Halo, semua sobat pinter! Apakah kamu sudah siap untuk belajar lagi? Sebab pada kesempatan kali ini, kamu akan berkesempatan untuk belajar mengenai Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan yang menjadi salah satu materi pembelajaran IPA SMP untuk siswa-siswi kelas IX. Tanah telah menjadi komponen penting bagi keberlangsungan kehidupan di bumi. Jadi, ayo kita kupas tuntas semuanya diskusi bahasan ini melalui ulasan artikel berikut!
Daftar Isi
Peran Tanah dan Organisme Tanah bagi Keberlangsungan Kehidupan
Sebagai pembahasan pertama materi tanah dan keberlangsungan kehidupan ialah peran tanah serta organisme tanah bagi keberlangsungan kehidupan. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi tanah yang menjadi salah satu komponen penting bagi makhluk hidup di bumi termasuk tumbuhan yang dapat tumbuh subur karena mendapatkan nutrisi dan air yang berasal dari tanah.
Selain itu, tanah atau daratan juga menjadi habitat tempat tinggal makhluk hidup. Organisme yang ada di dalam tanah juga turut andil dalam menguraikan sampah di bumi. Dan tentu saja, masih banyak lagi contoh peran tanah serta organisme tanah yang begitu penting bagi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya yang dapat kamu cermati dalam penjelasan di bawah ini.
Baca juga: Kemagnetan dan Pemanfaatannya
Peran Tanah bagi Kehidupan
Berbagai jenis makhluk hidup memilih daratan atau tanah sebagai tempat tinggal dan berteduh. Sebagai contoh adalah tumbuhan yang tidak bisa berpindah-pindah dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan nutrisi dan zat hara yang terkandung di dalam tanah. Bahkan, bagi tumbuhan dari kelompok polong-polongan membutuhkan peran bakteri di dalam tanah untuk membantu akar dalam proses penyerapan dan pengolahan zat hara.
A. Tempat Hidup Hewan dan Bakteri
Salah satu fungsi besar tanah adalah sebagai penyedia tempat hidup bagi berbagai macam hewan serta bakteri. Jenis hewan seperti semut, lipan, cacing, dan serangga kecil lainnya ditambah lagi dengan beberapa bakteri dengan ukuran sangat kecil yang tidak dapat kamu lihat dengan mata telanjang. Jumlahnya ada bermiliar-miliar yaang memilih untuk hidup di atas tanah maupun di dalam tanah.
B. Penunjang Kesehatan dan Penyedia Keperluan Manusia
Banyak kegiatan manusia yang melibatkan peran dari tanah seperti contoh halnya aktivitas bermain sepak bola, kelereng, bahkan hanya melakukan jalan atau lari di atas tanah. Rumah sebagai tempat tinggal atau mungkin rumah sakit sebagai tempat perawatan bagi pasien yang sakit dan berobat pun juga dibangun di atas tanah. Manusia menggunakan berbagai jenis tanah sebagai bahan bangunan serta barang kerajinan dan perabotan rumah tangga juga diambil dari tanah.
C. Penyedia dan Penyaring Air
Sumber air yang utama letaknya ada di dalam tanah. Supaya dapat memperoleh air tanah, usaha yang dilakukan adalah dengan menggali tanah sampai pada kedalaman beberapa meter untuk membuat sumur demi pemanfaatan kebutuhan minum, mandi, mencuci, dan masak. Di dalam tanah juga terdapat bakteri sebagai mikroorganisme yang mampu menguraikan senyawa kompleks berbahaya menjadi senyawa yang lebih sederhana yang ramah terhadap lingkungan.
Peran Organisme Tanah
Terdapat sekitar miliaran jumlah dari organisme tanah. Pada umumnya, organisme tanah berada pada lapisan tanah bagian atas (10 cm di bawah permukaan tanah). Ada 80-100% aktivitas biologis yang terjadi di tanah yang dilakukan oleh hewan, jamur, dan mikroorganisme yang mampu mempengaruhi tingkat kesuburan atau kegemburan serta tekstur dari tanah. Berikut ini uraian mengenai beberapa peran organisme tanah.
A. Dekomposer
Tugas dan fungsi dekomposer adalah melakukan dekomposisi atau kegiatan menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari makhluk hidup seperti halnya daun, ranting, maupun jasad hewan dan manusia yang diurai menjadi materi anorganik. Selain itu, proses pelapukan batuan juga dibantu oleh dekomposer untuk menjadi bahan anorganik atau yang biasa disebut dengan mineral tanah.
B. Pereaksi Kimia dalam Tanah
Bakteri Nitrobacter berperan dalam reaksi penguraian materi organik kompleks yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup menjadi senyawa nitrat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada juga mikoriza yang merupakan jamur yang melakukan simbiosis dengan tumbuhan dalam rangka peningkatan kemampuan tumbuhan untuk menyerap fosfor sebagai salah satu unsur hara penting.
C. Pengurai Polutan dalam Tanah
Beberapa organisme tanah juga berkemampuan untuk menguraikan polutan sebagai bahan kimia yang masuk ke dalam tanah, misalnya yaitu herbisida. Proses penguraian herbisida dapat dilakukan secara cepat apabila aktivitas organisme tanah semakin tinggi. Polutan seperi merkuri dan arsenik dapat terkunci di dalam tanah karena terakumulasi dalam tubuh bakteri sehingga tidak menyebabkan polusi bertambah lebih memperihatinkan.
D. Pencegah Penyakit Tanah
Saat tanah mempunyai jumlah senyawa organik serta aktivitas organisme yang tinggi, maka secara otomatis organisme tanah mampu melawan penyakit tanah. Kondisi tersebut tercipta jika kegiatan pertanian serta perkebunan tidak berlebihan atau dengan kata lain tidak memakai bahan kimia sebagai puput maupun pestisida. Karena sebenarnya organisme tanah sendiri mampu melakukan pengendalian biologis yang terjadi di dalam tanah secara alamiah.
E. Pemberi Pengaruh pada Tekstur
Prinsipnya, tekstur tanah adalah besar kecilnya ukuran butiran yang menjadi penyusun tanah. Tanah mempunyai ukuran butiran berbeda yang terdiri dari penggolan jenis tanah liat, tanah lempung, serta pasir atau bahkan campuran dari ketiganya. Pembentukan tekstur tanah tentunya tidak lepas dari peran bantuan beberapa makhluk hidup seperti cacing dan akar tumbuhan yang dapat mempercepat proses pemecahan batuan menjadi butiran-butiran tanah tersebut.
Ketiga kelompok tanah tersebut memiliki sifat atau ciri yang berbeda-beda pula. Sifat dari tanah, tentu akan mempengaruhi kemampuan tanah itu sendiri dalam menyediakan nutrisi serta air bagi tumbuh-tumbuhan. Tanah subur mempunyai perpaduan dari ketiga jenis kelompok tanah dengan perbandingan yang hampir sama.
F. Pengatur Kegemburan dan Struktur Tanah
Struktur tanah ialah susunan butiran-butiran tanah yang menjadi terikat satu sama lainnya untuk membentuk sebuah gumpalan. Pastinya, struktur tanah juga memiliki hubungan erat dengan hal kegemburan tanah. Organisme yang hidup di dalam tanah dapat membuat pori-pori tanah sehingga membantu menggemburkan tanah serta memungkinkan proses keluar masuknya udara ke dalam tanah (aerasi) dapat terjadi.
Baca juga: Bioteknologi Dalam Kehidupan, Mari Belajar!
Proses Pembentukan Tanah dan Komponen Penyusun Tanah
Setelah mengetaui bagaimana peran dari tanah serta organisme yang berada di dalamnya untuk keberlangsungan kehidupan di bumi. Materi tanah dan keberlangsungan kehidupan selanjutnya adalah pembahasan mengenai proses pembentukan tanah dan komponen yang menjadi penyusun tanah. Yuk, simak secara lengkap dalam uraian singkat berikut!
Proses Pembentukan Tanah
Secara konsep tanah sebenarnya adalah campuran dari batuan lapuk, penguraian bahan organik, mineral, serta air dan udara. Dengan kata lain tanah tercipta karena adanya faktor pelapukan kimiawi, biologis, dan fisikawi. Untuk faktor fisiknya adalah pengaruh iklim, curah hujan, dan sinar matahari. Sedang, untuk biologisnya karena aktivitas mikroorganisme tanah atau akar tumbuhan yang juga mampu membantu pelapukan batuan secara kimiawi dengan mengeluarkan zat asam.
Namun, ada juga faktor lain yang mempengaruhi proses pembentukan tanah yaitu tipe batuan, topografi, atau relief tanah dari suatu daerah serta waktu. Pada saat dilakukan penggalian tanah sampai dalam, maka akan tampak beberapa lapisan tanah atau yang disebut sebagai horizon tanah yang ditunjukkan dengan gradiasi warna yang berbeda seperti pada gambar berikut ini.
Bagian tanah paling atas merupakan daerah tumbuhan mendapatkan nutrisi yang berupa air dan mineral. Tetapi, kelemahannya pada bagian tanah paling atas ini rentan terjadi kehilangan kandungan nutrisi serta mineral akibat beberapa kejadian alam seperti hujan dan banjir terutama jika tidak ada tumbuhan yang hidup di atas tanah tersebut.
Komponen Tanah
Sejatinya tanah memang bagian dari permukaan bumi yang tidak hanya terdiri dari satu komponen, melainkan banyak komponen yang bersifat sebagai penyusun atau pendukung dari tanah. Seperti contoh batuan, udara, humus, humus, air, mineral, serta komponen organik yang akan dibahas secara lebih mendalam pada ulasan berikut ini.
A. Batuan
Batuan didefinisikan sebagai bahan padat yang terbentuk secara alamiah yang sebenarnya tersusun atas campuran beberapa mineral serta senyawa lain dalam berbagai komposisi. Ahli geologi membagi batuan menjadi ke dalam tiga jenis berdasarkan proses terjadinya yakni batuan beku, sedimen, dan metamorf. Asal batuan sendiri juga dapat melalui magma gunung berapi yang mendingin. Batuan kemudian mengalami proses pelapukan dan menjadi komponen penyusun tanah.
B. Udara
Memang tanah seperti benda yang terlihat sangat padat, tetapi sesungguhnya terdapat rongga-rongga yang berisi udara ada di dalam tanah. Rongga udara dapat terletak di antara butiran-butiran tanah, di antara bebatuan yang etrdapat di dalam tanah, di antara batuan dan butiran tanah, di antara butiran tanah dengan akar tumbuhan atau juga di antara akar tanaman dengan batu. Selain itu, aktivitas hewan seperti contohnya cacing dapat menyebabkan terbentuknya rongga udara.
C. Humus
Merupakan komponen organik yang berasal dari proses dekomposisi jasad makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan, daun yang gugur, serta kotoran hewan oleh bakteri dan jamur. Humus sering dikaitkan sebagai tanah yang mempunyai tekstur gembur serta banyak pori yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Tanah humus yang mengandung banyak nutrisi dan mineral ini juga mampu mempertahankan air tanah agar tetap selalu dalam kondisi lembab.
D. Air
Tanah menjadi tempat hidup bagi berbagai makhluk hidup seperti bakteri, cacing, jamur, tumbuhan, serta serangga yang secara umum membutuhkan kelembapan tanah sebagai faktor penting untuk bertahan hidup. Nah, kelembapan tanah tersebut disebabkan karena hadirnya air di dalam tanah. Misalnya, tumbuhan yang sangat membutuhkan air melalui proses penyerapan yang dilakukan setelah air dapat menembus tanah serta mencapai akar.
E. Mineral
Asal tanah adalah dari proses pelapukan batuan dan juga kerak bumi yang memiliki tebal sekitar 10-15 km atau bahkan lebih. Di dalam kerak bumi inilah banyak terkandung mineral yang berupa ion-ion positif dan negatif. Beberapa contoh untuk ion positif yang ada di dalam tanah seperti kalium (K+) dan magnesium (Mg2+). Sementara untuk contoh ion-ion negatifnya yaitu nitrat (NO3– dan sulfat (SO42-).
Ion ion inilah yang menjadi nutrisi penting bagi pertumbuhan dari tanaman yang diserap melalui akar tanaman. Setiap tanah memiliki kandungan atau kadar mineral yang berbeda-beda yang dapat menentukan sifat atau karakter suatu tanah yang berujung pada masalah tingkat kesuburan tanahnya. Walaupun sebenarnya tanah yang subur tidak hanya ditentukan oleh jumlah kandungan mineral yang terkandung di dalamnya.
Faktor lain yang juga dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesuburan tanah ialah warna tanah jika dilihat dari segi fisika serta derajat keasaman atau tingkat pH tanah apabila dipandang dari segi kimiawinya. Tanah yang subur memiliki pH sekitar 7 yang berisifat netral sebab pada kisaran tersebut tumbuhan mampu menyerap nutrisi secara optimal. Dalam segi warna, semakin gelap warna tanahnya maka semakin tinggi kandungan komponen organik di dalam tanah.
Warna tanah yang gelap dapat menyerap dan melepaskan panas dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan warna tanah yang terang. Hal tersebut menyebabkan ketika siang hari, kandungan air pada tanah yang gelap akan lebih cepat menguap sehingga tanah menjadi kering. Sedangkan pada malam hari, tanah yang gelap akan cepat melepaskan panas sehingga mempercepat terjadinya kondensasi uap air dan membuat lebih mudah dan cepat dalam menyerap air kembali.
Keadaan kondisi tanah yang seperti itu yang membuat pengaruh secara tidak langsung pada level kesuburan tanah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa warna tanah juga ikut mempengaruhi suhu dan kelembapan tanah yang nantinya berdampak pada pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme tanah, serta struktur tanah.
F. Komponen Organik
Banyak organisme yang juga hidup di dalam tenah, seperti jamur, bakteri, alga, serangga, maupun cacing tanah. Tugas dan peran organisme tersebut adalah menguraikan bahan-bahan yang berasal dari sisa makhluk hidup sehingga dapat menghasilkan material yang bersifat organik dan menguntungkan di dalam tanah bagi keberlangsungan hidup seluruh makhluk hidup yang tinggal di bumi ini.
Baca juga: Teknologi Ramah Lingkungan, Ayo Pelajari Bersama!
Upaya Menjaga Kelestarian Tanah
Perbuatan tidak bijak lingkungan, tentunya akan menimbulkan berbagai kerusakan krusial terhadap tingkat kualitas kesuburan tanah. Sebagai contoh ialah peristiwa erosi yang dapat menghilangkan nutrisi tanah, penggunaan pupuk kimia berlebihan, pertanian monokultur dalam jangka waktu lama, serta pencemaran tanah yang disebabkan oleh sampah anorganik yang sulit terurai. Materi tanah dan keberlangsungan kehidupan berikut akan menjelaskan berbagai upaya pencegahannya demi menjaga tanah supaya tetap lestari.
1.) Pengelolaan Tanah Menggunakan Tanaman Penutup Tanah
Fungsi keberadaan dari penutup tanah ialah supaya air hujan daat tertahan sehingga tidak secara langsung dapat mengenai permukaan tanah. Dengan begitu, pengikisan tanah atau erosi dapat berkurang dan tentunya produktivitas tanah tetap dapat dipertahankan karena biasanya erosilah yang membuat nutrisi serta nutrisi penting yang berada di dalam tanah hilang sebab terbawa oleh aliran air.
Pengolahan lahan juga perlu dilakukan agar kemungkinan terjadinya erosi menjadi rendah dengan cara pembuatan terasering atau lahan miring sebagai pengubah permukaan tanah miring menjadi tanah yang bertingkat-tingkat. Tujuannya adalah untuk mengurangi panjang lereng serta memperkecil kemiringan liring sehingga akan mampu memperlambat aliran air permukaan sekaligus menampung dan mengalirkan aliran air permukaan tersebut supaya dapat terserap oleh tanah.
2.) Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia
Selanjutnya adalah dengan melakukan upaya pengurangan dalam konsumsi penggunaan pupuk kimia. Walaupun sebenarnya ketika kamu menggunakan pupuk kimia dengan takaran dan pada waktu yang tepat sudah pasti dapat meningkatkan hasil produksi pertanian karena senyawa yang ada di dalam pupuk kimia tersebut dapat diserap secara langsung oleh tumbuhan.
Tetapi tetap saja, apabila dilakukan penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dan dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan pencemaran tanah dan mengancam kualitasnya. Hal tersebut terjadi karena pupuk kimia ini merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan anorganik dengan komposisi zat tertentu yang diproses secara kimiawi.
Sebagai usaha dasar untuk mengurangi dampak penggunaan pupuk kimia itu, kamu dapat menggantinya dengan pupuk organik yang bisa menjadi alternatif pilihan pupuk lebih ramah lingkungan karena berasal dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia yang dapat terurai serta dapat memperbaiki struktur tanah dan menjaga populasi mikroorganisme tanah sehingga tingkat kualitas tanah tetap dapat terjaga dalam jangka waktu yang panjang.
3.) Pengolahan Tanah yang Tepat untuk Pertanian Monokultur
Definisi dari pertanian monokultur sendiri adalah suatu teknik pada bidang pertanian yang dilakukan dengan melakukan penanaman satu jenis tumbuhan pada suatu lahan dalam jangka waktu tertentu atau mungkin sesuai dengan umur tanaman. Jika pertanian monokultur tersebut dilakukan secara terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah yang tepat tentu akan berpengaruh pada menurunnya tingkat kualitas kesuburan tanah.
Lahan yang dilakukan penanaman tumbuhan saju jenis saja akan cenderung bersifat mengurangi keanekaragaman hayati yang terdapat pada lahan tersebut tidak terkecuali juga mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Sehingga, sebagai salah satu solusi yang tepat untuk menanggapi masalah ini adalah dengan dilakukannya pergiliran tanaman.
Misalnya pada kasus suatu lahan yang biasanya hanya ditanami dengan padi, pada musim kemarau dapat dilakukan pergiliran tanaman dengan melakukan penanaman tanaman palawija atau tanaman yang memiliki kemampuan dalam mengikat nitrogen dari udara dengan bantuan dari bakteri Rhizobium. Sehingga, jumlah ketersediaan unsur hara pada lahan tersebut tetap dapat terjaga dengan baik tanpa menambahkan pupuk kimia yang berbahaya bagi kesuburan tanah.
4.) Daur Ulang Sampah yang Sulit Terurai
Plastik, kaca, serta logam merupakan segelintir contoh dari sekian banyaknya jenis sampah yang sulit terurai di tanah dan memiliki potensi yang besar untuk mengganggu tingkat kesuburan tanah. Walaupun memang mikroorganisme juga mampu menguraikan sampah tersebut tetapi perlu waktu yang lama untuk benar-benar menguraikan senyawa kompleks yang ada di dalam sampah-sampah tersebut secara sempurna.
Jalan solusinya adalah membiasakan diri melakukan kebiasaan baik dengan memilah sampah atau memisahkan sampah berdasarkan sifatnya yang mudah atau sulit terurai. Selain itu, kamu juga dapat melakukan daur ulang pada sampah-sampah tersebut dengan melatih kreativitas untuk menghasilkan sampah menjadi produk yang berguna seperti pada gambar berikut ini.
Keuntungan dari melakukan daur ulang sampah ini, selain membantu menjaga bumi yang tercinta agar tetap terus lestari tetapi juga dapat memberi kemampuan baru kamu dalam mengubah barang sisa menjadi hasil karya inovatif yang memiliki nilai guna, estetika, serta ekonomis yang tinggi.
Bagaimana sobat pinter mengenai penjelasan materi tanah dan keberlangsungan kehidupan? Sekarang kamu menjadi lebih paham kan mengenai alasan pentingnya menjaga kelestarian tanah demi kelancaran keberlangsungan kehidupan di bumi ini. Jadi, mari bersama untuk terus belajar bersikap bijak terhadap lingkungan dan jangan malas untuk membaca supaya kamu banyak wawasan serta semakin cerdas dalam berpikir dan bertindak!
Sumber :
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. Tanah dan Lingkungan. Diakses pada Jumat 24 Maret 2023. http://faperta.ugm. ac.id/download/publikasi_dosen/tejoyuwono/1991/1991%20tana.pdf.
Zubaedah, Siti dkk. Ilmu Pengetahuan Alam Edisi Revisi untuk SMP/ MTs Kelas IX. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018