Vulkanisme Serta Dampaknya Terhadap Kehidupan

Tahukah kamu tentang aktivitas vulkanisme Gunung Sinabung sejak tahun 2010? Selama ini, Gunung Sinabung dianggap sebagai gunung berapi yang tidak aktif. Namun, erupsinya sejak tahun 2010 sampai sekarang tidak berhenti. Masih tetap aktif dan mengeluarkan lava pijar. Mengapa bisa demikian? Mari kita pelajari bersama tentang vulkanisme gunung api supaya kita semakin paham.

Pengertian Vulkanisme

Pengertian Vulkanisme
sumber: kompas.com

Vulkanisme merupakan aktivitas gunung api yang terjadi karena gejolak magma yang ada di dalam perut bumi keluar sehingga mencapai permukaan kerak bumi. Menurut Koesoema Dinata, gunung api ialah lubang yang menghubungkan antara wadah magma degan permukaan bumi. Magma tersebut akan keluar melalui saluran dan lelerannya sampai permukaan bumi membentuk kerucut yang disebut dengan kerucut gunung api.

Proses keluarnya magma sampai permukaan bumi biasa dinamakan erupsi atau gunung api. Gunung api merupakan sebuah sistem saluran atau pipa keluarnya magma ke permukaan bumi yang panjangnya bisa mencapai 10-15 km ke dalam bumi. Ilmu yang mempelajari tentang vulkanisme disebut vulkanologi.

Jika dilihat berdasarkan strukturnya, gunung api terdiri atas magma, kawah utama, kawah samping, pipa kawah, kerucut parasite, dan leleran lava.

Baca juga: Materi Siklus Batuan

Magma

Yaitu bahan silikat cair pijar yang terdiri atas benda padat, cair, dan gas yang terdapat di dalam litosfer dengan suhu 900-12000 Magma terdapat dalam lapisan litosfer yang disebut dapur magma. Dapur magma ini lokasinya ada yang dalam dan ada yang dangkal. Dapur magma yang dalam dapat menyebabkan letusan yang kuat dibandingkan dapur magma yang dangkal.

Kawah Utama

Yaitu lubang erupsi berdiameter sekitar 2 km yang terletak di bagian puncak gunung. Biasanya sebagai pusat erupsi karena sebagian besar material erupsi dikeluarkan di sini.

Pipa Kawah atau Lubang Kepundan

Yaitu suatu lubang atau rekahan yang merupakan bidang lemah pada kerak bumi tempat magma menerobos ke permukaan bumi (terjadinya erupsi gunung api).

Kawah Samping

Yaitu lubang erupsi berdiameter kurang lebih 2 km yang terletak di bagian lereng sebuah gunung api ini sebagai hasil erupsi samping selain erupsi utama. Biasanya, ketika gunung mulai memuntahkan lava pijar tidak hanya melalui satu lubang kepundan saja. Tetapi beberapa lubang kepundan.

Kerucut Parasit

Yaitu kerucut yang terbentuk karena akumulasi material hasil erupsi di luar kawah utama. Letaknya pada bagian tubuh gunung api sehingga lama-lama akan membentuk kerucut dan menyelimuti corong kepundan utama.

Leleran Lava

Yaitu lava yang mengalir dari lubang kawah sebagai akibat keluarnya magma ke permukaan bumi.

Material Hasil Vulkanisme

Material Hasil Vulkanisme
sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id

Material-material yang dihasilkan dari aktivitas vulkanisme adalah sebagai berikut:

  1. Benda padat (efflata), yaitu berupa debu vulkanis (tuff), pasir, lapilli (batu kerikil), batu-batu besar (bom), dan batu apung.
  2. Benda cair (effusive), berupa leleran lava, lahar dingin, dan lahar panas. Lava merupakan magma yang meleleh sampai permukaan bumi melalui letusan gunung berapi. Sedangkan lahar yaitu lava pijar yang sudah bercampur dengan bahan di permukaan bumi seperti batu, kerikil, pasir, tanah, serta air.
  3. Benda gas (ekshalasi), antara lain solfatar, fumarole, mofet.

Proses-Proses Vulkanisme

Proses-proses Vulkanisme
sumber: geology.com

Intrusi Magma

Instrusi magma merupakan aktivitas magma di dalam litosfer bumi yang menyisip di antara batuan-batuan di lapisan litosfer, namun tidak mencapai permukaan bumi. Bentukan-bentukan hasil intrusi magma antara lain:

  1. Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam cekungan dapur magma. Karena letaknya cukup dekat dengan mantel bumi, proses pembekuannya sangat lambat.
  2. Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma yang menyusup di antara dua lapisan litosfer terus membentuk tampungan lebih kecil.
  3. Sills, yaitu yaitu batuan beku yang menyisip di antara dua lapis batuan di litosfer, bercabang, relatif tipis, dan melebar.
  4. Gang atau dikes, yaitu batuan hasil instrusi magma yang memotong lapisan litosfer, posisi tegak ke arah permukaan bumi namun belum sampai ke permukaan. Biasannya bentuk pipih namun panjang seperti lempeng vertikal atau diagonal.
  5. Apofisis, yaitu batuan beku yang seperti gang, namun ukuran relatif.
  6. Diatrema, yaitu batuan pengisi kepundan letusan gunung api, berbentuk silinder memanjang mulai dari dapur magma sampai ke puncak gunung (permukaan bumi).

Ekstrusi Magma

Ekstrusi magma atau erupsi adalah aktivitas penerobosan magma sampai ke permukaan bumi. Berdasarkan lokasi tempat keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi erupsi linier, sentral, dan areal.

    1. Erupsi linier, yaitu magma yang keluar dari permukaan bumi melalui retakan atau lubang memanjang seperti garis lurus.
    2. Erupsi areal, yaitu magma keluar dari dapur magma yang letaknya sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga mampu meleburkan batuan yang ada di sekitar dan membentuk lubang kawah yang sangat besar.
    3. Erupsi sentral, yaitu magma keluar melalui lubang kepundan atau pusat erupsi utama sehingga membentuk kerucut gunung api.

Berdasarkan kekuatan erupsi, erupsi dibedakan atas:

    1. Leleran (efusif), yaitu proses erupsi berupa leleran lava yang melalui lubang-lubang retakan. Efusif terjadinya jika magma sifatnya encer dan kandungan gasnya relatif sedikit.
    2. Ledakan (eksplorasif), yaitu proses erupsi berupa ledakan yang mengeluarkan material-material piroklastik di samping leleran lava. Eksplosif akan terjadi jika magma sangat kental dengan kandungan gas yang sangat tinggi sehingga tekanan ledakannya pun tinggi.

Aktivitas Vulkanisme Gunung Api

Tipe Gunung Api
sumber: www.zmescience.com

Aktivitas Gunung Api

Gunung api berdasarkan aktivitasnya dikelompokkan mnjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

    1. Aktif, artinya gunung api tersebut mempunyai aktivitas letusan terus-menerus atau secara berkala.
    2. Diam/istirahat/dorman, artinya gunung api tersebut saat ini tidak aktif. Tapi berdasarkan catatan sejarah, pernah meletus. Contoh terkenal, Gunung Vesuvius di Italia.
    3. Tidak aktif/padam, adalah gunung yang tidak diketahui atau tercatat pernah meletus atau tidak.

Baca juga: Materi Litosfer

Bentuk Gunung Api

Berdasarkan proses pembentukkannya, gunung api dibedakan atas tipe:

Tipe Perisai (Tameng)

Gunung tipe perisai (shield volcanoes) terbentuk akibat letusan atau erupsi tipe efusif, berupa leleran lava yang luas dengan lereng yang sangat landai bahkan datar. Gunung tersebut terbentuk mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan ketinggiannya. Sifat magmanya sangat basa dengan kekentalan rendah dan hanya sedikit mengandung gas. Oleh karena itu, erupsinya lemah dan keluar ke permukaan bumi secara efusi atau lelehan.

Contoh: Gunung Mauna Loa dan Gunung Kilauea di Kepulauan Hawaii

Tipe Maar

Gunung api maar (maar volcanoes) terbentuk akibat letusan atau erupsi berupa ledakan (eksplosif) dari sebuah dapur magma yang kecil dan dangkal. Biasanya hanya terjadi satu kali ledakan. Bahan yang dikeluarkan berupa eflata. Bentuk gunung api melingkar. Contoh: Gunung Lamongan

Tipe Kaldera

Adalah tipe gunung api yang meletus akan membentuk letusan yang sangat besar. Sehingga bagian atas terpotong dan membentuk kawah yang lebih dari 2 km lebarnya.

Tipe Kerucut Pirostaltik

Adalah tipe gunung api yang tersusun atas material piroklastik berupa bom, abu, lapilli, kerikil, dan pasir.

Tipe Strato

Tipe gunung api ini terbentuk akibat erupsi yang berselang-selang antara jenis ledakan dan lelehan dari dapur magma yang sempit dan dangkal. Sebagian besar gunung yang ada di Indonesia adalah gung strato. Contoh: Gunung Kerinci dan Gunung Pangrango (Jawa Barat)

Berdasarkan kedalaman magma, volume dapur magma, dan kekuatan tekanan magnetik yang dihasilkan, terdapat berbagai tipe letusan gunung api:

    1. Tipe Hawaii, yaitu letusan gas yang ringan di permukaan magma di kepundan yang disebut letusan air mancur. Contoh: letusan gunung api di Kepulauan Hawaii, Gunung Mauna Loa dan Gung Kilauea.
    2. Tipe Stromboli, yaitu letusan gas yang tidak begitu kuat, tetapi terus-menerus. Banyak mengeluarkan efflata. Contoh: Gunung Vesuvius (Italia) dan Stromboli (Gunung api laut di lepas pantai Italia)
    3. Tipe Vulkano, yaitu tipe gunung api pada umumnya. Dalam perkembangannya hampir semua gunung api strato meletus melalui tipe ini. Letusan terdiri atas embusan gas magnetik dengan lemparan bom, lapilli, dan abu vulkanik.
    4. Tipe Perret, yaitu letusan berupa tiang gas yang membumbung ke atas dan sangat tinggi. Biasanya, bagian ujung letusan akan dihiasi awan yang berbentuk bunga kol. Misalnya, Letusan Gunung Krakatau paling kuat terjadi pada tahun 1883, tiang gas mencapai ketinggian 50 km.
    5. Tipe Merapi, St. Vincent, dan Mt. Pal, yaitu tipe letusan dengan magma yang sangat Ciri tipe ini adalah sumbat lava yang menutupi lubang kepundan. Akibatnya, letusan yang terjadi berupa awan pijar (nuee ardente) bersuhu tinggi yang meluncur di lereng gunung diikuti lava pijar. Lava pijar ini merupakan pecahan sumbat lava yang masih panas berguling-guling di lereng gunung. Contohnya, Gunung Merapi di Jawa Tengah.

Gejala Pasca Vulkanisme

Beberapa gejala muncul setelah aktivitas vulkanisme yang ada di dalam bumi. Berikut penjelasannya:

    1. Munculnya sumber air panas dari dalam bumi. Sumber air panas ini biasanya mengandung belerang.
    2. Munculnya sumber air mineral yang berguna untuk kesehatan.
    3. Geiser, yaitu sumber air panas yang muncul atau memancar ke atas secara berkala.
    4. Sumber gas (ekhalasi) yang disebut solfatar karena mengandung sulfur. Sedangkan jika sumber gas atau uap ini mengandung nitrogen (zat lemas) maka disebut fumarol. Jika sumber gas mengandung gas asam arang (karbondioksida atau karbon monoksida) maka disebut mofet.

Sebaran Gunung Api

Sebaran Gunung Api
sumber: thealaskalife.com

Jika dilihat wilayah persebarannya, terdapat dua barisan pegunungan api di dunia ini meliputi:

    1. Sirkum Pasifik, yaitu berawal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, Amerika Tengah, Pegunungan Rocky di Amerika Utara, Alaska, Kepulauan Aleutian, Jepang, Filipina, Indonesia (Sulawesi, Maluku, Papua), dan Selandia Baru.
    2. Sirkum Mediterania, dimulai dari Eropa, Timur Tengah, Pegunungan Himalaya, Indonesia (Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara).

Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki gunung api terbanyak di dunia sehingga rawan terjadinya bencana vulkanik. Indonesia mempunyai 129 buah gunung api aktif. Gunung api aktif ini berada pada jalur pegunungan dunia yang melewati Indonesia yang biasa di sebut ring of fire atau cincin api.

Gunung api yang ada di Indonesia membentang sejauh 7.000 km dari Sumatra sampai Papua. Gunung aktif di Sumatra terdapat 30 gunung. Pulau Jawa memiliki 35 gunung aktif. Bali dan Nusa Tenggara memiliki 30 gunung aktif. Maluku memiliki 16 gunung aktif dan Sulawesi memiliki 18 gunung api.

Selain gunung api yang berada di daratan, gunung api juga terdapat di samudra. Gunung ini terbentuk dalam pegunungan tengah samudra (mid oceanic ridge) dan tempat pertemuan antar lempeng.

Dampak Vulkanisme Bagi Kehidupan

Dampak AKtivitas Vulkanik Bagi Kehidupan
sumber: jatengprov.go.id

Bahaya Vulkanisme

Ketika gunung api meletus, maka letusan tersebut akan mengeluarkan material dari dalam bumi yang membahayakan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Material tersebut bisa berupa benda padat, gas, dan cair. Bahaya letusan tersebut bisa secara primer maupun sekunder.

Bahaya primer yaitu bahaya yang mengakibatkan pengaruh secara langsung. Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya kedua setelah terjadi letusan.

Manfaat Vulkanisme

Gunung api selain menimbulkan bencana, juga memiliki manfaat dan berdampak positif bagi manusia. Berikut dampak positif peristiwa vulkanisme:

    1. Hasil vulkanisme membentuk daratan baru, seperti yang terjadi di Kepulauan Hawaii.
    2. Ditemukannya mineral logam dan batu mulia pada bom vulkanik dan lava yang telah membeku. Contoh, ditemukannya tembaga, perak, emas, intan, dan lainnya.
    3. Kegiatan gunung api juga menghasilkan energi panas bumi.
    4. Mata air panas yang mengandung belerang digunakan untuk mengobati penyakit.
    5. Pasir hasil muntahan gunung api dimanfaatkan untuk bahan bangunan.
    6. Batu apung hasil lemparan gunung api digunakan untuk industri.
    7. Batu obsidian digunakan untuk mata panah atau perhiasan.
    8. Kawasan gunung api memiliki lahan yang subur karena hasil pelapukan lava dan debu vulkanik menyebabkan tanah subur.
    9. Sebagai tempat pariwisata karena lingkungannya indah dan segar, seperti adanya kawah, pemandian air panas, dan geyser. Contoh: Gunung Bromo dan Gunung Tangkuban Perahu.
    10. Sebagai sumber pembangkit listrik tenaga panas bumi, seperti yang ada di Kamojang dan Gunung Salak, Jawa Barat.

Baca juga: 10 Konsep Essensial Geografi

Pemahaman Akhir

Gunung Sinabung mengalami aktivitas vulkanisme yang luar biasa sejak tahun 2010. Aktivitas ini menunjukkan bagaimana gejolak magma dari dalam bumi dapat mencapai permukaan dan menyebabkan erupsi gunung api. Awalnya, Gunung Sinabung dianggap sebagai gunung berapi yang tidak aktif, namun, setelah erupsinya pada tahun 2010, gunung ini terus aktif hingga saat ini dengan terus mengeluarkan lava pijar.

Vulkanisme adalah fenomena alam yang melibatkan keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan melalui saluran dan leleran lava, membentuk kerucut gunung api. Proses ini terjadi karena adanya dapur magma dalam lapisan litosfer bumi yang dapat menyebabkan letusan, baik dalam bentuk erupsi efusif maupun eksplosif, tergantung pada sifat magma dan kandungan gasnya.

Bentuk gunung api dapat beragam, mulai dari tipe perisai dengan lereng landai hingga tipe strato yang memiliki erupsi berselang-selang dan membentuk kerucut tinggi. Indonesia, sebagai negara yang terletak di Cincin Api Pasifik, memiliki banyak gunung api aktif, sehingga rawan terjadi bencana vulkanik.

Aktivitas vulkanisme memiliki dampak bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Bahaya utama yang dihadirkan oleh letusan gunung api adalah material berbahaya yang dapat merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, vulkanisme juga memberikan manfaat bagi manusia, seperti membentuk daratan baru, menyediakan sumber daya mineral dan energi panas bumi, serta menciptakan lahan subur yang cocok untuk pertanian.

Pemahaman tentang vulkanisme gunung api sangat penting agar masyarakat dapat lebih memahami risiko dan dampak dari aktivitas gunung berapi. Kajian vulkanologi menjadi kunci untuk mengantisipasi dan merencanakan langkah-langkah mitigasi guna melindungi kehidupan dan lingkungan dari potensi bencana vulkanik yang mungkin terjadi.

Demikian penjelasan tentang peristiwa vulkanisme, baik gejala maupun manfaat aktivitas vulkanisme bagi kehidupan manusia. Semoga bisa bermanfaat ya untuk kalian.


Sumber:

Gatot Harmanto. (2016). Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Lili Somantri dan Nurul Huda . (2016). Buku Siswa Geografi Kelas 1.  Bandung: Grafindo

Artikel Terbaru

Avatar photo

Anava

Seseorang yang menyukai pengetahuan dengan moto hidup ingin bertumbuh bersama lingkungan sekitar. Dia sekarang seorang pendidik, pengajar, dan pembelajar yang sudah lebih dari 8 tahun di bidang pendidikan. Mata Pelajaran Geografi dan Biologi sedang selami saat ini.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *