Contoh Paragraf Naratif Beserta Penjelasannya

Pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai jenis paragraf berdasarkan pola penalarannya. Lalu, dalam artikel kali ini akan membahas tentang salah satu jenis paragraf berdasarkan gaya pengungkapannya. Jenis paragraf berdasarkan gaya pengungkapannya terbagi menjadi lima di antaranya ada paragraf narasi, paragraf deskripsi, paragraf eksposisi, paragraf argumentasi, dan paragraf persuasi. Berdasarkan kelima jenis paragraf tersebut yang akan menjadi topik pembahasan artikel kali ini, yaitu paragraf narasi.

Yap, paragraf narasi menjadi salah satu jenis paragraf yang mungkin seringkali ditemui, dibaca, atau dilihat olehmu. Namun, dalam hal penyebutannya paragraf ini lebih dikenal dengan istilah paragraf naratif. Paragraf naratif dapat kamu temukan di berbagai macam bacaan seperti koran, majalah, novel, cerpen, dan berbagai jenis buku lainnya.

Supaya kamu lebih paham lagi tentang paragraf naratif, yuk simak penjelasan mengenai pengertian, ciri serta contoh paragraf naratif. Berikut penjelasan mengenai paragraf naratif.

Pengertian Paragraf Naratif

Pengertian Paragraf Naratif
Sumber: Thorsten Frenzel dari Pixabay

Apa itu paragraf naratif? Tentunya kamu sudah bisa menebak bukan jenis paragraf ini apabila melihat makna dari kata “naratif” yang berarti bersifat kisahan atau menceritakan. Yap, paragraf naratif adalah paragraf yang diungkapkan dengan cara menceritakan suatu kejadian-kejadian nyata ataupun rekaan. Jenis paragraf ini bertujuan untuk mengisahkan berbagai rangkaian peristiwa yang terjadi atau dialami oleh penulis ataupun orang lain. Paragraf naratif dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan tujuan penyampaiannya, di antaranya ada narasi ekspositoris, narasi artistik, dan narasi sugestif.

Baca juga: Contoh Teks Anekdot

  • Narasi Ekspositoris

Narasi ekspositoris adalah paragraf yang menyampaikan informasi berdasarkan data yang akurat atau sesuai fakta sehingga dapat menambah pengetahuan orang-orang. Contoh dari narasi ekspositoris dapat ditemukan dalam buku-buku biografi, autobiografi, atau cerita sejarah.

  • Narasi Artistik

Narasi artistik adalah paragraf yang berisi maksud tertentu dengan penyampaian secara tersirat dan bersifat imajinatif. Paragraf narasi artistik bertujuan untuk memberikan pengalaman menarik kepada pembaca atau pendengar. Contoh dari narasi artistik dapat kamu temukan dalam berbagai macam bacaan seperti novel, cerpen, dan semacamnya.

  • Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah paragraf yang berisi pesan serta memberikan sugesti agar orang-orang percaya dan seakan-akan mengetahui maksud dalam pesan tersebut. Sama halnya dengan narasi artistik, narasi sugestif juga dapat kamu temui dalam cerpen, novel, dan ragam cerita lainnya. Namun, yang membedakan ialah narasi sugestif dalam teksnya lebih berisi mengenai nilai atau amanat yang dapat diambil oleh pembaca ataupun pendengar.

Selain itu, paragraf naratif juga dapat dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan sifat informasinya, yaitu berupa fakta dan fiksi. Paragraf naratif yang berupa fakta dapat dijumpai dalam bacaan seperti autobiografi dan biografi. Sedangkan paragraf naratif berupa fiksi terdapat pada novel, cerpen, cerita bersambung, komik, dan semacamnya.

Ciri-Ciri Paragraf Naratif

  • Terdapat tokoh atau orang yang mengalami atau terlibat dalam peristiwa.
  • Dalam paragraf setiap peristiwa ditulis secara berurutan sesuai waktu kejadian.
  • Adanya konflik yang dialami tokoh.
  • Umumnya memiliki alur cerita yang jelas (awalan, konflik, klimaks, dan penyelesaian atau solusi). Biasanya lebih banyak ditemukan dalam narasi fiksi.
  • Memiliki latar suasana, waktu, dan tempat.

Contoh Paragraf Naratif

Contoh Paragraf Naratif
Sumber: Georgi Dyulgerov dari Pixabay

Contoh-contoh paragraf naratif akan dibagi berdasarkan tujuan penyampaiannya. Berikut beberapa contoh paragraf naratif yang diambil dari berbagai sumber dan ditulis dalam bentuk parafrasa.

Contoh Paragraf Naratif (Ekspositoris)

(1). Mohammad Fudoli lahir di Sumenep, Madura, 8 Juli 1942. Fudoli dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren sehingga kehidupannya sangat dipengaruhi oleh tradisi pesantren. Fudoli menghabiskan masa mudanya di tanah kelahirannya. Setelah tamat dari SMA Negeri Pamekasan, dirinya langsung melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dia berhasil menyelesaikan kuliahnya tahun 1966. Dua tahun setelah kelulusan kuliah pertamanya, tahun 1968 Fudoli melanjutkan kuliahnya di Universitas Al-Azhar, Kairo. (Mahayana (2015: 47))

(2). Sahmardan merupakan nama asli dari SM Ardan. SM Ardan lahir di Medan, 2 Februari 1932. Dia pun pindah ke Jakarta mengikuti orang tuanya. Saat masih menjadi pelajar, Ardan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan. Saat masih bersekolah di Taman Madya Taman Siswa, Jakarta, Ardan sudah berhasil membulikasikan puis-puisinya. Oleh karena itu, setelah lulus dari bangku sekolah, Ardan memutuskan  bahwa dunia menulis dan profesi sebagai pengarang menjadi pilihan hidupnya. (Mahayana (2015: 186))

(3). Rendra, memiliki nama asli Willibrordus Surendra Broto. Pada 12 Agustus 1970, dia memutuskan untuk masuk Islam dan mulai saat itu jugalah dia menggunakan nama Rendra. Rendra mengawali karirnya dalam bidang seni lewat drama yang bertajuk Dataran Lembah Neraka yang juga dimuat di majalah Drama (No.1, Februari 1953). Saat masa awal karirnya sebagai sastrawan (1954—1962) sekitar 30-an cerpennya telah dimuat dalam surat kabar dan majalah Kisah, Minggu Pagi, Drama, Sastra, dan masih banyak lagi. Sejak saat itulah karir Rendra sebagai penyair mulai menonjol. (Mahayana, 2015 (193—194))

Contoh Paragraf Naratif (Artistik)

(1). Jakarta, 25 September 1955. Malam itu ibukota seperti berpesta. Penduduk di kampung, tua-muda, lelaki dan wanita, bahkan anak-anak ramai-ramai keluar rumah dan pergi ke jalan-jalan besar. Di mana-mana terdengar suara orang yang hiruk-pikuk, bercampur baur dengan suara-suara yang ke luar dari pengeras-pengeras suara yang dibawa lari oleh kendaraan bermotor. (Jalan Terbuka, hlm. 183. karya Ali Audah)

(2). Binar bening mata itu mengerjap-ngerjap. Bintang-bintang seakan bersatu untuk membentuk gugusan yang berkilau di mata itu. Aku memandangnya takjub. Terlebih lagi saat bibir yang mungil itu merekah, tersenyum bagai bulan sabit di wajahnya yang putih dan kemerah-merahan. Pipi tembamnya seperti menggelembung sehingga menenggelamkan hidungnya. Bukan, senyum itu bukan ditujukan untukku, tapi untuk Ameera, ibunya. (Sumber cerpen: femina.co.id. Wajah dalam Cermin karya Triana Rahayu. 24 Agustus 2019)

(3). Hari ini dia ikut berangkat kerja bersamaku. Yang dia lakukan sesampai di sana hanya jalan-jalan, menyusuri koridor, memotret, lalu duduk lama di kantin dan menulis-nulis entah apa, lalu kami makan malam dan aku mengantarnya kembali ke hotel. Aku tak terlalu banyak bertanya mengapa dia memilih Hotel Majapahit, karena sangat mungkin dia tak suka, jika ada orang terlalu ingin tahu. Namun sore itu, aku pun tahu ketika dia menyuruhku untuk mencarikan penginapan baru setelah merasa cukup lama menginap di Hotel Majapahit. (Sumber cerpen: femina.co.id. Erica Masih di Soerabaja karya Indah Darmastuti. 27 Oktober 2018)

(4). Aku seringkali kebablasan saat naik kendaraan umum. Hal ini disebabkan oleh ulahku sendiri yang suka terlambat memberi aba-aba untuk berhenti. Namun, ini tidak sepenuhnya salahku. Karena jalanan di sini susah sekali untuk dikenali dan banyak pula angkot yang ngebut. Awal-awal tinggal di ibukota banyak jalan yang harus aku ketahui. Profesiku ini membuatku  harus selalu naik kendaraan umum setiap hari. Ya, karena aku harus mengejar para narasumber. (Sumber cerpen: femina.co.id. Kebablasan karya  Retnowati Suparjan. 9 Februari 2019)

(5). Pada pagi hari, rumah nomor 6 yang berada di Jalan Tanjung terlihat sangat sepi. Aku dan teman-teman pun memarkirkan sepeda kami di bawah pohon yang rindang itu. Dengan pelan-pelan, kami memanjat pohon dan mengintip ke dalam rumah itu melalui celah pagar. Rumah itu menarik perhatian kami, walaupun sebenarnya rumah nomor 6 itu terlihat biasa saja dan tidak terawat. Kata orang-orang sekitar, rumah itu dihuni oleh seorang laki-laki tua bernama Pak Umang yang merupakan mantan narapidana. (Sumber cerpen: bobo.grid.id. Rumah Nomor 6 karya Dwi Pujiastuti. 14 Januari 2020).

Baca juga: Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

Contoh Paragraf Naratif (Sugestif)

(1). Omong-omong soal hewan peliharaan, aku pun memelihara seekor anak kucing yang baru berumur empat bulan. Anak kucing itu aku beri nama Chacha, biasa kupanggil Acha. Dia suka sekali bermain di halaman belakang rumah.

Ketika sore hari, rumahku kedatangan dua orang tamu. Mereka merupakan tukang yang disuruh ayahku untuk menangkap ular yang ada di dalam sumur. Pada saat dua pria itu datang, Ocha kabur karena memang kurang bersahabat dengan orang asing. Melihat Acha kabur, aku pun mencari keberadaannya.

Aku pergi ke samping rumah untuk mengecek Acha dan ternyata tidak ada. Mencari ke sekeliling pun tidak ada, sampai akhirnya aku melihat penutup sumur itu masih terbuka padahal dua pria tadi sudah pulang. Seketika aku panik dan mengira Acha tercebur ke dalam sumur, namun tidak ada apa-apa di sana. Aku pun semakin panik dan menangis di depan Ibu dan Ayah. Aku pun terus mencari Acha hingga akhirnya aku melihat ada sesuatu yang bergerak di bawah tumpukan baju bekas. Tadaaa…ternyata Ocha ada di dalam tumpukan baju bekas. Malu sekali rasanya sudah heboh mencari ke sana-sini sambil menangis histeris. Benar saja kata orang, panik itu membuat kita tidak bisa berpikir dengan jernih. (Sumber cerpen: femina.co.id. Hilang karya Nisya Aprilia Rahmawati. 21 Maret 2020)

(2). Saat pulang dari sekolah Rachma serta dua orang temannya Vivi dan Azri seperti biasa melewati jalan yang sering mereka lalui. Selama di perjalanan pulang mereka asyik bercerita hal apa saja yang telah terjadi hari ini di sekolah. Tiba-tiba, di tengah perjalanan Vivi tidak sengaja menginjak sebuah dompet kecil. Namun, karena penasaran, Vivi mengambil dompet itu dan membukanya. Vivi pun terkejut. Lalu, meminta Rachma dan Azri untuk berhenti. Ternyata di dalam dompet tersebut terdapat pecahan uang seratus ribu sebanyak empat lembar. Ketiganya pun bingung harus berbuat apa karena dalam dompet tidak ada identitas pemiliknya.

Alih-alih ingin mengembalikan dompet beserta isinya ke tepi jalan, justru Vivi membawa dompet tersebut. Vivi pun berencana ingin membagikan uang tersebut secara rata kepada Rachma dan Azri. Namun, keduanya ragu untuk menyetujui rencana Vivi. Tanpa persetujuan keduanya, Vivi langsung dan memaksa Rachma serta Azri untuk menerima uang tersebut. Dengan berat hati, keduanya pun mengiyakan rencana Vivi.

Sesampai di rumah, Rachma merasa tidak tenang. Dia selalu kepikiran mengenai uang yang telah diterimanya dari Vivi. Kejadian itu membuat Rachma tidak bisa tidur. Keesokan harinya pun Rachma menemui Vivi dan Azri. Rachma ingin Vivi dan Azri mengembalikan uang tersebut di tempatnya semula. Rachma sadar dan mengerti bahwa uang itu bukan hak mereka. Walaupun dengan setengah hati, Vivi dan Azri pun menyetujui keinginan Rachma. Akhirnya, sepulang sekolah mereka pun mengembalikan uang itu ke dalam dompet dan meletakkannya di tempat semula.

Baca juga: Contoh Teks Ulasan

Pemahaman Akhir

Paragraf narasi merupakan salah satu jenis paragraf yang sering ditemui dalam berbagai jenis bacaan, seperti koran, majalah, novel, cerpen, dan buku lainnya. Paragraf narasi mengungkapkan suatu kejadian atau rangkaian peristiwa baik yang bersifat nyata maupun rekaan dengan tujuan mengisahkan.

Paragraf narasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuan penyampaiannya, seperti narasi ekspositoris, narasi artistik, dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bertujuan untuk menyampaikan informasi berdasarkan data yang akurat atau sesuai fakta. Narasi artistik mengandung maksud tertentu dengan penyampaian yang tersirat dan bersifat imajinatif. Narasi sugestif berisi pesan dan memberikan sugesti kepada pembaca agar mereka percaya dan memahami maksud dalam pesan tersebut.

Ciri-ciri paragraf narasi meliputi adanya tokoh atau orang yang terlibat dalam peristiwa, urutan cerita yang mengikuti waktu kejadian, adanya konflik yang dialami tokoh, memiliki alur cerita yang jelas, dan memiliki latar suasana, waktu, dan tempat.

Contoh-contoh paragraf narasi disajikan dalam berbagai bentuk dan tujuan penyampaiannya. Contoh narasi ekspositoris mencakup penjelasan tentang kehidupan dan karir seseorang, sedangkan contoh narasi artistik menciptakan suasana dan pengalaman yang menarik bagi pembaca. Contoh narasi sugestif menyampaikan pesan atau nilai yang dapat diambil oleh pembaca.

Dengan memahami jenis paragraf narasi dan ciri-cirinya, pembaca dapat lebih memahami dan menikmati berbagai jenis bacaan yang menggunakan paragraf narasi sebagai bentuk penyampaian cerita.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, ciri, dan contoh paragraf naratif. Semoga pembahasan kali ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuanmu tentang paragraf naratif. Selamat belajar!


Sumber:

Mahayana, Maman S. 2015. Kitab Kritik Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Suladi. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: PARAGRAF. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Tatiek

Saya lulusan S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Saya angkatan 2015 dan lulus tahun 2019. Saya sangat tertarik dan menyukai dunia pendidikan dan kepenulisan. Dalam bidang kepenulisan saya telah menulis dalam berbagai tema seperti pendidikan, budaya, kesehatan, hiburan, akuntansi, dan dunia anak. Selain itu, saya juga mahir dalam hal penyuntingan artikel.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *