12 Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Timur atau biasa disingkat NTT ini merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang meliputi bagian timur Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi ini memiliki 22 kabupaten atau kota dan beribu kota di Kupang. NTT berada tepat di Sunda Kecil. Sesudah pemekaran, NTT menjadi sebuah provinsi Indonesia yang berada di bagian tenggara Indonesia. Keindahannya ditambah dengan beberapa pulau yang sangat menakjubkan.

Selain terkenal dengan keindahan pulau-pulaunya, alat musik NTT juga beragam yang kaya akan nilai budaya. Hal ini membuat kita harus mengetahui dan mencoba nilai-nilai kebudayaan yang berarti di sana.

Nah, apa saja alat musik Nusa Tenggara Timur? Berikut adalah ulasannya.

1. Sasando

Sasando
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini merupakan instrumen petik yang berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara makna, nama “Sasando” berasal dari bahasa Rote, “Sasandu” yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi. Dipercaya, alat musik ini dimainkan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Layaknya alat musik petik pada umumnya, sasando memiliki bentuk seperti biola, gitar dan kecapi.

Pada bagian utama sasando memiliki bentuk panjang yang biasa dibuat dari bambu. Pada bagian tengahnya, melingkar ke bawah dan diberi ganjalan, yang mana senar-senar atau dawai-dawai tersebut direntangkan di tabung, tepatnya dari atas ke bawah bertumpu. Ganjalan tersebut membuat nada yang berbeda di setiap petikan senar. Kemudian, bagian tabung sasando diletakkan dalam sebuah wadah yang dibuat dari anyaman daun lontar dan menyerupai bentuk kipas. Wadah tersebut berperan sebagai tempat resonansi sasando.

2. Nuren

Nuren
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini cukup populer di daerah Solor Barat. Masyarakat Sikka Timur mengetahui alat musik nuren dengan nama “Sason” atau “Sason Nuren” (Jantang dan Nuren Perempuan). Sason Nuren memiliki bentuk seperti 2 buah suling, dan uniknya 2 suling tersebut hanya dimainkan oleh seorang permain.

Selain menjadi alat hiburan, sebutan “Sason Nuren” merupakan sebutan keramat dan sakral. Cerita asal-usulnya, dahulu ada seorang tokoh dari Solor Barat yang melegenda bernama Edoreo. Masyarakat Solor Barat memercayai kalau Edoreo memiliki 2 kepala dan 2 mulut, menurut 2 kepribadian yang berkecambuk pada telinga pendengarannya.

Baca juga: 11 Alat Musik Tradisional Bali

3. Heo

Heo
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini merupakan alat musik gesek khas Nusa Tenggara Timur dan berasal dari Daratan Pulau Timor, atau lebih tepatnya alat musik tradisional khas suku Dawan Timor. Alat musik heo dibuat dari kayu, sementara pada penggeseknya dibuat dari ekor kuda yang sudah dirangkai menjadi sebuah ikatan pada kayu penggesek yang berbentuk seperti busur.

Sedangkan 4 dawai dari alat musik heo ini dibuat dari usus kuskus yang sebelumnya telah dikeringkan. Dan setiap masing-masing dawai memiliki nama, yaitu: dawai Tain Mone bernada sol, dawai Tain Ana bernada re, dawai Tain Feto bernada la dan dawai Tain Ena bernada do.

4. Prere

Prere
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini dibuat dari seruas bambu kecil yang sekecil pensil dengan panjang sekitar 15 cm. Pada buku ruas bagian bawah alat musik prere ini dibiarkan tertutup, akan tetapi pada bagian atasnya dipotong sebagai tempat meniup. Dan dibelah sebagai tempat menyalurkan udara tiupan mulut dari tabung bambu bagian atas. Kemudian bagian belahan tersebut dililit daun pandan sehingga mirip orong terompet yang berguna memperbesar suaranya.

5. Sowito

Sowito
Sumber daya: budaya-indonesia.org

Alat musik Nusa Tenggara Timur ini dibuat dari bambu yang kulitnya dicungkil dengan ukuran 2 cm dan diganjal dengan batangan kayu kecil. Fungsi cungkilan kulit bambu tersebut sebagai dawai. Untuk memainkan alat musik sowito adalah dengan cara dipukul dengan menggunakan sebatang kayu yang sebesar jari tangan dengan panjang sekitar 30 cm.

Dan setiap ruas bambu menghasilkan satu nada. Alat musik sowito ini digunakan sebagai pengiring dan dibuat beberapa buah sesuai kebutuhan.

6. Hi Tabi (Nafiri Keong)

Hi tabi
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini dibuat dari kerang. Alat musik hi tabi atau bisa disebut nafiri keong ini mempunyai fungsi yang mirip dengan nafiri bambu, yakni sebagai alat penghimpun massa guna mengikuti kegiatan di bidang pemerintahan dan keagamaan. Selain itu, seringnya instrumen musik ini juga dimainkan pada saat upacara adat.

Baca juga: 10 Suku di Nusa Tenggara Serta Penjelasannya

7. Ketadu Mara

Ketadu
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Nama alat musik Nusa Tenggara Timur ini dapat diartikan secara harfiah adalah “ketadu” yang berarti seorang bayi yang tertidur pulas karena perutnya yang sudah kenyang. Sementara, “mara” yang berarti tembaga. Yang mana jika digabungkan arti dua kata ini tidak bisa dijelaskan seperti apa yang diartikan diatas, sebab pengertian kedua simbol tersebut mengandung sebuah nilai yang dalam.

Alat musik ketadu mara ini termasuk golongan kesenian rakyat di NTT. Biasanya, alat musik tradisional ini dimainkan sebagai penghibur pribadi disaat seorang diri dan sebagai pengisi jiwa yang lelah. Alat musik ini bisa juga dimainkan dalam sekelompok muda-mudi pada waktu di malam hari.

Dan ada pula kegunaan khusus alat musik ketadu mara ini, yaitu sebagai sarana mengungkapkan cinta seorang pria kepada wanita yang diincarnya dengan iringan syair-syair rayuan. Dengan senjata seperti ini, wanita akan luluh maupun itu yang berhati keras sekalipun.

8. Tambur Terompet (Bi)

Tambur terompet
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional ini dimainkan pada saat upacara adat berlangsung dan sebagai pengiring lego-legi atau tari tradisional untuk kalangan bangsawan. Yang katanya dipercaya, alat musik tambur terompet ini pertama kali ditemukan oleh Agustinus. Kini benda aslinya disimpan di suku bangsa Alalu, Desa Aramab, Kecamatan Pantar Tegar.

Alat musik tambur terompet dibuat dari kayu, rotan, dan kulit binatang atau dari kayu lai yang sejenis kurma hutan dan kulit rusa.

9. Kediding atau Adiding

Alat musik tradisional Nusa Tenggara Timur ini masih termasuk ke dalam kelompok alat musik petik. Pada bagian kanan dan kiri lubang resonansi alat musik ini bisa terdapat masing-masing 3 buah dawai. Alat musik kediding ini sangat dikenal masyarakat Kabupaten Alor yang bekerja sebagai petani ladang. Para petani tersebut memainkan alat musik kediding ini pada saat menjaga ladang pada waktu malam hari dan sebagai penghilang rasa sepi. Alat musik kediding dibuat dari bambu.

10. Knobe Oh

Knobe oh
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik tradisional NTT ini memiliki panjang sekitar 12,5 cm dan dibuat dari kulit bambu. Pada bagian tengah dikerat menjadi belahan bambu yang memanjang seperti lidah hingga halus, sehingga dapat digunakan sebagai vibrator atau penggetar.

Nah jika pangkal ujungnya ditarik dengan untaian tali yang sudah tererat pada ujung tersebut, maka akan menghasilkan bunyi melalui proses rongga mulut yang berguna sebagai resonator.

11. Knobe Khabetas

Knobe khabetas
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik NTT ini menyerupai busur panah. Teknik memainkan alat musik knobe khabetas ini adalah pada bagian salah satu ujung busur ditempelkan di antara bibir atas dan bibir bawah, lalu udara dikeluarkan melalui kerongkongan, secara bersamaan tali busur dipetik dengan jari.

Knobe khabates dimainkan pada saat mengawasi kebun atau mengawasi hewan-hewan guna melepas kesepian. Selain itu juga dimainkan sebagai penghibur diri dan upacara adat.

12. Gong Waning

Gong waning
Sumber foto: budaya-indonesia.org

Alat musik ini biasanya dimainkan oleh masyarakat Sikka (Krowe) yang dimainkan dengan cara ditabuh atau dipukul. Gong waning dimainkan pada saat upacara adat, resepsi atau pesta dan acara kematian sebagai pengiring tarian. Pemain gong waning ini terdiri dari 9 orang yang juga sesuai dengan jumlah perangkat yang ada dalam musik gong waning. Namun, terkadang bisa juga dirangkap jika pemain kekurangan.

Baca juga: 15 Alat Musik Jawa Tengah

Pemahaman Akhir

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di bagian timur Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi ini memiliki keindahan alam yang luar biasa dengan pulau-pulau yang menakjubkan. Selain itu, NTT juga kaya akan kebudayaan dan seni musik tradisional yang unik.

Beberapa alat musik tradisional yang berasal dari NTT antara lain Sasando, Nuren, Heo, Prere, Sowito, Hi Tabi (Nafiri Keong), Ketadu Mara, Tambur Terompet (Bi), Kediding atau Adiding, Knobe Oh, Knobe Khabetas, dan Gong Waning.

Setiap alat musik memiliki ciri khasnya masing-masing dan digunakan dalam berbagai konteks, seperti upacara adat, pertunjukan seni, atau sebagai hiburan pribadi. Alat musik tradisional NTT tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga sarat dengan makna budaya dan sejarah yang mendalam.

Dengan mengenal dan mempelajari alat musik tradisional NTT, kita dapat menghargai warisan budaya yang berharga ini. Seni musik tradisional tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat identitas budaya dan memperkaya kehidupan sosial masyarakat. Melalui alat musik tradisional, kita dapat merasakan keunikan dan kekayaan budaya yang ada di NTT.

Penting bagi generasi muda dan masyarakat NTT untuk terus melestarikan dan mengembangkan seni musik tradisional ini. Dengan demikian, kekayaan budaya NTT akan terus hidup dan menjadi bagian integral dari identitas dan kehidupan masyarakat setempat.

Demikian alat musik Nusa Tenggara Timur yang perlu kita jaga dan lestarikan keberadaannya. Semoga bermanfaat!

Artikel Terbaru

Avatar photo

Dwi

freshgraduated from Politeknik Negeri Medan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *