Ketika menjalankan suatu bisnis, tahap perencanaan tidak boleh dilewatkan. Jika ada yang berkata “Whatever, the important thing is take action”, memang tidak ada salahnya untuk take action. Namun, dalam take action juga harus ada perhitungannya. Hal ini terkait dengan untung rugi suatu bisnis.
Mengenai untung dan rugi tentu bukan hal yang baru. Seorang pengusaha tentu menginginkan bisnisnya mendapatkan untung. Tidak selalu jika barang banyak yang laku terjual, maka akan untung. Hal ini juga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan.
Jika pendapatan yang diperoleh lebih besar daripada pengeluaran yang dilakukan, maka perusahaan akan mendapatkan untung. Sementara jika pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, tentu kerugian yang didapatkan. Namun, ada juga suatu kondisi dimana para pengusaha ini tidak mendapatkan untung maupun rugi.
Inilah kondisi BEP yang akan dibahas pada artikel kali ini. Ikuti terus artikel ini untuk pembahasan selanjutnya.
Daftar Isi
- 1 Pengertian BEP
- 2 Manfaat BEP
- 3 Konsep BEP
- 4 Metode Perhitungan dan Rumus BEP
- 4.1 1. Break Even Point = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit)
- 4.2 2. Break Even Point = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit
- 4.3 3. Break Even Point dalam bentuk mata uang = Harga jual per unit X Break Even Point per unit
- 4.4 4. Margin kontribusi = Total sales – Biaya variabel
- 5 Contoh Soal BEP dan Cara Menghitung BEP
- 6 Grafik BEP
- 7 Pemahaman Akhir
Pengertian BEP
BEP adalah singkatan dari Break Even Point atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan titik impas. Dimana, BEP adalah suatu keadaan dimana pendapatan yang diterima oleh perusahaan sama dengan modal yang dikeluarkannya. Inilah mengapa disebut sebagai titik impas.
Baca juga: Kepuasan Konsumen: Pengertian, Teori, Faktor dan Indikator
BEP adalah hal yang penting diketahui oleh perusahaan. Inilah mengapa, ada cara dalam perhitungannya yang ditunjukkan dengan grafik. Dari sini nanti, perusahaan dapat membaca kondisi penjualan, serta mengambil langkah pengambilan keputusan untuk periode berikutnya.
BEP adalah suatu keadaan yang terjadi karena ada faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini diwujudkan dalam elemen-elemen. Berikut ini terdapat empat elemen yang menjadi pembentuknya:
- Biaya tetap, adalah biaya wajib yang dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya wajib ini dapat berupa gaji karyawan, sewa tempat usaha, sewa gudang, biaya penyusutan mesin, dan lainnya.
- Biaya tidak tetap, adalah biaya yang nilainya berubah-ubah. Kebalikan dari biaya tetap yang nilainya tidak berubah. Yang termasuk dalam biaya tidak tetap adalah biaya listrik, telepon, bahan baku, air, transportasi, dan lainnya. Meskipun biaya ini dikeluarkan setiap bulannya, namun jumlahnya tidak selalu sama.
- Harga jual, adalah harga yang ditentukan setelah melihat semua biaya produksi dengan nilai margin yang ingin diperoleh. Dimana, harga-harga barang ini dihitung per unit.
- Pendapatan, adalah penghasilan yang didapatkan dari hasil penjualan.
Dari elemen-elemen ini dapat diketahui bahwa BEP adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Karena berpengaruh dalam pengambilan keputusan periode berikutnya. Strategi penjualan selanjutnya juga dapat menjadi acuan pengambilan keputusan.
Manfaat BEP
Jika hanya dilihat dari sudut pandang untung rugi, mungkin terlihat tidak memiliki manfaat. Karena, jika kondisi ini terjadi perusahaan pun tidak mendapatkan keuntungan dari hasil penjualannya. Begitu juga tidak merugi karena penjualannya.
Manfaat BEP atau titik impas dapat dijadikan acuan untuk menentukan strategi dalam pengambilan keputusan periode berikutnya. Karena pada dasarnya, setiap apa yang telah terjadi di perusahaan, dapat dijadikan pedoman penentuan strategi bagi perusahaan.
Namun tentunya, ada hal lain yang menjadi manfaat BEP ini selain apa yang sudah disebutkan sebelumnya. Berikut ini adalah manfaatnya:
- Untuk menentukan harga jual minimal suatu produk supaya tidak mengalami kerugian.
- Menentukan jumlah produk yang diproduksi supaya tidak melebihi kuantitas. Sehingga perolehan keuntungan dapat menutup biaya pengeluaran.
- Manfaat selanjutnya adalah supaya perusahaan dapat menentukan nilai investasi yang tepat, sehingga dapat mengimbangi biaya awal untuk produksi.
- Untuk menganalisis nilai jual saham yang tepat.
- Acuan untuk perencanaan anggaran dan proyeksi keuangan.
Konsep BEP
Dalam analisa BEP, terdapat asumsi dasar atau konsep yang digunakan. Konsep titik impas disebutkan dalam poin-poin berikut ini:
- Konsep yang pertama bahwa biaya harus diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan tidak tetap, serta prinsip variabilitas biaya dapat diterapkan dengan tepat. Pemisahan biaya tetap dan tidak tetap terkadang menjadi hal yang cukup sulit. Karena, ada beberapa pengeluaran yang dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap.
- Biaya tetap secara total jumlahnya akan selalu konstan, meskipun tingkat kapasitas penuh. Atau bisa dikatakan bahwa biaya tidak tetap secara total berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sementara biaya tetap tidak mengalami perubahan.
- Biaya tidak tetap akan berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dan penjualan. Dengan kata lain, biaya tidak tetap per-unit akan berubah-ubah, sementara biaya tetap tidak berupah meskipun ada perubahan kegiatan.
- Tidak ada perubahan harga secara umum atau selama periode dianalisis, harga jual per-unit konstan.
- Hanya ada satu barang yang diproduksi, jika ada lebih dari satu maka kombinasi atau komposisi penjualannya akan tetap konstan.
Metode Perhitungan dan Rumus BEP
BEP yang terjadi di suatu perusahaan bukanlah suatu hal yang kebetulan. Para pengusaha juga dapat menghitung nilai BEP menggunakan metode perhitungan dan rumus yang sudah ada. Namun kini, rumus BEP tidak perlu dihitung secara manual, karena sudah ada tools yang dapat digunakan secara otomatis.
Terlepas dari itu semua, tentu metode perhitungan dan rumus BEP tetap harus dipelajari. Dan berikut ini, terdapat beberapa rumus titik impas yang dapat digunakan untuk perhitungan:
1. Break Even Point = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit)
Rumus dari margin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Dimana, cara ini dapat digunakan untuk mengetahui titik dimana jumlah beban setara dengan jumlah biaya dan jumlah unit yang dikeluarkan.
2. Break Even Point = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit
Jika sudah diketahui jumlah margin kontribusi per unitnya, maka dapat langsung menjadi pembagi biaya tetap. Ini juga dapat dilakukan untuk menghitung berapa banyak minimal unit yang harus dijual untuk menutup biaya produksi.
3. Break Even Point dalam bentuk mata uang = Harga jual per unit X Break Even Point per unit
Rumus ini digunakan untuk menghitung jika BEP yang diinginkan dalam bentuk rupiah.
4. Margin kontribusi = Total sales – Biaya variabel
Selain perhitungannya, yang perlu diketahui juga adalah rumus perhitungan margin kontribusi. Margin kontribusi dapat menjadi cara untuk mengetahui besaran keuntungan dari suatu produk yang berhasil dijual. Dengan cara mengukur efek dari sales terhadap keuntungan.
Hal yang harus diperhatikan dalam menghitung margin kontribusi adalah biaya tidak tetap/variabel yang dikenakan. Dengan margin kontribusi, sebuah perusahaan dapat memisahkan biaya tetap produksi dengan keuntungan yang didapatkan.
Contoh Soal BEP dan Cara Menghitung BEP
Setelah memahami metode perhitungan titik impas, selanjutnya adalah contoh soal BEP dan cara menghitungnya. Jika sudah memahami dengan baik, menghitungnya hanya tinggal memasukkan rumus-rumus yang sudah ada.
- Contoh Soal BEP
Perusahaan PT Dolphin memberi tugas pada akuntannya untuk mengetahui jumlah sales yang diperlukan guna menutup biaya operasional sebesar Rp 50.000.000. Keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan adalah Rp 20.000.000. Diketahui bahwa nilai variabel per unit adalah 30.000 dan harga jual per unit 50.000.
Jawab:
Dalam contoh soal ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari nilai BEP terlebih dahulu. Jika sudah diketahui, selanjutnya menghitung nilai margin kontribusi.
Berikut cara menghitung BEP dalam contoh soal ini:
Break Even Point = 50.000.000 : (Margin kontribusi)
Break Even Point = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
Break Even Point = 50.000.000 : 20.000
Break Even Point = 2.500 unit
Hasil ini mengartikan bahwa jika perusahaan menjual 2.500 unit, maka perusahaan akan mengalami break even point. Dimana, perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Selain menghitung dalam unit, seorang akuntan juga harus dapat menghitung dalam bentuk mata uang, baik rupiah atau mata uang lainnya. Syaratnya, biaya tetap maupun biaya tidak tetap harus dalam mata uang yang sama.
Berikut cara menghitung BEP dalam mata uang rupiah:
Break Even Point dalam rupiah = Harga jual per unit X BEP unit
Break Even Point dalam rupiah = 50.000 x 2.500 unit
Break Even Point dalam rupiah = Rp 125.000.000
Selanjutnya, seorang akuntan harus dapat menghitung break even analysis, untuk dapat menghitung keuntungan yang diinginkan.
Berikut cara menghitung BEP Analysis:
N unit yang dibutuhkan = (20.000.000 : margin kontribusi) + break even point unit
N unit = (20.000.000 : 20.000) + 2.500
N unit = 1.000 + 2.500
N unit = 3.500
Dari cara menghitung ini, perusahaan dapat mengetahui berapa unit yang harus terjual untuk mendapatkan kentungan yang diinginkan. Dalam contoh soal BEP ini harus menjual 3.500 unit untuk memperoleh keuntungan Rp 20.000.
2. Contoh Soal BEP
Suatu perusahaan ingin mendapatkan keuntungan Rp 100.000.000. Berapa unit yang harus diproduksi?
Jawab:
Perhitungan harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
Biaya tetap produk: Rp 500.000.000
Biaya tidak tetap per unit: Rp 1.000.000
Harga jual per unit: Rp 1.500.000
Jumlah unit BEP: 1.000 unit
Keuntungan yang diinginkan (rupiah): Rp 100.000.000
Berikut cara perhitungan titik impas yang dapat diterapkan:
Jumlah unit = (Keuntungan yang diinginkan (rupiah) / (Harga per unit – Biaya variabel per unit)) + Jumlah unit BEP
Jumlah unit = (100.000.000 / (1.500.000 – 1.000.00)) + 1.000
Jumlah unit = (100.000.000 / 500.000) + 1.000
Jumlah unit = 200 + 1.000
Jumlah unit = 1.200
Dari perhitungan titik impas tersebut, dapat dilihat jika perusahaan harus memproduksi sebanyak 1.200 unit untuk mendapatkan keuntungan Rp 100.000.000.
Grafik BEP
BEP adalah suatu kondisi dimana perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Break Even Point tidak hanya dapat dihitung dengan rumus saja, tapi juga digambarkan dalam grafik.
Bentuk grafik terbilang tidak rumit, mudah dipahami oleh siapapun yang membaca. Grafik titik impas digambarkan dengan titik perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total.
Berikut contoh grafik BEP:
Grafik titik impas digambarkan dalam grafik sumbu X dan Y. Dimana sumbu X menunjukkan jumlah unit (output) dan sumbu Y menunjukkan biaya dan permintaan.
Baca juga: Contoh Riset Pemasaran
Garis biru menunjukkan pendapatan perusahaan, sementara Garis oranye menunjukkan pengeluaran atau biaya modal. Pertemuan garis biru dan oranye ditunjukkan dengan garis putus – putus berwarna ungu, dimana titik itulah break even point.
Baca juga: Nilai Perusahaan: Pengertian, Jenis, Faktor, Metode dan Modal
BEP adalah titik impas, dimana suatu perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Titik impas memiliki banyak manfaat, dimana salah satunya menjadi penentu strategi perusahaan di masa yang akan datang. Untuk mengetahui nilai Break Even Point digunakan rumus-rumus tertentu serta grafik.
Pemahaman Akhir
Dalam menjalankan bisnis, tahap perencanaan sangat penting dan tidak boleh dilewatkan. Meskipun ada pendapat bahwa yang penting adalah mengambil tindakan, tetapi tindakan tersebut juga harus diiringi dengan perhitungan yang matang terutama terkait untung rugi suatu bisnis. Salah satu konsep yang penting dalam analisis keuangan bisnis adalah Break Even Point (BEP) atau titik impas.
BEP adalah kondisi di mana pendapatan yang diterima oleh perusahaan sama dengan total modal yang dikeluarkannya. Artinya, pada titik ini perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. BEP menjadi indikator penting karena dapat membantu perusahaan menentukan strategi keuangan dan penentuan harga jual produk.
Dalam perhitungannya, BEP melibatkan beberapa elemen, seperti biaya tetap, biaya tidak tetap, harga jual per unit, dan pendapatan. Dalam analisis BEP, perusahaan harus memahami konsep biaya tetap dan biaya tidak tetap serta memastikan bahwa harga jual per unit mencakup margin kontribusi yang mencukupi.
Manfaat dari analisis BEP meliputi penentuan harga jual minimum agar perusahaan tidak mengalami kerugian, mengetahui jumlah produk yang perlu dijual untuk menutup biaya produksi, menentukan nilai investasi yang tepat, dan sebagai acuan untuk perencanaan anggaran dan proyeksi keuangan.
Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang ada, seperti perhitungan BEP dalam bentuk unit, dalam bentuk mata uang rupiah, dan dengan menggunakan margin kontribusi. Selain itu, BEP juga dapat digambarkan dalam grafik untuk memvisualisasikan titik impas tersebut.
Dalam mengambil keputusan bisnis, BEP menjadi informasi yang sangat berharga bagi perusahaan. Dengan memahami titik impas ini, perusahaan dapat mengoptimalkan strategi penjualan dan keuangan sehingga dapat mencapai keuntungan yang diinginkan dan mencapai kesuksesan dalam bisnisnya.