Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri adalah bentuk kebijakan pemerintah terkait lingkungan internasional guna mencapai kepentingan nasional. Setiap negara pada dasarnya akan membuat kebijakan luar negeri dengan memperhatikan faktor-faktor. Nah, dalam artikel ini akan secara khusus membahas faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kebijakan luar negeri. Mari cari tahu selengkapnya di bawah ini.

Faktor-Faktor Domestik

Salah satu faktor yang turut memengaruhi kebijakan luar negeri adalah faktor domestik. Dalam hal ini, ada dua pendapat yang menjelaskan mengenai faktor domestik, yaitu James N. Rosenau dan Alex Mintz. Lalu, bagaimanakah perbedaan dari kedua faktor tersebut? Berikut penjelasannya.

Faktor Domestik Menurut James N. Rosenau

Faktor Domestik Menurut James N. Rosenau
Sumber: master1305 on Freepik

James N. Rosenau (1969) membagi faktor-faktor domestik menjadi dua, yaitu faktor societal sources dan governmental sources.

1. Societal Sources

Pada societal sources, ada beberapa aspek yang dipertimbangkan, yakni economy, cultural and history, social structure, dan moral opinion.

  • Economy

Ekonomi adalah salah satu aspek yang sangat penting bagi suatu negara dan perlu diperhatikan dengan cermat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan antara masyarakat industri dan masyarakat pertanian atau agrikultural.

Masyarakat industri memiliki kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat agrikultural. Masyarakat industri cenderung memerlukan lebih banyak barang dan jasa yang bersifat teknis, canggih, dan berorientasi pada produksi, sementara masyarakat agrikultural lebih fokus pada produksi bahan pangan dan komoditas pertanian.

Oleh karena itu, para pengambil keputusan di tingkat pemerintah perlu merancang kebijakan luar negeri yang dapat mengatur impor barang dan komoditas yang diperlukan oleh sektor industri. Ini penting karena industri seringkali membutuhkan bahan baku dan komponen khusus yang tidak dapat diproduksi secara efisien di dalam negeri. Melalui impor, negara dapat memenuhi kebutuhan industri dan mendorong pertumbuhan sektor ini.

Selain itu, hubungan moneter dengan mitra dagang yang berada di luar negeri juga sangat penting bagi masyarakat industri. Ini termasuk dalam hal perdagangan internasional dan investasi asing langsung. Melalui kerjasama moneter dengan negara-negara mitra dagang, negara dapat memfasilitasi arus modal dan perdagangan yang menguntungkan industri dalam negeri.

Dengan demikian, kebijakan luar negeri yang bijak dalam mengatur impor dan membangun hubungan moneter yang kuat dengan mitra dagang asing sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan masyarakat industri dalam negeri.

  • Cultural and History

Kebijakan luar negeri dibuat berdasarkan norma dan tradisi. Pengambil keputusan mempertimbangkan budaya yang menghasilkan suatu norma untuk mengambil atau menolak kebijakan luar negerinya.

  • Social Structure

Dalam hal ini, kualitas pendidikan masyarakat sangat memengaruhi efektivitas tindakan negara yang dapat dilihat dari para pemimpin, ras, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, masyarakat tidak boleh dibatasi dalam pendidikannya.

  • Mood Opinion

Tipe pemerintahan dalam suatu negara memengaruhi dalam pembuatan kebijakan luar negerinya. Dalam negara otoriter, presepsi masyarakat tidak memengaruhi kebijakan luar negeri. Sedangkan dalam negara demokrasi, presepsi masyarakat dapat memengaruhi kebijakan luar negeri.

2. Governmental Sources

Terdapat perbedaan antara negara otoriter dan demokrasi dalam pembuatan kebijakan luar negerinya. Dalam negara otoriter, pengeluaran dana lebih efesien dibanding dengan negara demokrasi. Namun dalam hal kebijakan  luar negeri yang diambil, negara demokrasi lebih fleksibel dibanding negara otoriter karena masih menerima saran dan kritik.

Berbeda dengan negara otoriter yang mengambil kebijakan sesuai dengan kehendak pemerintahnya saja. Selain itu, negara dengan sistem multi partai akan menerima saran kebijakan luar negeri yang berbeda dengan sistem dua partai pemerintah. Dapat disimpulkan bahwa sistem dan kondisi pemerintahan yang terdapat pada suatu negara dapat memengaruhi kebijakan luar negeri yang akan diambil.

Faktor Domestik Menurut Alex Mintz

Menurut Alex Mintz (2010) faktor-faktor domestik kebijakan luar negeri dibagi menjadi empat, yaitu diversionary tactics, economic interest and foreign policy decision, the role of public opinion, dan electoral cycles.

1. Diversionary Tactics

Apabila terjadi permasalahan di dalam negara, kebijakan luar negeri akan diambil guna mempertahankan posisi pemimpin di negara tersebut. Kebijakan yang diambil dengan cara pengalihan isu di dalam negeri dengan isu yang muncul dari ancaman luar negeri.

2. Economic Interest and Foreign Policy Decision

Kebijakan luar negeri dalam bentuk ekspansi untuk mencapai kepentingan ekonomi negara. Imperialistik menjadi motivasi terbentuknya kebijakan luar negeri. Salah satu contoh kebijakan luar negeri untuk meningkatkan ekonomi adalah politik dumping atau menjual produk lebih murah di luar negeri dibanding dalam negeri.

3. The Role of Public Opinion

Pada negara demokrasi, opini publik dapat memengaruhi kebijakan luar negeri dengan cara memaksa dan menekan pemimpin negara untuk memenuhi keinginan publik.

4. Electoral Cycles

Dalam hal ini, pemilihan umum memiliki peran penting untuk menganalisis pemimpin dalam membuat suatu kebijakan. Pemimpin dapat menggunakan jangka waktu pemilihan umum untuk mempertahankan posisi politiknya dengan membuat kebijakan yang sesuai dengan keinginan konstituennya. Dengan begitu, kemungkinan akan terpilih kembali sebagai pemimpin di periode selanjutnya akan semakin besar.

Faktor-Faktor Eksternal (Sistem Internasional)

Faktor-Faktor Eksternal (Sistem Internasional)
Sumber: rawpixel.com on Freepik

Selain faktor-faktor domestik, Alex Mintz juga menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri juga dipengaruhi dari faktor-faktor eksternal atau sistem internasional. Kemudian, Mintz membagi faktor tersebut menjadi empat, yaitu:

1. Deterrence and Arm Races

Kebijakan deterrence atau pencegahan dipengaruhi oleh asumsi realis yang beranggapan bahwa negara lain mengancam negara. Oleh sebab itu, negara melakukan kebijakan deterrence dengan memperluas pangkalan militer yang mempertimbangkan untung-ruginya.

Hal ini bertujuan untuk mencegah datangnya ancaman dari luar negara. Lalu, arm races atau perlombaan senjata juga masih dipengaruhi pemikiran realis (game theory), apabila negara meningkatkan kekuatan militernya, maka hal ini akan memengaruhi negara lain.

Negara lain akan membuat kebijakan luar negeri akibat adanya security dilemma (kondisi negara meningkatkan pertahanan negaranya namun dianggap sebagai penyerangan oleh negara lain) dengan empat alternatif.

Keempat alternatif tersebut yaitu dengan menguatkan militer yang superior, peningkatan militer, kerja sama dengan negara yang memiliki militer yang kuat, dan jika tidak memiliki dana yang cukup negara tidak akan melakukan apa-apa.

2. Strategic Surprise

Kebijakan ini dibuat akibat terjadinya hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya sehingga kekuatan militer digunakan dengan cara dan target yang juga tidak diperkirakan sebelumnya. Sebagai contoh, kebijakan luar negeri yang diambil oleh Presiden Bush setelah terjadi kejahatan terorisme 9/11 adalah melawan terorisme dan menyatakan bahwa Afghanistan dan Iraq sebagai sarang teroris Taliban. Kebijakan ini belum direncanakan sebelum terjadinya terorisme 9/11.

3. Alliances

Kebijakan luar negeri yang tidak kalah penting adalah melakukan aliansi militer dengan negara lain. Aliansi ini dapat dilakukan dengan cara menandatangani perjanjian aliansi oleh negara-negara yang tergabung.

4. Regime Type of The Adversary

Ideologi suatu negara dapat memengaruhi kebijakan luar negeri yang akan diambil. Apabila negara lain memiliki ideologi yang sama, maka kemungkinannya adalah akan membelanya. Namun apabila negara memiliki ideologi yang berbeda, kemungkinannya akan dianggap musuh atau rival. Sebagai contoh Amerika Serikat yang menganut ideologi liberalisme dianggap rival dengan Rusia yang berideologi komunisme.

Kesimpulan

Kebijakan luar negeri yang dibuat oleh negara sangat berkaitan erat dengan kepentingan nasionalnya. Oleh karena itu, negara akan membuat kebijakan yang paling menguntungkan negaranya.

Dalam pembuatan kebijakannya sendiri dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik dan sistem internasional. Kebijakan luar negeri dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di dalam negara seperti ekonomi, sosial dan budaya, tipe pemerintahan, jangka waktu pemilihan umum, dan opini publik.

Sedangkan sistem internasional yang memengaruhi kebijakan luar negeri adalah mencegah munculnya ancaman dengan meningkatkan kekuatan militer, strategi yang tak terduga, aliansi dengan negara lain, dan ideologi yang dianut. Apapun yang menjadi faktor dalam menentukan kebijakan luar negeri, tentunya hal ini didasari untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan negara itu sendiri.

Nah, itulah tadi penjabaran mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan luar negeri. Faktor-faktor yang  telah dijelaskan tersebut menjadi bagian penting yang akan membantu negara menghasilkan kebijakan luar negeri yang baik.


Sumber:

Jemadu, A. (2008). Politik Global dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mintz, A., & Derouen, K. (2010). Understanding Foreign Policy Making: Decision Making. New York: Cambridge University Press.

Rosenau, J. N. (1969). International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research and Theory. New York: The Free Press.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *