Rumah adat yang dimiliki oleh Kalimantan Timur mempunyai bentuk yang hampir mirip dengan rumah adat di Kalimantan Tengah dan juga Kalimantan Barat. Tidak lain berupa rumah panggung dan bentuknya memanjang.
Akan tetapi, dari segi penamaan, rumah adat Kalimantan Timur tidaklah sama dengan rumah adat Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Nah, untuk mengenal seperti apa rumah adat Kalimantan Timur ini, mari simak penjelasannya di bawah ini ya.
Daftar Isi
Rumah Adat Lamin
Rumah adat Kalimantan Timur khususnya yang ditinggali oleh masyarakat suku Dayak diberi nama rumah adat lamin. Dilihat dari bentuknya, rumah adat ini memang punya ukuran yang panjang hingga 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi sekitar 3 meter.
Sama halnya dengan rumah adat masyarakat Dayak pada umumnya, rumah adat lamin ditinggali oleh banyak keluarga mulai dari puluhan keluarga hingga ratusan keluarga. Inilah yang membuat rumah adat suku Dayak dikategorikan rumah yang unik karena sistem bermasyarakat yang sangat kuat.
Dalam sejarahnya, ketika membangun rumah adat lamin diharuskan untuk memotong kepala manusia dan kepala tersebut ditanam di bawah tiang utama rumah. Ritual tersebut dikenal dengan nama budaya ngayao.
Ritual yang telah disebutkan tadi memang banyak menuai perpecahan antar suku, sehingga ketika Belanda mulai memasuki wilayah masyarakat suku Dayak ini, ritual tersebut dilarang sepenuhnya. Terlepas dari ritual yang bisa dikatakan kejam, rumah adat lamin sekarang telah menjadi rumah adat yang identik dengan Kalimantan Timur.
Bahkan, pemerintah telah menetapkan rumah adat lamin sebagai ikon rumah adat Kalimantan Timur sejak tahun 1967. Penetapan rumah adat lamin sebagai ikon rumah adat ini dikarenakan karakteristik yang begitu unik dan bentuk arsitekturnya yang khas.
Baca juga: 6 Pakaian Adat Kalimantan Timur
Bentuk Rumah Adat Lamin
Ciri khas utama dalam rumah adat Dayak adalah ada pada bentuknya yang memanjang. Hal ini juga berlaku pada rumah adat lamin. Bentuk rumah adat Kalimantan Timur ini ternyata sangat sesuai dengan kondisi wilayah Kalimantan Timur sendiri.
Umumnya, wilayah Kalimantan berada dalam iklim dan cuaca yang panas, serta kelembaban yang tinggi. Sehingga, bentuk dan material rumah adat lamin dikatakan mampu untuk menghindari kelembaban dan panas.
Misalnya saja, pada lantai dan dinding rumah yang dibuat berpori membantu kelancaran sirkulasi udara. Lalu, dalam dari segi atap rumah yang berbentuk pelana mampu mengantisipasi panas. Oleh karenanya, di dalam rumah akan terasa lebih sejuk.
Bentuk rumah adat lamin yang berupa rumah panggung sebenarnya juga difungsikan untuk melindungi diri dari serangan hewan buas. Masyarakat suku Dayak begitu peduli pada masalah keamanan, jadi mereka juga memelihara anjing dan babi di bagian bawah atau kolong rumah. Hewan-hewan tersebut juga kerap dijadikan teman berburu.
Sebagai jalan untuk masuk ke dalam rumah, rumah adat Kalimantan Timur milik suku Dayak menggunakan tangga. Tangga ini bisa dinaikkan ketika malam hari untuk menghindari hewan seperti ular memasuki rumah. Kemudian, dari segi pembangunan, rumah adat lamin dibangun dengan sistem ikat dan tidak menggunakan paku sama sekali.
Ruangan yang ada pada rumah lamin terdiri dari tiga ruangan yaitu ruang tamu, bilik, dan dapur. Mengingat rumah adat lamin ditinggali secara kelompok oleh masyarakat Dayak dengan jumlah kepala keluarga hingga ratusan, maka setiap keluarga mempunyai dapurnya sendiri.
Selain itu, juga mempunyai bilik khusus terutama untuk yang sudah menikah. Ruang tamu dalam rumah lamin sering kali dijadikan sebagai tempat anak-anak maupun anggota keluarga yang belum menikah.
Fungsi Rumah Adat Lamin
Selain mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal, rumah adat Kalimantan Timur difungsikan sebagai tempat untuk upacara-upacara adat. Beberapa upacara adat yang sering dilakukan di rumah lamin adalah upacara pengobatan orang sakit, upacara kwangkai (upacara untuk orang meninggal), upacara perdamaian, upacara persembahan, dan lain sebagainya.
Upacara perdamaian di sini maksudnya adalah upacara yang dilakukan dalam rangka berdamai dengan pihak keluarga. Dalam upacara adat ini, pihak yang akan saling berdamai biasanya saling mengoleskan tepung beras yang telah diberi air.
Kemudian, dalam hal upacara persembahan, biasanya berhubungan dengan pernikahan, kehamilan, dan kelahiran. Upacara persembahan akan dilakukan dengan mengikat kerbau pada patung yang disebut blonthang. Kerbau itu lantas ditombak sebagai bentuk pesembahan.
Keunikan Rumah Adat Lamin
Mengenal rumah adat lamin dari segi bentuk dan fungsi saja rasanya kurang cukup. Apalagi, rumah adat Kalimantan Timur ini masih mempunyai banyak keunikan yang perlu untuk diketahui lebih lanjut. Keunikan tersebut diantaranya bisa disimak sebagai berikut.
Dibuat dari Kayu Berkualitas
Meskipun rumah adat lamin dibuat dengan bahan yang serba tradisional, tetapi bahan yang dipilih tetaplah menggunakan bahan yang berkualitas tinggi. Bahan tersebut biasanya berupa kayu ulin. Kayu ini memang mudah sekali ditemukan di wilayah Kalimantan Timur, sehingga memudahkan mereka dalam mendapatkan bahan.
Disamping itu, dari segi ketahanan, kayu ulin termasuk kayu unggulan yang mampu bertahan di berbagai cuaca. Bahkan, ketika saat terkena air, kayu ulin justru akan bertambah keras seperti besi, jadi sangat cocok untuk pembuatan rumah. Dikarenakan ketahanannya ini, kayu ulin juga dijuluki sebagai kayu besi.
Sebagai Bentuk Perlindungan Diri
Rumah secara fungsi memang dijadikan sebagai tempat tinggal serta untuk melindungi diri dan keluarga dari berbagai gangguan. Begitu juga dengan masyarakat suku Dayak yang menggunakan rumah sebagai benteng perlindungan.
Misalnya, pada bagian kolong rumah, mereka memelihara anjing dan babi sebagai pengaman, selain digunakan untuk beternak. Lalu, dari segi anak tangga yang bisa dinaikkan ketika malam, juga menjadi sebuah bentuk perlindungan terhadap hewan yang bisa saja masuk ke dalam rumah.
Didominasi oleh Warna Tertentu
Rumah adat lamin dari segi tampilan luar bisa dikatakan sangat indah dengan berbagai hiasannya yang berwarna. Warna-warna yang mendominasi rumah adat Kalimantan Timur ini diantaranya adalah warna hitam, kuning, merah, biru, dan putih. Pemilihan warna ini bukanlah asal saja, melainkan ada nilai filosofisnya tersendiri.
Warna kuning melambangkan keluhuran, keagungan, dan kekayaan. Lalu, warna merah melambangkan keabadian dan keberanian. Wana putih melambangkan kesucian, kebersihan jiwa, dan kesederhanaan. Warna hitam melambangkan tolak bencana, dan warna biru melambangkan kesetiaan.
Terdapat Ukiran Naga
Selain warna-warna bervariasi yang membuat rumah adat lamin semakin indah, terdapat pula hiasan lain seperti ukiran naga yang ada di bagian atap rumah. Ukiran tersebut ternyata mempunyai nilai filosofis tersendiri yaitu melambangkan kepahlawanan dan keluhuran.
Disamping ukiran naga di bagian atap rumah, ukiran-ukiran lainnya dapat ditemukan di seluruh bagian rumah adat lamin. Motif dari ukiran tersebut biasanya berhubungan dengan tampilan wajah manusia, hewan, dan tumbuhan. Konon, menurut kepercayaan dari masyarakat suku Dayak, ukiran-ukiran tersebut dibuat untuk melindungi anggota keluarga dari gangguan roh jahat. Jadi, bisa dikatakan kalau rumah adat lamin penuh dengan nilai filosofis.
Penuh dengan Patung-Patung
Bukan hanya dari segi ukiran rumah yang dipercayai mampu menjaga masyarakat suku Dayak, terdapat pula patung-patung yang diletakkan di depan rumah. Patung-patung tersebut dipercaya oleh masyarakat suku Dayak sebagai dewa yang mampu menjaga masyarakat Dayak dari berbagai mara bahaya.
Baca juga: 12 Alat Musik Kalimantan Timur
Pemahaman Akhir
Rumah adat Kalimantan Timur yang dikenal dengan sebutan “rumah adat lamin” memiliki bentuk yang hampir mirip dengan rumah adat di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Semua rumah adat tersebut berbentuk panggung dan memanjang. Namun, dari segi penamaan, rumah adat Kalimantan Timur berbeda dengan rumah adat Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Rumah adat lamin adalah rumah adat khas masyarakat suku Dayak di Kalimantan Timur. Rumah ini memiliki ukuran panjang sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi sekitar 3 meter. Rumah adat lamin ditinggali oleh banyak keluarga, mulai dari puluhan hingga ratusan keluarga, sehingga rumah ini merupakan simbol kuat dari sistem bermasyarakat suku Dayak.
Dalam sejarahnya, rumah adat lamin pernah melibatkan ritual ngayao yang melibatkan pemotongan kepala manusia dan penanaman kepala tersebut di bawah tiang utama rumah. Namun, ritual ini telah dilarang oleh Belanda ketika masuk ke wilayah masyarakat suku Dayak.
Rumah adat lamin memiliki bentuk yang sesuai dengan kondisi wilayah Kalimantan Timur yang panas dan lembab. Material dan desain rumah adat ini memungkinkan untuk menghindari kelembaban dan panas. Rumah adat lamin terbuat dari kayu berkualitas tinggi, terutama kayu ulin yang tahan cuaca dan sering dijuluki “kayu besi.”
Rumah adat lamin juga berfungsi sebagai tempat untuk upacara adat, seperti upacara pengobatan orang sakit, upacara pernikahan, dan upacara perdamaian. Selain itu, rumah ini juga memiliki keunikan berupa hiasan warna yang bervariasi, ukiran naga, dan patung yang dipercaya melindungi masyarakat Dayak dari berbagai bahaya.
Dalam keseluruhan, rumah adat lamin menjadi ikon rumah adat Kalimantan Timur karena karakteristiknya yang unik dan khas. Rumah adat ini tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi masyarakat Dayak, tetapi juga memegang peranan penting dalam menjaga identitas budaya dan tradisi suku Dayak di Kalimantan Timur.
Nah, itu tadi beberapa penjelasan mengenai rumah adat lamin, rumah adat yang menjadi kebanggaan Kalimantan Timur. Berbagai keunikan dari rumah adat Kalimantan Timur ini menunjukkan kalau rumah ini begitu kaya akan nilai filosofis dan tradisional khas masyarakat suku Dayak.
Referensi:
Yuuwono, A. B. (2015). Peran, Fungsi Dan Makna Arsitektur Rumah Lamin Dalam Budaya Adat Suku Dayak di Kutai Barat Kalimantan Timur. Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur, 16(20).