9 Pakaian Adat Maluku Serta Penjelasannya

Berbicara tentang Maluku, rasanya tidak akan ada habisnya terutama bila membicarakan keindahan serta kekayaan alamnya. Dijuluki sebagai ‘Kepulauan Rempah’, Maluku memang sudah sejak lama terkenal sebagai penghasil rempah-rempah di mata dunia.

Bukan hanya Maluku saja, Maluku Utara sebagai salah satu provinsi di Kepulauan Maluku, ternyata juga punya keindahan alam yang luar biasa. Namun, di samping kekayaan alam tersebut, Maluku ternyata mempunyai aneka ragam budaya seperti alat musik tradisional maluku serta pakaian adat yang sangat khas.

Untuk mengetahui selengkapnya pakaian adat Maluku dan nama pakaian adat Maluku Utara, simak penjelasannya di bawah ini.

Baju Cele Wanita

Baju Cele Wanita
Sumber: instagram.com/salonmimin_balikpapan

Nama pakaian adat Maluku yang bisa dikatakan cukup terkenal dan jadi ikon pakaian adat daerah Maluku merupakan baju cele. Baju cele ini terbuat dari kain selele yang mana kainnya cukup tebal, tetapi tidak mengurangi kenyamanan saat dikenakan. Umumnya, kain selele berupa warna merah dengan tambahan aksen warna emas.

Sebenarnya, baju cele ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu untuk wanita dan untuk pria. Pada wanita, baju cele yang dikenakan berupa kebaya putih dan kain sarung tenun. Untuk mempercantik keindahan pemakaian baju cele, para wanita Maluku juga mengenakan beberapa aksesori seperti kain lenso yang dipakaikan di leher hingga dada.

Selain itu, ditambah pula dengan pemakaian aksesori kepala di antaranya konde atau haspel, kak kuping sebanyak 4 buah, bunga ron yang dipasang melingkari konde, dan sisir konde yang membuat tampilan rambut lebih rapi dan estetik. Tak lupa untuk bagian alas kakinya, para wanita Maluku mengenakan selop untuk menggenapkan tampilan

Baju Cele Pria

Baju Cele Pria
Sumber: infobudaya.net

Setelah tahu baju cele yang diperuntukkan wanita, berikutnya kamu juga perlu tahu komponen baju cele untuk pria. Baju cele pria ini terdiri dari kemeja putih dipadukan dengan kerah lingkar, jas merah, celana hitam atau putih, sabuk yang berbahan kain selele, serta alas kaki berupa sepatu pantofel.

Dari segi komponennya, baju cele memang terkesan sangat sederhana, dan bisa dibilang hampir semua pakaian adat Maluku ataupun Maluku Utara sangat menjunjung kesederhanaan. Dalam hal kegunaan, baju cele pria dan wanita bisa dipakai dalam beberapa acara, misalnya pernikahan, acara resmi, ataupun acara yang berhubungan dengan adat istiadat Maluku.

Baju Nona Rok

Baju Nona Rok
Sumber: artisanalbistro.com

Dilihat dari nama pakaian adat Maluku satu ini, tentunya akan sangat mudah ditebak diperuntukkan untuk siapa pakaian adat Maluku ini. Dalam budaya Maluku, orang Maluku memang terkenal sering mengadakan pesta rakyat dan mereka akan berdansa di pesta tersebut.

Nah, para wanita akan mengenakan baju nona rok ini sebagai pakaian dansa. Baju nona rok biasanya terdiri dari kebaya putih berbahan brokat dan dilengkapi bawahan berwarna merah berbahan kain sarung. Lalu, hiasan kepala mereka dilengkapi dengan aksesori berupa sanggul dan tusuk konde.

Para wanita Maluku tersebut juga mengenakan ikat pinggang berwarna emas atau perak sebagai aksesori pelengkap.  Jika dilihat dari gambar pakaian adat Maluku tersebut, nampak kalau baju nona rok mirip dengan baju cele wanita, tetapi dari hiasan kepalanya sendiri berbeda dan pada baju wanita rok, para wanita tidak mengenakan kain selele.

Kebaya Dansa

Kebaya Dansa
Sumber: goodnewsfromindonesia.id

Jika kebaya umumnya dipakai oleh para wanita, tetapi kebaya dansa ini merujuk pada pakaian adat Maluku yang diperuntukkan bagi para pria. Kegunaan kebaya dansa dipakai sebagai setelan untuk berdansa dengan wanita Maluku yang memakai baju nona rok. Uniknya, kebaya dansa berbentuk seperti kemeja yang tidak berkancing dan kerahnya melingkar.

Warna dari kebaya dansa biasanya berwarna merah menyesuaikan dengan warna dari rok dari baju nona rok. Di samping itu, terdapat pula motif bunga-bunga kecil pada kebaya dansa yang juga hampir sama dengan rok yang dikenakan wanita saat memakai baju nona rok.

Baju Baniang Putih

Baju Baniang Putih
Sumber: apoptografia.blogspot.com

Baju baniang putih ini adalah nama pakaian adat Maluku khusus dipakai oleh para pria. Menurut asalnya, baju baniang putih ini berasal dari Maluku Tengah dengan bentuk mirip kemeja putih pada umumnya. Tetapi, baju baniang putih ini mempunyai bentuk kerah yang melingkar dan dilengkapi kancing warna putih.

Dari segi kegunaan, baju baniang putih sering dipakai untuk bagian dalaman jas. Sebagai pakaian adat Maluku, wajib bagi para pria untuk memiliki pakaian ini dikarenakan penggunaannya yang cukup sering dipakai dalam acara-acara resmi serta acara kebudayaan Maluku.

Baca juga: 10 Suku di Maluku

Kebaya Hitam Gereja

Kebaya Hitam Gereja
Sumber: fitline.com

Nama pakaian adat Maluku ini sudah cukup mendeskripsikan kegunaannya. Mengingat jumlah masyarakat Maluku yang memeluk agama Kristen cukup banyak dan melebihi 40%, maka ada pakaian khusus yang dijadikan sebagai pakaian beribadah ke gereja.

Bentuk dari pakaian ini sama seperti kebaya pada umumnya yang berlengan panjang dan berwarna hitam. Untuk bahannya pun tak jauh beda yaitu dari bahan brokat. Bagian bawahan lantas diseragamkan dengan warna dari kebaya yang hitam dengan bahan kain sarung.

Dikarenakan kebaya hitam gereja dipakai untuk keperluan beribadah, maka para wanita tidak memakai aksesori yang berlebihan. Umumnya, hanya memakai sanggul yang disertai dengan tusuk konde saja.

Lalu, terdapat pula baju pasangan untuk kebaya hitam gereja yaitu berupa jas lengan panjang hitam untuk para pria. Pemakaian jas hitam itu akan dipadukan dengan kemeja warna putih.

Kemudian, untuk bagian bawahannya, para pria mengenakan celana panjang dengan warna senada yaitu hitam.  Potret keseluruhan dari pemakaian kebaya hitam gereja bisa kamu lihat di gambar pakaian adat Maluku di atas.

Manteren Lamo dan Kimun Gia

Manteren Lamo dan Kimun Gia
Sumber: tokopedia.com

Beranjak ke Maluku Utara, terdapat satu pakaian adat Maluku Utara yang konon menjadi salah satu peninggalan dari Kerajaan Ternate dan Tidore. Nama pakaian adat Maluku Utara tersebut adalah manteren lamo.

Menurut sejarahnya, manteren lamo dulu dipakai oleh para sultan kerajaan di Maluku Utara. Komponen dari manteren lamo terdiri dari jas berwarna merah dengan disertai kancing besar sejumlah 9 buah dibuat dari perak.

Di setiap tepian dari jas tersebut dilengkapi dengan bordiran berwarna emas yang membuat tampilan para sultan terkesan mewah. Bagian bawahan dari pakaian adat Maluku Utara ini biasanya berupa celana hitam dan untuk aksesori kepalanya dilengkapi dengan mahkota khusus.

Berikutnya, ada pakaian adat Maluku Utara yang dijuluki kimun gia. Nama pakaian adat Maluku Utara tersebut diperuntukkan bagi permaisuri dari sultan. Seperti pakaian adat Maluku kebanyakan,  kimun gia ini terdiri dari kebaya putih berbahan satin. Menurut kepercayaan masyarakat Maluku dan Maluku Utara, warna tersebut menyimbolkan jiwa muda dari masyarakat Maluku.

Sementara itu, bawahan dari kimun gia berupa kain songket yang diberi aksesori ikat pinggang emas. Untuk aksesori pelengkapnya, ada selendang merah yang diberi hiasan bordiran warna emas. Lalu, ditambah dengan aksesori berlian dan emas untuk menambah kesan mewah dari pakaian permaisuri.

Baju Bangsawan

Baju Bangsawan
Sumber: antarafoto.com

Sebelumnya kamu sudah mengenal pakaian adat Maluku Utara bagi para sultan serta permaisurinya. Berikutnya, nama pakaian adat Maluku Utara yang perlu kamu tahu adalah baju bangsawan yang tentunya diperuntukkan bagi para bangsawan.

Bagi para pria bangsawan Maluku Utara, bentuk baju yang dikenakan berupa jubah putih dengan panjang mencapai lutut dengan bordiran emas. Lalu, bawahan yang dikenakan berupa celana panjang putih atau hitam. Para bangsawan juga mengenakan peci dengan warna emas. Dengan dominasi penggunaan warna emas membuat pakaian ini jadi semakin nampak berkelas untuk para bangsawan.

Di era sekarang, pakaian adat Maluku Utara ini tetap dipakai, namun pemakaiannya diaplikasikan kepada para pejabat atau tamu penting yang sedang berkunjung ke Maluku Utara.

Selain bagi para pria, baju bangsawan juga dipakai oleh para wanita berupa kebaya putih dengan bawahan kain songket berwarna putih atau keemasan. Selengkapnya kamu bisa lihat penggambaran penggunaan baju bangsawan dari gambar pakaian adat Maluku Utara di atas.

Baju Koja

Baju Koja
Sumber: indonesiakaya.com

Nama pakaian adat Maluku Utara berikutnya adalah baju koja yang diperuntukkan bagi muda dan mudi bangsawan Maluku Utara. Warna dari baju koja lebih banyak didominasi warna kuning dan hijau, tidak seperti pakaian adat Maluku pada umumnya. Menurut masyarakat Maluku, simbol dari warna hijau dan kuning tersebut melambangkan semangat jiwa muda.

Bagi para pemuda, baju koja berupa jubah panjang lebih dari selutut dengan warna hijau. Sementara itu, untuk bawahannya, mereka memakai celana panjang berwarna kuning. Lalu, untuk bagian penutup kepalanya, para pemuda mengenakan toala polulu, penutup kepala khas Maluku Utara. Selain penutup kepala, baju koja untuk pemuda juga dilengkapi dengan selendang yang semakin menegaskan penampilan mereka.

Di lain sisi, untuk para pemudi, baju koja yang dikenakan berupa kebaya untuk atasan dan kain songket untuk bawahan. Warna yang dipilih harus diselaraskan dengan pakaian dari pemuda, sehingga tak jauh-jauh dari warna kuning atau hijau.

Dari segi aksesori, para pemudi lebih banyak memakai beberapa jenis aksesori seperti kalung yang disebut taksuma, anting, dan alas kaki yang dinamakan tarupa. Lalu, bagian rambut ditata dengan disanggul ke atas dan diberi hiasan mahkota kecil. Tak lupa, para pemudi juga memakai selendang merah yang disampirkan di baha, sama seperti para pemuda.

Baca juga: Pakaian Adat Papua Serta Penjelasannya

Pemahaman Akhir

Pakaian adat Maluku dan Maluku Utara merupakan simbol penting dari keberagaman budaya di kepulauan Indonesia. Maluku, dikenal sebagai ‘Kepulauan Rempah’, tidak hanya mempesona dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, tetapi juga memiliki keberagaman budaya yang menarik.

Salah satu pakaian adat yang terkenal dari Maluku adalah “Baju Cele”. Pakaian ini terbuat dari kain selele dengan warna merah dan aksen emas. Wanita memakai kebaya putih dan kain sarung tenun, sementara pria mengenakan kemeja putih, jas merah, celana hitam, serta sepatu pantofel. Kesan sederhana namun anggun tercermin dalam pakaian adat ini, yang cocok untuk berbagai acara resmi dan adat.

Baju Nona Rok dan Kebaya Dansa adalah pakaian khusus untuk wanita, terutama untuk berdansa dalam pesta rakyat. Sementara Baju Baniang Putih menjadi pakaian dalaman jas yang sering digunakan pada acara-acara resmi dan budaya.

Di Maluku Utara, kita menemukan pakaian adat seperti Manteren Lamo dan Kimun Gia yang memiliki nilai sejarah sebagai peninggalan dari Kerajaan Ternate dan Tidore. Manteren Lamo digunakan oleh pria, sementara Kimun Gia dikenakan oleh permaisuri sultan. Ada juga Baju Bangsawan yang memiliki kesan mewah dengan dominasi warna emas dan dipakai oleh para pejabat atau tamu penting.

Pakaian adat Maluku Utara khusus bagi muda dan mudi bangsawan adalah Baju Koja dengan warna kuning dan hijau yang melambangkan semangat jiwa muda. Pemuda memakai jubah hijau dan celana kuning, sementara pemudi memakai kebaya dengan bawahan kain songket. Aksesori seperti kalung, anting, dan mahkota kecil melengkapi penampilan mereka.

Semua pakaian adat ini menjadi bagian penting dari warisan budaya yang harus dilestarikan, mengingat peran mereka dalam mempertahankan identitas dan kekayaan budaya masyarakat Maluku dan Maluku Utara. Dengan mengenakan pakaian adat ini, generasi muda dapat terus menghormati tradisi dan mengapresiasi keindahan budaya Indonesia.

Itulah serangkaian penjelasan pakaian adat Maluku dan Maluku Utara. Meskipun kedua wilayah tersebut masih dalam satu kepulauan yang sama, tetapi pemilihan warna dan bentuk pakaiannya tidaklah serupa. Selain itu, dari segi penampilan, pakaian adat Maluku Utara dan Maluku cenderung lebih simple dibandingkan dengan pakaian adat dari daerah lain di Indonesia.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *