Daftar Isi
Apakah kamu sering mendengar istilah PPh 21, PPh 22, dan PPh 23? Meskipun terdengar mirip, ketiga jenis pajak ini memiliki perbedaan penting yang perlu kamu ketahui. Jangan khawatir, artikel ini akan membantu kamu memahami perbedaan antara PPh 21, 22, dan 23 secara santai namun informatif. Yuk, kita bahas!
PPh 21: “Fee” Gaji dan Penghasilan Tetap
PPh 21 atau Pajak Penghasilan Pegawai adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan tetap seperti gaji, tunjangan, bonus, dan bentuk penghasilan lainnya yang diterima oleh karyawan. Jadi, jika kamu merupakan karyawan, PPh 21 adalah pajak yang paling sering kamu temukan di slip gajimu setiap bulan.
PPh 22: Impor Barang dan Jasa
Nah, PPh 22 berbeda dari PPh 21. Pajak ini dikenakan pada impor barang dan jasa yang dilakukan oleh badan usaha atau individu yang melakukan kegiatan perdagangan internasional. Jadi, jika kamu sering berurusan dengan impor barang atau jasa, tentu kamu akan akrab dengan PPh 22 ini.
PPh 23: Penghasilan Tambahan Non-Karyawan
Sekarang, kita beralih ke PPh 23. Pajak ini terutama dikenakan pada penghasilan tambahan yang diterima oleh individu atau badan usaha selain dari penghasilan tetap sebagai karyawan. Contoh penghasilan yang masuk dalam kategori ini adalah bunga deposito, sewa tanah atau gedung, royalti, dan lain sebagainya. Artinya, jika kamu memiliki penghasilan tambahan selain dari pekerjaan tetap, kamu akan berhubungan dengan PPh 23.
Intinya, Setiap PPh 21, 22, dan 23 Memiliki Fokus yang Berbeda
Jadi, sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara PPh 21, 22, dan 23. PPh 21 berkaitan dengan penghasilan tetap dari pekerjaan tetap, PPh 22 berkaitan dengan impor barang dan jasa, dan PPh 23 berkaitan dengan penghasilan tambahan non-karyawan. Penting untuk mengenali perbedaan ini agar kamu dapat melakukan kewajiban pajak dengan benar dan menghindari masalah di masa depan.
Mudah, bukan? Sekarang kamu dapat berperan dalam perbincangan seputar PPh 21, 22, dan 23 dengan lebih percaya diri. Ingat, pengetahuan adalah kekuatan! Jadi, gunakan pengetahuan ini untuk mengelola keuanganmu dengan bijak dan tetap patuh pada peraturan perpajakan yang berlaku.
Itulah perbedaan antara PPh 21, 22, dan 23 dalam bahasa yang santai namun tetap informatif. Semoga artikel ini membantumu dan terima kasih telah membacanya. Sukses untukmu!
D Bedakan PPh 21, PPh 22, dan PPh 23
Perpajakan adalah hal yang penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap tahun, wajib pajak harus membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Salah satu jenis pajak yang sering ditemui adalah Pajak Penghasilan atau PPh.
Pajak Penghasilan 21 (PPh 21)
PPh 21 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan orang pribadi yang diperoleh dari pekerjaan, jasa atau kegiatan lainnya. PPh 21 dikenakan secara final, yang artinya pembayar pajak tidak perlu lagi melaporkan dan membayar pajak kembali dari penghasilan yang sudah dipotong PPh 21.
PPh 21 diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2020 tentang Pengesahan Perjanjian Antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura untuk Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Penghindaran Pajak (P3B).
Penghasilan yang dikenakan PPh 21 antara lain gaji, honor, komisi, premi, imbalan jabatan, imbalan terhadap pekerjaan yang bersifat sementara, tunjangan, bonus, dan lain sebagainya. Tarif PPh 21 berkisar antara 5% hingga 30% tergantung besaran penghasilan.
Pajak Penghasilan 22 (PPh 22)
PPh 22 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan yang diperoleh oleh orang pribadi atau badan usaha yang bukan WP Badan. PPh 22 dikenakan terhadap pembelian atau penjualan barang atau jasa dari pemasok atau penjual yang bukan WP Badan. PPh 22 ditanggung oleh pihak yang membeli atau memperoleh barang atau jasa tersebut.
PPh 22 diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Penghasilan yang dikenakan PPh 22 antara lain royalty, bunga, keuntungan dari valuta asing, sewa properti, dan komisi. Tarif PPh 22 berkisar antara 3% hingga 15% tergantung jenis penghasilan dan status pemotong.
Pajak Penghasilan 23 (PPh 23)
PPh 23 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan orang pribadi atau badan usaha yang bukan WP Badan. PPh 23 dikenakan terhadap penghasilan dari bunga, diskonto, imbalan, atau keuntungan dari efek yang diterima dari penerbit atau perusahaan efek yang telah disahkan oleh pemerintah.
PPh 23 diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Penghasilan yang dikenakan PPh 23 adalah penghasilan dari efek berupa bunga dan keuntungan dari penerbitan atau penjualan efek. Tarif PPh 23 adalah 15% untuk bunga dan 20% untuk keuntungan efek.
FAQ PPh 21
Apa yang dimaksud dengan PPh 21?
PPh 21 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan orang pribadi yang diperoleh dari pekerjaan, jasa, atau kegiatan lainnya.
Bagaimana cara menghitung PPh 21?
PPh 21 dapat dihitung dengan mengalikan tarif pajak yang berlaku dengan penghasilan bruto. Penghasilan bruto adalah jumlah total penghasilan sebelum dipotong pajak.
FAQ PPh 22
Apa yang dimaksud dengan PPh 22?
PPh 22 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan dari pembelian atau penjualan barang atau jasa dari pemasok atau penjual yang bukan WP Badan.
Siapa yang bertanggung jawab untuk membayar PPh 22?
Penanggung jawab pembayaran PPh 22 adalah pihak yang membeli atau memperoleh barang atau jasa yang dikenai pajak.
Kesimpulan
PPh 21, PPh 22, dan PPh 23 adalah jenis pajak penghasilan yang berbeda. PPh 21 dikenakan pada penghasilan orang pribadi dari pekerjaan, jasa, atau kegiatan lainnya. Sementara itu, PPh 22 dikenakan pada penghasilan dari pembelian atau penjualan barang atau jasa dari pemasok atau penjual yang bukan WP Badan. PPh 23 dikenakan pada penghasilan dari bunga, diskonto, imbalan, atau keuntungan dari efek yang diterima dari penerbit atau perusahaan efek yang telah disahkan oleh pemerintah.
Perbedaan utama antara ketiga jenis PPh ini terletak pada jenis penghasilan yang dikenakan pajak dan status pembayar pajak. PPh 21 adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan orang pribadi, sementara PPh 22 dan PPh 23 dikenakan pada penghasilan orang pribadi atau badan usaha yang bukan WP Badan.
Sebagai wajib pajak, penting untuk memahami perbedaan antara PPh 21, PPh 22, dan PPh 23 agar dapat memenuhi kewajiban pajak dengan benar. Jangan lupa untuk selalu mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku dan menghindari pelanggaran yang dapat berdampak buruk pada keuangan dan reputasi Anda.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai PPh 21, PPh 22, atau PPh 23, jangan ragu untuk menghubungi konsultan pajak atau lembaga terkait untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap dan akurat.
Ingatlah bahwa membayar pajak adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap wajib pajak. Dengan membayar pajak tepat waktu dan sesuai ketentuan, Anda ikut berkontribusi dalam pembangunan negara dan memastikan keberlangsungan berbagai program pemerintah yang bermanfaat bagi masyarakat.
Selamat membayar pajak dan terima kasih atas kerjasamanya!