dengan masyarakat yang bekerja pada sektor non-formal. Pada pekerjaan ini, individu menentukan sendiri hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Sebagai contoh, pedagang bakso menentukan sendiri lokasi berjualan, tempat memperoleh bahan baku, hingga harga jual.

Baca juga: Interaksi Antar Ruang Negara-Negara ASEAN

Konflik dan Integrasi

Konflik

konflik
Sumber: Ryan McGuire from Pixabay

Menurut Robert M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal langka, seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya.

Menurut Kartono, konflik adalah proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena kedua pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk perilaku perlawanan, baik yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terkamuflase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.

Faktor-Faktor Penyebab Konflik

  • Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial manusia dan kelompok sosial untuk mencapai posisi sosial yang semakin tinggi, dapat menimbulkan persaingan dan konflik. Persaingan yang tidak sehat atau dilakukan dengan kecurangan inilah yang biasanya akan menimbulkan konflik.

  • Perbedaan Kepentingan

Konflik juga terjadi karena terjadi benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain, dalam rangka memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.

  • Perubahan Nilai yang Cepat

Perubahan yang terlalu cepat dapat menimbulkan konflik. Konflik terjadi ketika seseorang atau kelompok tidak ingin melakukan penyesuaian kembali terhadap nilai-nilai baru.

Dampak Terjadinya Konflik

  • Meningkatnya solidaritas sesama anggota kelompok
  • Retaknya hubungan antarindividu atau kelompok
  • Terjadinya perubahan kepribadian para individu
  • Hilangnya nyawa manusia dan rusaknya harta benda
  • Terjadinya dominasi dan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam pertikaian serta akomodasi.

Cara Menangani Konflik

  • Menghindar
  • Memaksakan kehendak
  • Menyesuaikan kepada keinginan orang lain
  • Tawar menawar
  • Kolaborasi

Integrasi

integrasi
Sumber: Linus Schütz from Pixabay

Menurut Baton, integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi pada perbedaan ras tersebut.

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan.

Syarat Terjadinya Integrasi Sosial

William F. Ogburn dan Meyer Minkoff memberi syarat terjadinya integrasi sosial, yaitu sebegai berikut:

  • Perasaan saling mengisi akan kebutuhan-kebutuhan antar anggota kelompok.
  • Keberhasilan masyarakat menciptakan kesepakatan bersama mengenai nilai dan norma.
  • Norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama dan secara konsisten masih dijalankan oleh masyarakat.

Faktor yang Mempercepat atau Memperlambat Proses Integrasi

Terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi cepat atua lambatnya proses integrasi:

  • Homogenitas kelompok

Masyarakat dengan homogenitas rendah sudah terbiasa dengan perbedaan nilai dan norma sehingga integrasi dapat terjadi dengan cepat.

  • Besar kecilnya kelompok

Cepat lambatnya integrasi dapat dipengaruhi oleh jumlah anggota karena membutuhkan penyesuaian di antara anggota.

  • Mobilitas geografis

Pengaruh integrasi sosial dipengaruhi oleh seringnya anggota kelompok yang keluar dan masuk dalam kelompok.

  • Efektifitas komunikasi

Semakin efektifnya komunikasi, semakin cepat pula integrasi dalam masyarakat tercapai.

Bentuk Integrasi Sosial

  • Integrasi Normatif

Adalah integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat.

  • Integrasi Fungsional

Adalah integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat.

  • Integrasi Koersif

Adalah integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan.

Proses Integrasi

  • Asimilasi

Asimilasi adalah bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap-tiap kebudayaan.

  • Akulturasi

Akulturasi adalah berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan menghasilkan kebudayaan baru yang tidak meninggalkan sifat asli masing-masing kebudayaan.

Baca juga: Keunggulan dan Keterbatasan Antar Ruang

Pemahaman Akhir

Interaksi sosial merupakan fenomena penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Manusia secara alami berinteraksi dengan orang lain, baik dalam lingkungan keluarga, teman, maupun tetangga.

Mobilitas sosial menjadi hal yang menarik untuk dianalisis, karena mencerminkan perpindahan individu atau kelompok dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya. Mobilitas sosial dapat terjadi secara vertikal, baik naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi atau turun ke lapisan sosial yang lebih rendah. Selain itu, mobilitas sosial juga bisa terjadi secara horizontal, yaitu perpindahan di dalam lapisan sosial yang sama.

Ada beberapa faktor pendorong mobilitas sosial, seperti sistem pemerintahan yang mendukung meritokrasi, kesempatan akses pendidikan yang baik, dan keadaan ekonomi yang memungkinkan individu memperoleh modal dan pendidikan. Namun, ada juga faktor penghambat mobilitas sosial, seperti kemiskinan dan diskriminasi.

Perbedaan agama, budaya, suku bangsa, dan pekerjaan adalah aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang dapat menyebabkan konflik. Konflik sering terjadi akibat perbedaan kepentingan dan nilai antara kelompok masyarakat. Konflik dapat diatasi dengan berbagai cara, seperti menghindar, tawar-menawar, atau kolaborasi.

Untuk mencapai integrasi sosial, diperlukan adanya kesepakatan bersama mengenai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Faktor seperti homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geografis, dan efektivitas komunikasi juga mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi.

Proses integrasi sosial dapat berbentuk asimilasi, di mana dua kebudayaan bertemu dan menciptakan kebudayaan baru, atau akulturasi, di mana dua kebudayaan berpadu dan menghasilkan kebudayaan baru tanpa meninggalkan sifat asli dari masing-masing kebudayaan. Integrasi sosial dapat terjadi melalui normatif, fungsional, atau koersif, tergantung pada cara dan kondisi yang mendasarinya.

Nah, kamu sudah sampai di akhir artikel. Semoga informasi tersebut dapat membantu kamu dalam belajar mengenai interaksi sosial ya!


Sumber.

Maryanti, Kun dan Suryawati, Juju. 2001. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Esis.

Mukminan, Endang Mulyani, M. Nursa’ban da Supardi. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Intan

Seorang yang tertarik dengan alam, fotografinya dan dokumenternya. Mengambil pendidikan jurusan Pendidikan Geografi dan baru saja menyelesaikannya.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *