Masih ingatkah kamu tentang sistem tata surya? Materi sistem tata surya sudah familiar, bahkan sejak kamu duduk di sekolah dasar guru sudah menjelaskan tentang sistem tata surya ini.
Ketika kita melihat ke langit saat malam hari, banyak bintang berkilauan di angkasa. Kadang kalau beruntung, kita akan melihat bintang jatuh yang kecepatannya hanya dalam sekejap mata. Materi sistem tata surya sangat asyik untuk dipelajari. Kita akan belajar banyak hal, mulai dari matahari, planet, komet, rasi bintang, dan segala hal yang berhubungan dengan alam semesta. Yuk, kita pelajari bersama.
Daftar Isi
Pengertian Sistem Tata Surya
Bumi merupakan sebuah planet yang selalu mengitari pusat bintangnya, yaitu Matahari. Selain planet Bumi, banyak benda langit lainnya yang berputar mengelilingi Matahari sebagai pusatnya. Benda langit yang ada di tata surya selain bumi yaitu meteor, asteroid, planet, satelit, komet, debu kosmik, objek transneptunus, dan lainnya.
Objek transneptunus merupakan objek yang diamati di tata surya namun letaknya cukup jauh, yaitu jaraknya lebih jauh dari Planet Neptunus. Sebagai contoh Pluto. Pluto bukan lagi termasuk ke dalam planet tata surya karena bidang orbitnya tidak tetap. Pluto diramalkan sebagai calon bintang masa depan layaknya matahari.
Baca juga: Sistem Informasi Geografis (SIG)
Seluruh benda langit tersebut dan matahari beredar secara teratur dalam orbitnya berupa elips membentuk suatu sistem yang dinamakan Sistem Tata Surya. Sistem tata surya kita terdiri atas benda langit seperti Matahari sebagai pusat. Satelit, planet, asteroid, dan lainnya berevolusi. Semua sistem ini terikat oleh gaya gravitasi.
Sistem tata surya kita berada dalam suatu galaksi yang bernama Milky Way atau Galaksi Bimasakti. Sebuah galaksi tersusun atas milyaran bintang. Gabungan gugus bintang akan membentuk sebuah kumpulan gugus bintang raksasa yang dinamakan galaksi. Bentuk galaksi Bima Sakti menyerupai cakram.
Bintang-bintang yang berada dalam suatu galaksi jumlahnya milyaran, dari calon bintang, bintang utama, sampai supernova. Pada Galaksi Bima Sakti, terdapat sekitar 100 milyar lebih bintang yang menghuninya.
Di jagat raya terdapat banyak galaksi. Galaksi paling dekat dengan Bima Sakti adalah Andromeda. Letak satu galaksi dengan galaksi lain bisa beratas-ratus tahun cahaya. Untuk menuliskan jarak dalam alam semesta tidak lagi menggunakan satuan kilo meter, namun menggunakan satuan astronomi (SA) ataupun tahun cahaya.
Cabang ilmu astronomi yang khusus mempelajari tentang tata surya adalah kosmogoni. Sejak abad ke-18 sudah banyak ahli memaparkan teori tentang tata surya. Teori tersebut belum tentu benar seratus persen.
Pengujian teori pembentukan tata surya masih terus berlangsung dengan membandingkannya dengan fakta-fakta di lapangan. Pengujian teori ini bisa didukung adanya perkembangan teknologi, misal teleskop Hubble.
Teori Pembentukan Sistem Tata Surya
Teori Big Bang (ledakan besar)
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa alam semesta berasal dari keadaan panas dan memadat karena berasal dari ledakan maha dasyat yang mengembang.
Teori Nebula Kant dan Laplace
Salah satu teori pembentukan tata surya adalah teori nebula yang diusulkan oleh Immanuel Kant (1755) kemudian disempurnakan oleh Simon de Laplace. Sehingga teori nebula dikenal pula dengan teori nebula Kant dan Laplace.
Menurut teori ini tata surya terbentuk dari kabut nebula yang berputar dan lama-lama mendingin sehingga menjadi tata surya. Simon de Laplace memperbaiki teori dari Kant, ia mengusulkan bahwa planet-planet terbentuk dari cincin gas yang disemburkan dari ekuator Matahari.
Teori Pasang Surut
Teori ini dipelopori oleh Jeans dan Jefreey. Teori pasang surut mengatakan bahwa pada saat sebelum terbentuk sistem tata surya, terdapat suatu protobintang (bakal Matahari) melintas bintang lain yang lebih besar (masif).
Akibat dari lintasan ini sebagian materi protobintang tertarik ke arah bintang yang lebih besar. Materi proto bintang yang tertarik itu lama-lama lepas dari bintang besar kemudian membentuk planet-planet.
Teori Proto Planet (Teori Aturan Debu)
Teori proto planet menjelaskan pembentukan tata surya dimulai dari interaksi antara Matahari dengan calon bintang. Calon bintang ini disebut dengan proto bintang. Proto bintang itu melewati matahari dan sebagian materi dari proto bintang terkena gravitas matahari kemudian akan membentuk planet.
Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh Lyttleton. Menurutnya, pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang saling mengelilingi. Pada suatu periode, ada bintang lain yang melintasi bintang kembar tersebut dan menabrak salah satunya.
Akibatnya, salah satu bintang yang menabrak hancur menjadi bagian yang lebih kecil. Bagian-bagian kecil itu terus berputar. Lama-lama akan mendingin menjadi planet-planet dan mengelilingi bintang yang tidak hancur. Bintang yang tidak hancur inilah Matahari.
Teori Planetesimal
Teori pembentukan tata surya Planetesimal dikemukakan Chamberlin dan Moulton pada 1905. Mereka menyatakan bahwa tata surya pada mulanya terbentuk dari kabut gas dengan inti yang panas. Kabut itu terus berputar terhadap inti gas hingga terbentuk kabut berpilin. Lama-lama kabut yang berpilin itu berubah menjadi planet sedangkan inti gas berubah menjadi matahari.
Susunan Sistem Tata Surya
Anggota tata surya terdiri dari berbagai jenis, terdiri dari matahari sebagai pusat orbitnya, dikelilingi berbagai benda langit seperti planet-planet, asteroid dan komet, meteoroid, dan debu kosmik yang tak terhingga.
Semua benda langit dalam tata surya yang mengitari matahari memiliki lintasan berbentuk elips. Bidang orbit berbentuk elips menjamin hukum kekekalan energi secara sempurna. Sehingga tidak ada energi yang hilang selama proses orbit mengitari matahari.
Matahari
Pusat tata surya berada pada bintang karena bintang memiliki energi yang sangat besar. Matahari merupakan bintang yang terdekat dengan bumi. Sehingga pusat tata surya kita adalah matahari.
Bintang merupakan salah satu benda hitam karena dapat memancarkan energi panas dan cahaya. Matahari merupakan salah satu bintang yang memiliki energi yang sangat besar dengan spektrum warna orange. Sehingga, matahari terlihat berwarna orange dari bumi.
Energi matahari tercipta karena reaksi fusi dari atom hidrogen dan helium. Suhu permukaan matahari mencapai 5.000 derajat celcius. Diameter matahari mencapai 1.400.000 km. Sehingga menjadi benda langit paling besar di tata surya sekaligus lampu alam tercerah dari bumi.
Semua benda pada suhu sebesar itu akan berubah menjadi berwujud gas. Sementara itu di bagian inti Matahari bisa mencapai sekitar 15.000.000 derajat celcius.
Baca juga: Sejarah Pembentukan Bumi
Planet di Sistem Tata Surya
Planet merupakan objek yang bergerak di dalam Tata Surya, memiliki orbit yang berupa lingkaran lonjong ketika mengitari matahari. Planet adalah benda angkasa yang tidak bisa menghasilkan cahaya sendiri. Energi yang di dapat salah satunya bersumber dari energi matahari.
Setiap planet memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik yang dimiliki suatu planet dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu penyusun, kerapatan penyusun, jarak dengan matahari, dan eksentrisitasnya.
Berdasarkan kriteria IAU (Persatuan Astronomi Internasional), suatu benda langit dikatakan sebagai planet harus memenuhi beberapa kriteria. Kriteria itu antara lain, (1) bentuk fisik cenderung bulat, (2) mengorbit ke matahari, dan (3) orbitnya bersih dari mengganggu benda angkasa lain. Sekarang, terdapat delapan planet dalam tata surya kita. Pluto sejak tahun 2006 sudah tidak termasuk planet lagi. Karena bidang orbitnya memotong orbit Neptunus sehingga dianggap orbit Pluto tidak stabil.
Planet mengitari matahari dalam suatu lintasan yang tetap dan teratur. Antara planet tersebut, lintasannya tidak saling berimpit. Planet dalam tata surya terdiri dari:
Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat ke matahari. Jarak rata-rata merkurius dengan matahari sekitar 57,9 juta km. Diameter Merkurius sebesar 4.870 km atau sekitar sepertiga diameter bumi. Waktu revolusinya sekitar 88 hari dengan periode rotasi 59 hari.
Suhu permukaan bisa mencapai 430 derajat Celcius. Gravitasi planet Merkurius lebih lemah dan jarak dengan matahari sangat dekat menyebabkan sebagian masa litosfer tertarik ke Matahari. Selain itu lapisan atmosfer sangat tipis karena menguap akibat panas yang tinggi.
Permukaan planet merkurius memiliki banyak lubang karena tumbukan meteor dan asteroit. Hal ini disebabkan merkurius tidak memiliki penghalang lapisan atmosfer yang tebal.
Venus
Venus merupakan planet yang secara fisik paling mirip dengan bumi sehingga disebut sebagai kembarannya bumi. Memiliki nama lain yaitu bintang fajar karena selalu terlihat saat subuh datang di sebelah timur. Atau bintang kejora karena terlihat paling terang saat malam hari.
Ukuran dimensinya hampir sama dengan bumi termasuk juga kepadatan udara pada lapisan atmosfernya. Diameter sekitar 12.104 km. Jarak rata-rata venus sampai matahari sekitar 108,9 juta km dengan kala revolusinya sekitar 225 hari dan periode rotasi 243 hari.
Ada keunikan yang menjadi ciri planet ini, yaitu gerak rotasi venus berlawanan arah dengan gerak edar planet lain mengitari matahari. Gerakannya disebut gerak retrograde. Permukaan planet terdiri atas atmosfer yang sangat tebal dan diselimuti oleh awan gas yang sangat panas dengan suhu sekitar 462 derajat Celcius. Hal ini menyebabkan Venus menjadi planet paling panas di dalam sistem tata surya.
- Bumi
Bumi merupakan planet ketiga dalam sistem tata surya dan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan di dalamnya. Semua hal yang ada di bumi baik lapisan atmosfer, hidrosfer, dan litosfernya sangat pas untuk mendukung proses kehidupan di bumi.
Bumi memiliki jarak rata-rata ke matahari sekitar 149,7 juta km atau biasa disebut 1 SA dan diameter sekitar 12.756 km. Kala revolusi bumi adalah 365,25 hari dan periode rotasinya 24 jam. Bumi memiliki satu satelit alam yang diberi nama Bulan.
Baca juga: Pengetahuan Dasar Ilmu Geografi
Mars
Planet ini biasa disebut sebagai planet merah karena permukaannya berwarna kemerah-merahan. Hal ini terjadi karena proses oksidasi yang sangat tinggi. Planet ini memiliki dua satelit yaitu Phopos dan Dhemos.
Jarak Mars dengan Matahari rata-rata 228 juta km dengan diameter sekitar 6.794 km. Periode revolusinya 1,9 tahun dan perode rotasi Mars 24,6 jam.
Jupiter
Jupiter merupakan planet yang paling besar dengan diameter sekitar 14.2794 km namun begitu massa jenisnya kecil karena sebagian besar tersusun atas gas. Jarak Jupiter ke Matahari sekitar 778,2 juta km dengan periode revolusi 12 tahun dan rotasi 9,8 jam.
Jika diamati dengan teliti, ternyata memiliki cincin di sekitar garis katulistiwanya. Cincin ekuatornya berwarna biru namun sangat tipis. Memiliki belasan satelit alam antara lain: Metis, Thebe, Amalthea, Adrastea, Ganymede, Io, Callisto, Europa, dan Carpo.
Saturnus
Saturnus memiliki cincin yang tampak jelas biarpun dari kejauhan, Cincinnya berlapis-lapis sehingga tampak menawan. Jarak Saturnus ke matahari rata-rata sekitar 1.430 juta km dengan kala revolusi sekitar 29,5 tahun. Diameter Saturnus sekitar 12.0536 km dengan kala rotasi 10,7 jam.
Uranus
Uranus masih cukup besar untuk dapat dilihat oleh mata. Jarak Uranus ke matahari rata-rata sekitar 2.875 juta km dengan periode revolusi 84 tahun. Diameter Uranus sekitar 51.180 km dengan periode rotasi 17,3 jam. Seperti halnya planet Venus, Uranus berotasi berlawanan arah dengan arah edar planet lainnya dalam mengitari matahari. Permukaan planet memiliki suhu yang sangat dingin sekitar -224 derajat Celcius disebabkan oleh jauhnya jarak dengan matahari. Planet ini termasuk planet terdingin di sistem Tata Surya.
Neptunus
Planet ini mempunyai ukuran dimensi yang sama dengan planet Uranus sehingga dijuluki kembaran Uranus. Jarak Neptunus ke matahari sekitar 4.497 juta km dengan periode rotasi 16 jam. Diameter planet ini sekitar 50.138 km dengan waktu revousi sekitar 165 tahun. Bidang orbitnya sering diganggu oleh Pluto.
Asteroid
Asteroid merupakan benda langit yang bertebaran di antara planet Mars dan Jupiter. Sebutan untuk asteroid adalah planet minor atau planetoid. Asteroid umumnya menempati kawasan pada jarak 2,3 SA yang dikenal sebagai kawasan sabuk asteroid (Asteroid Belt).
Terdapat beragam bentuk lintasan asteroid di sekitar sabuk asteroid sehingga sering terjadi tabrakan dan pecahannya kadang-kadang terlempar jauh keluar dari sabuk asteroid. Asteroid yang berada jauh dari luar sabuk asteroid sangat membahayakan. Karena kemungkinan akan menimbulkan tabrakan dengan benda angkasa lain seperti planet sangat besar.
Ada beberapa asteroid yang menyerupai komet bentuk orbitnya, yaitu sangat lonjong. Tipe asteroid ini merupakan tipe Apollo-Amor-Aten yang biasa disingkat AAA. Tipe asteroid Apollo lintasannya sering mendekati Bumi. Asteroid terbesar saat ini ketahui bernama Ceres.
Berdasarkan hipotesis para astronom, diduga asteroid dulunya merupakan planet. Kemudian planet tersebut meledak dan menjadi kepingan kecil. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa letak antara Jupiter dan Mars tidak terlalu jauh.
Satelit
Satelit adalah benda langit yang berevolusi terhadap planet. Satelit alam adalah satelit yang terbentuk melalui proses pembentukkan alam semesta bersamaan dengan terbentuknya planet dan tata surya. Contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi: Phopos dan Demos, sebagai satelit alam planet Mars.
Komet
Komet merupakan objek langit yang sangat kecil dengan diameter hanya beberapa kilometer dengan bidang orbit yang sangat lonjong. Komet biasa disebut bintang berekor. Ekornya akan sangat jelas jika sudah mendekati matahari. Arah ekor komet selalu menjauhi matahari. Ekor ini tercipta karena proses penguapan material pada komet, panas, dan angin matahari. Inti komet terdiri atas gas yang mengalami pembekuan. Contoh: Komet Halley memiliki periode sekitar 72 tahun sekali.
Medium antar planet (Interplanetary Medium)
Antar ruang di angkasa, terdiri dari butiran-butiran debu kosmik dan plasma. Plasma terdiri dari elektron dan ion, yang sebagian besar berada di dalam korona Matahari. Medium antar planet sebagian besar merupakan sisa dari pembentukan bintang oleh awan primordial. Awan primordial dibangun oleh beragam komposisi kimia misalnya; H2O (air), CH4 (methana), CH3OH (methanol) dan macam-macam zat lainnya.
Baca juga: Pengetahuan Dasar Tentang Pemetaan
Pemahaman Akhir
Sistem Tata Surya adalah suatu sistem astronomi yang terdiri dari Matahari sebagai pusatnya, dikelilingi oleh berbagai benda langit seperti planet-planet, asteroid, komet, satelit, dan objek-objek lainnya. Materi tentang sistem tata surya ini telah diajarkan sejak sekolah dasar, dan mengajak kita untuk lebih memahami keajaiban alam semesta.
Benda-benda langit dalam sistem tata surya ini beredar secara teratur dalam orbit elips, terikat oleh gaya gravitasi yang dihasilkan oleh Matahari. Seluruh benda langit ini membentuk sebuah sistem yang dinamakan Sistem Tata Surya.
Beberapa teori tentang pembentukan tata surya telah diusulkan oleh para ahli, seperti Teori Big Bang, Teori Nebula Kant dan Laplace, Teori Pasang Surut, Teori Proto Planet, Teori Bintang Kembar, dan Teori Planetesimal. Meskipun telah ada teori-teori ini, pengujian dan pemahaman tentang pembentukan tata surya masih terus berlangsung dengan menggunakan teknologi-teknologi modern seperti teleskop Hubble.
Tata surya kita terletak dalam galaksi bernama Bima Sakti atau Milky Way, yang merupakan kumpulan gugus bintang raksasa. Bima Sakti sendiri adalah salah satu dari banyak galaksi di jagat raya.
Di dalam tata surya, terdapat delapan planet yang mengorbit Matahari secara teratur, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Pluto dulunya juga dianggap sebagai planet, namun sejak 2006 tidak lagi dianggap sebagai planet karena bidang orbitnya yang tidak tetap.
Selain itu, tata surya juga memiliki benda langit lain seperti asteroid, satelit, dan komet. Asteroid terutama terdapat dalam sabuk asteroid yang berada di antara orbit Mars dan Jupiter. Satelit adalah benda-benda langit yang mengorbit planet, dan komet adalah objek kecil dengan ekor yang tampak jelas saat mendekati Matahari.
Pembelajaran tentang sistem tata surya memperluas wawasan kita tentang alam semesta dan bagaimana benda-benda langit berinteraksi satu sama lain. Pengenalan tentang tata surya sejak dini penting agar kita dapat lebih menghargai dan menjaga keindahan dan keragaman jagat raya yang mengelilingi kita. Semangat untuk belajar lebih banyak tentang alam semesta semoga terus terjaga, dan semoga kita dapat terus mengeksplorasi keajaiban-keajaiban luar angkasa.
Nah, demikian penjelasan tentang sistem tata surya. Semoga bisa menambah wawasan kamu semua.
Sumber:
Lili Somantri dan Nurul Huda. (2016). Geografi SMA. Bandung: Grafindo
Kemdikbud. (2017). Modul 3 Tata Surya. Jakarta: Kemdikbud
Suryadi Siregar. (2017). Fisika Tata Surya. Bandung: FMIPA ITB