Mengenal Pakaian Adat Lampung Serta Penjelasannya

Apakah kamu pernah mendengar tentang istilah Tulang Bawang? Istilah ini merupakan sebutan untuk nama pakaian adat Lampung. Sebenarnya, di Lampung terdapat dua jenis pakaian adat yang mewakili dua kelompok besar di sana.

Nah, dua jenis pakaian tersebut adalah pakaian adat Lampung Pepadun dan pakaian adat Lampung Saibatin. Tetapi, ada juga yang menyebut pakaian adat Lampung Saibatin sebagai pakaian adat Lampung pesisir. Untuk lebih mengenal lebih dekat kedua pakaian adat Lampung tersebut, simak penjelasannya di bawah ini.

Pakaian Adat Lampung Pepadun

Nama Pepadun ternyata diambil dari nama bangku kayu yang dipakai dalam upacara adat Cakak Pepadun. Bangku tersebut dipakai untuk simbol status sosial dari masyarakat Pepadun. Sedangkan menurut wilayahnya, masyarakat Pepadun merupakan masyarakat yang menempati daerah pedalaman dan dataran tinggi Lampung.

Selain disebut sebagai Pepadun, masyarakat Lampung satu ini juga disebut sebagai masyarakat lampung peminggir mengingat lokasinya yang jauh dari pesisir dan ada di daerah dataran tinggi. Dengan segala keunikan yang dimiliki oleh masyarakat ini, terdapat satu kebudayaan berupa pakaian adatnya yang masih terus dilestarikan.

Pakaian adat Lampung Pepadun dibedakan menjadi dua jenis yaitu untuk pria dan wanita. Selengkapnya mengenai pembagian pakaian adat Lampung Pepadun, mari simak penjelasannya berikut.

Baca juga: 10 Alat Musik Lampung

Pakaian Adat Lampung Pepadun Pria

Pakaian Adat Lampung Pepadun Pria
Sumber: dewaamoer.wordpress.com

Dari gambar pakaian adat Lampung Pepadun pria di atas, nampak kalau dominasi warna putih dan keemasan mewarnai pakaian adat Lampung tersebut. Dalam kegunaannya, pakaian adat Lampung Pepadun lebih sering dipakai saat acara pernikahan.

Bagian atasan yang dikenakan berupa kemeja warna putih atau hitam dan khikhat akhir. Khikat akhir adalah nama pakaian adat lampung yang berupa selendang berbentuk bujur sangkar disampirkan di bagian pundak hingga menutupi dada. Kemudian, untuk bagian bawahannya, para pria Lampung akan mengenakan celana berwarna putih, sarung tumpal, dan sesapuran.

Sarung tumpal dibuat dengan cara ditenun dari benang emas. Untuk pemakaiannya, sarung tumpal dipakai di bagian luar celana dan diikatkan di bagian pinggang dengan panjang sampai lutut. Lalu, sesapuran adalah kain putih yang berbentuk rumbai ringgit dan diikat di bagian luar sarung tumpal.

Aksesori Pakaian Adat Lampung Pria

Selain komponen pakaian adat Lampung pria yang telah disebutkan di atas, masih ada perlengkapan atau aksesoris yang juga dikenakan oleh para pria Lampung Pepadun. Aneka ragam akseoris tersebut akan dikupas di bawah ini.

  1. Penutup Kepala

Penutup kepala yang dipakai oleh pria Lampung berwarna keemasan serta beringit-ringgit. Aksesori ini memberikan kesan gagah kepada pemakainya dari bentuknya yang meninggi.

  1. Perhiasan Leher dan Dada

Terdapat tiga jenis perhiasan leher dan dada yang dikenakan oleh para pria Lampung sebagai aksesoris. Pertama, kalung papan jajar yaitu sebuah kalung yang bentuknya seperti perahu bersusun berjumlah 3 buah dengan ukuran yang beda-beda. Menurut yang dipercayai masyarakat setempat, kalung ini menyimbolkan tentang kehidupan baru yang akan dijalani oleh pemakainya.

Selanjutnya, kalung kedua disebut dengan kalung buah jukum. Disebut demikian karena bentuk dari kalung ini yang mirip dengan buah jukum. Kalung ini mempunyai simbol supaya mendapatkan keturunan. Ketiga, ada selempang pinang yang merupakan perhiasan dada yang dikalungkan melalui leher dengan ukuran yang panjang. Bentuk dari selempang pinang ini menyerupai bunga dan buah.

  1. Bulu Serti

Bulu serti merupakan nama pakaian adat Lampung Pepadun untuk aksesoris ikat pinggang. Penggunaan bulu serti juga dipakai oleh para pria Lampung untuk menyelipkan keris atau terapang sebagai aksesoris tradisional dari Lampung.

  1. Perhiasan Tangan

Gelang burung mempunyai bentuk pipih yang dilengkapi dengan hiasan burung garuda. Pemakaian gelang burung masing-masing dikenakan di lengan kanan dan kiri. Simbol dari penggunaan gelang burung ini adalah kehidupan yang panjang dan jalinan kekerabatan yang erat.

Selanjutnya, gelang kano menyimbolkan adanya pembatasan untuk semua perbuatan buruk setelah menikah. Pemakaian gelang kano juga sama dengan gelang burung yaitu dikenakan di bagian kanan dan kiri. Hanya saja, peletakannya tepat di bawah gelang burung.

Lalu, ada pula perhiasan tangan berupa gelang bibit diletakkan pada bagian bawah gelang kano dan punya simbol yang sama dengan kalung buah jukum yaitu memohon diberikan keturunan.

Pakaian Adat Lampung Pepadun Wanita

Pakaian Adat Lampung Pepadun Wanita
Sumber: suarawajarfm.com

Tidak beda jauh dari pakaian adat Lampung Pepadun untuk pria, pakaian adat Lampung Pepadun wanita juga didominasi oleh warna putih dan keemasan. Potret penggunaannya bisa kamu lihat lewat gambar pakaian adat Lampung Pepadun di atas.

Nama pakaian adat Lampung Pepadun wanita untuk bagian atasan dijuluki dengan selappai yaitu baju tanpa lengan yang berhiaskan rumbai ringgit di bagian bawahnya. Terdapat pula bebe yaitu sulaman pada pakaian adat Pepadun wanita yang bentuknya mirip dengan bunga teratai. Lalu, ada juga katu tapis dewa sano yang merupakan sebuah kain rumbai ringgit terbuat dari kain tapis jung jarat.

Baca juga: 5 Pakaian Adat Jambi Serta Penjelasannya

Aksesori Pakaian Adat Lampung Pepadun Wanita

Sebagai pakaian adat yang nampak begitu megah, pakaian adat Lampung Pepadun wanita juga dilengkapi dengan aksesori yang begitu sarat akan simbol-simbol adat Lampung.

  1. Siger

Siger merupakan nama pakaian adat Lampung untuk merujuk pada aksesori mahkota emas. Mahkota ini begitu istimewa dikarenakan punya 9 lekukan dan bentuknya meninggi. Simbol dari siger ini melambangkan keagungan adat masyarakat Lampung dan jumlah 9 melambangkan 9 sungai yang ada di Lampung.

  1. Seraja Bulan

Seraja bulan ini juga merupakan mahkota dengan bentuk yang lebih kecil dari siger yang bersusun 3. Pemakaian seraja bulan tepat dipakai di atas siger dan digunakan sebagai pengingat kalau dulunya ada 5 kerajaan yang dulunya ada di Lampung. Tetapi, ada juga yang menyebutkan jika pemakaian seraja bulan melambangkan 5 filosofi kehidupan yang dianut oleh masyarakat Lampung.

  1. Subang

Subang merupakan nama pakaian adat Lampung Pepadun wanita untuk bagian anting-anting. Bentuk subang yang dipakai oleh para wanita biasanya berupa buah kenari.

  1. Kembang Rambut

Para wanita juga mengenakan hiasan bunga berupa bunga melati yang dikenakan di bagian atas sanggul. Bunga melati ini menyimbolkan kesucian para wanita yang mengenakannya.

  1. Perhiasan Leher dan Dada

Terdapat tiga jenis kalung dan satu perhiasan dada yang dikenakan oleh para wanita adat Lampung Pepadun. Kalung yang pertama dijuluki dengan kalung papan jajar, kalung buah jukum, dan kalung ringgit. Kalung papan jajar dan buah jukum yang dikenakan para wanita ini sama dengan yang dipakai oleh para pria.

Sedangkan, kalung ringgit merupakan kalung yang berupa uang ringgit dengan jumlah sebanyak sembilan buah. Kemudian, untuk perhiasan dada yang dikenakan adalah selempang pinang yang panjangnya hingga mencapai pinggang sebanyak dua buah.

  1. Bulu Serti

Pada pria Lampung, penggunaan bulu serti dipakai untuk menyelipkan keris atau terapang sebagai aksesori tradisional dari Lampung. Namun, pada wanita, bulu serti diberikan hiasan bunga yang dibuat dari kuningan.

  1. Perhiasan Tangan

Jenis perhiasan tangan yang dipakai oleh para wanita sama dengan yang dipakai pada pakaian adat Lampung Pepadun pria. Jenis gelang tersebut adalah gelang burung, gelang kano, dan gelang bibit.

Pakaian Adat Lampung Saibatin

Pakaian Adat Lampung Saibatin
Sumber: pinterest.com

Jika Suku Pepadun menempati wilayah dataran tinggi di Lampung, maka Suku Saibatin ini terletak di daerah pesisir dan membentang mulang dari timur hingga barat Lampung. Kemudian, untuk wilayah yang didiami oleh Suku Saibatin sendiri terdiri dari Bandar Lampung, Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Barat, Tanggamus, dan Pesawaran.

Nama Saibatin ternyata bermula dari kata satu batin atau satu junjungan. Maksud dari satu batin tersebut adalah masyarakat Lampung Saibatin hanya mempunyai satu raja. Nah, mengingat Saibatin dan Pepadun merupakan dua kelompok suku yang berbeda, maka tentunya ada beberapa perbedaan dalam hal kebudayaannya.

Dalam hal pakaian adatnya, Pakaian adat Lampung Saibatin dan Pepadun mempunyai persamaan dalam banyak komponennya. Tetapi, tetap ada beberapa pembeda yang menunjukkan ciri khas masing-masing kelompok suku tersebut. Perbedaan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Warna Pakaian Adat Lampung Saibatin dan Pepadun

Pada pakaian adat Lampung Pepadun, warna pakaian adatnya didominasi oleh warna putih dan emas. Namun, pada pakaian adat Lampung pesisir Saibatin, warnanya didominasi oleh merah dan aksesoris berwarna perak dan emas seperti pada pakaian adat Lampung Saibatin di atas.

  1. Hiasan Kepala yang dipakai

Perbedaan kedua pada pakaian adat Lampung pesisir Saibatin dan Pepadun terletak pada penggunaan hiasan kepalanya. Pada wanita, hiasan kepala yang dipakai memang sama-sama siger, tetapi jumlah lekukannya berbeda.

Pakaian adat Lampung pesisir Saibatin mengenakan siger dengan 7 lekukan, sementara itu pada pakaian adat Lampung Pepadun, wanitanya mengenakan siger dengan 9 lekukan. Kemudian, pada pria, hiasan kepala masyarakat Pepadun menggunakan kopiah emas dengan bentuk beruji-ruji. Bahannya dibuat dari kuningan dan bermotifkan bunga.

Sementara itu, untuk pakaian adat Lampung pesisir atau Saibatin, hiasan kepala yang dipakai berupa kopiah yang dibuat dari kain tenun dan dijuluki dengan ketupang runcing. Bentuk ketupang runcing ini terbilang sangat unik karena bentuknya meruncing ke atas seperti tanduk.

Baca juga: Pakaian Adat Bengkulu Serta Penjelasannya

Pemahaman Akhir

Pakaian adat Lampung memiliki dua jenis yang mewakili dua kelompok besar di daerah tersebut, yaitu pakaian adat Lampung Pepadun dan pakaian adat Lampung Saibatin (atau Lampung pesisir). Pakaian adat Lampung Pepadun dipakai oleh masyarakat yang menempati daerah pedalaman dan dataran tinggi Lampung, sedangkan pakaian adat Lampung Saibatin dipakai oleh masyarakat pesisir.

Pakaian adat Lampung Pepadun terdiri dari pakaian untuk pria dan wanita. Pakaian adat pria Pepadun mencakup kemeja berwarna putih atau hitam, khikhat akhir (selendang), celana putih, sarung tumpal yang ditenun dari benang emas, dan sesapuran. Aksesori yang digunakan pria Pepadun meliputi penutup kepala, perhiasan leher dan dada seperti kalung papan jajar, kalung buah jukum, dan selempang pinang, serta gelang dan bulu serti.

Pakaian adat wanita Pepadun mencakup selappai (baju tanpa lengan) yang dihiasi bebe (sulaman bunga teratai) dan katu tapis dewa sano, serta sarung dan sesapuran. Aksesori yang digunakan wanita Pepadun meliputi siger (mahkota emas dengan 9 lekukan), seraja bulan (mahkota kecil di atas siger), subang (anting-anting), kembang rambut (hiasan bunga melati di sanggul), dan perhiasan leher dan dada seperti kalung papan jajar, kalung buah jukum, kalung ringgit, dan selempang pinang. Selain itu, wanita juga menggunakan gelang dan bulu serti.

Pakaian adat Lampung Saibatin memiliki perbedaan dalam warna dominan dan hiasan kepala dibandingkan dengan Pepadun. Saibatin lebih didominasi oleh warna merah dengan aksesoris berwarna perak dan emas. Hiasan kepala untuk wanita Saibatin berupa siger dengan 7 lekukan, sedangkan wanita Pepadun menggunakan siger dengan 9 lekukan. Pakaian adat pria Saibatin menggunakan kopiah emas dengan bentuk beruji-ruji atau ketupang runcing yang terbuat dari kain tenun.

Meskipun terdapat perbedaan, kedua jenis pakaian adat Lampung ini memiliki kekayaan budaya dan nilai-nilai tradisional yang tinggi. Penggunaan pakaian adat ini masih dilestarikan oleh masyarakat Lampung sebagai bagian penting dari identitas budaya dan upaya melestarikan warisan leluhur. Pakaian adat Lampung merupakan simbol keagungan adat serta pemersatu dan pengikat antaranggota masyarakat Lampung.

Nah, sekian penjelasan tentang pakaian adat Lampung. Kedua pakaian tersebut bisa dibilang sama-sama uniknya dan patut menjadi salah satu kebudayaan yang tak boleh untuk dilupakan.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *