Jika mendengar Alkohol, pastinya kamu langsung ingat kemasan cairan antiseptik yang biasa dibeli di apotek? Tahukah kamu bahwa jenis Alkohol itu banyak? Mungkin yang paling dikenal adalah Etanol, padahal masih banyak jenis Alkohol lainnya. Lalu seperti apa jenis Alkohol lainnya? Bagaimana rumus struktur dari Alkohol? Untuk membahasnya, mari simak penjelasan berikut!
Daftar Isi
Rumus Umum dan Gugus Fungsi
Senyawa alkohol dan eter memiliki rumus umum CnH2n+2O. Perbedaan senyawa alkohol dan eter terdapat pada gugus fungsinya, yaitu Alkohol memiliki gugus fungsi –OH dan senyawa eter memiliki gugus fungsi–O-.
Misalnya, suatu senyawa memiliki rumus umum C2H6O, maka dari rumus umum ini dapat dibentuk dua jenis senyawa yaitu senyawa Alkohol dengan rumus kimia CH3 – CH2 – OH dan senyawa eter dengan rumus kimia CH3 – O – CH3.
Untuk memudahkan pembahasannya, pada artikel ini akan dibahas terlebih dahulu tentang senyawa Alkohol mulai dari deret homolog, jenis-jenis alkohol, tata nama alkohol, isomer alkohol, reaksi pada alkohol, dan kegunaan alkohol.
Baca juga: Materi Golongan Alkali Tanah
Deret Homolog Senyawa Alkohol
Seperti halnya pada golongan alkana, alkena dan alkuna yang sudah kamu pelajari di kelas XI. Senyawa golongan alkohol pun memiliki deret homolog, di bawah ini deret homolog senyawa alkohol mulai dari jumlah C nya 1 sampai pada senyawa alkohol dengan jumlah C nya 10. Berikut rumus kimia dan namanya.
CH3 – OH : Metanol
CH3 – CH2 – OH : Etanol
CH3 – CH2 – CH2 – OH : Propanol
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – OH : Butanol
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – OH : Pentanol
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – OH : Heksanol
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – OH : Heptanol
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – OH : Oktanol
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – OH : Nonanol
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – OH : Dekanol
Jenis Alkohol
Alkohol dibedakan menjadi 3 jenis didasarkan pada posisi gugus fungsi – OH yang menempel pada rangka utamanya. Ketiga jenis alkohol tersebut sebagai berikut:
Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang memiliki gugus fungsi – OH yang menempel secara langsung pada C primer. Contoh dari alkohol primer diantaranya CH3 – CH2 – OH (etanol) dan CH3 – CH2 – CH2 – OH (propanol).
Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang memiliki gugus fungsi – OH yang menempel secara langsung pada C sekunder. Contoh alkohol sekunder diantaranya:
Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang memiliki gugus fungsi – OH yang menempel secara langsung pada C tersier. Contoh alkohol tersier diantaranya pada senyawa berikut:
Tata Nama Senyawa Alkohol
Pemberian nama pada senyawa alkohol dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara trivial dan secara IUPAC. Secara trivial, tata nama pada senyawa alkohol memiliki aturan penamaan yaitu nama alkil kemudian diikuti alkohol.
Contoh penamaan secara trivial sebagai berikut: CH3 – CH2 – CH2 – OH nama senyawa tersebut berdasarkan tata nama trivial adalah propil alkohol. Nama propil berasal dari jumlah C sebanyak 3 (lihat deret homolog).
Contoh lain misalnya CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – OH, jumlah C nya sebanyak 7, maka nama senyawa tersebut adalah heptil alkohol. Berdasarkan 2 contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk tata nama berdasarkan trivial mengikuti pola nama alkil kemudian diikuti alkohol atau alkil alkohol.
Untuk tata nama berdasarkan IUPAC mengikuti aturan penamaan dengan pola alkanol seperti yang terdapat pada deret homolog mulai dari metanol, etanol, dan lainnya. Pada deret homolog tersebut rantai utamanya tidak memiliki cabang atau lurus. Lalu seperti apa jika dalam rantai utamanya ada cabang? Berikut langkah penentuan tata nama alkohol:
- Menentukan rantai utama dengan cara mencari rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi – OH.
- Memberi nomor rantai utama mulai dari yang terdekat gugus fungsi – OH.
- Menentukan dan memastikan cabang alkil yang terikat pada rantai utama (- CH3 : metil, -CH2 – CH3 : etil, dan lainnya)
- Urutan penamaannya: nomor cabang – nama cabang – nama rantai utama.
- Nama cabang diawali di- (jika ada 2 cabang alkil yang sama), tri- (jika ada 3 cabang alkil yang sama) dan seterusnya.
Contoh Penamaan Senyawa Alkohol
CH3 – CH2 – CH (CH3) – CH2 – OH
Langkah 1 menentukan rantai terpanjang, pada senyawa dibawah ini rantai terpanjangnya terdiri dari 4 buah atom C sehingga rantai utamanya adalah butanol.
Langkah 2 menentukan atau memberi nomor dimulai dari yang terdekat dengan gugus fungsi – OH sesuai pada gambar di bawah ini:
Langkah 3 menentukan cabang alkil yang menempel pada rantai utama, pada senyawa tersebut alkil yang menempel adalah – CH3 pada rantai utama dengan nomor 2.
Berdasarkan langkah penentuan nama tersebut, maka nama dari senyawa tersebut adalah 2-metil-1-butanol.
Contoh lainnya, tentukan nama senyawa berikut ini:
Rantai terpanjangnya terdiri dari 7 atom C seperti gambar yang ditandai warna biru, sehingga rantai utamanya adalah heptanol.
Langkah 1: menentukan rantai utama yaitu rantai terpanjang
Langkah 2: memberi nomor dimulai dari yang terdekat dengan gugus fungsi – OH yaitu sebagai berikut:
Langkah 3: menentukan cabang alkil yang menempel pada rantai utama yaitu sebagai berikut:
Pada senyawa tersebut terdapat 2 buah cabang alkil yaitu etil pada nomor 3 dan metil pada nomor 4.
Berdasarkan langkah penentuan nama senyawa tersebut maka nama senyawa tersebut adalah: 3-etil-4-metil-4-heptanol. Nama cabang disebut sesuai urutan alfabate (etil lebih awal daripada metil), kemudian angka 4 pada heptanol menunjukkan posisi gugus fungsi – OH berada pada C nomor 4.
Baca juga: Materi Unsur Golongan Alkali
Isomer Pada Alkohol
Isomer pada alkohol yang akan dibahas terdiri dari isomer posisi, isomer optis, dan isomer fungsi.
Isomer Posisi
Pada isomer posisi ditandai dengan rumus molekulnya sama tetapi gugus fungsi – OH memiliki posisi yang berbeda. Contohnya sebagai berikut:
Pada gambar tersebut terlihat bahwa kedua senyawa tersebut memiliki rumus molekul yang sama, yaitu C3H8O. Keduanya merupakan alkohol dengan rantai utama propanol yang memiliki posisi gugus fungsi – OH yang berbeda.
Pada gambar nomor 1, posisi gugus fungsi – OH terletak ada atom C nomor 1 sehingga dinamakan 1-propanol, sedangkan pada gambar nomor 2, gugus fungsi – OH terletak pada atom C nomor 2 sehingga dinamakan 2-propanol.
Isomer Optis
Isomer optis pada alkohol ditandai dengan adanya atom C khiral. Atom C khiral adalah atom C yang keempat tangannya mengikat empat jenis atom yang berbeda. Isomer optis berkaitan dengan kemampuan suatu senyawa dalam memutar bidang cahaya yang terpolarisasi.
Contoh isomer optis pada alkohol adalah sebagai berikut:
Gambar tersebut merupakan gambar dari 2-butanol. Untuk menentukan keisomeran optisnya, maka perhatikan C yang ditandai bintang. Atom C tersebut mengikat empat jenis atom yang berbeda yaitu – H, – CH3, – C2H5, dan – OH. Hal tersebut menandakan bahwa 2-butanol memiliki isomer optis.
Isomer Fungsi
Isomer fungsi ditandai dengan adanya rumus molekul yang sama, tetapi gugus fungsinya berbeda. Isomer fungsi dari alkohol adalah eter. Berikut contoh isomer fungsi pada propanol.
CH3 – CH2 – CH2 – OH ……(1)
CH3 – CH2 – O – CH3 …….(2)
Kedua senyawa tadi memiliki rumus molekul yang sama. Yaitu C3H8O, meskipun sama tetapi keduanya memiliki gugus fungsi yang berbeda. Senyawa nomor (1) merupakan propanol dengan gugus fungsi – OH, sedangkan senyawa nomor 2 merupakan eter dengan gugus fungsi -O-.
Reaksi Pada Alkohol
Senyawa alkohol bisa bereaksi dengan berbagai zat atau senyawa lain. Berikut penjelasan reaksi pada Alkohol:
Reaksi Oksidasi Alkohol
Alkohol dapat mengalami oksidasi menghasilkan senyawa lain, oksidasi pada alkohol melibatkan zat oksidator seperti larutan K2Cr2O7. Oksidasi pada alkohol terdiri dari oksidasi alkohol primer dan oksidasi alkohol sekunder.
Oksidasi alkohol primer akan menghasilkan senyawa aldehida dan jika dilanjutkan oksidasi lagi maka akan dihasilkan asam karboksilat. Berikut skema gambaran oksidasi alkohol primer:
Alkohol primer → Aldehida → Asam Karboksilat, contoh reaksinya adalah oksidasi pada etanol berikut ini: CH3 – CH2 – OH (etanol) dioksidasi akan menjadi CH3 – COH (etanal) doksidasi akan menjadi CH3 – COOH (asam etanoat).
Oksidasi alkohol sekunder akan menghasilkan senyawa keton dengan skema: Alkohol sekunder → keton. Contoh reaksinya sebagai berikut:
Pada reaksi tersebut 2-propanol jika dioksidasi akan menjadi suatu keton (tata nama keton akan dibahas pada artikel selanjutnya tentang senyawa keton).
Reaksi dengan Asam Halida
Alkohol jika direaksi dengan asam halida akan membentuk senyawa halo alkana, adapun contoh reaksinya adalah sebagai berikut:
CH3 – OH + HCl → CH3 – Cl + H2O
Pada reaksi tersebut, metanol direaksikan dengan asam klorida sehingga dihasilkan kloro metana dan uap air.
Reaksi Dehidarasi Alkohol
Dehidrasi alkohol terjadi jika alkohol dipanaskan dengan menggunakan asam kuat, akibatnya alkohol tersebut akan berubah menjadi alkena seperti contoh reaksi berikut ini:
CH3 – CH2 – CH2 – OH → CH3 – CH2 = CH + H2O
Pada reaksi tersebut n-propanol mengalami dehidrasi alkohol sehingga berubah menjadi senyawa alkena yaitu 1-propena, dan air sebagai hasil reaksi lainnya.
Reaksi dengan Logam Na
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na menghasilkan suatu senyawa alkoksida dan gas hidrogen sebagai hasil reaksi lainnya. Adapun contoh reaksinya adalah sebagai berikut:
2CH3 – CH2 – OH + Na → 2 CH3 – CH2 – ONa + H2
Pada reaksi tersebut etanol direaksikan dengan logam Na menghasilkan natrium etoksida dan gas hidrogen.
Kegunaan Alkohol
Dalam kehidupan sehari-hari, alkohol sudah banyak dikenal dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Berikut beberapa kegunaan alkohol ditinjau dari berbagai bidang.
- Pada bidang biologi dan perindustrian, alkohol banyak digunakan sebagai disinfektan, diantaranya jenis etanol dan metanol.
- Pada bidang farmasi atau obat-obatan, alkohol digunakan sebagai pelarut untuk senyawa-senyawa organik, misalnya etanol dan butanol.
- Pada kehidupan sehari-hari, salah satu jenis alkohol yang banyak digunakan adalah spirtus atau metanol yang digunakan sebagai bahan bakar.
Baca juga: Materi Golongan Gas Mulia
Pemahaman Akhir
Alkohol adalah kelompok senyawa organik yang memiliki rumus umum CnH2n+2O. Terdapat dua jenis utama alkohol, yaitu alkohol dan eter. Perbedaan keduanya terletak pada gugus fungsinya, dimana alkohol memiliki gugus –OH, sementara eter memiliki gugus –O-.
Dalam senyawa alkohol, terdapat deret homolog yang terdiri dari alkohol dengan berbagai panjang rantai karbon. Contoh di antaranya adalah metanol, etanol, propanol, butanol, dan seterusnya. Jenis alkohol ini dapat dikategorikan menjadi alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier berdasarkan posisi gugus –OH pada rantai karbon.
Penamaan senyawa alkohol dapat dilakukan secara trivial atau IUPAC. Tata nama trivial mengikuti pola nama alkil diikuti dengan kata “alkohol.” Sedangkan, penamaan IUPAC mengikuti aturan penamaan dengan pola alkanol.
Isomer alkohol dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu isomer posisi, isomer optis, dan isomer fungsi. Isomer posisi terjadi ketika senyawa memiliki rumus molekul yang sama tetapi posisi gugus –OH berbeda. Isomer optis terkait dengan keberadaan atom C khiral pada molekul, yang mempengaruhi kemampuan senyawa dalam memutar bidang cahaya yang terpolarisasi. Sedangkan isomer fungsi terjadi ketika senyawa memiliki rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda.
Alkohol dapat mengalami berbagai reaksi kimia, termasuk oksidasi, dehidrasi, dan reaksi dengan asam halida atau logam Na. Reaksi ini dapat menghasilkan berbagai senyawa dan produk sampingan yang berbeda.
Dalam kehidupan sehari-hari, alkohol memiliki berbagai kegunaan yang penting. Beberapa di antaranya adalah sebagai disinfektan dalam bidang biologi dan perindustrian, sebagai pelarut dalam industri farmasi, dan sebagai bahan bakar dalam kehidupan sehari-hari.
Alkohol memiliki peran yang penting dan banyak digunakan dalam berbagai bidang, sehingga pemahaman tentang jenis, struktur, dan reaksi alkohol menjadi hal yang penting bagi pemahaman kimia secara keseluruhan.
Gimana sudah banyak mendapat pengetahuan tentang alkohol? Jadi ternyata alkohol tidak hanya etanol, tapi jenis alkohol itu beragam. Kamu pun bisa memberi nama alkohol sesuai dengan aturan yang sudah dipelajari. Semoga pembahasan tentang senyawa alkohol ini memberikan banyak pengetahuan untuk kamu. Sampai jumpa dipembahasan senyawa lainnya.
Referensi:
Utami, Budi., dkk. 201o. Kimia Kelas XII SMA/ MA. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan