Sulawesi Barat atau biasa disingkat Sulbar ini merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada di bagian barat Sulawesi. Provinsi yang dibentuk pada tanggal 5 Oktober 2004 ini memiliki luas wilayah 16.769,19 km dengan berbagai suku bangsa seperti Suku Mandar, Toraja, Bugis, Jawa, Makassar, dan suku-suku lainnya.
Bentuk kesenian tradisional yang dapat kita temukan di provinsi Sulawesi Barat ini beberapa di antaranya adalah tari tradisioanal hingga alat musik tradisional. Nah, kali ini saya akan mengulas mengenai alat musik tradisional Sulawesi Barat yang mempunyai keragaman dan keunikan tersendiri pada setiap masing-masing alat musiknya. Penasaran apa saja? Yuk, simak!
Daftar Isi
1. Sattung
Nama Sattung diartikan sebagai katak yang mengeluarkan bunyi setelah hujan tiba di malam hari atau tempat rawa-rawa. Kata tersebut berasal dari kata “Kalipattung”. Pembuatan alat musik Sulawesi Barat ini terbuat dari ruas bambu yang sudah dipilih (kering), semakin panjang ruasnnya maka semakin bagus kualitasnya.
Dari proses pembuatan hingga penamaan alat musik ini, semuanya dipikirkan dari Tomokaka Tinunnungan. Kemudian nama Tinunnungan dijadikan sebagai nama sebuah wilayah yang berada di antara 1 kilometer dari Dusun Limboro, Desa Ongko, Kec. Campalagian Kab. Polewalo Mandar. Wilayah tersebut juga termasuk ke dalam wilayah kerajaan Balanipa.
2. Pompang
Alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup ini merupakan alat musik khas Sulawesi Barat. Alat musik pompang dibuat dari gabungan potongan-potongan bambu kecil dan besar. Potongan bambu besar dan tinggi akan menghasilkan bunyi nada rendah dan begitu pun sebaliknya, potongan bambu yang kecil akan menghasilkan bunyi tinggi. Bunyi yang dihasilkan oleh alat musik pompang bisa mencapai dua setengah oktaf tangga nada.
Dari sejarahnya, pertama kali alat musik ini dikenal para penggembala kerbau di Mamasa, Sulawesi Barat. Kemudian mulai disukai masyarakat luas sehingga menjadi hiburan alternatif pada upacara adat rambu tuka atau acara hiburan dan pesta syukuran.
3. Kecapi Mandar
Alat musik tradisional Sulawesi Barat ini juga dikenal dengan sebutan Kecaping Tobanine yang tepatnya berasal dari daerah Polewali Mandar. Bentuk alat musik kecapi mandar ini menyerupai miniatur perahu dengan dua dawai. Pemain alat musik ini mulai jarang ditemukan dan peminatnya hanya dari kalangan orang tua yang sudah lanjut usia.
Awalnya, alat musik kecapi mandar ini merupakan alat musik biasa yang bisa dimainkan kapan saja atau tidak perlu adanya pelaksanaan upacara adat. Namun, seiring berjalannya waktu, alat musik ini dijadikan sebagai alat musik pengiring dalam upacara adat dan acara penting lainnya. Biasanya lagu yang dipakai pada waktu mengiringi alat musik ini adalah syair yang terbagi menjadi 3 kategori, yaitu Tolo, Tere, dan Masala.
Keunikan yang dimiliki alat musik ini adalah pada cara memainkannya. Untuk memainkannya ialah harus dengan menaikkan kaki kirinya dan mendekatkan kecapi ke dada. Selain itu, dari bentuk alat musik kecapi ini juga ada yang berbeda, yaitu Kecapi Mandar yang dimainkan perempuan lebih lengkung.
Baca juga: 12 Alat Musik Sulawesi Selatan
4. Calung atau Calong
Alat musik tradisional Sulawesi Barat ini masih termasuk ke dalam jenis alat musik perkusi. Pembuatan alat musik ini berasal dari buah kelapa dan bambu yang berkualitas terbaik. Bilah-bilah bambu yang ada pada Calong dirakit sedemikian rupa di atas sebuah kelapa yang sudah dibelah dengan menyerupai bentuk mangkuk. Sementara kelapa berguna sebagai asal keluarnya suara, dan bilah bambu berguna sebagai penghasil nadanya.
Calong pada model klasik hanya memiliki 4 nada saja. Sementara Calong yang sudah dimodifikasi memiliki semua nada. Permainan alat musik ini dimainkan secara individu dan secara ramai-ramai. Yang mana pada awalnya alat musik ini dimainkan oleh para petani Mandar sebagai hiburan pada waktu menunggu hasil panen di sawah. Sehingga sampai saat ini kebiasaan tersebut mulai dilakukan kembali.
5. Gongga Lima
Alat musik tradisional Sulawesi Barat ini merupakan alat musik yang termasuk ke dalam keluarga idiofon. Di wilayah Balanipa, alat musik ini mirip dengan alat musik parappasa yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Namun, perbedaan kedua alat musik ini terletak pada pembuatannya yang berasal dari bambu dibelah-belah dengan ukuran kecil. Serta cara memainkannya pun berbeda, maka dari itu saat dimainkan alat musik gongga lima ini dibenturkan ke benda lain agar bisa menghasilkan bunyi.
Nama Gongga Lima sendiri berasal dari dua suku kata, yang artinya Gongga adalah alat itu sendiri, sementara Lima dalam bahasa Mandar adalah Tangan.
6. Pakkeke (Keke)
Pada umumnya, alat musik tradisional Sulawesi Barat ini dimainkan di sawah atau di ladang yang dimiliki warga guna mengisi waktu kosong para petani yang sedang menunggu ladang atau sawah mereka. Namun seiring berubahnya zaman, alat musik ini mulai sering dimainkan sebagai pertunjukkan seni yang juga dimainkan secara bersamaan dengan alat musik tradisional lainnya. Alat musik pakkeke dimainkan juga sebagai pengiring tarian tradisional daerah Sulawesi Barat.
Keunikan pada alat musik ini terletak pada bunyi yang dihasilkan secara khasnya. Pembuatan alat musik pakkeke ini berasal dari bambu yang berukuran kecil dengan bagian ujungnya terdapat daun kelapa kering yang dililitkan guna pembawa efek suara yang dihasilkan Pakkeke.
7. Rebana atau Rawana
Alat musik tradisional ini termasuk ke dalam jenis alat musik membranofon, yakni alat musik yang memanfaatkan kulit sebagai sumber bunyi atau selaput tipis yang direntangkan. Alat musik yang juga disebut Rawana ini mempunyai nama dalam bahasa Arab yaitu Lafud. Keberadaan alat musik ini merupakan gabungan kedua budaya antara budaya Arab dan budaya Mandar.
Tidak hanya di Sulawesi Barat, alat musik rebana juga digunakan di derah lain sebagai pengiring pertunjukkan musik.
8. Popondo
Alat musik tradisional juga disebut alat musik Talindo atau Popondi yang berasal dari Sulawesi Selatan. Pembuatan alat musik ini berasal dari kayu, tempurung kelapa, dan senar. Tempurung kelapa ini berguna sebagai resonator. Alat musik ini sejenis dengan sitar berdawai satu. Permainan alat musik tradisional ini dimainkan secara individu atau tunggal, sesudah para petani mengadakan pesta panen dan pengisi waktu senggang bagi para remaja.
Bentuk alat musik ini seperti busur atau tanduk kerbau atau tanduk sapi yang bertumpu pada sebuah tempurung kelapa, dan di ujungnya pada bagian atas tanduk dipasang 1 buah senar. Untuk memainkan alat musik ini adalah dengan cara dipetik.
Baca juga: 12 Alat Musik Nusa Tenggara Timur
Pemahaman Akhir
Alat musik tradisional Sulawesi Barat memiliki keragaman dan keunikan yang membedakannya dari alat musik tradisional daerah lain di Indonesia. Beberapa alat musik tradisional yang dapat ditemukan di Sulawesi Barat antara lain Sattung, Pompang, Kecapi Mandar, Calung atau Calong, Gongga Lima, Pakkeke, Rebana atau Rawana, dan Popondo.
Sattung merupakan alat musik yang terbuat dari ruas bambu yang dipilih dengan kualitas yang baik. Alat musik ini memiliki nama yang terinspirasi dari bunyi katak yang mengeluarkan suara di malam hari setelah hujan. Pompang adalah alat musik yang terdiri dari potongan-potongan bambu kecil dan besar yang menghasilkan bunyi dengan nada rendah dan tinggi. Kecapi Mandar adalah alat musik tradisional yang menyerupai miniatur perahu dengan dua dawai, dan dimainkan dengan cara khusus yang melibatkan kaki kiri dan posisi yang khas.
Calung atau Calong merupakan alat musik perkusi yang terbuat dari buah kelapa dan bambu. Alat musik ini awalnya dimainkan oleh para petani sebagai hiburan saat menunggu hasil panen di sawah. Gongga Lima adalah alat musik yang mirip dengan alat musik parappasa dari Gowa, Sulawesi Selatan, namun memiliki pembuatan dan cara memainkan yang berbeda. Pakkeke adalah alat musik yang dimainkan di sawah atau ladang oleh para petani dan juga digunakan sebagai pengiring tarian tradisional.
Rebana atau Rawana adalah alat musik membranofon yang memanfaatkan kulit sebagai sumber bunyi. Alat musik ini merupakan hasil gabungan budaya Arab dan Mandar. Popondo atau Talindo adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan dan digunakan di Sulawesi Barat. Alat musik ini terbuat dari kayu, tempurung kelapa, dan senar, dan dimainkan dengan cara dipetik.
Kesemua alat musik tradisional ini merupakan bagian dari warisan budaya Sulawesi Barat yang perlu dijaga dan dilestarikan. Melalui pengenalan dan apresiasi terhadap alat musik tradisional ini, kita dapat memperkaya pengetahuan dan mempertahankan kekayaan budaya Indonesia.
Demikian artikel tentang alat musik tradisional Sulawesi Barat yang perlu kita jaga dan lestarikan keberadaannya. Semoga bermanfaat!