Mengenal Retorika: Pidato Persuasif

Tahukah kamu siapa bapak orator Indonesia? Ya, Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia. Soekarno memiliki gaya berpidato yang mampu ‘membius’ para pendengar. Fungsi dasar bahasa merupakan alat komunikasi dan penyampaian informasi kepada orang lain. Namun, ada peran bahasa yang lebih besar dari alat komunikasi. Ujaran yang diproduksi oleh seseorang yang memiliki kekuasaan dapat memberikan dampak lebih kepada pendengar. Bahasa dapat menjadi alat propaganda, penggiringan opini, ataupun pemersatu.

Pengertian Pidato Persuasif

Pidato persuasif adalah pidato yang berisi ajakan kepada pendengar supaya melakukan dan menyetuji atas informasi yang diberikan. Pidato sendiri merupakan sebuah kegiatan berbicara di depan khalayak ramai guna menyampaikan maksud dan argumen suatu  hal. Sifat pidato persuasif adalah menghimbau dan mengajak pendegar. Jadi, pidato persuasif bisa menjadi alat penggerak agar masyarakat dapat lebih aktif dan kreatif dalam konteks positif.

Pidato persuasif masih bagian dari eksposisi. Eksposisi berupa paragraf yan bertujuan untuk menyakinkanpembaca tentang suatu topik. Inti pokok itu serupa dengan pidato persuasif, dimana memiliki tujuan serupa. Ada tiga tipe berbeda dari eksposisi, yakin  eksposisi yang dapat merubah sikap dan pandangan orang; eksposisi yang dimanfaatkan untuk promosi; dan eksposisi yang dipergunakan membela suatu kasus (Trianto, dkk: 2018).

Melakukan pidato
Sumber: GraphicMama-team dari Pixabay

Menganalisis Ciri dan Tujuan Pidato Persuasif

Bagaimana caranya kita membendakan pidato persuasi dengen pidato pada umumnya? Pertanyaan tersebut serin muncul jika kita dihadapkan pada materi analisi pidato persuasif. Pidato persuasif memiliki ciri yang masih berhubungan dengan tujuan pidato tersebut. Supaya tidak rancu dalam menentukan jenis pidato, mari kita cermati penjelas singkat tentang ciri-ciri piadato perusasif sebagai berikut:

  1. Pidato persuasif mengandung kalimat ajakan,perintah, atau himbauan yang ditujukan kepada pendengar.
  2. Kalimat yang digunakan bersifat mendorong seseorang agar melakukan atau menyetujui pendapatnya.
  3. Mengunakan kalimat yang membangun.
  4. Menyertakan alasan logis mengapa harus menyetujui ajakan tersebut. Dan itu berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
  5. Ada yang upaya untuk melibatkan emosi pendengar.

Pidato persuasif memiliki tujuan utama untuk mengajak, memengaruhi, atau pun membujuk pendengar supaya terpengaruh dengan isi pidato.  Selain tujuan inti tersebut, secara spesifik tujuan dari pidato persuasif akan dijabarkan sebagai berikut:

  1. Pembentukan tanggapan, dimana pidato persuasif menstimulus pengarang agar memberikan tanggapan terhadap topik. Orator atau orang berpidato harus memahami bahwa gagasan yang dibacarakan berkaitan dengan nilai-nilai atau pandangan hidup masyarakat. Kedua komponenen itu diharapkan akan membentuk respon atau perilaku baru dari masyarakat.
  2. Penguatan tanggapan, bertujuan untuk menjaga konsistensi respon masyarakat terhadap gagasan, ide, atau pun isu yang sedang diperdengarkan. Jadi singkatnya, pidato persuasif menjadi kontrol perilaku atau repson masyarakat agar tidak berubah sehingga sesuai dengan tujuan isi pidato.
  3. Pengubah tanggapan, isi pidato yang dikemas efektif dan menarik dapat membuat audiens merubah respon mereka terhadap suatu konsep.

Cara seseorang memersuasi audiens berpengaruh terhadap berhasil tidaknya tujuan penyampain pidato persuasif. Supaya tujuan yang diinginkan tercapai, terdapat tiga cara yang dapat ditempuh. Pertama, menggunakan pendekatan etika dengan memanfaatkan nilai dan norma yang bekerja di masyakarat. Kedua, melibatkan emosi audiens agar menaruh rasa simpati dan empati terhadap topik. Dan ketiga, menyertakan logika sebagai aspek penguat dalam memberikan argumen.

Menelaah Struktur Teks Pidato Persuasif

Struktur teks pidato tidak berbeda jauh dengan jenis pidato lain. Secara garis besar struktur teks pidato persuasif terdiri dari 3 bagian pokok, yakni pedahuluan, isi pidato, dan penutup. Perbeda pidato persuasif terletak di dalam komponen isi pidato. Sebelum membahas komponen atau struktur isi pidato persuasif, kita akan menelaah lebih dulu struktur pidato secara umum.  Tiga bagian wajib ada di dalam pidato persuasif, yaitu:

  1. Pembukaan

Pidato diawali pembuakaan yang berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, dan ucapan syukur. Tahap ini sekaligus memperkenalkan topik permasalahan. Penenalan topik pemasalah akan menjadi pengantar sebelum memasuki tahap isi pidato. Orator dapat memberikan sedikit ulasan mengenai topik pidato.

  1. Isi Pidato

Ini menjadi bagian terpenting dalam sebuah pidato. Isi pidato berisi poin-poin penting yang harus disampaikan dan dibicarakan. Ulasan isi pidato haruslah rinci dan detail agar tujuan dari pidato dapat tercapai.

Bagian isi pidato persuasif berbeda dengan pidato lain. Trianto, dkk (2018) berpendapat ada bagian-bagian lain di dalam isi pidato yang dijelaskan  berikut ini:

  1. Pernyataan posisi. Pidato persuasif termasuk dalam teks ekposisi yang umumnya didahului pendahuluan pernyataan posisi yang berpendapat. Pernyataan posisi adalah pendapat  yang diambil penulis  terhadap topik persoalan. Penulis atau pun orator harus memahami posisi dimana dia kan berpihak dari persoalan aktual di masyarakat. Hal itu penting ditentukan agar memunculkan ekspresi dukungan dan kepedulian orator terhadap topik permasalahan.
  2. Tahap argumen dikembangkan  logis dengan disertai  bukti valid berupa alasan, contoh, bukti pakar, atau pun informasi statistik. Argumen akan menjadi efektif dan meyakinkan audiens, jika dilengkapi fakta pendukung, contoh konkret, tabel, gamar, atau kutipan.
  3. Penguatan pernyataan posisi. Pada tahapan ini, argumen penulis perlu ditonjolkan untuk memperkuat pernyataan posisis. Simpulan yang diambil berdasarkan argumen yang memperkuat pernyataan posisi.
  4. Bagian ini berisi simpulan, saran, ajakan atau pun pertimbangan. Bagian ini menjadi penguatan untuk memengaruhi pendengar atau pembaca dengan pendapat yang telah dikemukakan. Jangan lupa untuk diakhiri dengan salam penutup.

Kaidah Kebahasaan Pidato Persuasif

Jika membicarakan aspek kebahasaan pidato persuasif, maka akan ditemukan penanda lingusitik atau bahasa yang merujuk pada upaya persuasi. Trianto, dkk (2018: 48) menjelaskan kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam pidato persuasif, meliputi:

  1. Sering menggunakan kosakata berupa kata teknis dan kata benda abstrak. Kata teknis yag digunakan seperti spesies, genus, populasi, rumah kaca, dan lain-lain. Sementara kata benda abstrak, contohnya kegembiraan, takur, bahagia, khawatir, dan lain sebagainya.
  2. Menggunakan konjungsi argumentatif menjadi aspek penting. Kata tugas dapat mengaitkan konsep kontras, gagasan, sistematika pemikiran, penambahan terhadap gagasan dan mengaitkannya menjadi sebab-akibat. Contoh kata tugas yang dapat digunakan dalam pidato persuasif yakni, pertama kali, akhirnya, sebagai tambahan, sebab/ karena, sebagai hasil dari, di pihak lain.
  3. Menggunakan kata tugas yang menciptakan kohesi (kepaduan bentuk) dan juga menggambarkan hubungan kausalitas. Contoh kata tugasnya yakni sebab, karena, oleh sebab itu, dan maka.
  4. Menggunakan kata emotif atau afektif yang digunakan dengan tujuan melibatkan perasaan pendengar. Contohnya, penggunaan sumber daya kita secara berlebihan akan menghancurkan tanah. Kata ‘menghancurkan’ sebagai verba merupakan kata emotif karena menggambarkan kondisi kesedihan yang hanya bisa dirasakan oleh perasaan.
  5. Menggunakan verba mental untuk merujuk pada daya nalar pendengar sehingga akan terbangun pendapat yang logis. Contoh verba mental ialah, diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, berasumsi, menyimpulkan, dan lain sebagainya.
  6. Menggunakan kata rujukan yang mengarah pada data pendukung.
  7. Menyertakan kata penanda persuasi agar pendengar terbujuk. Contoh kata-kata penanda upaya persuasi diantaranya, ayo, mari, marilah, jangan, sebaiknya, alangkah.
  8. Mengunakan kata ganti orang ketiga ‘kita’, supaya memberikan kesan bahwa orator dan pendengar berada di posisi yang sama dalam menyikapi topik persoalan.
  9. Menggunakan kalimat imperatif untuk menyatakan maksud seruan atau himbaun. Contoh: ayolah kita menguarangi penggunaan plastik sekali pakai guna kelestarian alam!
  10. Penggunaan modalitas. Modalitas adalah kata-kata yang mengungkapkan ‘kepastian’ dari yang moderat hingga ke derajat tinggi. Contoh penanda modalitas yang digunakan dalam pidato persuasif diantaranya, sering, nyaris, paling banyak, umumnya, mungkin, dan Penggunaan penanda tersebut bergantung pada kemauan penulis atau orator yang bertujuan untuk mendesak, membatasi diri,atau diskusi terbuka.
Menyusun Teks Pidato
Sumber: Mudassar Iqbal dari Pixabay

Tahap Penyusunan Pidato Persuasif

Penyusunan teks persuasi hampir mirip dengan karangan argumentasi. Perbedaan keduanya terletak di bagain penutup, dimana persuasi menekankan ajakan dan imbauan. Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menyusun teks pidato diantaranya:

  1. Menentukan tema. Penetuan tema harus disesuaikan dnegan tujuan dari teks peprsuasif. Maka aspek persuasi akan muncul pada penentuan tema. Persoalan yang sering menjadi tema pidato persuasif diantaranya, masalah narkoba, rokok, pergaulan remaja, dan permasalahan sosial lainnya.
  2. Menentukan tujuan. Sesuai dengan jenis pidatonya, maka tujuan pidato persuasif yakni meyakinkan, membujuk, atau pun menghimbau pendengar. Agar tujuan tersampaikan, maka dalam penyampaiannya harus jelas dan singkat.
  3. Mengumpulkan bahan. Calon orator atau penulis pidato harus riset dulu menemukan data pendukung yang relevan dengan topik pembahasan. Riset dapat dilakukan secara observasi lapangan, media sosial, buku, ataupun jurnal penelitian. Kedalam riset bahan akan sangat membantu dalam menyusun argumen yang logis dan berterima.
  4. Menyusun kerangka pidato. Kerangka pidato ditulis berdasarkan per bagian struktur pidato persuasif. Kerangka ini akan menjadi catatatn kecil mengenai isi tiap bagian.
  5. Mengembangkan keraka. Kerangka dasar yang telah disusun dapat dikembangan berdasarkan bahan riset. Pengembangan kerangka haruslah sistematis dan terarah.
  6. Koreksi dan revisi. Tahapan terakhir ialah proses koreksi dan revisi pada bagian isi dan struktur bahasa teks pidato persuasif.

Uraian-uraian tentang seluk-beluk teks pidato telah dijelaskan di atas. Aspek tersebut harus kamu perhatikan ketika kamu membuat sebuah teks pidato persuasif. Pidato persuasifmu berhasil ketika tujuan yang ingin kamu sampaikan disetujui oleh pendengarmu. Karena, inti dari pidato persuasif adalah mengajak atau mempengaruhi pendengar.


Sumber referensi:

Rakhmat, Jaladuddin. 1994. Retorika Modern: Pendektan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryaman, Dede. 2018. Modul: Lingkungan Bersih Masyarakat Sehat (Pidato Persuasif). Banjarbaru: Dirjen PAUD dan PM Kemendikbud.

Trianto, Agus, Tatik Harsiati, dan E. Kosasih. 2018. Bahasa Indoneisa untuk SMP/MTs Kelas X. Jakarta: Kemendikbud.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Dina

Penulis baru yang masih terus mempelajari fenomena kebahasaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *