Cara Uji Korelasi Menggunakan SPSS

Uji korelasi merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan variabel bebas dan variabel tidak bebas. Dalam artikel kali ini akan membahas tentang pengujian korelasi menggunakan aplikasi SPSS versi 22.

Setelah memenuhi persyaratan analisis data yang di analisis menggunakan analisis asumsi klasik, validitas dan reliabilitas, penguji selanjutnya melakukan uji analisis data. Ada beberapa uji yang digunakan untuk menganalisis data yaitu uji regresi, uji korelasi dan uji ANOVA (uji beda). Ketiga pengujian tersebut memiliki fungsi pengujian yang berbeda-beda. Nah, dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang pengujian korelasi menggunakan SPSS.

Dalam artikel kali ini saya akan menjelaskan tentang uji korelasi. Apa pengertiannya? Bagaimana kriteria pengujiannya? Bagaimana cara pengujian menggunakan SPSS? sebelum memulai pengujian, Yuk! Mengenal teorinya terlebih dulu supaya kamu paham dan mengerti apa dan bagaimana uji korelasi itu.

Teori dan Kriteria Pengujian Korelasi

uji Korelasi
Sumber: Tumisu dari Pixabay

Uji korelasi merupakan pengujian atau analisis data yang berfungsi untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel tidak bebas (Y). Dalam uji ini, pengujiannya hanya untuk mengetahui hubungannya saja.  Bentuk hubungan yang dimaksud adalah mengetahui sifat hubungan variabel X dan Y, bentuknya yaitu :

  • Apabila sifat hubungannya positif, artinya jika variabel X naik, maka variabel Y juga naik.
  • Apabila sifat hubungannya negatif, artinya jika variabel X naik, maka variabel Y turun. Jadi, kebalikannya atau memiliki arah yang berlawanan.
  • Apabila kedua variabel tidak memiliki hubungan, maka nilainya akan menunjukkan angka 0 (nol).

Dalam setiap pengujian statistik pasti memiliki syarat atau kriteria pengujian yang digunakan untuk menginterpretasikan atau menjabarkan arti dari nilai-nilai yang diperoleh saat pengujian. Dalam uji korelasi terdapat tiga cara untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y, yaitu :

  1. Melihat dari rhitung, caranya dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Apabila rhitung > rtabel maka H0 ditolak artinya kedua variabel memiliki hubungan. Apabila rhitung < rtabel maka H0 diterima artinya kedua variabel tidak memiliki hubungan.
  2. Melihat dari nilai signifikansinya. Caranya apabila nilai signifikansi variabel < 0,05 artinya terdapat hubungan secara signifikan antara kedua variabel. Apabila > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan secara signifikan antara kedua variabel.
  3. Melihat nilai Pearson Correlation. Apabila nilainya sama dengan 0 (nol), maka kedua variabel tidak terdapat hubungan. Sebaliknya, Apabila nilainya tidak sama dengan 0 (nol), maka kedua variabel terdapat hubungan.

Untuk mengenai arti dan arah hubungan dari nilai korelasi variabel X dan Y. Penjelasannya sebagai berikut:

Mengenai arah hubungannya

Mengartikan arah hubungan kedua variabel dapat dilihat dari apakah angka tersebut memiliki tanda posisif atau negatif. Apabila tandanya negatif, artinya variabel X naik maka variabel Y turun atau sebaliknya, jadi berlawanan arah. Namun apabila tandanya positif, artinya variabel X naik maka variabel Y juga ikut naik, satu arah.

Mengenai kekuatan hubungannya

Dalam uji korelasi, penentuan kuat atau lemahnya suatu hubungan dinilai dari apabila nilai tersebut mendekati angka 1 atau -1. Jika angka yang diperoleh mendekati angka 0, maka hubungan kedua variabel dapat dikatakan lemah.

Dalam uji korelasi terdapat beberapa pengujian yang dapat digunakan yaitu Pearson, Kendal’s, dan Spearman. Nah, dalam artikel ini saya akan menjelaskan bagaimana pengujian Korelasi Pearson. Pengujian korelasi pearson digunakan untuk menguji data yang berskala interval/rasio dan hanya digunakan untuk pengujian sederhana atau hanya untuk mengetahui hubungan antar dua variabel saja (variabel X dan Y).

Baca juga: Cara Melakukan Uji Hipotesis

Pengujian Menggunakan SPSS

Selanjutnya, kamu akan mempelajrai bagaimana pengujian korelasi pearson menggunakan aplikasi SPSS. Versi SPSS yang saya gunakan adalah versi 22. Sebelum dimulai, silahkan persiapkan data yang ingin kamu uji terlebih dulu. Atau sebagai bahan latihan, kamu bisa menggunakan data dibawah.

Cara pengujiannya, sebagai berikut:

  1. Buka aplikasi SPSS. pada ‘Variable View’ silahkan atur karakter data terlebih dulu. Misalnya seperti ini.
korelasi 1
Sumber : Dokumentasi Penulis

2. Lalu, masukkan data di ‘Data View’ sesuai kolom variabel yang sudah dibuat.

korelasi 2
Sumber : Dokumentasi Penulis

3. Klik menu Analyze > Correlate > Bivariate

korelasi 3
Sumber : Dokumentasi Penulis

4. Maka akan muncul kotak dialog. Lalu, pindahkan variabel X dan Y ke kotak ‘Variables’. Pada ‘Correlation Coefficients’ centang ‘Pearson’. Pada ‘Test of Significance’ centang ‘Two-Tailed’ dan terakhir centang ‘Flag significant correlations’. Lalu, klik OK.

korelasi 4
Sumber : Dokumentasi Penulis

5. Selanjutnya akan muncul hasilnya. Perhatikan pada kota ‘Correlations’.

korelasi 5
Sumber : Dokumentasi Penulis

Interpretasi Uji Korelasi – Pearson

Setelah melakukan pengujian menggunakan SPSS, selanjutnya hasil yang diperoleh lalu diinterpretasikan supaya tahu apakah data yang di uji korelasi memiliki hubungan atau tidak. Saya akan menjelaskan interpretasi dari uji korelasi yang caranya membandingkan nilai rhitung dan juga menginterpretasikan nilai signifikansinya.

Membandingkan rhitung dengan r

Pertama, mencari nilai rtabel terlebih dulu. Sesuaikan dengan ketentuan df(N-2, 0,05). ‘N’ merupakan jumlah data sampel yang diuji. Setelah dimasukkan ke rumus, lalu mencari nilai rtabel di data tabel r.

rtabel = df(15-2, 0,05) = 0,514

korelasi tabel r
Sumber : Dokumentasi Penulis

Kedua, bandingkan rhitung dengan rtabel lalu interpretasikan sesuai kriteria pengujian.

Diketahui rhitung = 0,425 dan rtabel = 0,514.

0,425 < 0,514 maka H0 ditolak artinya antara variabel X dan Y tidak terdapat hubungan positif.

Melihat nilai signifikansinya

Diketahui nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,114.

0,114 > 0,05 artinya antara variabel X dan Y tidak terdapat hubungan yang signifikan.

Uji korelasi merupakan uji statistik yang hanya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih dari penelitian atau seberapa besar hubungan antar variabel penelitian. Dari penjelasan diatas, kamu sekarang sudah bagaimana teori, cara pengujian, kriteria pengujian dan interpretasi dari uji korelasi.

Pengujian menggunakan program SPSS digunakan untuk mencari nilai hitung atau statistik untuk selanjutnya diinterpretasikan untuk pengampilan keputusan penelitian. Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa antara variabel Stress Kerja (X) dengan variabel Prestasi Guru (Y) tidak memiliki hubungan satu sama lain.

Baca juga: Yuk Ketahui Cara Uji Homogenitas

Pemahaman Akhir

Telah dijelaskan tentang uji korelasi sebagai metode statistik yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Uji korelasi dapat mengungkap sifat hubungan antara variabel, baik itu positif, negatif, atau tidak ada hubungan.

Terdapat beberapa kriteria atau metode untuk menginterpretasikan hasil uji korelasi. Pertama, kita dapat membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika rhitung lebih besar dari rtabel, maka H0 ditolak dan terdapat hubungan antara variabel. Jika rhitung lebih kecil dari rtabel, maka H0 diterima dan tidak terdapat hubungan antara variabel.

Kriteria kedua adalah melihat nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

Selain itu, kita juga dapat melihat nilai Pearson Correlation. Jika nilai korelasi sama dengan 0, maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel. Jika nilai korelasi tidak sama dengan 0, maka terdapat hubungan antara kedua variabel.

Dalam pengujian korelasi menggunakan aplikasi SPSS, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah membuka aplikasi SPSS, mengatur karakter data di Variable View, memasukkan data di Data View, dan menggunakan menu Analyze > Correlate > Bivariate untuk melakukan uji korelasi. Hasil uji korelasi akan memberikan nilai rhitung, signifikansi, dan Pearson Correlation yang dapat diinterpretasikan.

Pengujian korelasi merupakan metode statistik yang berguna untuk memahami hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian. Dalam contoh kasus yang diberikan, disimpulkan bahwa variabel Stress Kerja (X) dan variabel Prestasi Guru (Y) tidak memiliki hubungan satu sama lain berdasarkan hasil uji korelasi.

Dengan pemahaman tentang uji korelasi, teori yang mendasarinya, kriteria pengujian, dan cara pengujian menggunakan SPSS, kita dapat mengambil kesimpulan tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian dan membuat keputusan berdasarkan hasil yang diperoleh.

Demikian penjabaran cara uji korelasi. Semangat mencoba!


Sumber :

Ghozali,  imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Semarang : Badan Penerbit-UNDIP

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25. Semarang : Badan Penerbit-UNDIP

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Tarsito, Bandung

Junaidi. (2010). https://junaidichaniago.wordpress.com/

Artikel Terbaru

Avatar photo

Resti

saya mahasiswi dari kampus IAIN Surakarta. mengambil Program Studi Akuntansi Syariah. angkatan 2016

Komentar

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *