Daftar Isi
Awalnya, mari kita mengenal apa itu aurat. Aurat dalam bahasa Arab secara harfiah dapat diartikan sebagai “bagian tubuh yang harus ditutupi”. Dalam konteks keagamaan Islam, aurat umumnya merujuk kepada bagian tubuh yang harus selalu terjaga kebersihannya serta ditutup dengan pakaian yang sopan dan tidak mengundang nafsuan.
Namun, sejak kapan kewajiban berbusana menutup aurat ini mulai diterapkan bagi umat muslim? Mari kita bongkar sejarahnya sedikit demi sedikit.
Pada awalnya, ketentuan berbusana menutup aurat tidak sepenuhnya spesifik dan detail seperti yang kita kenal saat ini. Di zaman Nabi Muhammad SAW, pengaturan berbusana ini masih belum dijabarkan secara terperinci. Hanya ada dua hal yang ditekankan: pertama, harus menutup aurat ketika melakukan ibadah seperti salat, dan kedua, pakaian haruslah sopan dan tidak menarik perhatian.
Seiring dengan berjalannya waktu, para ulama dan ilmuwan Islam mulai mempelajari dan mengkaji ajaran-ajaran dalam Islam untuk merumuskan pedoman berbusana yang lebih lengkap. Proses ini memakan waktu yang cukup lama dan melibatkan banyak diskusi dan konsensus.
Saat ini, pedoman berbusana menutup aurat diatur berdasarkan interpretasi hukum Islam yang dikemukakan oleh mayoritas ulama. Bagian tubuh yang menjadi aurat pada wanita umumnya meliputi seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Sedangkan bagi pria, auratnya meliputi daerah antara pusar dan lutut.
Namun, perlu dicatat bahwa dalam masyarakat muslim yang berbeda-beda di berbagai negara, pemahaman dan penafsiran tentang berbusana menutup aurat ini bisa beragam. Terdapat perbedaan dalam budaya dan tradisi yang dapat memengaruhi pandangan dan praktik dalam berbusana.
Dalam prakteknya, berbusana menutup aurat sekarang menjadi satu dari banyak indikator identitas seorang muslim. Meskipun ada perbedaan dalam praktik dan pandangan, umat Islam umumnya sepakat bahwa tujuan utama dari menutup aurat adalah agar terjaga kehormatan dan martabat diri seseorang.
Dalam kesimpulan, keharusan berbusana menutup aurat bagi umat muslim telah mengalami evolusi dan pengembangan dari masa ke masa. Meskipun terdapat perbedaan interpretasi antar negara dan kelompok, prinsip dasarnya adalah menjaga kesopanan dan menghormati ajaran agama.
Sejarah Berbusana Muslim
Dalam agama Islam, berbusana dengan menutup aurat adalah salah satu kewajiban bagi umat Muslim yang berlaku bagi baik pria maupun wanita. Aturan berbusana ini telah ada sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW dan telah diwariskan melalui Al-Quran dan Hadis. Penutup aurat memiliki pentingnya sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan juga merupakan tanda identitas sebagai seorang Muslim.
Penutup Aurat bagi Wanita
Bagi wanita Muslim, aturan berbusana menutup aurat tertuang dalam Al-Quran Surat An-Nur ayat 31 yang berbunyi, “Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan \tdaerah-daerah tubuhnya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung \tdara mereka ke dada-dada mereka. Dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali \tdalam batas yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan \tzenzahirkannya dengan kerudung kecil ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya \tkepada orang lain melainkan hanya kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami \tdan saudara laki-laki mereka, atau kepada para hamba sahaya mereka, atau kepada \tperempuan-perempuan yang mereka miliki, atau kepada budak-budak lelaki yang \t\ttidak memandang wanita serta anak-anak yang belum mengerti tentang aurat \tperempuan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa wanita Muslim diwajibkan menutup aurat mereka, termasuk rambut dan dada, kecuali untuk bagian-bagian yang biasanya dapat terlihat. Wanita juga diwajibkan untuk tidak menampakkan perhiasan mereka kepada laki-laki yang bukan mahramnya, yaitu mereka yang diharamkan baginya untuk menikah seperti ayah, kakek, dan saudara laki-laki.
Penutup Aurat bagi Pria
Begitu juga bagi para pria Muslim, mereka diwajibkan untuk menutup aurat mereka sebagaimana yang diatur dalam Hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Celakalah mereka para pemakai selendang yang panjang hingga menimbulkan kufur padanya. Celakalah mereka! Celakalah mereka! Celakalah mereka!” Dalam hadis ini, Allah menegaskan bahwa pemakai selendang yang sangat panjang hingga menyerupai pakaian perempuan adalah termasuk tindakan yang buruk dan bukanlah seorang muslim yang berperilaku baik.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa aturan berbusana dengan menutup aurat bagi muslim, baik pria maupun wanita, bukanlah hal baru dalam agama Islam. Kepatuhan terhadap aturan tersebut merupakan salah satu bentuk ibadah dan penghormatan terhadap ajaran agama yang dianut.
FAQ
1. Apakah Berbusana Menutup Aurat Hanya Berlaku dalam Islam?
Tidak, aturan berbusana menutup aurat tidak hanya berlaku dalam agama Islam. Banyak agama lain juga memiliki aturan serupa yang mengatur cara berbusana yang sopan dan menutup aurat. Misalnya, dalam agama Kristen, terdapat ajaran untuk tidak mengenakan pakaian yang terlalu terbuka atau mencolok agar tetap menjaga kepatutan dan kesopanan. Oleh karena itu, aturan berbusana menutup aurat bukanlah hal yang eksklusif bagi umat Muslim.
2. Apakah Berbusana Menutup Aurat Hanya untuk Kepentingan Agama?
Tidak, berbusana menutup aurat bukan hanya untuk kepentingan agama. Selain menjadi kewajiban agama bagi umat Muslim, menutup aurat juga memiliki nilai-nilai sosial yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan berbusana yang sopan dan menutup aurat, kita dapat menciptakan suasana yang nyaman dan tidak mengeksploitasi diri sendiri atau orang lain. Penampilan yang tertutup dan tidak mengundang perhatian berlebih juga dapat menghindari potensi pelecehan dan perlakuan tidak senonoh dari orang lain.
Kesimpulan
Menutup aurat merupakan kewajiban yang harus dipatuhi oleh umat Muslim, baik pria maupun wanita. Aturan ini telah ada sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW dan menjadi bagian integral dari agama Islam. Berbusana menutup aurat bukan hanya menghormati ajaran agama, namun juga merupakan bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain. Selain itu, aturan ini juga memiliki nilai-nilai sosial yang penting dalam menjaga etika dan kesopanan. Oleh karena itu, marilah kita semua patuh dan sadar akan pentingnya menutup aurat dalam berbusana.
Jika Anda adalah seorang Muslim, mulailah menerapkan aturan berbusana menutup aurat ini dalam kehidupan sehari-hari. Jadilah contoh yang baik bagi orang sekitar Anda dan bantu untuk membangun atmosfer yang lebih tenang dan khidmat.