Rumah Adat Jambi Serta Penjelasannya

Jambi merupakan provinsi yang terkenal dengan sebutan bumi melayu. Sama halnya dengan seluruh wilayah di Indonesia, Jambi juga mempunyai rumah adat dengan ciri khas tersendiri. Tentunya rumah adat tersebut tak akan jauh-jauh dari pengaruh budaya Melayu, sesuai dengan sebutan daerah ini.

Untuk melihat bagaimana uniknya rumah adat Jambi, simak ulasan selengkapnya di bawah ini yang disertai dengan gambar rumah adat Jambi tersebut.

Rumah Adat Kajang Leko

Rumah Adat Kajang Leko
Sumber: goodnewsfromindonesia.id

Rumah kajang leko merupakan rumah adat Jambi yang dimiliki oleh suku Batin. Suku Batin ini sudah lama menempati wilayah Jambi dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya salah satunya rumah adat. Keindahan dari rumah adat kajang leko ini masih bisa dinikmati oleh masyarakat luas contohnya di wilayah Kampung Lamo, Rantau Panjang.

Di kampung tersebut, masih ada beberapa rumah adat kajang leko yang berdiri dengan kokoh berjarak 2 meter dengan bentuk memanjang seperti pada gambar rumah adat Jambi milik suku Batin yang tertera. Disisi lain, rumah adat kajang leko juga kerap dijuluki oleh warga Jambi sebagai rumah panggung. Hal tersebut karena rumah adat Riau ini memang bermodelkan panggung.

Baca juga: 15 Alat Musik Jambi

Bentuk Rumah Adat Kajang Leko

Bentuk Rumah Adat Kajang Lako
Sumber: suara.com

Tipologi dari rumah adat kajang leko adalah berbentuk bangsal persegi panjang berukuran sekitar 12 meter dan lebar 9 meter. Konon, bentuk persegi panjang dari rumah adat ini dimaksudkan untuk memudahkan penyusunan rumah. Sama halnya dengan rumah adat pada umumnya yang berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah adat kajang leko terbagi menjadi beberapa bagian.

Bagian tersebut adalah bubungan atau atap, kasau bentuk, pintu, jendela, dinding, lantai, tiang, penteh, tebar layar, pelamban, serta tangga. Pada bagian atap atau bubungan, kerap kali disebut dengan gajah mabuk. Pemberian nama itu ternyata dilatar belakangi oleh sejarah pembuat rumah yang sedang dimabuk oleh cinta dan sedang memperjuangkan restu orang tua.

Selain itu, bentuk dari atap tersebut berupa lipat kajang dan dibuat dari ijuk yang dianyam. Bentuk dari atap lipat kajang difungsikan untuk memudahkan turunnya air hujan dan sirkulasi udara.

Bagian atap atau bubungan ini juga sering dimanfaatkan oleh pemilik rumah untuk menyimpan barang seperti hasil pertanian. Bentuk atap lipat kajang dari rumah adat Jambi satu ini bisa dilihat lewat gambar rumah adat Jambi yang tercantum di atas.

Bagian berikutnya, ada kasau bentuk yang mana adalah nama atap yang berada di ujung sebelah atas. Lebih tepatnya, letak kasau bentuk ada di bagian depan dan belakang atap. Bagian ini difungsikan supaya air hujan tidak mudah masuk ke rumah. Mengenai ukurannya, biasanya sekitar 60 cm atau selebar bubungan.

Bagian dinding dan pintu dari rumah adat kajang leko terbuat dari papan kayu. Untuk pintunya dibagi menjadi 3 macam yaitu pintu tegak, pintu masinding, dan pintu balik melintang.

Pintu tegak terletak di ujung sebelah kiri dan dipakai sebagai pintu masuk. Lalu, pintu masinding digunakan sebagai jendela dan ada di ruang tamu, dan pintu balik melintang juga digunakan untuk para pemuka adat, ulama’, ninik mamak, serta cerdik pandai.

Tiang pada rumah adat kajang leko cukup banyak jumlahnya sebanyak 30 buah dengan 24 tiang utama dan 6 tiang palamban. Lantainya disusun bertingkat dan terbagi menjadi lantai utama dan lantai biasa.

Bagian lainnya adalah pelamban yaitu ruang tunggu tamu dan penteh sebagai tempat menyimpan di bagian atas rumah. Terdapat dua macam tangga yang ada di rumah adat ini. Tangga pertama adalah tangga utama yang mengarah ke pelamban dan tangga kedua mengarah ke penteh.

Keunikan Rumah Adat Kajang Leko

Ciri khas dari rumah adat kajang leko ada pada aneka ragam hiasnya. Hal ini juga menjadi keunikan tersendiri mengingat hiasan yang dipakai khas dengan masyarakat Jambi khususnya suku Batin. Jenis ragam hias yang dipakai umumnya berupa ukiran dengan berbagai moif flora dan fauna. Salah satu contoh ragam hias rumah adat kajang leko ada pada gambar rumah adat Jambi berikut.

Keunikan Rumah Adat Kajang Lako
Sumber: freedomsiana.id

Motif flora dapat ditemukan di depan masinding atau di atas pintu berupa ukiran tampuk manggis. Lalu, ada pula motif bungo tanjung yang ada di bagian depan masinding, dan motif bungo jeruk yang ada di atas pintu dan di luar belandar.

Motif-motif flora tersebut mempunyai nilai filosofi yang melambangkan kesuburan dari wilayah kajang leko. Selanjutnya, ditemukan pula motif fauna berupa ikan dan dimodifikasi dengan daun-daun. Motif ikan ini terdapat di bagian bendul gaho dan tiang balik melintang.

Rumah Tuo atau Rumah Rantau Panjang

Rumah tuo, sesuai dengan namanya adalah rumah yang berusia sangat tua dan konon sudah didirikan sejak tahun 1330. Disamping itu, rumah tuo juga kerap disebut sebagai rumah tradisional rantau panjang dikarenakan lokasi rumah ini kebanyakan ditemukan di Desa Baruh, Kecamatan Rantau Panjang. Potret rumah tuo atau rumah rantau panjang ini bisa dilihat lewat adanya gambar rumah adat Jambi berikut.

Rumah Tuo atau Rumah Rantau Panjang
Sumber: tempatwisata.pro

Dalam kawasan tersebut, terdapat setidaknya 80 buah rumah yang masih mempertahankan nilai tradisional. Sehingga, wilayah tersebut telah dijadikan sebagai cagar budaya sejak 1996.

Namun, beberapa rumah adat tuo atau rumah rantau panjang tersebut telah banyak dimodifikasi dan direnovasi dengan material-material yang menyesuaikan perkembangan zaman. Meskipun begitu, bentuk dan nilai-nilai filosofis yang ada sejak awal rumah tersebut dibangun tetap tidak ditinggalkan

Bagian Rumah Tuo atau Rumah Rantau Panjang

Bagian Rumah Tuo atau Rumah Rantau Panjang
Sumber: liputan6.com

Rumah tua atau rumah rantau panjang mempunyai beberapa bagian yang khas dan menunjukkan ciri khas kebudayaan dari Jambi. Beberapa bagian tersebut diantaranya adalah atap, lantai, dan tiang rumah. Bagian atap dari rumah tuo berupa atap segitiga yang memanjang berangka susun menyilang. Atap rumah ini disusun dengan menyilang dan menggunakan teknologi susun paku.

Dulunya, atap rumah ini dibuat dari ijuk, tetapi sekarang telah digantikan dengan material seng. Kemudian, atap juga mempunyai rangka yang berbentuk persegi panjang berjumlah 10 dan ukurannya adalah sekitar 668 cm. Selain itu, ada gading atap dengan jumlah 160 buah gading berukuran panjang 12,15 m dan lebar 7 cm.

Berikutnya, bagian lain yang tak kalah penting untuk rumah adat Jambi ini adalah lantainya yang terbuat dari papan kayu. Biasanya, lantai kayu ini akan dilapisi dengan tikar terutama lantai di ruangan serambi dan ruangan keluarga.

Lalu, tak ketinggalan, tiang merupakan bagian penting yang menopang rumah tuo. Jumlah tiang dari rumah ini ada 26 tiang dengan diameter masing-masing tiang adalah 21 cm. Tiang-tiang tersebut terbuat dari kayu dan di setiap tiang terdapat umpak persegi panjang berbahan semen dan kayu. Tiang dari rumah tuo disusun secara berjejer dengan aturan 4 baris dan 6 kolom.

Di tiang bagian dalam, ada bagian yang diberi nama cangok yang terbuat dari rotan yang dikeringkan. Fungsi dari cangok menurut kepercayaan warga Jambi adalah untuk mengusir roh-roh jahat.

Baca juga: 5 Pakaian Adat Jambi

Pemahaman Akhir

Jambi merupakan provinsi yang terkenal dengan sebutan “Bumi Melayu,” mengacu pada pengaruh budaya Melayu yang kental di daerah ini. Seperti halnya wilayah lain di Indonesia, Jambi juga memiliki rumah adat dengan ciri khas tersendiri. Salah satu rumah adat Jambi yang unik adalah “Kajang Leko,” yang dimiliki oleh suku Batin dan ditemukan di wilayah Kampung Lamo, Rantau Panjang.

Rumah adat Kajang Leko memiliki bentuk bangsal persegi panjang dengan ukuran sekitar 12 meter panjang dan 9 meter lebar. Atapnya berbentuk lipat kajang dan terbuat dari ijuk yang diatur untuk memudahkan turunnya air hujan dan sirkulasi udara. Rumah ini terdiri dari beberapa bagian, seperti bubungan, kasau bentuk, pintu, jendela, dinding, lantai, tiang, penteh, tebar layar, pelamban, dan tangga.

Selain Kajang Leko, terdapat pula rumah adat tua yang juga disebut “Rumah Tuo” atau “Rumah Rantau Panjang.” Rumah tua ini didirikan sejak tahun 1330 dan terletak di Desa Baruh, Kecamatan Rantau Panjang. Meskipun beberapa rumah tua telah mengalami modifikasi dengan perkembangan zaman, bentuk dan nilai-nilai filosofis budaya Jambi tetap dipertahankan.

Rumah adat Jambi memiliki berbagai aneka ragam hias dengan motif flora dan fauna yang khas bagi masyarakat Jambi, khususnya suku Batin. Motif-motif tersebut memiliki makna filosofis dan melambangkan kesuburan wilayah Kajang Leko. Rumah adat Jambi merupakan bagian penting dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai identitas dan kekayaan budaya bangsa.

Demikian ulasan mengenai rumah adat Jambi yang terdiri dari rumah kajang leko dan rumah tuo. Kedua rumah adat tersebut masih bisa ditemukan di wilayah Jambi dan tentunya masih menyimpan nilai-nilai tradisional, meski sedikit banyak sudah mengalami perombakan. Diharapkan rumah adat Jambi ini bisa tetap lestari di tengah zaman modern yang sudah jauh berkembang pesat ini.


Referensi:

kebudayaan.kemdikbud.go.id

goodnewsfromindonesia.id

id.wikipedia.org

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *