Daftar Isi
Di balik kepribadian tangguh Nehemia, tersembunyi rasa sedih yang pernah menghujamnya dalam satu peristiwa yang menggoncangkan peradaban suci Yerusalem. Seorang tokoh kuat, yang banyak dicatat akan keteguhannya dalam memimpin pembangunan kembali tembok kota, Nehemia juga manusia biasa dengan hati yang lapang, penuh rasa cinta, dan kepedulian mendalam. Namun apa yang benar-benar membuatnya menangis?
Sumber-sumber sejarah mengungkapkan bahwa Nehemia sedih bukan semata-mata karena alasan pribadi atau kesedihan yang bersumber dari hidupnya sendiri. Ia menangis dengan perasaan yang mendalam karena kondisi suram yang melanda kaumnya di Yerusalem. Bagi Nehemia, peristiwa ini tak hanya menyakitkan, tapi juga memunculkan tekad luhur untuk membuat perubahan.
Ketika Nehemia mendengar kabar bahwa orang-orang di kota tua Yerusalem terlunta-lunta dalam kelemahan, dengan tembok kota yang rusak dan pintu gerbang yang terbakar, hatinya hancur. Nehemia yang saat itu menjadi abdi istana Raja Artahsasta di Persia, merasa tidak terima dengan keadaan yang terjadi di tanah kelahirannya.
Nehemia sangat terguncang melihat kaumnya dilanda kepahitan hidup, ketidakamanan, dan pemiskinan. Ia mengetahui dengan pasti bahwa kaumnya sedang menanggung beban kehancuran dan cobaan yang tak pernah sebelumnya dialaminya. Tidak hanya mengenang kenangan indah di tanah kelahirannya, Nehemia pun lantas membayangkan masa depan para generasi setelahnya yang tumbuh di tengah puing-puing kota yang hancur.
Dikisahkan bahwa Nehemia menemani Raja Artahsasta selama empat belas tahun, sehingga ia telah terbiasa dengan kemewahan dan kenyamanan yang ada di istana. Namun, seluruh harta dan kehormatan tersebut tidak mampu memiskinkan empati yang dalam dari hati Nehemia. Rasa kemanusiaan dan kesetiaan terhadap tanah air akhirnya membinasakan kemapanan hidupnya, merenungkan kembali kebiasaan-kebiasaan luhur yang ada dalam dirinya.
Pada malam hari, setelah tiba di Yerusalem, Nehemia menyusup ke sekeliling kota untuk melihat sendiri rusaknya tembok-tembok kota. Ia tercekat melihat reruntuhan yang memisahkan kota dari keamanan dan kemakmuran yang seharusnya menjadi milik bangsanya. Luapan air matanya mengalir deras, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk rakyatnya yang semakin terlantar. Nehemia merasa bagaikan satu-satunya “aksi nyata” yang harus segera ia lakukan adalah memulihkan kehormatan dan tanah kelahiran yang semakin hancur.
Tak ada yang bisa membedakan airmata kepedihan dari kegembiraan, hal ini juga berlaku untuk Nehemia. Airmatanya menandakan kepedihan akan keadaan yang melanda kaumnya, juga sekaligus sebuah komitmen dan tekad bahwa ia tak akan tinggal diam melihat bangsanya merana. Dengan semangat yang menyala, Nehemia pun menempuh perjuangan berat. Dalam waktu yang relatif singkat, tembok kota Yerusalem berhasil dibangun kembali, dan pintu gerbang yang terbakar pun kembali menampakan keindahannya.
Cerita kesedihan yang menguasai Nehemia pada satu masa tertentu tidak boleh terlupakan, karena dari sinilah semangat, kegigihan, dan inspirasi hebat Nehemia berasal. Kisah sedih ini tak hanya mempersatukan kembali bangsanya, tetapi juga memberikan pembelajaran berharga bagi kita semua bahwa ketika hati kita merasakan kesedihan, itu sekaligus menjadi ajakan bagi kita untuk berbuat yang terbaik dan membuat perubahan yang lebih baik dalam kehidupan kita dan masyarakat sekitar.
Peristiwa yang Membuat Nehemia Sedih
Pada suatu hari, Nehemia, seorang pejabat kerajaan Persia yang bertugas di istana raja Artahsasta, menerima kabar yang mengguncang hatinya. Kabar tersebut tentang kondisi yang memprihatinkan di kota Yerusalem, tempat kelahirannya.
Nehemia mendengar berita bahwa tembok kota Yerusalem telah runtuh dan gerbang-gerbangnya telah terbakar habis. Kota tersebut terlihat hancur dan tidak terlindungi dari serangan musuh. Selain itu, penduduk kota hidup dalam keadaan yang sangat sulit. Nehemia merasa sedih dan terpukul melihat keadaan Kota Suci itu.
Penjelasan tentang Keadaan Kota Yerusalem saat itu
Berbagai faktor menyebabkan keadaan Yerusalem menjadi sedemikian buruk. Sebelumnya, ketika Bait Suci yang pertama dibangun oleh raja Salomo, kota ini menjadi pusat penyembahan dan kekayaan. Namun, pada abad ke-6 SM, Nebukadnezar II dari Babel menyerang kota Yerusalem dan menghancurkan Bait Suci. Penduduknya dibawa sebagai budak ke Babel.
Setelah masa penawanan berakhir dan bangsa Yahudi diizinkan untuk kembali ke tanah air mereka, Yerusalem masih dalam keadaan yang terlantar. Tembok kota yang menjadi pertahanan mereka roboh dan penduduknya hidup dalam keadaan yang sulit.
Nehemia Menangis Dalam Kesedihan
Kabar tentang keadaan Yerusalem yang memprihatinkan membuat Nehemia merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. Ia merasa iba melihat kota kelahirannya begitu hancur dan tidak terlindungi.
Nehemia begitu sedih sehingga ia menangis. Tangisnya bukan hanya karena kehilangan fisik yang terjadi di Yerusalem, tetapi juga karena merasa bahwa kemuliaan Allah yang meliputi kota tersebut telah hilang. Ia merasa bertanggung jawab untuk memulihkan kejayaan Yerusalem dan membangun kembali tembok yang runtuh.
Nehemia menyadari bahwa untuk melaksanakan tugas ini, ia harus memperoleh izin dari raja Persia. Ia memohon kepada Allah agar memberikan kerahiman di hadapan raja, sehingga hati raja akan tergerak untuk memberi izin kepadanya.
FAQ 1: Apa yang Dilakukan Nehemia Setelah Kedatangannya di Yerusalem?
Membangun Kembali Tembok Yerusalem
Setelah memperoleh izin dari raja Persia dan tiba di Yerusalem, Nehemia segera memulai pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan terorganisir dan berfokus, Nehemia berhasil memimpin rakyat Yehuda dalam membangun kembali tembok kota Yerusalem yang telah runtuh.
Ia tidak hanya membangun tembok dengan susah payah, tetapi juga mengatur strategi keamanan untuk melindungi kota dari serangan musuh. Dalam waktu yang relatif singkat, tembok kota Yerusalem berhasil dibangun kembali dengan kokoh.
Menyusun Daftar Keluarga dan Mengatur Ibadah
Selain membangun tembok kota, Nehemia juga menyadari pentingnya memulihkan ketertiban sosial dan rohani di antara penduduk Yerusalem. Ia dengan teliti menyusun daftar keluarga yang telah kembali dari pembuangan dan membagi tugas pekerjaan untuk memperbaiki kondisi rumah masing-masing.
Nehemia juga menyusun jadwal dan ketentuan untuk ibadah di Bait Suci yang baru. Ia mengurus hal-hal administratif yang diperlukan agar penyembahan dapat berjalan dengan lancar dan tertib.
FAQ 2: Bagaimana Keputusan Nehemia Menguatkan Penduduk Yerusalem?
Keputusan Nehemia Mengejutkan Penduduk
Selama memimpin kemajuan pembangunan tembok kota, Nehemia melihat tindakan yang tidak semestinya dari beberapa orang Yahudi kaya. Mereka memanfaatkan situasi dan memperkaya diri mereka sendiri dengan memeras rakyat biasa.
Setelah menyadari hal ini, Nehemia segera mengambil tindakan tegas. Ia secara pribadi menghadap para pembesar yang terlibat dalam perilaku yang salah tersebut dan menegur mereka. Ia mengingatkan mereka tentang tanggung jawab moral mereka dan mengancam akan memberlakukan hukuman bagi siapa pun yang terbukti menindas rakyat.
Keputusan Nehemia Mengembalikan Harapan
Keputusan tegas Nehemia ini membuat para pembesar menjadi takut dan menyelesaikan masalah. Hal ini mengembalikan harapan di antara rakyat Yerusalem. Mereka merasa didukung dan dilindungi oleh seorang pemimpin yang adil.
Tindakan Nehemia menguatkan semangat kerja keras dan kesatuan di antara penduduk Yerusalem. Mereka tidak hanya fokus pada membangun tembok kota, tetapi juga pada pemulihan kesucian dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Kesimpulan
Dalam kehidupan Nehemia, ada peristiwa yang membuatnya sedih hingga menangis. Kabar tentang keadaan Yerusalem yang hancur dan tidak terlindungi membuatnya merasa iba dan tergerak untuk melakukan sesuatu.
Setelah memperoleh izin dari raja Persia, Nehemia memimpin rakyat Yehuda dalam membangun kembali tembok kota Yerusalem yang runtuh. Ia juga mengatur tata kelola dan keamanan kota serta mengembalikan ketertiban sosial dan rohani.
Keputusan Nehemia yang tegas dan adil dalam menangani korupsi dan penindasan membuat penduduk Yerusalem kembali bersemangat dan percaya pada pemimpin yang adil. Semangat kerja keras dan kesatuan mereka menghasilkan pembangunan yang berhasil dan peningkatan dalam ibadah.
Kisah Nehemia menjadi bukti bahwa dengan kepedulian dan aksi yang tepat, perubahan dapat terjadi. Bagi kita yang membaca kisah ini, kita juga dapat terinspirasi untuk melakukan tindakan yang lebih baik demi membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri dan orang lain.
Yuk, mari kita selalu berusaha untuk berbuat baik dan memulai perubahan di sekitar kita!