Mengenal Renungan Lukas 10:1-12, Pesan Inspiratif dalam Langkah Berani

Dalam perjalanan hidup yang penuh liku, tentu ada kalanya kita membutuhkan pesan inspiratif yang mampu menguatkan semangat. Renungan Lukas 10:1-12 menjadi salah satu bagian Alkitab yang menghadirkan pesan inspiratif tersebut. Dalam gaya penulisan jurnalistik yang santai, mari kita merenung bersama pada ayat-ayat ini.

Dalam pasal tersebut, Yesus mengutus tujuh puluh murid-Nya untuk pergi ke kota-kota dan desa-desa yang akan Ia kunjungi. Ini adalah momen berani yang menginspirasi, sebab melibatkan rasa tanggung jawab dan keberanian yang luar biasa dari para murid tersebut. Ayat pertama dengan lugas menyatakan, “Tuhan menunjuk tujuh puluh lainnya dan mengirim mereka dua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak didatangi-Nya.” Dalam gaya yang lugas pula, kita langkahkan kaki ke dalam langkah-langkah inspiratif mereka.

Langkah pertama menuju inspirasi diambil Yesus dengan memberikan perumpamaan tentang lumbung yang luas dan penuh dengan hasil panen. Ia mengatakan bahwa “penuaian memang banyak” tetapi “pekerja sedikit”. Dari sini, kita bisa merenungkan betapa sebenarnya dunia ini penuh dengan potensi dan pekerjaan yang harus dilakukan, namun seringkali kurangnya orang yang berani melangkah.

Yesus kemudian memberikan pedoman praktis bagi para murid-Nya, bahwa mereka harus pergi dengan “seperti domba di tengah serigala.” Ayat ini menyiratkan bahwa ada bahaya dan tantangan yang harus dihadapi, namun dengan keyakinan, mereka akan dilindungi. Kita dapat merenungkan pesan inspiratif ini sebab seringkali dalam hidup, langkah keberanian diapit oleh segala macam rintangan yang mengintimidasi.

Tidak berhenti di situ, Yesus juga memberikan perintah penting untuk tidak membawa banyak barang saat mereka pergi. “Jangan membawa dompet, jangan membawa bekal, jangan membawa sepatu”, demikian kata-kata-Nya. Pesan ini mengingatkan kita akan pentingnya bersikap sederhana dan mengandalkan pada kekuatan dan rahmat Tuhan dalam setiap langkah petualangan hidup kita.

Melalui renungan Lukas 10:1-12 ini, kita diajak untuk melihat betapa pentingnya langkah berani, tanggung jawab, dan keyakinan dalam menghadapi hidup yang penuh tantangan. Sembari mengutip kata-kata Yesus, “Siapa mendengar kamu, dia mendengar Aku; dan siapa tidak menerima kamu, ia tidak menerima Aku.” Ayat ini menjadi panggilan untuk tetap positif dan berani, sekaligus menggugah kita untuk merenungkan posisi kita dalam hidup yang serba kompleks ini.

Renungan dari Lukas 10:1-12

Pada saat Yesus masih hidup di dunia, Dia sering mengajarkan banyak hal kepada para murid-Nya. Salah satu ajaran-Nya yang tercatat dalam Injil Lukas adalah saat Ia mengutus tujuh puluh murid-Nya untuk pergi ke kota-kota dan desa-desa untuk memberitakan kerajaan Allah. Bagian ini, yang terdapat dalam Lukas 10:1-12, memberikan renungan yang sangat berharga bagi kita sebagai pengikut Kristus.

Persiapan dan Pengutusan

Pertama-tama, kita dapat melihat bahwa sebelum mengutus murid-murid-Nya, Yesus mempersiapkan mereka. Ia memberikan instruksi-instruksi yang penting untuk perjalanan mereka, seperti dalam ayat 1: “Sesudah itu Tuhan menunjuk dan mengutus tujuh puluh murid lain. Ia mengutus mereka berdua-duaan mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang akan dikunjunginya.”

Inilah suatu prinsip yang dapat kita terapkan dalam hidup kita sebagai pengikut Kristus. Sebelum kita diberikan tugas atau panggilan khusus, kita perlu merajut hubungan yang erat dengan Tuhan melalui doa, firman-Nya, dan persekutuan dengan sesama pengikut Kristus. Tanpa persiapan yang baik, kita tidak akan mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik.

Kerja Roh Kudus

Saat Yesus mengutus murid-murid-Nya, Ia juga menyertai mereka dengan kuasa Roh Kudus. Dalam ayat 12, Yesus berkata, “Barang siapa menerima kamu, ia menerima Aku, dan barang siapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.” Roh Kudus bekerja melalui setiap pengikut Kristus ketika mereka melayani dan memberitakan Injil.

Kebenaran ini memberikan penghiburan dan keyakinan bagi kita bahwa ketika kita dipanggil dan diutus oleh Tuhan untuk melakukan tugas tertentu, kita tidak sendirian. Roh Kudus akan membimbing, memperkuat, dan memberi kekuatan kepada kita dalam setiap langkah perjalanan kita.

Tugas dan Sikap Hati

Dalam pengutusan ini, Yesus memberikan petunjuk yang spesifik tentang apa yang harus dilakukan. Murid-murid-Nya diperintahkan untuk memberitakan bahwa kerajaan Allah telah dekat, mengobati orang sakit, dan memberitakan berita baik. Namun, mereka juga diperintahkan untuk tetap rendah hati, tidak membawa perlengkapan berlebihan, dan menghormati rumah-rumah yang mereka kunjungi.

Renungan ini mengingatkan kita akan pentingnya memiliki sikap hati yang rendah hati, sabar, dan penuh rasa hormat saat kita melayani dan memberitakan Injil. Ketika kita berlaku demikian, pendengar kita akan lebih terbuka untuk menerima pesan kita dan hati mereka akan lebih terbuka untuk kerajaan Allah.

Pertanyaan FAQ 1

Apakah semua orang harus pergi dan memberitakan Injil seperti yang dilakukan oleh murid-murid Yesus?

Tidak semua orang dipanggil untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil secara tegak lurus seperti yang dilakukan oleh murid-murid Yesus. Namun, sebagai pengikut Kristus, kita semua dipanggil untuk menjadi saksi bagi Injil di mana kita berada. Hal ini dapat dilakukan melalui kehidupan kita yang benar, perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Yesus, dan dengan mengambil kesempatan untuk berbicara tentang iman kita ketika kesempatan muncul.

Pertanyaan FAQ 2

Bagaimana jika saya merasa takut atau tidak percaya diri untuk berbicara tentang iman saya?

Ketakutan dan kurangnya rasa percaya diri adalah perasaan yang alami bagi banyak orang ketika berbicara tentang iman mereka. Namun, kita dapat mengatasi hal ini dengan mengandalkan kuasa Roh Kudus dan dengan mempersiapkan diri kita baik secara rohani maupun pengetahuan tentang firman Allah. Sangat penting untuk tetap mengingat bahwa bukan kita sendiri yang memperdengarkan Injil, tetapi Roh Kudus yang bekerja melalui kita. Doa dan bergaul dengan orang-orang percaya yang berpengalaman juga dapat membantu kita dalam mengatasi ketakutan dan meningkatkan kepercayaan diri kita.

Kesimpulan

Renungan dari Lukas 10:1-12 mengajarkan kepada kita tentang persiapan, pengutusan, dan sikap hati yang diperlukan ketika kita melayani dan memberitakan Injil. Ketika kita merajut hubungan yang erat dengan Tuhan, mengandalkan kuasa Roh Kudus, dan menjalankan tugas dengan sikap hati yang rendah hati, kita akan melihat hasil yang luar biasa dalam pekerjaan kita untuk kerajaan Allah.

Mari kita semua merespon panggilan Allah dan mendorong satu sama lain untuk melakukan tugas-tugas yang Dia berikan kepada kita. Bertumbuh dalam pengetahuan firman-Nya, dalam komitmen kita terhadap Doa dan persekutuan dengan sesama pengikut Kristus. Mari kita bersama-sama bergerak ke depan, memberitakan berita baik dan melayani dengan kasih dan rasa hormat kepada sesama manusia.

Artikel Terbaru

Surya Pradana S.Pd.

Suka Meneliti dan Menulis untuk Menginspirasi. Ayo jaga semangat kita tetap hidup!

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *