Pernahkah kamu melihat proses las karbit pada suatu logam? Mengapa bisa dihasilkan nyala serta panas yang dapat mencairkan logam? Bahan bakar apakah yang digunakan dalam las karbit? Mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu las karbit. Las karbit sebenarnya merupakan proses pengelasan (penyambungan logam) menggunakan bahan bakar gas asetilen. Pembakaran gas asetilen ini akan menghasilkan nyala serta panas yang dapat mencairkan logam sehingga dapat disambungkan.
Gas asetilen atau gas etuna merupakan salah satu contoh senyawa hidrokarbon tak jenuh alkuna. Kali ini akan dibahas mengenai materi alkuna dimulai dari rumus struktur alkuna, tata nama alkuna, isomer alkuna, sifat alkuna dan kegunaan alkuna. Untuk lebih jelasnya kamu dapat membaca pembahasan berikut ini.
Daftar Isi
Pendahuluan dan Pengertian
Alkuna merupakan salah satu senyawa hidrokarbon tak jenuh, dimana dalam molekulnya terdapat ikatan rangkap tiga antara atom karbonnya (- C ≡ C -). Salah satu contoh senyawa alkuna yang paling sederhana adalah etuna (C2H2).
Etuna atau sering disebut asetilen sangatlah bersifat reaktif. Ketika etuna dibakar menggunakan oksigen berlebih, api yang dihasilkan dapat mencapai suhu 3200 K. Pada umumnya alkuna bersifat sangat reaktif sehingga keberadaannya di alam tidak sebanyak alkena.
Baca juga: Senyawa Hidrokarbon Alkana
Rumus Struktur Alkuna
Alkuna memiliki rumus molekul umum CnH2n-2, dengan n = 2, 3, …..
C2H2 | C3H4 | C4H6 | C5H8 | C6H10 | |
Jumlah atom C (n) | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |
Jumlah atom H (2n) | 2 | 4 | 6 | 8 | 10 |
Untuk rumus struktur alkuna digambarkan seperti halnya alkana, tetapi terdapat ikatan rangkap tiga di dalamnya. Contoh:
- Etuna :
- Propuna :
- 1-butuna :
- 2-butuna :
- 1-pentuna :
- 2-pentuna :
Deretan senyawa – senyawa alkuna dimana setiap senyawa dibedakan dari jumlah atomnya disebut sebagai deret homolog alkuna. Berikut deret homolog alkuna beserta rumus strukturnya.
Deret Alkuna | Rumus Molekul | Rumus Stuktur Alkuna |
Etuna | C2H2 | CH ≡ CH |
Propuna | C3H4 | CH ≡ C – CH3 |
1-butuna | C4H6 | CH ≡ C – CH2 – CH3 |
1-pentuna | C5H8 | CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH3 |
1-heksuna | C6H10 | CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 |
1-heptuna | C7H12 | CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 |
1-oktuna | C8H14 | CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 |
1-nonuna | C9H16 | CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 |
1-dekuna | C10H18 | CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 |
Tata Nama Alkuna
Sama seperti halnya alkena, begitu banyaknya senyawa alkuna, dimana jumlah atom C serta posisi ikatan rangkap yang berbeda maka senyawanya pun berbeda, oleh karena itu diperlukan tata nama alkuna untuk membedakan senyawa – senyawa tersebut. Tata nama alkuna merupakan aturan yang digunakan untuk memberikan nama pada suatu senyawa alkuna. Tata nama alkuna yang digunakan dan diakui secara internasional adalah tata nama yang dirumuskan oleh IUPAC.
Berikut tata nama alkuna berdasarkan IUPAC:
- Sama seperti halnya alkana dan alkena, tentukan terlebih dahulu rantai induknya (rantai karbon terpanjang). Dalam penamaan alkuna, posisi ikatan rangkap tiga antara atom C dengan atom C yang lain harus ditentukan nomornya berdasarkan urutan rantai induk. Penentuan rantai induk (rantai karbon paling panjang) dimulai dari tepi rantai karbon yang paling dekat dengan ikatan rangkap, kemudian penamaannya diberi akhiran –una. Contoh:
CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 CH3 – C ≡ C – CH2 – CH2 – CH3
1-heksuna 2-heksuna
CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3
1-oktuna
CH3 – CH2 – CH2 – C ≡ C – CH2 – CH2 – CH3
4-oktuna
- Jika alkuna memiliki cabang, maka tentukan terlebih dahulu rantai induk, penomoran tetap dimulai dari tepi rantai induk yang paling dekat dengan ikatan rangkap bukan yang paling dekat dengan cabang. Contoh:
2-metil-3-heptuna 4-etil-5-metil-2-heptuna
Isomer Alkuna
Isomer yang dimiliki alkuna adalah isomer posisi dan isomer rangka. Isomer posisi didasarkan pada perbadaan posisi ikatan rangkap sedangkan isomer rangka didasarkan pada ada atau tidaknya cabang pada alkuna.
Contoh C4H6 memiliki dua isomer posisi yaitu:
CH ≡ C – CH2 – CH3 CH3 – C ≡ C – CH3
1-butuna 2-butuna
Contoh lain C5H8 memiliki dua isomer posisi dan satu isomer rangka yaitu:
CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH3 CH3 – C ≡ C – CH2 – CH3
1-pentun 2-pentuna
3-metil-1-butuna
Sifat Alkuna
Sifat alkuna dipengaruhi oleh strukturnya itu sendiri. Sifat alkuna dalam hal titik didih serta titik leleh hampir sama dengan alkana dan juga alkena. Sedangkan dalam hal reaksi, sama seperti halnya alkena yang memiliki ikatan rangkap (dapat mengalami reaksi adisi), salah satu sifat alkuna adalah dapat mengalami reaksi adisi.
Contoh:
- Reaksi adisi dengan hidrogen (hidrogenasi)
CH ≡ CH + H2CH2 = CH2
Etuna Etena
- Reaksi adisi dengan halogen (halogenasi)
CH ≡ C – CH3 + Cl2CHCl = CCl – CH3
Propuna 1,2-dikloropropena
- Reaksi adisi dengan asam halida
CH ≡ CH + HBrCH2 = CHBr
Etuna bromoetena
Untuk senyawa alkuna yang tidak simetris, jika terjadi reaksi adisi dengan asam halida maka berlaku juga aturan Markovnikov, dimana atom H dari asam halida akan berikatan dengan atom C rangkap tiga yang mengikat atom H paling banyak. Contoh:
CH ≡ C – CH2 – CH3 + HBrCH2 = CBr – CH2 – CH3
1-butuna 2-bromo-1-butena
Kegunaan Alkuna
Kegunaan alkuna banyak berperan dalam bidang industri, seperti dalam pembuatan senyawa – senyawa organik, dan polimer. Berikut beberapa kegunaan alkuna :
- Alkuna berguna sebagai pelarut senyawa – senyawa organik.
- Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan senyawa organik seperti etanol, asam etanoat, dan lain – lain.
- Bahan bakar dalam pengelasan.
- Pembuatan polimer seperti plastik.
- Membantu proses pematangan buah.
Contoh Soal
- Tuliskan isomer dari C6H10.
Jawaban:
CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 CH3 – C ≡ C – CH2 – CH2 – CH3
1-heksuna 2-heksuna
3-metil-1-pentuna 4-metil-1-pentuna
4-metil-2-pentuna
2. Berilah nama dari struktur senyawa berikut.
Jawaban: 5-metil-1-heptuna.
3. Buatlah struktur dari senyawa 5-etil-2,2-dimetil-3-oktuna dan 3-etil-2,6,7,8-tetrametil-4-dekuna.
Jawaban:
5-etil-2,2-dimetil-3-oktuna
3-etil-2,6,7,8-tetrametil-4-dekuna.
Baca juga: Materi Senyawa Karbon
Pemahaman Akhir
Las karbit merupakan proses pengelasan logam yang menggunakan bahan bakar gas asetilen. Saat gas asetilen dibakar dengan oksigen berlebih, menghasilkan nyala api yang sangat panas, mencapai suhu 3200 K, dan mampu mencairkan logam sehingga logam dapat disambungkan.
Asetilen atau etuna adalah salah satu jenis senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan ikatan rangkap tiga antara atom karbonnya. Senyawa ini sangat reaktif dan memiliki banyak kegunaan dalam industri kimia. Struktur etuna ditandai dengan ikatan rangkap tiga (C≡C), yang membedakannya dari senyawa hidrokarbon lainnya.
Alkuna merupakan kelompok senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga (C≡C) dalam molekulnya. Rumus umum untuk alkuna adalah CnH2n-2, dengan n = 2, 3, …. Alkuna memiliki berbagai isomer yang berbeda berdasarkan posisi dan jumlah cabang pada rantai karbonnya.
Tata nama alkuna berdasarkan aturan IUPAC digunakan untuk memberikan nama pada berbagai senyawa alkuna berdasarkan struktur dan ikatan karbonnya. Penentuan rantai induk dan penomoran dimulai dari tepi yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
Alkuna bersifat reaktif dan dapat mengalami reaksi adisi dengan berbagai senyawa seperti hidrogen, halogen, dan asam halida. Alkuna juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri kimia untuk pembuatan senyawa organik dan polimer, serta sebagai bahan bakar dalam proses pengelasan.
Alkuna memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang, termasuk sebagai pelarut, bahan baku industri kimia, pembuatan polimer, dan bantuan dalam proses pematangan buah.
Dengan pemahaman tentang sifat dan kegunaan alkuna, kita dapat memanfaatkan senyawa ini secara efektif dalam berbagai aplikasi industri dan kehidupan sehari-hari.
Demikian pembahasan mengenai alkuna. Semoga pembahasannya dapat bermanfaat dan menambah pengetahuanmu.
Referensi:
Brown, Theodore L. (2011). Chemistry the Central of Science Edition.Pearson Prentince
Hall.
Chang, Raymond. (2010). Chemistry 10th Edition. New York: McGraw-Hill.