Semakin berkembangnya zaman, teknologi, dan informasi, tak bisa dipungkiri jika interaksi desa dan kota juga semakin tinggi. Apalagi tak bisa lepas dari zaman globalisasi yang mendunia.
Tingginya tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi oleh kedua wilayah baik desa maupun kota, membuat keduanya harus saling berhubungan dan berinteraksi. Hal tersebut menjadi pemicu terjadinya interaksi keduanya semakin meningkat.
Pada kesempatan kali ini, akan dijelaskan tentang interaksi masyarakat desa-kota dan pemerataan wilayah pembangunan. Mari kita simak bersama ya!
Interaksi Desa-Kota
Pengertian Interaksi
Interaksi wilayah dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik yang saling berpengaruh pada kedua belah pihak. Hubungan tersebut dapat menimbulkan gejala, kenampakan, atau permasalahan baru.
Baca juga: Materi Keruangan Kota dan Perkembangannya
Faktor-Faktor Terjadinya Interaksi
Pola dan kekuatan interaksi antarwilayah sangat didukung oleh keadaan alam dan sosial wilayah. Menurut Edward Ullman, faktor-faktor yang memengaruhi interaksi antar wilayah yaitu:
- Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity). Maksudnya, adanya wilayah-wilayah yang berbeda dalam ketersediaan sumber daya alam
- Adanya kesempatan berintervensi (interventing opportunity). Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai adanya kemungkinan suatu hal atau keadaan yang dapat menghambat pola interaksi. Hal ini sebagai akibat adanya alternatif pengganti suatu sumber daya yang dibutuhkan suatu daerah.
- Adanya kemudahan transfer (spatial transfer ability). Faktor yang memengaruhi terjadinya transfer dalam ruang, antara lain:
* Jarak mutlak dan relatif tiap-tiap wilayah
* Biaya transportasi
* Kelancaran prasarana transportasi antarwilayah.
Pengaruh Interaksi
Interaksi yang terjadi antara desa dan kota menimbulkan beberapa dampak. Dampak tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif bagi kedua daerah yang berinteraksi.
Pengaruh Positif Interaksi Kota-Desa
- Pengetahuan penduduk meningkat
- Perekonomian desa meningkat
- Peningkatan hubungan desa-kota
- Peningkatan penghasilan
- Perubahan atau penyesuaian gaya hidup
Pengaruh Negatif Interaksi Desa-Kota
- Terjadinya urbanisasi
- Desa kekurangan tenaga kerja produktif
- Hilangnya kawasan hijau
- Menyempitnya pemilikan lahan pertanian
- Menurunnya kemampuan lahan sebagai daerah tangkapan hujan dan peresapan air
- Terjadinya daerah slum di kota
- Penetrasi budaya kota ke desa
Zona Interaksi Kota-Desa
Menurut Bintarto, terdapat zona interaksi desa dengan kota menurut teori konsentris yaitu sebagai berikut.
- City diartikan sebagai jantung kota
- Suburban (sub daerah perkotaan) yaitu suatu wilayah pinggir pusat kota. Wilayah ini merupakan tempat tinggal para penduduk yang melakukan mobilitas harian ke kota untuk bekerja.
- Suburban fringe, yaitu suatu wilayah yang melingkari sub-urban dan merupakan peralihan desa dengan kota.
- Urban fringe yaitu semua batas wilayah terluar suatu kota. Ditandai dengan sifat wilayah yang mirip daerah suburban.
- Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota) yaitu suatu wilayah yang terletak antara kota dan desa, ditandai dengan adanya lahan pertanian.
- Rural (wilayah perdesaan)
Aspek Interaksi Kota Desa
Aspek Ekonomi
Interaksi kota aspek ekonomi ditandai dengan adanya pertukaran barang dan jasa, seperti: hasil-hasil industri, pertanian atau hasil bumi, hasil-hasil pertambangan, tenaga kerja, dan sebagainya.
Aspek Sosial
Interaksi kota aspek sosial ditandai dengan bertambahnya perkembangan lembaga-lembaga sosial, jumlah penduduk, dan sebagainya.
Aspek Budaya
Interaksi kota aspek budaya ditandai adanya tradisi baru yang mulai menggantikan budaya lama ini dipengaruhi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, semakin kompleksnya keperluan hidup, perkembangan bahasa dan kesenian, globalisasi, dan sebagainya.
Teori-teori Interaksi
Model Gravitasi Keruangan
Keterangan:
I AB = Besarnya interaksi antara wilayah A dengan wilayah B
K = nilai konstanta
Pa = jumlah penduduk wilayah A
Pb = jumlah penduduk wilayah B
D = jarak kedua wilayah
Contoh:
Diketahui jarak dari desa A ke kota B adalah 100 km. Jarak desa C dengan kota B adalah 50 km. Jumlah penduduk kota B adalah 50.000 orang. Sedangkan penduduk Desa A berjumlah 1.000 dan jumlah penduduk Desa C berjumlah 2.000 orang. Bagaimana perbandingan kekuatan interaksinya terhadap kota B?
Jawab:
DAB = 100 km
DBC = 50 km
Pa = 1.000
Pb = 500.000
Pc = 2.000
Kekuatan Interaksi Wilayah A dengan B
Kekuatan Interaksi Wilayah C dengan B
Jadi, kekuatan interaksi antara Desa A dengan kota B dan Desa C dengan Kota B dibandingkan, maka diperoleh 50.000 : 400.000 = 1 : 8.
Baca juga: Penelitian Geografi Beserta Contohnya
Teori Grafik
Teknik lain adalah dengan cara melihat banyak sedikitnya jalur transportasi, baik darat, laut, maupun udara, yang menghubungkan antarwilayah. Teori ini menyatakan bahwa semakin banyak jalur yang menghubungkan dua wilayah (atau lebih), semakin tinggi mobilitas atau interaksi antarwilayah-wilayah itu.
Keterangan:
β (Beta) = nilai kelancaran interaksi (konektivitas)
e = jumlah jaringan yang menghubungkan wilayah-wilayah tersebut
V = jumlah wilayah yang ingin diketahui tingkat interaksinya
Teori Titik Henti
Keterangan:
THAB = jarak lokasi titik henti
JAB = jarak antara wilayah pertumbuhan A dan B
PA = jumlah penduduk wilayah pertumbuhan yang lebih besar
PB = jumlah penduduk wilayah pertumbuhan yang lebih kecil
Teori Potensi Penduduk
Potensi penduduk ialah potensi aliran untuk tiap tempat. Ini bisa artikan, besarnya kemungkinan penduduk suatu wilayah melakukan gerakan atau interaksi dengan wilayah penduduk lainnya. Misalnya ada tiga wilayah yang berpotensi, yaitu Desa A, Desa C, dan Kota B. Maka rumusnya:
Keterangan:
PP = nilai (indeks) potensi penduduk masing-masing wilayah
PA, PB, PC = jumlah penduduk masing-masing wilayah (A, B, C)
dAX = jarak dari kota A ke wilayah terdekat
dAB = jarak dari wilayah A ke B
Pemerataan Pembangunan Desa-Kota
Regionalisasi Kawasan Industri
Dewasa ini, wilayah-wilayah pembangunan dikembangkan ke dalam skala yang lebih kecil, guna memajukan perekonomian dan daya jangkau desa dan kota. Misalnya, pengembangan kawasan industri dan sentra pertanian yang terdapat di suatu propinsi. Sebagai contoh, akan dijelaskan regionalisasi pembangunan wilayah Jawa Barat dan Banten. Dua propinsi ini dibagi menjadi enam kawasan pembangunan.
Adapun enam kawasan pembangunan sebagai berikut:
- Wilayah Pembangunan Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi)
Wilayah ini menampung berbagai aktivitas industri yang tidak mungkin dikembangkan di pusat kota Jakarta. Banyak pabrik dan industri didirikan di luar daerah Jakarta. Regionalisasi kawasan industri di Tangerang, Bekasi, dan Bogor memberikan dampak perkembangan kota dan lebih dekat ke wilayah desa sekitar. Selain itu, bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan dan kegiatan ekonomi.
- Wilayah Pembangunan Bandung Raya
Wilayah bandung dikembangkan terutama untuk pusat perdagangan domestik dan pusat industri tekstil. Perkembangan industri UMKM cukup baik di sini. Kawasan regionalisasi ini meliputi Kabupaten Cianjur, Bandung, Garut, dan Sumedang.
- Wilayah Pembangunan Priangan Timur
Kawasan ini meliputi Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
- Wilayah Pembangunan Karawang
Kawasan pantai utara (Pantura) terdiri atas dataran rendah dan berdekatan dengan Bekasi. Kawasan ini meliputi Purwakarta, Subang, dan Karawang sebagai pusatnya. Wilayah ini dikembangkan sebagai daerah usaha industri makanan kemasan dan lumbung pertanian. Terutama komoditas padi dan palawija.
- Wilayah Pembangunan Cirebon
Kawasan ini dikembangkan untuk pengilahan produk agraris, tambak, semen, pupuk, dan petrokimia. Pelabuhan Cirebon bisa sebagai alternatif pelabuhan bongkar muat selain pelabuhan utama Tanjung Priok.
- Wilayah Pembangunan Banten
Wilayah ini meliputi Serang dan Cilegon. Terdiri atas empat zona. Bagian utara diutamakan untuk perluasan dan intensifikasi pertanian. Bagian selatan untuk area perkebunan. Wilayah Teluk Lada untuk pengembangan pertanian. Kawasan Kota Cilegon untuk industri logam berat, yaitu besi dan baja.
Pemerataan Pembangunan Desa dan Kota
- Pembangunan Infrastruktur
Infrastruktur menjadi bagian terpenting dalam pembangunan. Infrastruktur yang baik akan memberikan kemudahan dan akses yang cepat ke daerah. Pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta api, jembatan, bandara, pelabuhan, dan sarana umum akan memudahkan distribusi barang dan jasa. Sehingga akan memicu geliat kegiatan ekonomi tumbuh dan berkembang.
- Memberikan Kemudahan dalam Peminjaman Modal Usaha
Masyarakat desa banyak yang berkeinginan untuk mempunyai taraf hidup yang lebih baik guna memajukan desanya, namun sering terkendala dengan modal ketika ingin membuka usaha. Sehingga dibutuhkan kemudahan untuk mendapatkan modal. Misalnya, pemerintah memberikan kredit usaha dengan angsuran dan bunga lunak.
- Pengembangan Wilayah Perbatasan
Wilayah perbatasan merupakan garda terdepan yang berdekatan dengan negara lain. Wilayah ini sangat penting namun selama ini masih luput dari perhatian. masalah ini perlu segera diatasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Masalah infrastruktur yang paling utama sehingga bisa memudahkan akses barang dan informasi. Selain itu, penjagaan dan lintas batas perbatasan perlu ditingkatkan untuk menjaga teritori dan keharmonisan bersama.
- Mempermudah dalam Perizinan dan Birokrasi
Sebuah usaha membutuhkan investor jika memang dibutuhkan modal yang besar. Modal dari investor mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan. Namun diperlukan regulasi yang mudah dan tidak rumit supaya investor asing mau menanamkan modalnya.
- Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil
Tenaga kerja di desa biasanya memiliki keterbatasan pada kualitas yang rendah. Sehingga, untuk mengatasi hal itu diperlukan berbagai pelatihan dan pembinaan melalui program pemerintah atau organisasi non profit. Pengembangan keterampilan lebih difokuskan untuk sektor yang bisa dikembangkan di desa tersebut.
Selain itu, juga diperlukan tenaga ahli ke daerah pedesaan guna membantu dalam pembangunan dan pengembangan desa. Pemerintah perlu mengirimkan tenaga ahli seperti dokter, guru, insinyur, perawat, dan lain-lain. Bagi tenaga ahli yang dikirim, mendapatkan fasilitas yang memadai sehingga mereka tertarik untuk mengembangkan daerah terpencil.
- Pemasaran Hasil UMKM
Salah satu kendala utama usaha yang baru dirintis adalah persaingan usaha, harga, dan pemasaran. Adanya sebuah kesempatan dalam pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah bisa menjadi penggerak roda ekonomi.
Maka diperlukan adanya organisasi atau paguyuban yang membantu pengusaha kecil dalam memasarkan produk kreatifnya. Jika pemasaran bagus, akan mendukung masuknya arus uang, arus modal, dan menyerap tenaga kerja.
- Pemerataan Kebutuhan Pokok
Kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan memang harus terpenuhi. Kebutuhan tersebut jika di kota cukup mudah didapat. Namun, masih banyak masyarakat desa belum merasakan semuanya. Masih susah mendapatkan fasilitas kesehatan dan pendidikan karena minimnya akses dan infrastruktur. Sehingga diperlukan usaha bersama untuk mengatasinya.
- Pemerataan Kesempatan Kerja Desa dan Kota
Tingkat urbanisasi di Indonesia tinggi. Banyak penduduk yang tertarik ke kota karena gaji yang lebih tinggi sehingga meningkatkan taraf hidup. Untuk mengurangi gelombang urbanisasi, diperlukan lapangan pekerjaan di desa. Pembangunan kawasan usaha di desa dan pemberian beasiswa bagi putra daerah bisa menjadi solusi. Putra daerah bisa membangun wilayahnya dan diharapkan mampu membantu masyarakat untuk mengembangkan perekonomian.
Baca juga: Materi Keruangan Desa dan Potensi Desa
Pemahaman Akhir
Semakin berkembangnya zaman, teknologi, dan informasi, serta adanya fenomena globalisasi, mengakibatkan interaksi antara desa dan kota semakin tinggi. Kedua wilayah ini saling berhubungan dan berinteraksi karena tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masing-masing wilayah. Interaksi ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya.
Interaksi desa-kota didorong oleh faktor-faktor seperti ketersediaan sumber daya alam yang berbeda antar wilayah, kemudahan transfer antar wilayah, dan kesempatan berintervensi. Interaksi ini memberikan dampak positif seperti peningkatan pengetahuan penduduk, perekonomian desa yang meningkat, peningkatan hubungan desa-kota, dan peningkatan penghasilan. Namun, ada juga dampak negatif, seperti urbanisasi, kehilangan kawasan hijau, dan menyempitnya lahan pertanian.
Regionalisasi kawasan industri dan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu cara untuk mencapai pemerataan pembangunan desa dan kota. Regionalisasi pembangunan wilayah dapat memajukan perekonomian dan daya jangkau desa dan kota, sedangkan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta api, dan sarana umum akan memudahkan distribusi barang dan jasa.
Selain itu, pentingnya perizinan dan kemudahan birokrasi untuk mendukung investasi dan pertumbuhan ekonomi, serta pengembangan tenaga ahli dan tenaga terampil di daerah pedesaan juga menjadi bagian dari upaya pemerataan. Pemasaran hasil UMKM dan pemerataan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan juga menjadi perhatian penting dalam memajukan desa dan mengurangi urbanisasi.
Dengan adanya pemerataan kesempatan kerja dan kesempatan pengembangan usaha di desa, diharapkan dapat mengurangi gelombang urbanisasi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah pedesaan. Keseluruhan langkah-langkah ini akan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi pembangunan dan kemajuan desa dan kota serta masyarakatnya.
Demikian penjelasan tentang interaksi desa dan kota serta pemerataan pembangunan desa dan kota. Semoga bisa membantu dan menambah wawasanmu ya. Salam Geografi!
Sumber:
Ani Anrjani dan Tri Haryanto. (2009). Geografi XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Lili Somantri dan Nurul Huda. (2016). Geografi. Bandung: Grafindo.
Tim Alfa Cendekia, Jaka Firman P, dan M Taupan. (2016). Saat Jelang Ujian Nasional Geografi. Bandung: Srikandi Empat