Sering orang menganggap bahwa debat adalah aktivitas saling membantah antara dua pihak tentang topik tertentu. Padahal debat sebenarnya tidak sesederhana itu, dibutuhkan argumentasi yang terstruktur. Tidak bisa mengandalkan bantahan secara refleks yang cenderung emosional.
Tujuan debat yaitu untuk mendiskusikan atau memutuskan masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan atas sesuatu hal. Untuk memenangkannya dibutuhkan argumentasi yang terstruktur dan detail. Tapi tidak diperbolehkan untuk menjatuhkan dengan menyinggung pihak lawan secara personal terlebih dengan terbawa emosional.
Kerangka debat sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kerangka lain seperti jurnal atau pidato umum. Namun, karena perdebatan itu bukanlah bentuk komunikasi yang biasa dalam keseharian, maka penting untuk mengetahui bagaimana menulis sebuah kerangka perdebatan ini sehingga argumen dan penjelasan Kamu terstruktur dengan baik.
Karena perdebatan itu bukanlah bentuk komunikasi yang biasa dalam keseharian, maka penting untuk mengetahui bagaimana menulis sebuah kerangka perdebatan ini sehingga argumen dan penjelasan Kamu terstruktur dengan baik. Karenanya akan di bahas di bawah ini tentang bagaimana membuat konsep argumen dan bantahan.
Daftar Isi
Kerangka Argumentasi
Disini Kamu bisa mendapat inspirasi untuk menyusun kerangka argumentasi, dalam setiap sesi debat akan berbeda-beda karena semuanya akan bergantung dari topik yang akan dibahas dalam debat tersebut. Pembicara pertama akan berbeda dengan pembicara kedua, juga berbeda pula dengan pembicara ketiga dan begitu seterusnya. Berikut ini beberapa jenis kerangka debat:
First Affirmative Constructive
Ini adalah bagian dimana pembicara berusaha untuk menarik atensi penonton ke dalam debat dengan menjelaskan tentang topik secara umum. Biasanya pembicara akan diberikan waktu sekitar 7 menit untuk menyampaikan mulai dari resolusi topik secara keseluruhan, pendukung berupa alasan dan bukti hingga kesimpulan.
Cross Example
Sedangkan untuk bagian ini, pembicara menyampaikan pertanyaan untuk menjatuhkan argumentasi pihak lawan. Mereka yang sudah ahli biasanya membuat pertanyaan yang arah jawabannya justru menjatuhkan argumentasinya sendiri (blunder). Meskipun memberikan pertentangan tapi bagian ini tetap harus disampaikan dengan sopan dan menghadap ke penonton.
First Negative Constructive
Kerangka untuk bagian ini sebenarnya hampir sama dengan first affirmative constructive. Hanya disini pembicara berusaha menarik atensi penonton dengan menyampaikan ketidaksepakatan terhadap topik. Tentu saja juga dilengkapi dengan berbagai alasan maupun bukti yang mendukung, hingga kemudian disimpulkan.
Cross Example
Bagian ini juga secara prinsip kerangka argumennya sama dengan bagian kedua. Hanya perbedaannya, argumen yang dipakai adalah argumen negatif dan itu dipakai jadi pertanyaan untuk menyerang lawan.
Kerangka Sanggahan
Jika Kamu sudah memahami konsep dalam menyusun kerangka argumen diatas, kini saatnya memahami kerangka sanggahan. Karena dalam debat tidak hanya memerlukan argumen saja tapi juga sangat diperlukan adanya sanggahan untuk menghidupkan suasana debat, tapi sanggahan disini juga tidak bisa asal saja melainkan juga perlu kerangka yang terstruktur.
Supaya sanggahan yang Kamu buat bisa kuat dan tidak mudah untuk dijatuhkan lagi oleh pihak lawan. Kamu bisa menyiapkan beberapa prediksi untuk menyanggah argumen lawan berdasarkan argumen yangtim Kamu sebelumny, dengan banyaknya variasi sanggahan yang disiapkan akan membuat Kamu jauh lebih tenang dalam menanggapi setiap argumen dari lawan. Berikut ini jenis kerangka sanggahan:
First Affirmative Rebuttal
Bagian ini disampaikan untuk menyanggah argumen dan data-data pihak negative. Pembicara harus bisa menunjukkan bahwa hal itu tidak relevan dengan argumen tim negative, sebisa mungkin gunakan fakta yang mendukung. Dengan begitu akan memperkuat argumentasi tim afirmative.
Baca juga: Cara Membuat Argumentasi Debat
Negative Rebuttal
Sebaliknya bagian ini tugasnya untuk menyanggah argumen afirmatif, meyakinkan ke para penonton debat bahwa mereka telah gagal membuktikan klaimnya. Posisikan diri sebagai yang lebih superior dan kemudian arahkan penonton menyepakati kesimpulan timmu. Umumnya waktu untuk menyampaikan ini maksimal 7 menit.
Second Affirmative Rebuttal
Bagian ini adalah pihak tim affirmative yang menyanggah terhadap argumen pembicara dari tim negatif. Selain itu juga pembicara memberikan kesimpulan debat dan tentu saja tetap membangun kesan bahwa timnya yang lebih unggul dari tim lawan. Biasanya untuk bagian ini diberikan sekitar waktu 4 menit.
Argumen dan sanggahan merupakan dua hal yang tak bisa dipisahkan dalam debat, layaknya dua sisi mata uang logam yang akan selalu menyatu. Maka dari itu sangat penting untuk memahami kedua hal tersebut terlebih mengenai cara menyusun kerangka keduanya.
Semakin banyak Kamu berlatih maka akan semakin baik, untuk debat sebaiknya Kamu membuat kerangka atau redaksi yang seolah-olah Kamu sedang berbicara dengan kalimat tersebut sehingga pemilihan diksi dari kerangkanya tidak terkesan kaku atau terlalu tekstual.
Yang perlu diingat dalam debat yaitu Kamu harus bisa mempertahankan pendapat dari tim Kamu hingga sesi terakhir debat selesai. Karna hal itu merupakan kunci untuk memenangkan debat tersebut. Pihak yang paling kuat mempertahankan pendapat dengan cara apapun atau jenis kerangka manapun tentunya juga disertai dengan bukti yang konkrit dan bisa dipercayai juga yang akan menang.
Baca juga: Perbedaan Resume, Resensi, dan Review
Ternyata dalam debat tidak semudah yang diperkirakan bukan, tidak hanya dengan asal berargumen dan dapat menyanggah kembali saja. Tapi bukan berarti juga debat itu sangat sulit, karena siapapun selama mau belajar, termasuk Kamu bisa menjadi pembicara debat yang bagus.
Pemahaman Akhir
Debat sering kali disalahpahami sebagai aktivitas saling membantah secara emosional antara dua pihak tentang suatu topik. Namun, debat sebenarnya membutuhkan argumentasi yang terstruktur dan tidak dapat mengandalkan bantahan refleks yang cenderung emosional. Tujuan debat adalah untuk mendiskusikan atau memutuskan masalah yang disebabkan oleh perbedaan pendapat. Untuk memenangkan debat, diperlukan argumentasi yang terstruktur dan detail, tanpa harus menjatuhkan lawan secara personal atau terbawa emosional.
Kerangka debat sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kerangka lain seperti jurnal atau pidato umum. Namun, karena debat bukanlah bentuk komunikasi sehari-hari yang biasa, penting untuk mengetahui bagaimana menyusun kerangka debat agar argumen dan penjelasan kita terstruktur dengan baik. Dalam menyusun kerangka debat, terdapat beberapa jenis kerangka yang digunakan oleh pembicara seperti First Affirmative Constructive, Cross Example, First Negative Constructive, dan sebagainya.
Selain argumen, sanggahan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam debat. Sanggahan harus disusun dengan terstruktur untuk memperkuat posisi tim dan menanggapi argumen lawan. Terdapat berbagai jenis kerangka sanggahan seperti First Affirmative Rebuttal, Negative Rebuttal, Second Affirmative Rebuttal, dan lain-lain.
Untuk menjadi pembicara debat yang baik, penting untuk terus berlatih dan memahami cara menyusun kerangka argumen dan sanggahan. Latihan yang intensif akan meningkatkan kemampuan debat kita. Selain itu, mempertahankan pendapat tim hingga akhir sesi debat merupakan kunci untuk memenangkan debat. Pihak yang dapat mempertahankan pendapat dengan baik, didukung oleh bukti yang konkrit dan dapat dipercaya, memiliki peluang lebih besar untuk keluar sebagai pemenang dalam debat.
Debat tidaklah semudah yang dibayangkan, tetapi bukan berarti sulit. Dengan tekad dan kemauan untuk belajar, siapapun dapat menjadi pembicara debat yang baik.
Asalkan Kamu bisa memahami kerangka argumen dan sanggahan yang terstruktur dan detail Kamu juga pasti akan bisa segera mahir, Jangan lupa juga untuk terus berlatih dengan perbanyak membuat kerangka argumen serta beberapa sanggahan yang mungkin untuk memprediksi argumen dari pihak lawan. Semoga bermanfaat, selamat mencoba..
Komentar