Daftar Isi
- 1 Renungan dari Mazmur 5:1-13
- 1.1 Ayat 1: “Dengarkanlah perkataanku, ya TUHAN, perhatikanlah keluh kesahku!
- 1.2 Ayat 2: Kabulkanlah permohonanku, ya TUHAN, dan perhatikan pengemisanku karena kesetiaan-Mu, karena Engkau yang menyelamatkan!
- 1.3 Ayat 3: Ya TUHAN, pagi-pagi aku memohon kepada-Mu, pagi-pagi aku berdiri di hadapan-Mu dan menanti-nantikan Engkau.
- 1.4 Ayat 4: Sebab Engkau bukan Allah yang berkenan kepada kejahatan; orang jahat tidak terlalu dapat hadir di sisi-Mu.
- 1.5 Ayat 5: Orang-orang yang berlagak, tidak tinggal di depan mata-Mu; Engkau membenci semua yang berbuat kejahatan,
- 1.6 Ayat 6: Engkau akan membinasakan orang-orang yang mengatakan dusta; orang-orang yang berdarah-hidung dan yang suka berlaku curang, adalah benda kebencian bagi TUHAN.
- 1.7 Ayat 7: Tetapi oleh kasih setia-Mu aku boleh masuk ke dalam rumah-Mu, dan dengan hormat sujud menyembah ke tempat kudus-Mu yang kudus itu.
- 1.8 Ayat 8: Ya TUHAN, pimpinlah aku dalam kebenaran-Mu, karena musuhku; adakanlah jalan-Mu di depan hadapanku.
- 1.9 Ayat 9: Sebab tidak ada kebenaran di dalam mulutnya; hatinya penuh dengan tipu daya, kerongkongan mereka adalah kuburan yang terbuka, bahasa mereka licik dengan memuaskan.
- 1.10 Ayat 10: Allah, hukumlah mereka, biarlah mereka jatuh oleh nasib mereka sendiri, kalah oleh segala pelanggaran mereka; ajaklah mereka jatuh karena tipu daya mereka itu, karena mereka durhaka kepada-Mu.
- 1.11 Ayat 11: Bahagialah barangsiapa yang berlindung pada-Mu! Biarlah mereka bersorak-sorai senantiasa, karena Engkau melindungi mereka; biarlah mereka yang cinta nama-Mu bersuka cita dalam Engkau.
- 1.12 Ayat 12: Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau melingkari dia dengan kasih setia-Mu seperti perisai.
- 1.13 Ayat 13: Terkatuplah mulutku oleh ajal orang fasik dan yang berbicara mengenai hal-hal jahat, yang berdusta dengan sia-sia dan dengan angkuh mengejeknya.
- 2 FAQ (Frequently Asked Questions)
- 3 Kesimpulan
Sorak Tebal Renungan Mazmur 5:1-13: Menjelajahi Damai Batin Melalui Doa
Dalam perjalanan spiritualitas kita, sering kali kita merasa terombang-ambing oleh gelombang kehidupan yang datang dari segala arah. Tuntutan pekerjaan, tekanan budaya, dan masalah pribadi dapat membuat kita terjebak dalam kekacauan emosi yang berpotensi merusak keseimbangan batin. Dalam keadaan seperti ini, Mazmur 5:1-13 memberikan renungan yang mendalam tentang pentingnya doa dan kehati-hatian dalam menghadapi segala permasalahan.
Mazmur ini diawali dengan seruan yang tulus dari salmista, “Dengarkanlah perkataanku, ya TUHAN, perhatikanlah keluh kesahku!” (5:1). Dalam nada yang penyampaian jurnalistik santai, kita langsung merasakan keintiman dan kepercayaan yang salmista tunjukkan dalam berhadapan dengan Sang Pencipta. Rahasia di balik damai batin yang ia rasakan adalah adalah kesediaan untuk mengungkapkan segala kegelisahan dan kepedihan hatinya kepada Allah.
Tidak hanya itu, salmista juga memberi kita panggilan untuk berdoa dengan disertai kehati-hatian. Ia berkata, “TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengarkan seruanku, pada waktu pagi tengah-tengahku aku melagukan himpunan doa, sebab Engkau, TUHAN, mendengarkan perkataanku, pada waktu pagi aku meminta kepada-Mu dan tetap berharap” (5:3). Doa pagi hari seolah menjadi ritus spiritual yang memberikan energi dan kekuatan kepada salmista untuk menghadapi segala ujian dunia yang datang. Meski dengan gaya penulisan yang santai, kealamian kekuatan doa pagi hari yang dikemukakan oleh salmista tetap terpancar dengan jelas dan memberikan semangat bagi pembaca.
Di tengah-tengah panduan doa tersebut, salmista menyadari bahwa manusia penuh dengan kejahatan dan kebohongan. Ia berteriak kepada Allah, “Engkau tidak dapat menyukai kedurhakaan dan tidak ada tempat bagi orang yang bengong di depan-Mu. Pembohong-pembohong tak kaubahaskan, pembunuh-pembunuh dan orang berdusta tak terselamatkan di hadapan mata-Mu” (5:4-6). Pesan moral yang disampaikan salmista dalam mazmur ini dengan nada yang santai namun lugas, mengingatkan kita akan pentingnya hidup jujur dan teguh dalam menjalani kehidupan ini.
Relevansi Mazmur 5:1-13 dalam konteks perjalanan spiritualitas kita tak bisa dipandang sebelah mata. Mencari kedamaian batin dan merenung pada segala kegelisahan yang kita hadapi adalah suatu kemestian dalam menghadapi dunia yang penuh dengan kekacauan. Mazmur 5:1-13 mengingatkan kita akan pentingnya berdoa dengan sungguh-sungguh pada Sang Pencipta, serta menjaga integritas dan kejujuran dalam hidup sehari-hari.
Dalam denok nafas renungan Mazmur 5:1-13, kita diajak untuk merenung, mencari ketenangan batin melalui doa, dan membawa nilai-nilai jujur dalam setiap langkah perjalanan hidup. Semoga mazmur ini dapat menjadi panduan bagi kita dan memaknai hidup dengan adil, lurus, serta memberikan ketenangan di tengah keberisikan dunia.
Renungan dari Mazmur 5:1-13
Mazmur 5 adalah doa yang dipanjatkan oleh Daud kepada Tuhan. Dalam mazmur ini, kita dapat belajar tentang sikap dan kehendak Daud untuk mencari Tuhan dalam segala hal. Mari kita renungkan bersama tentang setiap ayat dalam Mazmur 5:1-13.
Ayat 1: “Dengarkanlah perkataanku, ya TUHAN, perhatikanlah keluh kesahku!
Daud memulai doanya dengan meminta Tuhan untuk mendengar dan memperhatikan keluh kesahnya. Ia mengakui bahwa Tuhan adalah tempat satu-satunya tempat yang ia bisa meminta pertolongan dan menumpahkan keluh kesahnya.
Ayat 2: Kabulkanlah permohonanku, ya TUHAN, dan perhatikan pengemisanku karena kesetiaan-Mu, karena Engkau yang menyelamatkan!
Daud memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkannya dan memberikan perhatian kepada dirinya. Ia mengingatkan Tuhan akan kesetiaan-Nya dan meminta tindakan penyelamatan-Nya. Daud meyakini bahwa hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan dan memberikan pertolongan yang sejati.
Ayat 3: Ya TUHAN, pagi-pagi aku memohon kepada-Mu, pagi-pagi aku berdiri di hadapan-Mu dan menanti-nantikan Engkau.
Daud menunjukkan kesungguhannya dalam mencari Tuhan dengan memulai hari dengan berdoa dan menantikan kehadiran Tuhan. Ia memberikan contoh yang baik bagi kita untuk mencari Tuhan setiap hari dan menanti kehadiran-Nya dalam kehidupan kita.
Ayat 4: Sebab Engkau bukan Allah yang berkenan kepada kejahatan; orang jahat tidak terlalu dapat hadir di sisi-Mu.
Dalam ayat ini, Daud mengakui bahwa Tuhan adalah Allah yang suci dan tidak berkenan dengan kejahatan. Ia mengerti bahwa orang jahat tidak akan dapat hadir di hadapan Allah karena kekudusan-Nya. Daud meyakini bahwa hanya orang yang hidup seturut kehendak Tuhan yang akan mendapatkan akses kepada-Nya.
Ayat 5: Orang-orang yang berlagak, tidak tinggal di depan mata-Mu; Engkau membenci semua yang berbuat kejahatan,
Daud menyadari bahwa Tuhan membenci segala bentuk perbuatan kejahatan dan tidak toleran terhadap orang-orang sombong. Ia ingin hidup yang berkenan di hadapan Tuhan dan tidak berlagak di hadapan-Nya.
Ayat 6: Engkau akan membinasakan orang-orang yang mengatakan dusta; orang-orang yang berdarah-hidung dan yang suka berlaku curang, adalah benda kebencian bagi TUHAN.
Daud mengingatkan bahwa Tuhan membenci orang-orang yang suka berdusta, berperilaku curang, dan berdarah-hidung. Ia meyakini bahwa Tuhan akan menghukum dan membinasakan mereka yang melakukan perbuatan yang tidak berkenan di hadapan-Nya.
Ayat 7: Tetapi oleh kasih setia-Mu aku boleh masuk ke dalam rumah-Mu, dan dengan hormat sujud menyembah ke tempat kudus-Mu yang kudus itu.
Daud menyadari bahwa hanya karena kasih setia Tuhan, ia diperbolehkan untuk masuk ke dalam rumah Tuhan dan menyembah di hadapan-Nya. Ia merenungkan kehormatan yang telah diberikan oleh Tuhan dan menunjukkan rasa hormatnya dengan sujud menyembah kepada Allah yang kudus.
Ayat 8: Ya TUHAN, pimpinlah aku dalam kebenaran-Mu, karena musuhku; adakanlah jalan-Mu di depan hadapanku.
Daud memohon kepada Tuhan untuk memimpin dan memberikan kebenaran-Nya kepadanya. Ia menyadari bahwa hidup ini penuh dengan musuh dan tantangan, dan ia meminta Tuhan untuk membuka jalan di hadapannya. Daud meyakini bahwa hanya dengan berjalan dalam kebenaran Tuhan, ia akan diarahkan ke tempat yang benar.
Ayat 9: Sebab tidak ada kebenaran di dalam mulutnya; hatinya penuh dengan tipu daya, kerongkongan mereka adalah kuburan yang terbuka, bahasa mereka licik dengan memuaskan.
Dalam ayat ini, Daud mengingatkan bahwa musuhnya tidak memiliki kebenaran dalam perkataan mereka. Mereka penuh dengan tipu daya dan licik dalam bahasa mereka. Daud menyadari betapa berbahayanya orang-orang yang hidup dengan berdusta dan mengelilinginya.
Ayat 10: Allah, hukumlah mereka, biarlah mereka jatuh oleh nasib mereka sendiri, kalah oleh segala pelanggaran mereka; ajaklah mereka jatuh karena tipu daya mereka itu, karena mereka durhaka kepada-Mu.
Daud berdoa kepada Tuhan untuk menghukum musuh-musuhnya. Ia meminta agar Tuhan membiarkan mereka jatuh oleh nasib mereka sendiri, kalah oleh pelanggaran mereka sendiri, dan terjatuh oleh tipu daya mereka. Ia memberikan keputusan kepada Tuhan karena mereka telah durhaka kepada-Nya.
Ayat 11: Bahagialah barangsiapa yang berlindung pada-Mu! Biarlah mereka bersorak-sorai senantiasa, karena Engkau melindungi mereka; biarlah mereka yang cinta nama-Mu bersuka cita dalam Engkau.
Daud menyatakan kesenangannya kepada orang-orang yang mencari perlindungan pada Tuhan. Ia memberikan pengharapan akan anugerah dan perlindungan Tuhan bagi mereka yang mencintai dan mengasihi nama-Nya. Dalam itu, ada suka cita yang menyebar dalam hidup mereka.
Ayat 12: Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau melingkari dia dengan kasih setia-Mu seperti perisai.
Daud mengakui bahwa Tuhan memberkati orang benar dan melingkari mereka dengan kasih setia-Nya seperti perisai. Ia memberikan gambaran bagaimana Tuhan melindungi mereka yang hidup menurut kehendak-Nya dan menunjukkan kasih setia-Nya kepada mereka.
Ayat 13: Terkatuplah mulutku oleh ajal orang fasik dan yang berbicara mengenai hal-hal jahat, yang berdusta dengan sia-sia dan dengan angkuh mengejeknya.
Daud mengakhiri doanya dengan mengharapkan kebinasaan terhadap orang-orang fasik dan pemfitnah. Ia menginginkan agar mulut mereka yang berbicara hal-hal jahat dan berbohong ditutup oleh Tuhan, sehingga kejahatan mereka tidak dapat menimbulkan kerusakan lagi.
FAQ (Frequently Asked Questions)
Apa pesan yang dapat kita ambil dari Mazmur 5:1-13?
Pesan yang dapat kita ambil dari Mazmur 5:1-13 adalah pentingnya mencari Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita dan mempercayakan segala keluh kesah kita kepada-Nya. Mazmur ini mengajarkan kita untuk hidup dalam kebenaran Tuhan dan menjauhi segala bentuk kejahatan. Kita juga diajak untuk menyembah Tuhan dengan hormat dan berdoa agar Ia memimpin dan melindungi hidup kita.
Bagaimana kita bisa mengaplikasikan pesan dari Mazmur 5:1-13 dalam kehidupan sehari-hari?
Kita dapat mengaplikasikan pesan dari Mazmur 5:1-13 dengan memulai setiap hari dengan berdoa dan menantikan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Kita juga diajak untuk hidup dalam kebenaran Tuhan dan menjauhi segala bentuk kejahatan. Selain itu, kita dapat belajar untuk mempercayakan segala keluh kesah kita kepada Tuhan dan memohon agar Ia memimpin dan melindungi setiap langkah hidup kita.
Kesimpulan
Dalam Mazmur 5:1-13, kita dapat belajar betapa pentingnya mencari Tuhan dalam segala hal dan hidup menurut kehendak-Nya. Daud mengajarkan kita untuk menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh, menjauhi kejahatan, dan mempercayakan segala keluh kesah kita kepada-Nya. Mazmur ini mengajak kita untuk hidup dalam kebenaran Tuhan dan memohon agar Ia memimpin dan melindungi hidup kita.
Sekaranglah saatnya bagi kita untuk mengaplikasikan pesan dari Mazmur 5:1-13 dalam kehidupan kita sehari-hari. Mari kita memulai setiap hari dengan berdoa, mencari kebenaran Tuhan, dan mempercayakan segala hal kepada-Nya. Dalam hidup kita yang penuh dengan tantangan dan musuh, marilah kita berpegang pada janji Tuhan dan mendapatkan perlindungan-Nya. Semoga artikel ini menjadi pengingat dan inspirasi bagi kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Amin.