Sistem Sosial : Pengertian, Fungsi, Unsur, Teori, dan Contoh

Sistem sosial identik dengan kehidupan masyarakat, yah secara tidak langung kalian mungkin mengerti apa itu arti sistem sosial. Secara umum, sistem sosial adalah serangkaian sub sistem atau bagian dalam sistem yang saling berhubungan, berintegrasi, serta saling bergantung untuk mencapai tujuan bersama.

Untuk mengetahui sistem sosial lebih jauh maka simak pembahasan di bawah ini hingga selesai ya!

Pengertian Sistem Sosial Menurut Para Ahli

Sistem sosial
Sumber: Pixabay

Sistem sosial identik dengan aspek kehidupan di masyarakat, mulai dari interaksi sosial dan hubungan sosial antar satu sama lain. Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian sistem sosial berikut ini.

Setiadi dan Kolip (2013)

Sistem sosial adalah hubungan antar unsur atau elemen di kehidupan masyarakat, misalnya tindakan masyarakat, lembaga sosial, nilai dan norma sosial yang bergerak dinamis.

Sulaeman (1995)

Sistem sosial adalah alat analisis realita sosial dalam menjelaskan kelompok masyarakat sebagai bagian dari sistem sosial.

Wirawan (2012)

Sistem sosial adalah sistem tindakan yang terbentuk dalam sistem sosial, terdiri dari individu, kelompok sosial, dan norma sosial yang berlaku di kehidupan masyarakat.

Jhonson (1986)

Sistem sosial adalah kumpulan dari tindakan sosial individu maupun kelompok dalam kehidupan masyarakat.

Talcot Parsons

Sistem sosial adalah pola interaksi sosial yang terdiri dari unsur sosial yang melembaga dan teratur. Karakteristik dari sistem sosial adanya peran dari setiap individu atau kelompok sosial di masyarakat, dimana hubungan antar peran tersebut saling berhubungan dan bergantungan satu sama lain.

Fungsi Sistem Sosial

Adanya sistem sosial di masyarakat bertujuan untuk mencapai tujuan bersama, keteraturan sosial, dan keseimbangan sistem sosial. Berdasarkan teori struktural fungsional oleh Talcot Parsons, sistem sosial memiliki 4 fungsi, yang biasanya sering dikenal dengan konsep AGIL (adaptation, goal attainment, integration, latency).

1. Fungsi Adaptasi

Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada guna mencapai keseimbangan sistem.

2. Fungsi Pencapaian Tujuan

Sistem sosial mempunyai tujuan bersama antar individu maupun kelompok dalam sistem sosial.

3. Fungsi Integrasi

Kemampuan mengatur dan mensinergikan fungsi-fungsi subsistem di dalamnya akan semakin mengokohkan keberadaan sistem, mencapai keseimbangan sistem sosial dan mencapai tujuan bersama.

4. Fungsi Mempertahankan dan Memelihara Pola Keteraturan Masyarakat

Pemeliharaan pola yang biasanya berwujud pada sistem nilai budaya yang selalu mengontrol tindakan individu. Nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat dapat memperkuat solidaritas sosial.

Unsur Sistem Sosial

Berikut di bawah ini yang merupakan unsur-unsur dalam sistem sosial.

1. Unsur Keyakinan

Dalam sistem sosial merupakan hal yang ditaati warganya. Keyakinan bersifat tidak selamanya benar,melainkan benar tidaknya keyakinan tergantung warga yang ada di sistem sosial tersebut.

2. Unsur Perasaan

Menunjukkan bagaimana perasaan anggota masyarakat dalam sistem sosial terhadap peristiwa yang terjadi di dalamnya. Perasaan dapat membantu menjelaskan pola perilaku masyarakat, misalnya tentang penyebab ayah yang mau menerima resiko bahaya demi menyelamatkan anaknya.

3. Adanya Cita-cita atau Tujuan

Unsur ini menjadi penting dalam keberadaan sistem sosial, dimana dalam sistem sosial dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya dalam rangka mencapai cita-cita atau tujuan bersama. Misalnya bertujuan untuk memiliki keturunan anak, dimana hal ini dapat diwujudkan melalui fungsi pranata keluarga.

4. Norma

Merupakan pedoman tingkah laku individu dan kelompok yang telah disepakati bersama. Bentuk dari norma adalah aturan atau tata tertib yang ada di masyarakat. Keteraturan sosial di masyarakat merupakan bentuk dari hasil ketaatan masyarakat terhadap nilai dan norma sosial yang berlaku.

5. Peran dan Status

Dalam sistem sosial tidak terlepas dari adanya peran dan status, dimana setiap individu memiliki peran dan status (kedudukan) masing-masing. Misalnya dalam kehidupan masyarakat terdapat kyai yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari segi agama daripada masyarakat biasa. Secara tidak langsung peran kyai adalah sebagai pemuka agama, tokoh masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

6. Sanksi

Merupakan konsekuensi dari adanya nilai dan norma sosial di masyarakat. Apabila ada warga yang melanggar norma tersebut akan mendapatkan sanksi atau hukuman.

Teori Sistem Sosial

Menurut Parson, sistem sosial merupakan gabungan dari beberapa unsur atau sub sistem di masyarakat yang saling bergantung satu sama lain, berintegrasi guna mencapai kesimbangan sistem. Pada dasarnya sistem sosial dapat dijelaskan melalui teori struktural fungsional. Adapun asumsi dasar dari teori struktural fungsional adalah sebagai berikut.

1. Masyarakat merupakan bagian dari sistem yang komples, terdiri dari beberapa unsur atau bagian yang saling berhubungan dan saling bergantung.

2. Masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengintegrasikan diri atau berintegrasi sosial dalam sistem sosial.

3. Perubahan dalam sistem sosial terjadi melalui proses adaptasi tidak terjadi secara revolusioner.

4. Adanya konsensus atau kesepakan bersama dalam masyarakat untuk mencapai integrasi sosial.

5. Masyarakat cenderung mengarah pada keadaan equilibrium (keseimbangan) dalam sistem sosial.

Dalam ilmu sosiologi, sistem sosial dapat dianalisis dengan pendekatan fungsional terutama dalam melihat masyarakat. Adapun tokoh teori yang mendukung pemikiran tersebut yaitu Talcot Parsons dalam teori Fungsionalisme Struktural, bahwa masyarakat dapat berintegrasi atas dasar konsensus atau kesepakatan nilai dan norma dari para anggotanya, sehingga dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang seimbang.

Adapun 4 subsistem yang menjalankan fungsi utama dalam kehidupan masyarakat menurut Talcot Parsons dalam teori fungsionalisme struktural, yang disebut dengan konsep AGIL (adaptation, goal attaintment, integration, latency).

sosiologi79.blogspot.com

1. Adaptation (adaptasi)

Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada guna mencapai keseimbangan sistem.

2. Goal attaintment (pencapaian tujuan)

Sistem sosial harus mempunyai tujuan utama yang ingin dicapai bersama. Tujuan ini merupakan kebutuhan sistem untuk menggerakkan sumber dan energi guna mencapai tujuan sistem sosial.

3. Integration (integrasi)

Kemampuan mengatur dan mensinergikan fungsi-fungsi subsistem di dalamnya akan semakin mengokohkan keberadaan sistem, mencapai keseimbangan sistem sosial dan mencapai tujuan bersama.

4. Latency (pemeliharaan pola)

Sistem harus memelihara dan memperbaiki pola kultural yang menciptakan tindakan individu dalam sistem. Latency merupakan pola dari suatu sistem untuk mempertahankan dari ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun luar sistem, nantinya supaya nilai dan norma sosial di dalamnya dapat bertahan.

Dalam hal ini, Talcot Parsons membedakan menjadi 3 unsur pokok dari tindakan masyarakat, yaitu sistem kepribadian, sistem kultural, dan sistem budaya.

Sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan cara memobilisasi sumber daya dalam sistem.

Sistem sosial berkaitan pada fungsi integrasi pada sub sistem di dalamya untuk mencapai keseimbangan sistem.

Sistem budaya atau kultural berkaitan pada pemeliharaan pola tindakan dengan cara menyediakan nilai dan norma sosial yang memotivasi saat melakukan tindakan.

Menurut Parsons dalam Ritzer (2007), asumsi teori fungsional struktral mengenai sistem sosial dan masyarakat adalah sebagai berikut:

  1. Sistem memiliki bagian-bagian yang saling bergantung untuk mencapai keteraturan sosial.
  2. Sistem cenderung bergerak pada integrasi sosial dan mencapai keseimbangan sistem.
  3. Sistem sosial mampu beradaptasi atas segala perubahan yang ada, supaya sistem dapat bergerak secara dinamis.
  4. Sub sistem atau bagian dalam sistem jika ada yang berubah maka akan berdampak bada bagian atau sub sistem yang lainnya.
  5. Sistem memelihara batas dengan lingkungannya.
  6. Alokasi dana integrasi merupakan proses untuk memelihara keseimbangan sistem sosial.

Contoh Sistem Sosial

1. Keluarga merupakan sistem sosial yang ada di masyarakat, dimana dalam keluarga terdiri dari beberapa anggota seperti ayah, ibu, anak, kakak, yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai keseimbangan hubungan dalam keluarga. Anggota dalam keluarga juga memliki peran masing-masing, sehingga mereka berintegrasi pada tujuan bersama yaitu keluarga yang bahagia dan mempunyai hubungan keluarga yang erat.

2. Sekolah merupakan sistem sosial di bidang pendidikan, adanya sekolah bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara serta mendidik anak menjadi generasi emas di masa depan. Sekolah terdiri dari guru, murid, petugas TU, karyawan, dimana mereka mempunyai peran masing-masing yang saling berhubungan dan bergantung untuk membentuk suatu keteraturan sosial terutama di sekolah.

3. Agama merupakan bentuk dari sistem sosial yang bertujuan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya maupun dengan sesama. Masyarakat Indonesia sendiri memiliki kepercayaan yang berbeda-beda, maka dalam sistem
sosial agama ini harus mampu beradaptasi untuk menjaga hubungan satu sama lain dan mencapai kesatuan dalam sistem sosial.

Pemahaman Akhir

Sistem sosial merupakan serangkaian sub-sistem atau bagian dalam suatu sistem yang saling berhubungan, berintegrasi, dan saling bergantung untuk mencapai tujuan bersama. Sistem sosial identik dengan kehidupan masyarakat, meliputi interaksi sosial dan hubungan antarindividu dalam masyarakat.

Beberapa ahli memberikan pengertian tentang sistem sosial, antara lain Setiadi dan Kolip, Sulaeman, Wirawan, Jhonson, dan Talcott Parsons. Menurut mereka, sistem sosial terdiri dari hubungan antarunsur atau elemen di kehidupan masyarakat, termasuk tindakan masyarakat, lembaga sosial, nilai, dan norma sosial.

Sistem sosial memiliki fungsi-fungsi penting, yang sering dijelaskan melalui konsep AGIL oleh Talcott Parsons. Fungsi-fungsi tersebut mencakup adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola keteraturan masyarakat. Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tujuan bersama, mengatur dan mengintegrasikan fungsi-fungsi subsistem di dalamnya, serta mempertahankan pola keteraturan masyarakat melalui nilai dan norma sosial.

Unsur-unsur dalam sistem sosial meliputi keyakinan, perasaan, cita-cita atau tujuan, norma, peran dan status, serta sanksi. Semua unsur ini berperan dalam membentuk struktur dan dinamika sistem sosial.

Dalam teori struktural fungsional, sistem sosial dijelaskan sebagai gabungan dari beberapa unsur atau sub-sistem di masyarakat yang saling bergantung dan berintegrasi. Terdapat asumsi dasar bahwa masyarakat bergerak menuju keseimbangan dan memiliki mekanisme integrasi sosial untuk mencapai tujuan bersama.

Contoh-contoh sistem sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari meliputi keluarga, sekolah, dan agama. Setiap sistem sosial ini memiliki struktur, fungsi, dan tujuan yang berbeda, namun saling berhubungan dan saling bergantung untuk menjaga keseimbangan dan keteraturan dalam masyarakat.

Dalam analisis sosiologi, pemahaman tentang sistem sosial penting untuk memahami dinamika dan interaksi dalam masyarakat. Dengan memahami sistem sosial, kita dapat melihat bagaimana hubungan antarindividu, lembaga sosial, dan nilai serta norma sosial saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.

Semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel selanjutnya.


Daftar Pustaka:

Nasikun (2006). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. (2004). Sosiologi Teks Pengantar danTerapan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Setiadi, Elly M dan Usman Kolip (2013) Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Wirawan (2012). Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Nadhifa

Mahasiswa Sosiologi Universitas Airlangga 2017.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *