Rumah Adat Bengkulu Serta Penjelasannya

Bengkulu mempunyai rumah adat yang mempunyai ciri khas pada atapnya dan ukiran-ukiran rumahnya. Nama rumah adat ini dijuluki dengan rumah bubungan lima. Untuk lebih jauh mengenal rumah adat bubungan lima tersebut, simak ulasan selengkapnya sebagai berikut.

Rumah Bubungan Lima

Rumah Bubungan Lima
Sumber: potretbengkulu.com

Nama rumah adat Bengkulu ini diambil dari bentuk atapnya yang berupa bubungan lima. Secara fungsi, rumah bubungan lima tidak dipakai untuk tempat tinggal secara tetap dan hanya digunakan sebagai tempat melaksanakan acara adat. Bentuk dari rumah adat ini berupa rumah panggung seperti halnya rumah adat tradisional di beberapa daerah lainnya.

Baca juga: 12 Alat Musik Bengkulu

Selain itu, tujuan pembuatan rumah yang berupa rumah panggung juga tak beda jauh dari rumah adat lainnya. Tak lain adalah untuk menghindari serangan hewan liar dan untuk menghindari dari bencana seperti banjir. Sebagai bahan atau material rumah, dipakailah kayu yang dipilih dari kayu yang berkualitas yang mempunyai ketahanan lama. Jenis kayu yang dipakai tersebut adalah kayu medang kemuning dan suriam balam.

Kayu tersebut dipakai untuk bagian tiang, lantai, dan dinding. Sementara itu, untuk bagian atapnya menggunakan bahan berupa ijuk enau atau sirap. Bahan yang alami ini menunjukkan kalau rumah adat yang dimiliki oleh Bengkulu masih menunjukkan nilai tradisional.

Bagian-Bagian Rumah Bubungan Lima

Bagian-Bagian Rumah Bubungan Lima
Sumber: pariwisataindonesia.id

Rumah adat Bengkulu bubungan lima dibagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. Bagian atas tentunya merupakan bagian atap, bagian tengah adalah badan rumah tempat segala kegiatan dilakukan, dan bagian bawah berupa kolong rumah yang biasanya juga dipakai untuk beberapa keperluan.

Meskipun dari segi fungsi rumah adat Bengkulu digunakan sebagai acara adat, tetapi dari jenis ruangannya, rumah bubungan lima mempunyai ruangan yang ternyata juga difungsikan seperti halnya tempat tinggal. Beberapa ruangan tersebut akan diuraikan berikut:

  1. Berendo adalah tempat yang dipakai untuk menerima tamu asing dan hanya bertamu dalam waktu yang tidak lama. Selain itu, juga kerap dijadikan bersantai oleh warga dan tempat bermain bagi anak-anak.
  2. Aula adalah tempat untuk menerima tamu yang sudah dikenal seperti keluarga jauh. Lalu, juga dipakai sebagai tempat bersantai di malam hari, tempat untuk melakukan acara adat selametan, dan tempat belajar bagi anak-anak.
  3. Bilik gedang merupakan tempat yang dipakai untuk tidur bagi yang mendiami rumah bubungan lima.
  4. Bilik gadis merupakan tempat tidur yang lebih dikhususkan untuk kamar para gadis. Letak ruangan ini biasanya tepat ada di sebelah bilik gedang.
  5. Ruang tengah difungsikan untuk anak-anak belajar mengaji dan sering dijadikan sebagai tempat tidur anak-anak laki-laki bujang. Tidak jarang tempat ini juga dipakai untuk menerima tamu terutama tamu wanita.
  6. Ruang makan yang tentu dipakai sebagai tempat makan.
  7. Garang merupakan tempat penyimpanan air yang akan digunakan sebagai pencuci kaki sebelum masuk ke dalam rumah adat Bengkulu, serta dipakai untuk mencuci piring atau perkakas lainnya.
  8. Dapur tentunya difungsikan untuk memasak bila saja ada acara adat yang membutuhkan konsumsi.

Nilai Filosofis dalam Rumah Bubungan Lima

Nilai Filosofis dalam Rumah Bubungan Lima
Sumber: gardencenter.co.id

Sebagai rumah adat tradisional yang kebanyakan dipakai untuk acara adat, rumah adat Bengkulu ini mempunyai beberapa nilai filosofis pada beberapa bagiannya. Seperti pada bagian tangga yang jumlahnya ganjil melambangkan religiusitas dari masyarakat Bengkulu.

Konon, hal ini juga berhubungan dengan nenek moyang masyarakat Bengkulu. Disamping itu, jumlah anak tangga ganjil ini sebenarnya juga bisa ditemukan di seluruh rumah adat yang ada di Sumatra.

Nilai filosofis lainnya yang ada di rumah adat bubungan lima adalah pada pembagian ruangan rumah. Pembagian ruangan tersebut melambangkan sifat saling menghargai dan menghormati setiap orang yang menempati rumah adat Bengkulu tersebut.

Keunikan Rumah Bubungan Lima

Keunikan Rumah Bubungan Lima
Sumber: nesabanmedia.com

Rumah bubungan lima sebagai rumah adat Bengkulu mempunyai keunikan yang membuatnya berciri khas. Keunikan tersebut ada pada motif ukiran yang ada di beberapa bagian rumah. Jumlah motifnya pun tak hanya satu melainkan hingga belasan. Untuk selengkapnya melihat keunikan motif tersebut, mari simak berikut.

Motif Ukiran Rumah yang Sangat Variatif

Jenis ukiran yang ada di rumah bubungan lima diantaranya adalah ukiran timbul dan tembus dengan jumlahnya hingga 11 ukiran. Nama-nama tersebut antara lain:

1. Pohon Ru

Ukiran ini mempunyai bentuk serupa pohon cemara, hanya saja bentuknya lebih sederhana. Pohon cemara memang mudah ditemukan di Bengkulu, sehingga tak salah menggunakan bentuk pohon ini sebagai ukiran rumah. Lalu, dari segi jenis ukirannya, pohon ru adalah ukiran timbul dengan satu warna.

2. Pohon Hayat

Bentuk dari ukiran ini berupa pola geometris dengan jenis ukiran timbul satu warna saja. Ukiran pohon hayat menyimbolkan pohon kehidupan yang mana di pohon ini, segala amalan manusia dicatat.

3. Bunga Melati

Sama seperti namanya, bentuk ukiran ini berupa bunga melati dengan 4 kelopak dibuat dengan pola simetris dan berjeniskan ukiran timbul.

4. Pucuk Rebung

Jenis dari ukiran ini juga sama dengan ukiran-ukiran sebelumnya yang berupa ukiran timbul. Bentuknya sangat sederhana dengan pola geometris.

5. Daun

Untuk ukiran dengan bentuk daun, tidak berupa ukiran timbul, melainkan berupa ukiran tembus. Ukiran ini juga dibuat sederhana berupa lengkungan yang mirip dengan daun, oleh karenanya disebut dengan ukiran daun.

6. Kembang Empat

Ukiran berikutnya yang ada di rumah adat Bengkulu bubungan lima dikenal dengan nama kembang empat. Bentuknya berupa jajar genjang yang membentuk pola simetris. Jenis ukiran kembang empat ini adalah ukiran tembus.

7. Raflesia

Raflesia menjadi bunga langka yang tumbuh di hutan Bengkulu. Inilah yang membuat rumah adat Bengkulu menggunakan raflesia sebagai ragam ukiran dengan bentuknya yang sederhana. Jenis ukirannya berupa ukiran timbul.

8. Paku Lipan

Bentuk dari ukiran ini adalah berupa relung simetris antara bagian kanan dan kirinya. Pada bagian tengahnya, terdapat ukiran bunga melati sehingga membuatnya nampak lebih cantik. Untuk jenis ukirannya adalah ukiran timbul.

9. Matahari

Jenis ukiran satu ini adalah ukiran timbul yang dibuat dengan pola setengah lingkaran dan disusun secara berurutan dari bentuk lingkaran kecil hingga besar.

10. Kipas

Ragam ukiran lain berikutnya adalah ukiran kipas yang berupa ukiran timbul. Bentuknya menyerupai kipas yang dibuat lebih sederhana, namun tidak utuh seperti halnya bentuk kipas pada umumnya.

11. Anak Tanggo

Anak tango adalah ukiran pada rumah adat Bengkulu yang berupa susunan anak tangga. Ukiran satu ini berjenis ukiran tembus dan juga dibuat secara sederhana.

Dari 11 jenis ukiran yang ada di rumah bubungan lima ini bisa dikatakan kalau lebih banyak mengadopsi hal-hal alami berbentuk flora.

Penempatan Motif Ukiran Rumah

Dengan banyaknya macam motif ukiran yang ada di rumah adat Bengkulu ini, ukiran-ukiran tersebut tentunya tak hanya ada di satu bagian saja. Setidaknya ada tiga bagian rumah yang dilengkapi dengan ukiran yaitu pagar, tiang rumah, dan lesplang.

Di bagian pagar, ada tiga macam motif yang bisa ditemukan yaitu ukiran daun, kembang empat, dan pucuk rebung. Kemudian, di bagian tiang, terdapat enam macam motif ukiran yaitu paku lipan, bunga melati, pohon ru, kipas, pohon hayat, dan matahari. Untuk di bagian lesplang terdapat empat macam motif ukiran antara lain kembang empat, anak tanggo, pucuk rebung, dan raflesia..

Baca juga: Pakaian Adat Bengkulu Serta Penjelasannya

Pemahaman Akhir

Rumah adat Bengkulu, yang dijuluki rumah bubungan lima, memiliki ciri khas pada atapnya dan ukiran-ukiran rumahnya. Rumah ini tidak digunakan sebagai tempat tinggal tetap, melainkan sebagai tempat melaksanakan acara adat. Rumah bubungan lima berbentuk rumah panggung dengan tujuan menghindari serangan hewan liar dan bencana seperti banjir. Material yang digunakan adalah kayu berkualitas seperti kayu medang kemuning dan suriam balam untuk tiang, lantai, dan dinding, serta ijuk enau atau sirap untuk bagian atap.

Rumah adat Bengkulu bubungan lima terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (atap), bagian tengah (tempat kegiatan), dan bagian bawah (kolong rumah). Meskipun digunakan untuk acara adat, rumah ini memiliki beberapa ruangan yang juga berfungsi sebagai tempat tinggal, seperti berendo, aula, bilik gedang, bilik gadis, ruang tengah, ruang makan, garang, dapur, dan lainnya.

Rumah bubungan lima juga memiliki nilai filosofis dalam beberapa bagian. Misalnya, jumlah anak tangga ganjil pada tangga rumah melambangkan religiusitas masyarakat Bengkulu. Pembagian ruangan dalam rumah ini juga mengandung makna saling menghargai dan menghormati setiap penghuni rumah.

Keunikan rumah adat ini terletak pada motif ukiran yang ada di beberapa bagian rumah. Terdapat hingga 11 jenis ukiran, seperti pohon ru, pohon hayat, bunga melati, pucuk rebung, daun, kembang empat, raflesia, paku lipan, matahari, kipas, dan anak tanggo. Motif-motif ukiran ini menggambarkan keberagaman alam dan flora yang ada di sekitar Bengkulu.

Motif-motif ukiran ini ditempatkan pada tiga bagian rumah, yaitu pagar, tiang rumah, dan lesplang. Misalnya, ukiran daun, kembang empat, dan pucuk rebung terdapat pada bagian pagar, sementara paku lipan, bunga melati, dan pohon ru terdapat pada tiang rumah. Rumah adat Bengkulu bubungan lima memperlihatkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Bengkulu yang masih lestari dan bernilai filosofis.

Nah, demikian penjelasan dari rumah bubungan lima yang menjadi ikon rumah adat Bengkulu. Meskipun tidak digunakan sebagai tempat tinggal, tetapi rumah adat ini punya beberapa ruangan yang sama dengan tempat tinggal. Bahkan, dari segi ukirannya pun sangat beragam dan unik.


Referensi:

Anandy, R. (2016). Studi Tentang Bentuk dan Penempatan Ukiran Rumah Adat Bubungan Lima Bengkulu (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri Padang).

Windhiari, Wilujeng Dwi. (2017). Yuk, Mengenal Rumah Tradisional Sumatra. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *