Pernahkah kamu merasa penasaran dengan dari mana asalnya pendapatan nasional? Atau kamu juga ingin tahu ke mana aliran dana dari pendapatan nasional? Hal ini tentunya sangat menarik untuk dipelajari dan tentunya cukup krusial dalam ilmu ekonomi. Nah, untuk mendapatkan jawaban yang akurat, berikut sudah ada rangkaian penjelasan terkait asal mula dan aliran dana dari pendapatan nasional. Mari simak selengkapnya!
Daftar Isi
Aliran Sirkuler Uang
Dalam gambar 1 berikut terdapat diagram aliran sirkuler uang melalui perekonomian. Tiap kotak kuning dalam gambar merupakan pelaku ekonomi, seperti perusahaan, rumah tangga, dan pemerintah.
Selanjutnya, kotak biru menunjukkan jenis pasar, seperti pasar untuk barang dan jasa, pasar uang, dan pasar faktor-faktor produksi. Untuk tanda panah hijau digunakan sebagai penanda aliran uang para pelaku ekonomi melalui tiga pasar yang disebutkan sebelumnya.
Pendistribusian Pendapatan Nasional ke Faktor-Faktor Produksi
Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dua faktor produksi yang paling penting adalah modal (K) dan tenaga kerja (L). Modal adalah seperangkat sarana yang digunakan oleh para pekerja.
Sementara itu, tenaga kerja adalah waktu yang dihabiskan orang untuk bekerja. Teknologi produksi yang ada menentukan berapa banyak output diproduksi dari jumlah modal dan tenaga kerja tertentu. Para ekonom menggambarkan teknologi yang ada dengan menggunakan fungsi produksi. Dengan Y yang melambangkan output, maka fungsi produksi adalah:
Y = F(K, L)
Persamaan ini menyatakan bahwa output adalah fungsi dari sejumlah modal dan tenaga kerja. Fungsi produksi mencerminkan teknologi yang digunakan untuk mengubah modal dan tenaga kerja menjadi output.
C, I, dan G sebagai Penentu Permintaan terhadap Barang dan Jasa
Perekonomian tertutup memiliki tiga penggunaan untuk barang dan jasa yang dihasilkannya. Tiga komponen ini ditunjukkan dalam identitas pos pendapatan nasional.
PDB (Y) = Konsumsi (C) + Investasi (I)+ Belanja Pemerintah (G)
Konsumsi (C)
Saat menyantap makanan di restoran atau menonton di bioskop, masyarakat telah mengonsumsi bagian dari output perekonomian. Rumah tangga menerima pendapatan dari tenaga kerja dan modal yang dimiliki, membayar pajak kepada oemerintah, dan selanjutnya memutuskan berapa banyak dari pendapatan setelah pajak yang digunakan untuk konsumsi dan berapa banyak yang ditabung.
Pendapatan yang diterima masyarakat sama dengan output perekonomian Y. Pemerintah kemudian menarik pajak dari masyarakat berupa T. Selanjutnya, pendapatan setelah pajak (pendapatan disposabel) didefinisikan dengan Y – T, pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Rumah tangga membagi pendapatan disposabel untuk konsumsi dan tabungan. Oleh sebab itu, tingkat konsumsi bergantung pada pendapatan disposabel; semakin tinggi pendapatan disposabel, semakin besar konsumsi. Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi adalah fungsi dari pendapatan disposabel, dengan fungsi konsumsi:
C = C(Y-T)
Gambar 2 di bawah ini menunjukkan fungsi konsumsi yang menghubungkan konsumsi C dengan pendapatan disposabel Y – T. Kecenderungan mengonsumsi marjinal (MPC) adalah jumlah perubahan konsumsi ketika mendapatkan pendapatan disposabel yang meningkat sampat 1 unit mata uang. MPC ditunjukkan pada kemiringan fungsi konsumsi yang terdapat pada gambar 2.
Investasi (I)
Baik perusahaan maupun rumah tangga membeli produk-produk investasi. Perusahaan membeli barang-barang investasi untuk menambah persediaan modalnya dan mengganti modal yang ada setelah habis dipakai. Selain itu, rumah tangga yang membeli rumah baru juga merupakan bagian dari investasi.
Jumlah barang-barang modal yang diminta tergantung pada tingkat bunga yang mengukur biaya dari dana yang digunakan untuk membiayai investasi. Agar investasi menguntungkan, hasil penerimaan dari kenaikan produk barang dan jasa di masa depan harus melebihi biaya pinjaman dan pembayaran. Jika suku bunga meningkat, lebih sedikit proyek investasi yang menguntungkan dan jumlah barang-barang investasi yang diminta turun.
Saat mempelajari peran tingkat bunga dalam perekonomian, para ekonom membedakan antara tingkat bunga nominal dan tingkat bunga riil. Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan—tingkat bunga yang dibayarkan investor ketika meminjam uang. Sementara itu, tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Persamaan terkait investasi I pada bunga riil r adalah sebagai berikut.
I = I(r)
Gambar 3 di bawah ini menunjukan fungsi investasi yang berbentuk miring ke bawah atau menurun ke kanan. Hal ini terjadi karena saat tingkat bunga naik, jumlah investasi yang diminta turun.
Belanja Pemerintah (G)
Belanja pemerintah yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah merupakan bagian dari komponen permintaan barang dan jasa dalam perekonomian suatu negara. Pembangunan infrastruktur, pembelian aset negara, pembelian inventaris merupakan komponen yuang dihitung dalam PDB.
Sedangkan, pembayaran transfer kepada rumah tangga, seperti tunjangan kesejahteraan orang-orang miskin dan jaminan sosial baru penduduk lansia tidak termasuk komponen G. Hal ini karena pembayaran transfer tidak dilakukan dalam pertukaran dengan sebagian output barang dan jasa perekonomian.
Pembayaran transfer memengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa secara langsung. Pembayaran pajak meningkatkan pendapatan disposabel rumah tangga karena merupakan lawan dari pajak.
Nah, seperti itulah penjelasan mengenai pendapatan nasional Indonesia. Bisa disimpulkan jika ada tiga pelaku ekonomi yang berkaitan dengan arus ekonomi ini yaitu rumah tangga, pemerintah, dan perusahaan.
Sumber:
Mankiw, N. Gregory. (2007). Macroeconomics 6th Edition. New York: Worth Publishers, hlm 44-62.