Iklan adalah suatu hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita semua. Setiap hari kita membaca berita, di sana ada iklan. Setiap kali kita membuka akun media sosial, tentu akan ada iklan digital.
Ketika kita bepergian dengan mobil, kita akan melihat iklan di billboard. Bahkan, mungkin tanpa kamu sadari, jargon-jargon iklan juga ada yang kita gunakan dalam pembicaraan sehari-hari, seperti ; “Wani piro,” “Gak ada lo gak rame,” dan “Lo yang salah lo yang galak”. Yuk simak materi pengantar periklanan berikut:
Daftar Isi
Pengertian Periklanan
Iklan meliputi seluruh pengumuman atau pesan persuasif yang ditempatkan di media massa dalam bentuk donasi waktu serta ruang. Iklan ini dapat dipasang oleh individu, perusahaan, atau suatu organisasi.
Periklanan adalah penempatan suatu bentuk komunikasi persuasif berbayar yang menggunakan media non personal untuk menjangkau khalayak yang luas. Bentuk komunikasi ini dilakukan untuk menghubungkan perusahaan dengan pembeli, menyediakan informasi mengenai produk (jasa, barang, dan ide) serta menjelaskan fitur khas produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Dari penjelasan di atas, dapat kamu lihat bahwa periklanan adalah hal yang berbeda dengan iklan. Iklan adalah hasil yang didapat dari proses periklanan.
Industri periklanan memiliki tiga bagian penting; pengiklan, media, dan agensi periklanan. Pengiklan adalah pihak yang membayar jasa pembuatan iklan. Contohnya adalah perusahaan penjual produk, pemerintah, dan lain-lain. Media adalah panggung untuk menerbitkan konten iklan. Contoh dari media adalah internet, TV, radio, koran, dan majalah. Agensi periklanan adalah sektor yang membuat kampanye iklan. Agensi periklanan menciptakan iklan dan membeli ruang iklan di media.
Terdapat beberapa keuntungan dari pemasangan iklan oleh sebuah perusahaan. Dengan memasang iklan di media massa, perusahaan bisa menjangkau pembeli dengan area demografi yang lebih luas. Harga yang dikeluarkan juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dan termasuk lebih murah karena bisa menjangkau audiens yang luas. Penjual juga bisa mengulang pesan beberapa kali supaya bisa lebih diingat oleh audiens. Iklan juga memungkinkan pesan yang keluar tentang brand menjadi pesan yang positif dan dapat diatur.
Menurut Fletcher (2010,) iklan memiliki fungsi utama untuk memberi informasi dan mengajak konsumen untuk membeli produk perusahaan.
Prinsip Dasar
Secara umum, definisi dari iklan adalah a paid-for communication intended to inform and/or persuade one or more people. Mari kita lihat lebih dalam mengenai kata-kata kunci dari definisi iklan ini.
Paid-for, atau berbayar. Kegiatan komunikasi yang tidak dibayar bukanlah iklan sama sekali. Jika ada kegiatan promosi tanpa berbayar, itu bisa menjadi kegiatan publisitas yang baik dan persuasif. Tetapi secara teknis, itu tidak termasuk periklanan. Contohnya, influencer marketing tetap mengharuskan pengiklan untuk membayar influencer yang mengamplifikasi kontennya.
Kata kunci kedua adalah communication, atau komunikasi. Semua iklan berusaha untuk menghubungkan pengirim pesan dan penerima. Hubungan ini adalah komunikasi. Baik melalui gambar, tulisan, video, maupun suara, pengiklan harus mengomunikasikan sesuatu kepada pendengarnya.
Ketiga, intended, atau memiliki tujuan. Ketika proses pembuatan, pembuat iklan harus memiliki tujuan yang jelas terhadap hasil iklan yang akan dibuatnya. Meskipun tujuan itu belum tentu tercapai, tujuan iklan tetap harus dibuat.
Kata kunci keempat adalah inform and/or persuade, menginformasi dan/atau mengajak. Banyak orang yang merasa bahwa iklan informatif dan iklan persuasif adalah berbeda, padahal sebenarnya kurang lebih sama saja. Semua informasi yang dimasukkan ke dalam iklan ditujukan untuk mengajak/melakukan persuasi. Kedua hal itu, yakni memberi informasi dan persuasi adalah penting. Jika iklan tersebut hanya informatif tanpa adanya ajakan, iklan tersebut bukan iklan yang sesungguhnya.
Baca juga: Mengenal Teori Komunikasi Massa
Sejarah Singkat
Kegiatan periklanan dan produk iklan sebenarnya sudah muncul sejak dahulu kala. Tetapi, secara definitif awal dari periklanan masih diragukan. Untuk pembahasan kali ini, kita akan membicarakan sejarah kegiatan periklanan dimulai dari masa ketika orang sudah melakukan kegiatan komersial.
Tahun 1800: Revolusi Industri dan Periklanan
Revolusi industri adalah salah satu tahapan sejarah yang mendorong industri periklanan. Pada tahun 1800-an, revolusi industri mulai berjalan di Amerika Serikat. Penggunaan mesin dalam produksi barang membuat produksi menjadi lebih efisien. Barang yang tersedia di pasar pun menjadi tersedia dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan lebih banyak barang yang ingin dijual, para produsen pun menggunakan iklan untuk menjual produknya.
Tipe media periklanan yang sering digunakan pada masa ini adalah koran, majalah, dan surat langsung. Iklan-iklan yang tayang pada waktu itu sering menggunakan hiperbola dan desain yang mencolok untuk bisa menggaet audiens. Tidak jarang, iklan-iklan yang muncul menuliskan kebohongan dan klaim palsu tentang produknya.
Tahun 1901-1910: Branding Boom
Pada tahun 1900-an, produksi massal produk sehari-hari sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, perusahaan yang mengeluarkan produk sejenis juga semakin banyak. Mereka akhirnya membutuhkan cara untuk membedakan produk mereknya dengan merek lain yang memiliki produk sejenis. Kegiatan ini sekarang dikenal sebagai branding.
Pada masa ini, para pengiklan mulai mencoba metode komunikasi baru. Salah satunya adalah iklan berjalan yang dipasang di kendaraan. Merek Mellin’s Food, penjual makanan bayi, mengajak kerja sama seorang pembuat pesawat untuk memasang iklan produknya di badan pesawat. Iklan ini dipasang dan mengikuti 25 kali penerbangan.
Meskipun agensi iklan sudah mencoba menggunakan metode komunikasi terbaru, media cetak masih menjadi media utama untuk menyebarkan iklan. Pengiklan berfokus untuk membuat iklan yang memiliki beberapa seri supaya dampaknya lebih besar. Salah satu seri iklan yang dampaknya besar, bahkan masih dipakai sampai sekarang adalah Campbell’s Kids karya Grace Weidersein.
Tahun 1910-1920: Riset Market dan Pentingnya Emosi
Pada tahun 1910an, pengiklan mulai menaruh fokus kepada kebutuhan audiens, bukan kebutuhan perusahaan untuk menjual. Oleh karena itu, strategi emotional dan sex appeal menjadi strategi yang banyak digunakan oleh merek dan pengiklan. Dengan menggunakan strategi ini, pengiklan dapat menekankan kepada kesenangan yang audiens akan dapat ketika membeli produknya.
Pada masa ini, iklan tidak terbatas dipasang pada media cetak saja. Munculnya perusahaan radio pertama di Amerika Serikat, KDKA, mendorong pertumbuhan iklan radio. Industri retail juga mengalami pertumbuhan pesat karena berkembangnya teknologi untuk produksi massal.
1920-sekarang: Konsumerisme, Perang Ideologi, dan Industri Periklanan
Budaya konsumerisme adalah salah satu pendorong majunya industri periklanan. Pada tahun 1920-an, budaya konsumerisme di Amerika Serikat sedang merajalela. Industri periklanan ikutan berkembang karena biaya yang disediakan untuk beriklan menjadi semakin besar. Pada 1929, Lucky Strike menghabiskan $12.9 juta untuk iklan. Jumlah ini adalah jumlah terbesar yang dihabiskan untuk promosi satu produk saat itu.
Kehancuran pasar saham pada 1929 membuat adanya pemotongan anggaran bagi periklanan. Dari sini, pengiklan mulai menekankan pentingnya riset market supaya strategi yang mereka buat dapat menjadi efisien dan tidak banyak biaya yang terbuang.
Perang Dunia 2 juga berpengaruh terhadap industri periklanan. Ketika perang masih berjalan, propaganda ideologi disebar melalui iklan-iklan cetak.
Sementara itu, akhir dari Perang Dunia 2 membuat adanya baby boom dan peningkatan dalam kegiatan pembelian. Perusahaan yang sedang berjuang melawan kebangkrutan pun melakukan diversifikasi produk. Produk sejenis dari merek yang berbeda menjadi sangat banyak. Oleh karena itu, pengiklan pada masa ini mulai berfokus kepada menampilkan USP (Unique Selling Propositions), yaitu strategi positioning yang membahas mengenai kelebihan dan keuntungan membeli produk dari mereknya.
Di tahun-tahun kemudian, industri periklanan menjadi industri yang meyakinkan. Muncul agensi-agensi periklanan yang dapat membuat iklan legendaris. Salah satu contohnya adalah agensi periklanan Leo Burnett yang membuat iklan Marlboro Man yang akhirnya menjadi rokok dengan penjualan terbaik di dunia pada saat itu.
Sekarang, iklan sudah memiliki panggung yang lebih banyak. Iklan tidak hanya dipasang di media cetak, tetapi juga di media sosial dan berbagai platform digital lainnya. Secara global, iklan digital melihat pertumbuhan nilai dari $9 miliar pada 2002 menjadi $70 juta pada tahun 2011.
Dalam konten digital, strategi yang paling penting adalah storytelling. Konsumen suka melihat konten yang dapat bercerita, dengan visual-visual yang memuaskan mata. Selain itu, koneksi real-time antara perusahaan dengan konsumen juga menjadi hal yang penting bagi kreasi konten iklan digital.
Baca juga: Mengenal Dasar-Dasar Pemasaran
Jenis Periklanan
Direct Marketing
Direct marketing adalah sebuah sistem pemasaran di mana organisasi berkomunikasi langsung dengan target konsumennya dalam upaya menyusun sebuah respon atau transaksi. Contoh dari direct marketing adalah surat yang dikirim langsung ke rumah atau pesan email personal.
Jenis iklan ini memiliki beberapa kelebihan. Iklan yang ditampilkan dengan direct marketing bisa menjadi lebih personal sehingga menjadi lebih persuasif daripada pesan media massa. Hasil direct marketing juga bisa diukur sehingga Return of Investment (ROI) dapat diketahui dengan mudah. Teknologi direct marketing juga memungkinkan pengiklan untuk mendapat data dan informasi yang relevan tentang konsumen yang bisa disimpan di database sehingga mengurangi sampah periklanan.
Sekarang, direct marketing dapat menjadi semakin beragam dan personal dengan adanya influencer marketing, KOL marketing, dan social media marketing.
Guerrilla Marketing
Jenis iklan ini juga dikenal sebagai viral marketing. Prinsip dasar dari jenis iklan ini adalah pengiklan berinvestasi kepada ide dan imajinasi yang luas, bukan hanya anggaran uang yang besar. Pesan ditujukan kepada individu atau kelompok yang lebih kecil dengan tujuan memperbanyak transaksi dengan konsumen yang sudah dimiliki.
Support Media
Sering dibilang juga sebagai media alternatif dan non-tradisional, support media digunakan sebagai berbagai cara untuk menyampaikan pesan dan mempromosikan produk dan jasa. Contohnya adalah;
- Iklan OOH (Out of Home): billboard, banners, mobile ads
- Media In-store: iklan di toko, display di supermarket, brosur dan selebaran di toko
- Transit advertising: di halte bus, Micro-ads di KRL dan stasiun MRT
- Inside cards: kartu di sisipan kursi pesawat
- Product placements di film
Tujuan
Menurut Fletcher (2010), kampanye iklan memiliki beberapa tujuan, yaitu:
- Peluncuran brand atau produk baru
- Peluncuran produk baru dari brand yang sudah ada
- Mempromosikan peningkatan kualitas dari brand
- Membuat orang yang belum tahu tentang brand menjadi tahu
- Mengajak orang yang sudah tahu tentang brand untuk mencoba produknya
- Mengajak mantan pengguna brand untuk kembali memakai produk brand lagi
- Mengajak pengguna untuk menggunakan produk brand lebih sering
- Mengajak pengguna untuk menggunakan produk brand dengan cara yang berbeda
- Mengajak target market yang berbeda untuk menggunakan produk brand
- Mengajak pengusaha retail untuk memesan produk brand dalam jumlah banyak supaya orang-orang dapat membelinya secara mudah.
Berbagai tujuan ini membutuhkan berbagai pesan yang berbeda, dan membutuhkan pendekatan iklan yang berbeda-beda. Dalam menyusun kampanye periklanan, penting bagi pembuat iklan untuk memilih tujuan utama supaya seluruh strategi yang disusun dapat menjadi lebih detail dan efisien.
Baca juga: Yuk Mengenal Analisis Konsumen
Pemahaman Akhir
Iklan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Kita melihat iklan di berbagai media massa, seperti koran, majalah, televisi, radio, dan media sosial. Iklan juga hadir di luar ruangan, seperti di billboard atau di dalam kendaraan. Bahkan, pengaruh iklan telah merambah ke percakapan sehari-hari dengan penggunaan jargon-jargon iklan.
Periklanan adalah proses penempatan pesan persuasif di media massa dengan tujuan untuk mencapai audiens yang lebih luas. Iklan sendiri adalah hasil dari proses periklanan. Dalam industri periklanan, terdapat tiga pihak utama, yaitu pengiklan, media, dan agensi periklanan. Pengiklan membayar jasa pembuatan iklan, media adalah media tempat iklan dipublikasikan, dan agensi periklanan menciptakan iklan dan membeli ruang iklan di media.
Pemasangan iklan oleh perusahaan memiliki beberapa keuntungan. Iklan memungkinkan perusahaan menjangkau pembeli dengan area demografi yang lebih luas. Harga iklan juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan termasuk lebih murah dibandingkan metode promosi lainnya. Dalam iklan, pesan dapat diulang beberapa kali untuk mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Iklan juga memungkinkan perusahaan untuk membangun citra positif dan mengatur pesan yang keluar tentang merek atau produk.
Tujuan utama iklan adalah memberikan informasi dan mengajak konsumen untuk membeli produk perusahaan. Iklan menjadi alat penting dalam membangun hubungan antara perusahaan dan konsumen, serta menyediakan informasi mengenai produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Sejarah periklanan dimulai sejak revolusi industri pada abad ke-19. Kemajuan teknologi dan produksi massal barang-barang memicu pertumbuhan industri periklanan. Seiring waktu, strategi periklanan berkembang dari menggunakan media cetak seperti koran dan majalah, hingga mencakup media elektronik seperti radio dan televisi. Perkembangan teknologi digital juga membawa perubahan besar dalam industri periklanan dengan adanya iklan digital dan pemasaran melalui media sosial.
Jenis periklanan yang umum meliputi direct marketing, guerrilla marketing, dan support media. Direct marketing melibatkan komunikasi langsung dengan konsumen dalam upaya mendapatkan respons atau transaksi. Guerrilla marketing menggunakan ide dan imajinasi untuk mencapai tujuan pemasaran dengan biaya yang lebih kecil. Support media mencakup berbagai bentuk promosi seperti iklan di luar ruangan, di dalam toko, di transportasi umum, dan penempatan produk dalam film.
Dalam menyusun kampanye iklan, penting untuk memiliki tujuan yang jelas, seperti peluncuran produk baru, promosi kualitas produk, meningkatkan kesadaran merek, atau mengajak konsumen untuk menggunakan produk dengan cara yang berbeda. Setiap tujuan membutuhkan pesan dan strategi iklan yang berbeda untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Dengan perkembangan teknologi dan terus berubahnya tren konsumen, industri periklanan terus berkembang dan beradaptasi. Peran iklan sebagai alat komunikasi dan promosi yang efektif tetap relevan dalam dunia bisnis modern.
Sekian materi tentang pengantar periklanan kali ini. Sampai jumpa di artikel lainnya!
Sumber:
Fletcher, W. (2010) Advertising: A Very Short Introduction. New York: Oxford University Press