Pengambilan sampel (sampling) adalah suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel serta penentuan ukuran sampel yang akan dijadikan sebagai subjek atau objek penelitian. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam suatu penelitian, terdapat bermacam-macam teknik sampling yang dapat dilakukan. Apa saja macam-macam teknik sampling? Pada artikel kali ini, akan dibahas tentang pengertian dan macam-macam teknik sampling beserta contohnya.
Daftar Isi
Pengertian Menurut Para Ahli
Menurut Margono (2004), teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Menurut Sekaran (2006), teknik sampling adalah pengambilan sampel yang secara umum terbagi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling.
Menurut Sugiyono (2015), teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Baca juga: Uji Normalitas Menggunakan SPSS
Pengertian Umum
Berdasarkan pengertian teknik sampling menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik sampling adalah cara untuk mengambil sampel dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang dapat mewakili populasi (representatif). Teknik sampling berperan penting dalam penelitian karena menentukan sejauh mana generalisasi dari kesimpulan penelitian. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas sampel akan menentukan kualitas penelitian.
Tujuan
Tujuan dari teknik sampling adalah menentukan sampel yang dapat mewakili populasi. Masalah yang dihadapi dalam pengambilan sampel adalah cara/teknik pengambilan sampel dan ukuran sampel. Hal tersebut sangat bergantung pada sifat populasi, terutama pada penyebaran anggota populasi dalam wilayah penelitian atau kategori-kategori tertentu. Dengan kata lain bergantung pada variasi populasi.
Oleh karena itu, sebelum menentukan sampel, perlu digambarkan terlebih dahulu karakteristik populasi yang diteliti. Terutama untuk mengetahui sejauh mana keberagaman atau variasi di antara satuan-satuan analisis (anggota) dalam populasi yang bersangkutan.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel mencakup tahapan-tahapan berikut :
- Memberi batasan populasi yang akan diteliti
- Menentukan kerangka sampel (sampling frame) yang merupakan daftar berisikan setiap elemen populasi yang dapat diambil sebagai sampel
- Menentukan teknik sampling yang tepat
- Melakukan pengambilan sampel
- Melakukan pengecekan ulang proses pengambilan sampel
Jenis Teknik Pengambilan Sampel
Secara umum, teknik pengambilan sampel dibagi menjadi probability sampling dan non probability sampling. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penjabaran kedua teknik tersebut.
Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Pada probability samping, derajat keterwakilan dapat diperhitungkan melalui peluang tertentu. Oleh karena itu, sampel yang diambil menggunakan teknik probability sampling dapat digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi. Macam-macam teknik sampling ini meliputi :
Simple Random Sampling
Teknik random sampling sederhana adalah pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Teknik random sampling sederhana akan memberikan data perkiraan yang dapat mewakili populasi (representatif) jika populasinya relatif homogen. Teknik random sampling sederhana dipilih apabila syarat-syarat berikut terpenuhi :
- Sampling frame (kerangka sampel) tersedia
- Populasi homogen
- Keadaan populasi tidak tersebar secara geografis
Cara pengambilan sampel dengan teknik random sampling sederhana dapat dilakukan dengan undian, acak sistematis maupun tabel bilangan random. Berikut adalah langkah-langkah teknik random sampling sederhana menggunakan sistem undian :
- Mendaftarkan setiap anggota populasi beserta nomor urutnya.
- Nomor setiap anggota populasi ditulis pada sepotong kertas kecil kemudian digulung. Dengan demikian, terdapat gulungan kertas yang jumlahnya sama dengan jumlah anggota populasi.
- Seluruh gulungan kertas dikocok. Lalu ditarik satu per satu sebagai anggota sampel sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan. Penarikan dapat dilakukan dengan pengembalian atau tanpa pengembalian.
Stratified Random Sampling
Stratified random sampling digunakan apabila populasi tidak homogen dan berstrata. Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada tiap-tiap strata. Strata dibentuk berdasarkan karakteristik yang diyakini akan berpengaruh terhadap variabel yang akan diteliti.
Salah satu contoh teknik sampling ini yaitu peneliti ingin mengetahui insidensi penyakit jantung koroner di suatu daerah. Dari penelitian terdahulu, diketahui bahwa insidensi penyakit jantung koroner pada usia muda lebih sedikit daripada usia dewasa. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, maka populasi dibagi ke dalam strata menurut kelompok umur. Misalkan dibentuk strata 1 (usia <15 tahun), strata 2 (usia 15-44 tahun), strata 3 (usia 45-64 tahun) dan strata 4 (usia >64 tahun). Selanjutnya dari masing-masing strata diambil sampel secara acak. Pengambilan sampel pada setiap strata dapat dilakukan secara proporsional maupun tidak.
Cluster Sampling
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, tetapi terdiri dari kelompok-kelompok individu atau klaster. Berbeda dengan stratified random sampling yang setiap stratanya memiliki anggota yang relatif homogen, kelompok pada cluster sampling memiliki anggota yang bersifat heterogen.
Contoh teknik sampling ini adalah seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata pengeluaran pembelian barang konsumsi tertentu per rumah tangga di suatu kota besar. Peneliti memilih cluster sampling dengan blok sebagai klasternya, dengan alasan tidak terdapat daftar alamat rumah tangga. Kota tersebut dibagi menjadi 50 blok. Kemudian dipilih 10 blok secara acak sebagai sampel dan dilakukan wawancara untuk mengetahui banyaknya pengeluaran bulanan untuk pembelian barang konsumsi tersebut.
Dalam cluster sampling, elemen dalam kelompok yang terpilih sebagai sampel diteliti satu per satu secara menyeluruh. Jika elemen dalam kelompok terpilih sebagai sampel tidak diteliti secara menyeluruh, tetapi diambil sampel saja, maka pengambilan sampel dengan teknik tersebut disebut two stage sampling.
Baca juga: Sistematika Penulisan Skripsi
Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Berbeda dengan teknik sampling sebelumnya, teknik non probability sampling lebih bergantung pada kemampuan dan batasan peneliti dalam mengambil sampel. Macam-macam teknik sampling ini meliputi :
Quota Sampling
Quota sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai dengan jumlah (kuota) yang diinginkan. Salah satu contoh teknik sampling ini adalah seorang peneliti ingin mengetahui pendapat mahasiswa terhadap suatu isu. Jumlah sampel yang ditentukan adalah 100 orang. Apabila pengumpulan data belum didasarkan pada 100 mahasiswa tersebut maka penelitian dipandang belum selesai karena belum memenuhi kuota yang diinginkan.
Accidental Sampling
Teknik sampling ini adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Ini berarti siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel dengan catatan orang yang kebetulan ditemui itu dipandang cocok sebagai sumber data.
Contoh teknik sampling ini yaitu seorang peneliti ingin mengetahui kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Supermarket C. Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 14 tahun dan baru pertama kali mengunjungi supermarket tersebut. Jadi, siapa saja yang sesuai dengan ciri-ciri tersebut dan kebetulan bertemu dengan peneliti di Supermarket C maka dapat dijadikan sebagai sampel.
Purposive/Judgmental Sampling
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria yang dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Anggota populasi yang dijadikan sampel adalah anggota populasi yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Oleh karena itu, supaya tidak menjadi subjektif, peneliti harus mempunyai latar belakang pengetahuan terkait kriteria sampel yang diambil agar tujuan penelitian dapat tercapai. Teknik sampling ini cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
Salah satu contoh teknik sampling ini adalah seorang peneliti ingin meneliti efek samping jangka panjang yang terjadi akibat bekerja sebagai buruh di pabrik asbes. Peneliti menentukan kriteria bahwa orang yang dijadikan sampel adalah orang yang bekerja sebagai buruh pabrik asbes selama 20 tahun atau lebih. Dengan demikian apabila anggota populasi memenuhi kriteria tersebut, maka ia dapat dijadikan sebagai sampel.
Saturation Sampling/Sampling Jenuh
Sampling jenuh merupakan teknik pengambilan sampel di mana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Teknik ini biasa digunakan jika populasinya relatif kecil atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil. Sampling jenuh disebut juga sebagai sensus yang menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel.
Sebagai contoh, misalkan peneliti ingin mengetahui kinerja guru dari SD X. Karena jumlah guru di sekolah tersebut sebanyak 32 guru, maka peneliti mengambil keseluruhan anggota populasi (semua guru di sekolah tersebut) untuk dijadikan sampel.
Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang terus menerus. Teknik ini disebut sebagai snowball karena jumlahnya sedikit di awal namun semakin lama semakin membesar seperti bola salju yang menggelinding.
Dengan teknik snowball sampling, identifikasi awal dimulai dari seseorang atau kasus yang masuk dalam kriteria penelitian. Lalu berdasarkan hubungan keterkaitan langsung maupun tidak langsung dalam suatu jaringan, dapat ditemukan responden (sampel) berikutnya. Demikian seterusnya sampai diperoleh informasi yang cukup dan jumlah sampel yang memadai dan akurat untuk dianalisis.
Baca juga: Teknik Purposive Sampling
Pemahaman Akhir
Pengambilan sampel (sampling) adalah proses penting dalam penelitian yang melibatkan pemilihan jenis sampel dan penentuan ukuran sampel yang akan digunakan. Tujuan dari teknik sampling adalah untuk mendapatkan sampel yang mewakili populasi yang diteliti. Terdapat dua macam teknik sampling yang umum digunakan, yaitu probability sampling dan non-probability sampling.
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Beberapa contoh teknik probability sampling meliputi simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, dan systematic sampling. Teknik ini memungkinkan generalisasi terhadap populasi karena derajat keterwakilan dapat dihitung.
Non-probability sampling, di sisi lain, adalah teknik pengambilan sampel di mana anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Teknik ini lebih bergantung pada kemampuan dan batasan peneliti dalam mengambil sampel. Beberapa contoh teknik non-probability sampling meliputi quota sampling, accidental sampling, purposive/judgmental sampling, saturation sampling, dan snowball sampling. Teknik ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif atau ketika generalisasi tidak diperlukan.
Pemilihan teknik sampling yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas penelitian. Teknik sampling yang baik akan menghasilkan sampel yang representatif dan memungkinkan generalisasi yang akurat terhadap populasi. Oleh karena itu, sebelum memilih teknik sampling, perlu memahami karakteristik populasi yang diteliti dan menentukan tujuan penelitian dengan jelas.
Dalam penelitian, kualitas sampel akan mempengaruhi validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengambilan sampel dengan hati-hati dan mempertimbangkan teknik sampling yang paling sesuai dengan konteks penelitian.
Demikian pembahasan mengenai teknik pengambilan sampel beserta jenis-jenisnya. Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam pemahaman mengenai teknik sampling. Kamu dapat membaca referensi lainnya terkait teknik sampling sebagai bahan tambahan.
Sumber :
Gulo,W. 2002. Metodologi Penelitian. Gramedia Widisarana.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta.
Sekaran,Uma. 2006. Research Methods for Business. Salemba Empat.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Alfabeta.