11 Rumah Adat Kalimantan Selatan Serta Penjelasannya

Rumah adat yang ada di Kalimantan Selatan kebanyakan didominasi oleh rumah adat milik suku Banjar. Rumah adat Kalimantan Selatan dari suku Banjar ini kerap dijuluki dengan rumah ba’anjung atau beranjung. Nama itu diambil dari bagian kiri dan kanan sayap bangunannya mempunyai ruangan lain.

Rumah adat Kalimantan Selatan khas suku Banjar ini punya 11 macam dengan fungsi dan bentuk yang berbeda-beda. Penasaran dengan 11 rumah adat Banjar tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya.

Bubungan Tinggi

Bubungan Tinggi
Sumber: indonesiakaya.com

Salah satu jenis rumah adat yang begitu dibanggakan oleh masyarakat Banjar adalah rumah adat bubungan tinggi. Rumah ini telah menjadi ikon rumah adat Kalimantan Selatan, sehingga tidak heran kalau rumah ini begitu populer dan dibanggakan oleh masyarakat setempat. Dulunya, rumah adat Kalimantan Selatan ini digunakan sebagai pusat kegiatan kerajaan serta dijadikan sebagai tempat tinggal raja.

Dengan fungsinya yang tidak hanya sebagai tempat tinggal biasa, maka bentuk rumah adat ini juga sangat megah. Bentuknya berupa rumah panggung berbentuk persegi serta dilengkapi dengan anjung. Bentuk atapnya berupa atap pelana yang menjulang tinggi ke atas. Di bagian tengah hingga belakang, bentuk atap yang dipakai adalah atap hambin awan.

Setidaknya, di rumah adat bubungan tinggi terdapat 6 ruangan dengan fungsinya masing-masing. Ruangan pertama adalah pelataran yang berfungsi sebagai tempat bersantai dan menerima tamu. Ruangan kedua disebut dengan panampik kecil yang digunakan sebagai tempat menerima tamu istimewa. Di ruangan ketiga yang disebut dengan panampik tengah dipakai untuk menerima tamu jauh.

Lalu,ada ruangan keempat yang dapat disebut dengan panampik besar. Ruangan ini digunakan sebagai tempat selametan dan juga biasanya hanya tetua dan alim saja yang duduk pada ruangan ini. Ruangan kelima, ada palidangan yang khusus dipakai oleh keluarga.

Panampik dalam menjadi ruangan berikutnya yang dipakai untuk tempat menyimpan bahan makanan. Terakhir, ada padapuran yang berfungsi sebagai tempat memasak dan mencuci piring. Dalam hal keindahan, rumah adat ini dilengkapi dengan berbagai ukiran dengan motif flora dan fauna yang tersebar di seluruh bagian rumah.

Baca juga: Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Gajah Baliku

Gajah baliku merupakan rumah adat Kalimantan Selatan khas Banjar lainnya yang pada masa lampau dijadikan sebagai tempat tinggal para warit raja atau para pengganti raja. Dari segi bentuk, rumah adat gajah baliku ini mempunyai sedikit kemiripan dengan rumah bubungan tinggi.

Tetapi, masih ada perbedaan yang bisa ditemukan salah satunya pada bagian ruang tamu yang tidak berjenjang. Model atap yang digunakan berupa atap perisai atau gajah, dan untuk bagian anjungnya menggunakan atap pisang sasikat atau atap sengkuap.

Terdapat 5 macam ruangan yang ada di rumah adat Kalimantan Selatan ini yaitu surambi atau teras rumah, palatar atau serambi atas, paluaran atau ruang tamu, palidangan atau bagian rumah yang diapit oleh anjung, dan padapuran atau dapur. Tak lupa ada bagian anjung di bagian kanan dan kirinya yang masing-masing disebut dengan anjung kanan dan anjung kiwa.

Gajah Manyusu

Gajah Manyusu
Sumber: id.wikipedia.org

Salah satu ciri khas dari rumah adat Kalimantan Selatan ini ada pada atapnya yang berupa atap perisai buntung atau atap hidung bapicik. Dulunya, rumah adat gajah manyusu berbentuk segi empat dengan bentuk atap perisai buntung yang menutupi hingga seluruh bagian rumah. Tetapi, lambat laun terjadi penambahan bagian rumah di bagian kanan dan kirinya yang disebut dengan anjung.

Dengan adanya penambahan tersebut, bagian anjung tidak menggunakan atap perisai buntung, melainkan menggunakan atap sengkuap. Untuk ruangan yang ada di rumah gajah menyusu jumlahnya ada 5 buah ruangan yaitu surambi sambutan (teras rumah), palatar (serambi atas), paluaran (ruang tamu), palidangan (bagian dalam rumah yang diapit oleh anjung kanan dan kiwa), dan padapuran (dapur).

Balai Laki

Masih ada hubungannya dengan kerajaan di masa lampau, balai laki dulunya merupakan rumah adat yang difungsikan sebagai tempat tinggal prajurit atau pengawal kerajaan. Atap dari rumah adat ini berbentuk atap pelana dan juga dilengkapi dengan anjung kanan dan kiwa.

Dari jenis ruangannya juga sama dengan rumah adat Kalimantan Selatan lainnya yang terdiri dari 5 ruangan utama. Ruangan tersebut adalah surambi sambutan, pamedangan, paluaran, palidangan, dan paduparan.

Balai Bini

Balai Bini
Sumber: budaya-indonesia.org

Dilihat dari namanya, rumah adat Kalimantan Selatan ini sebenarnya sudah menjelaskan fungsinya. Tidak lain balai bini digunakan sebagai tempat tinggal para putri raja atau keluarga kerajaan dari pihak perempuan.

Bentuk dari balai bini berupa persegi dengan atap gajah atau perisai dan atap anjungnya berupa atap sengkuap. Jumlah ruangannya ada 6 buah yaitu surambi muka, surambi sambutan, pamedangan, paluaran, palidangan, dan padapuran.

Tadah Alas

Tadah alas sebenarnya merupakan rumah adat Kalimantan Selatan yang dikembangkan dari rumah adat balai bini. Penambahan tersebut ada pada bagian atapnya yang di bagian depan, sehingga seolah-olah seperti diberikan kanopi. Nah, penambahan di bagian atap depan itulah yang disebut dengan tadah alas.

Pada mulanya, rumah adat tadah alas tidak mempunyai anjung, namun saat ini telah dilengkapi dengan anjung di bagian kanan dan kiri sayap rumah. Ciri khas dari rumah adat ini bisa dilihat pada bagian surambi pamedangan yang ditopang oleh 2 tiang dan 2 jendela di bagian paluaran. Ruangan yang terdapat di tadah alas seperti pamedangan, paluaran, palidangan, dan padapuran.

Cacak Burung

Cacak Burung
Sumber: facebook.com/Rumah-Adat-BANJAR

Cacak burung menjadi rumah adat Kalimantan Selatan lainnya dengan bentuk ba’anjung. Secara fungsi, rumah adat cacak burung tidak dipakai oleh keluarga kerajaan, tetapi oleh masyarakat biasa.

Bentuk bangunannya masih ada kemiripan dengan balai bini, begitu pula dengan ukurannya. Ruangan yang ada di rumah ini jumlahnya sebanyak 5 buah yaitu surambi sambutan, pamedangan, paluaran, palidangan, dan padapuran.

Palimbangan

Untuk rumah palimbangan, fungsi dari rumah adat ini khusus digunakan sebagai tempat tinggal oleh para ulama’ dan saudagar di wilayah Kalimantan Selatan. Dari segi bentuk, rumah adat ini diketahui mirip dengan balai laki dikarenakan bentuk atapnya yang sama-sama berupa atap pelana. Namun, dari segi ukuran, rumah adat palimbangan lebih besar bila dibandingkan dengan rumah balai laki.

Jenis palimbangan sendiri ada dua macam yaitu palimbangan dengan anjung dan palimbangan tanpa anjung. Untuk palimbangan yang menggunakan anjung, biasanya juga mempunyai tawing layar atau atap pelana yang mempunyai ukiran khas. Lalu, untuk macam ruangannya terdiri dari palatar sambutan, pamedangan, paluaran, palidangan, dan padapuran.

Palimasan

Palimasan
Sumber: symbianplanet.net

Rumah adat Kalimantan Selatan bernama palimasan ini dikhususkan sebagai tempat tinggal bendahara kerajaan. Bendahara pada watu itu mempunyai tugas untuk menyimpan segala harta kerajaan termasuk emas dan perak milik raja.

Ciri khas rumah adat palimasan diantaranya adalah mempunyai 4 buah tiang, mempunyai tawing hadapan dengan 3 pintu, bagian serambi utamanya mempunyai pagar, dan ada pula rumah yang dilengkapi dengan tangga kembar. Ada 6 ruangan dalam rumah ini yaitu surambi muka, surambi sambutan, pamedangan, paluaran, palidangan, dan padapuran.

Rumah Bangun Gudang

Rumah adat Kalimantan Selatan berikutnya dikenal dengan nama rumah bangun gudang. Ciri khas dari rumah adat ini adalah bentuk atapnya yang berbentuk perisai, terdapat pamedangan kecil di bagian tengah, mempunyai 3 pintu masuk di bagian depan dan samping kanan-kiri, dan tidak mempunyai pilar yang biasanya ada di bagian teras rumah adat Kalimantan Selatan lainnya.

Rumah Lanting

Rumah Lanting
Sumber: id.wikipedia.org

Rumah lanting tergolong rumah adat Kalimantan Selatan yang paling unik diantara yang lain karena letaknya yang mengapung di air. Sejak dulu, bahan yang digunakan pun tetap sama yaitu dari kayu dengan bagian bawahnya memanfaatkan kayu gelondongan supaya rumah bisa mengapung dengan baik.

Rumah ini telah menjadi hunian oleh masyarakat yang hidupnya bergantung kepada sungai. Disamping itu, rumah lanting juga menunjukkan ciri khas Banjarmasin lainnya yang mempunyai begitu banyak jumlah sungai. Untuk menghubungkan rumah lanting dengan daratan, dibuatlah titian atau semacam jembatan yang menghubungkan rumah lanting dengan daratan di dekat lokasi rumah.

Meskipun secara bentuk sangat sederhana, rumah ini dilengkapi dengan ventilasi yang bagus dengan jumlah jendela sebanyak dua buah dan dua pintu yang masing-masing menghadap ke daratan serta sungai. Pada masa lampau, akan sangat mudah menemukan rumah lanting, dan dikarenakan zaman sudah semakin berkembang, rumah lanting sudah banyak ditinggalkan. Banyak warga yang lebih nyaman untuk tinggal di daratan karena akses yang lebih mudah.

Baca juga: 11 Alat Musik Kalimantan Selatan

Pemahaman Akhir

Rumah adat Kalimantan Selatan, khususnya yang berasal dari suku Banjar, menunjukkan kekayaan budaya dan tradisi yang unik. Dalam kawasan ini, rumah adat yang paling populer dan ikonik adalah rumah adat bubungan tinggi. Rumah ini memiliki fungsi penting sebagai pusat kegiatan kerajaan dan tempat tinggal raja.

Selain bubungan tinggi, terdapat 10 jenis rumah adat lainnya yang merupakan bagian dari warisan budaya suku Banjar. Setiap rumah adat memiliki bentuk, atap, dan fungsi yang berbeda-beda, sesuai dengan peran dan kegunaannya dalam masyarakat.

Beberapa rumah adat seperti gajah baliku, balai laki, dan balai bini, memiliki hubungan erat dengan kerajaan, digunakan sebagai tempat tinggal anggota kerajaan atau pengawal kerajaan. Sementara rumah adat tadah alas, cacak burung, dan palimbangan digunakan oleh masyarakat biasa.

Ada juga rumah adat yang memiliki fungsi khusus, seperti palimasan yang digunakan sebagai tempat tinggal bendahara kerajaan dan rumah bangun gudang yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan harta kerajaan.

Satu rumah adat yang sangat unik adalah rumah lanting, yang mengapung di atas air dan digunakan oleh masyarakat yang hidupnya bergantung pada sungai. Meskipun saat ini rumah lanting sudah jarang ditemukan, namun rumah ini mencerminkan hubungan masyarakat Banjar dengan sungai yang begitu erat.

Keberagaman rumah adat Kalimantan Selatan dari suku Banjar menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia. Rumah adat ini merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya agar tidak punah, sebagai bagian dari identitas budaya suku Banjar dan warisan budaya bangsa.

Itulah 11 macam rumah adat Kalimantan Selatan atau rumah adat Banjar. Meskipun semua rumah tersebut tergolong rumah ba’anjung, tetapi tetap ada ciri khas yang membuat setiap rumah berbeda satu dan lainnya.


Referensi:

id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Baliku

kebudayaan.kemdikbud.go.id

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *