Sebutkan 4 Macam Corak Kritikan yang Bikin Kamu Gagal Move On dari Mantan!

Setiap orang pasti pernah mengalami putus cinta. Bagi sebagian orang, memulihkan diri dari patah hati bisa memakan waktu yang tidak sebentar. Meskipun putus cinta bisa terasa pahit, tapi apa daya, sudah terlanjur terjadi. Sebagai manusia, tentu kita perlu belajar dari pengalaman tersebut.

Namun, ada satu hal yang sering membuat proses move on semakin lambat, yaitu corak kritikan yang dilancarkan mantan ke arah kita. Mungkin sebagian orang mengira corak kritikan hanyalah satu atau dua, tapi dalam kenyataannya ada 4 macam corak kritikan yang sering kita temui. Penasaran apa saja? Yuk, simak ulasannya!

1. Kritikan “Masih Kurang ‘Apapun'”.
Corak kritikan ini biasanya dilancarkan oleh mantan yang susah move on dan ingin menjaga ego-nya. Mereka akan sering meremehkan segala hal yang kita lakukan, baik dari penampilan fisik hingga keputusan hidup yang kita ambil. Mereka akan terus-terusan mengatakan bahwa kita itu “masih kurang”, padahal sebenarnya itu hanya karena mereka yang tidak bisa menerima kenyataan.

2. Kritikan “Gagal Total”.
Corak kritikan ini biasanya datang dari mantan yang terlalu pahit karena putus cinta. Mereka merasa bahwa semua kegagalan hubungan tersebut adalah kita. Mereka akan menyalahkan segala kesalahan pada kita dan meyakinkan diri mereka bahwa mereka adalah korban di dalamnya. Padahal sebenarnya hubungan adalah tanggung jawab bersama.

3. Kritikan “Tidak Berubah”.
Corak kritikan ini umumnya dilancarkan oleh mantan yang masih belum bisa melepaskan cintanya untuk kita. Mereka merasa bahwa kita tidak berubah sama sekali, meskipun sudah berusaha sebaik mungkin. Mereka ingin kita tetap seperti apa adanya, padahal perubahan adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari dalam kehidupan.

4. Kritikan “Tidak Cukup ‘Berbuat’ Untuk Mereka”.
Corak kritikan ini muncul ketika mantan merasa kita tidak berusaha maksimal untuk membahagiakan mereka. Mereka sering meremehkan usaha yang kita lakukan dan merasa bahwa kita tidak cukup berbuat untuk mereka. Padahal sebenarnya, kebahagiaan sejati tidak hanya tergantung pada satu orang saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama.

Menghadapi corak kritikan tersebut memang tidak mudah, apalagi jika kita masih memiliki perasaan terhadap mantan. Namun, yang terpenting adalah memahami bahwa kritikan tersebut hanyalah pandangan subjektif dan tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai diri kita sendiri. Move on adalah proses panjang, jadi berusahalah untuk lebih fokus pada diri sendiri dan belajar untuk mencintai diri kita apa adanya.

Corak Kritikan dalam Dunia Sastra

Seperti halnya di bidang lainnya, dalam dunia sastra terdapat berbagai macam corak kritikan yang digunakan untuk menganalisis karya sastra. Dalam artikel ini, akan dijelaskan empat macam corak kritikan yang umum digunakan.

1. Kritik Formalis

Kritik formalis fokus pada analisis karya sastra itu sendiri, terlepas dari konteks sosial dan budaya di mana karya tersebut muncul. Corak kritikan ini berfokus pada unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra, seperti alur, tema, karakter, bahasa, dan pengaturan struktur. Dalam kritik formalis, penulis berusaha untuk memahami dan menghargai keindahan serta kesempurnaan karya sastra.

2. Kritik Historis

Kritik historis berfokus pada konteks sejarah di mana karya sastra tersebut ditulis. Corak kritikan ini meneliti bagaimana perkembangan sosial, politik, dan budaya pada saat itu mempengaruhi karya sastra. Tujuannya adalah untuk menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karyanya serta bagaimana karya sastra tersebut memberikan gambaran mengenai kondisi sosial pada masa itu.

3. Kritik Feminis

Kritik feminis menganalisis karya sastra dengan fokus pada isu-isu gender. Corak kritikan ini melihat bagaimana peran gender, stereotip, dan kekuasaan dipresentasikan dan dipengaruhi oleh karya sastra. Kritik feminis sering mengungkapkan ketidakpuasan terhadap representasi perempuan dalam karya sastra yang biasanya menempatkan perempuan dalam posisi inferior atau objek seksual. Tujuan utama kritik feminis adalah untuk mengubah pandangan yang patriarkal dan memperjuangkan kesetaraan gender.

4. Kritik Psikologis

Kritik psikologis menafsirkan karya sastra dengan memperhatikan aspek-aspek psikologis yang ada dalamnya. Corak kritikan ini melihat bagaimana karakter-karakter digambarkan, mengungkapkan keadaan jiwa, dan berinteraksi satu sama lain. Dalam kritik psikologis, penulis mencoba untuk menganalisis alasan dan motivasi dibalik tindakan karakter serta menggali dampak emosional yang dihasilkan oleh karya sastra tersebut.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Apa perbedaan antara kritik formalis dan kritik historis?

Kritik formalis berfokus pada elemen intrinsik dalam sebuah karya sastra, seperti alur dan karakter, sementara kritik historis meneliti konteks sejarah di mana karya sastra tersebut ditulis. Kritik formalis memandang karya sastra sebagai entitas yang mandiri, sedangkan kritik historis melihat karya sastra sebagai hasil dari pengaruh sosial dan budaya di waktu tertentu.

2. Mengapa kritik feminis menjadi penting dalam dunia sastra?

Kritik feminis menjadi penting dalam dunia sastra karena memberikan pandangan yang baru dan kritis terhadap representasi perempuan dalam karya sastra. Kritik feminis mendorong penghapusan stereotip gender yang merugikan, memperjuangkan kesetaraan gender, dan memberikan suara kepada perempuan yang selama ini sering diabaikan dalam dunia sastra. Dengan demikian, kritik feminis menciptakan kesadaran bahwa perempuan memiliki peran yang penting dalam pembentukan dan penafsiran karya sastra.

Kesimpulan

Setiap corak kritikan dalam dunia sastra memiliki peranan yang penting dalam memahami dan menghargai karya sastra. Kritik formalis membantu kita memahami keindahan dan kesempurnaan karya sastra itu sendiri, sementara kritik historis menelusuri pengaruh konteks sejarah terhadap karya sastra. Di sisi lain, kritik feminis memerangi ketidaksetaraan gender dan memperjuangkan representasi yang adil dalam karya sastra, sedangkan kritik psikologis memberikan pemahaman mendalam tentang karakter-karakter dan keadaan jiwa dalam karya sastra.

Dalam menafsirkan dan menganalisis karya sastra, sangat penting untuk tidak hanya terpaku pada satu macam corak kritikan saja, melainkan menggabungkan berbagai pendekatan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Dengan memahami berbagai corak kritikan ini, pembaca dapat meningkatkan kepekaan dan apresiasi mereka terhadap karya sastra serta melihatnya secara lebih luas dalam konteks sosial, budaya, dan psikologis yang lebih luas.

Tentu saja, tidak ada satu corak kritikan yang lebih baik daripada yang lain. Semua corak kritikan ini memiliki nilai dan kontribusi penting dalam mengembangkan pemahaman kita tentang karya sastra dan dunia di sekitar kita. Oleh karena itu, mari kita terus membuka diri untuk menerima berbagai perspektif dan menjunjung tinggi pluralisme dalam dunia sastra.

Ayo kita merenungkan kembali karya sastra yang telah kita baca dan memahami corak kritikan yang mungkin diterapkan untuk melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Melalui pemahaman yang lebih dalam dan penerapan berbagai corak kritikan, kita dapat menjadi pembaca yang lebih terampil dan penghargai karya sastra yang lebih baik.

Artikel Terbaru

Nova Fitri S.Pd.

Tulisan-tulisan ilmiah dan esai reflektif tentang proses belajar. Semua dalam satu tempat untuk mengejar pengetahuan. Baca dan berdiskusi bersama saya di sini!