Mengomentari Iklan: Ketika Moral Jadi Saksi Bisu yang Tak Terpuji

Jakarta, 23 Maret 2022 – Iklan, siapa yang tak kenal dengan para pahlawan modern yang memberi kita sekilas harapan saat berada di antara jeda-jeda program acara televisi? Mengapa beberapa iklan membuat kita merasa tidak nyaman dari segi moral? Dalam zaman ini, moral yang diperlukan dalam iklan menggeletak tanpa sepihak yang peduli.

Salah satu iklan terbaru yang memantik perdebatan adalah iklan salah satu handphone terkenal yang menampilkan seorang wanita yang jawabannya diartikan bahwa cantik itu terbentuk oleh bentukan dari luar. Mengapa iklan-iklan seperti ini masih dianggap lumrah dan menjadi ‘harga mati’ untuk menggaet para konsumen?

Kritik yang dilayangkan terhadap iklan-iklan semacam itu seharusnya tidak diabaikan begitu saja. Dalam dunia terhubung, di mana segala macam informasi mudah diakses oleh siapapun tanpa batasan usia, iklan menjadi salah satu faktor kuat dalam membentuk pola pikir masyarakat.

Kami sering kali melihat iklan-iklan yang menggambarkan situasi yang tidak seperti kehidupan nyata. Sebuah iklan pasta gigi misalnya, menampilkan seorang anak yang tersenyum dengan lebar setelah menggosok gigi. Jawabannya sebenarnya tidak demikian. Jika ada anak yang tersenyum lebar setelah menggosok gigi, itu mungkin karena ia memiliki sahabat primata di dalam mulutnya.

Kebohongan yang terkadang dimasukkan ke dalam iklan ini menimbulkan harapan palsu bagi konsumen. Mulai dari fair and lovely hingga produk penurun berat badan, iklan memberikan bayangan yang terlalu sempurna. Namun, ini juga mengingatkan kita bahwa dunia iklan berputar di seputar permainan imajinasi, tempat dimana segalanya mungkin terjadi.

Tidak sedikit pula iklan-iklan yang melanggar aturan moral, terutama ketika mereka menggunakan kaum minoritas sebagai objek bahan iklan. Mereka digambarkan sebagai hal yang lucu dan harus selalu ‘dibelit-balikkan’ dengan nada meremehkan. Haruskah kita merasa terhormat dengan iklan yang mempergunakan citra seperti itu?

Melihat fenomena ini, tentu kita merasa terbebani dengan tanggung jawab sebagai konsumen yang cerdas. Mengkritisi iklan hanyalah awal dari perubahan. Mulailah dengan tidak mempercayai gambaran yang terlalu manis yang dihadirkan oleh iklan. Pada akhirnya, konsumen yang berani mengkritisi adalah konsumen yang lebih dewasa.

Mungkin waktu telah tiba bagi pemasar untuk mulai berpikir tentang moralitas di balik iklan mereka. Konsumen ingin diperlakukan sebagai pribadi yang menginginkan keadilan, tidak hanya sebatas mesin penghasil uang tanpa batas.

Sebagai masyarakat pengguna media, saatnya kita mulai memikirkan moralitas di balik iklan yang kami terima dan konsumsi setiap harinya. Mari berani melawan iklan yang merendahkan martabat sesama dan membentuk persepsi yang tidak sejalan dengan mata hati yang merdeka.

Sebagai penutup, di dalam pabrik iklan yang memproduksi setumpuk imajinasi, mari kita bersama-sama menuntut bahan baku moralitas yang kuat. Hanya dengan kebebasan menyuarakan kritik dan pemikiran, kita dapat meredakan lautan iklan yang akan selalu menghantui kita. Selamat berpikir!

Apa itu Mengomentari Iklan dari Segi Moral?

Mengomentari iklan dari segi moral adalah memberikan penilaian atau pandangan terhadap iklan-iklan yang muncul di media massa atau platform digital berdasarkan prinsip-prinsip moralitas. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis apakah iklan tersebut sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Cara Mengomentari Iklan dari Segi Moral

Ada beberapa langkah yang dapat diikuti dalam melakukan kritik terhadap iklan dari segi moral:

  1. Melakukan analisis terhadap isi iklan. Perhatikan apakah pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat umum. Jika terdapat unsur yang melanggar etika atau norma di dalam iklan, catat dan analisis dengan seksama.
  2. Melihat konteks sosial atau budaya iklan tersebut muncul. Setiap iklan harus dapat menghargai keberagaman budaya dan identitas sosial yang ada di masyarakat. Jika terdapat iklan yang menyinggung atau merendahkan kelompok tertentu, hal tersebut dapat menjadi bahan kritik dari segi moral.
  3. Mengidentifikasi nilai-nilai yang ingin ditonjolkan oleh iklan tersebut. Apakah nilai-nilai tersebut positif dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat, atau justru merusak moralitas dan mengajarkan nilai-nilai yang kurang baik?
  4. Melakukan riset mengenai dampak iklan tersebut. Bagaimana iklan tersebut mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat? Apakah iklan tersebut mengajarkan perilaku yang positif atau justru mendorong perilaku yang merugikan bagi individu atau lingkungan?

Tips dalam Mengomentari Iklan dari Segi Moral

Untuk dapat memberikan komentar yang bermutu dan obyektif terhadap iklan dari segi moral, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:

  • Memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat.
  • Menjaga objektivitas dan tidak membiarkan emosi mempengaruhi penilaian terhadap iklan tersebut.
  • Menggunakan bahasa yang sopan dan tidak menyerang dalam memberikan komentar dan kritik.
  • Memberikan solusi atau saran yang konstruktif dalam menghadapi iklan yang dianggap melanggar moralitas.
  • Mendukung upaya dari masyarakat, lembaga pemerintah, atau organisasi yang berkomitmen untuk mengawasi iklan-iklan yang melanggar moralitas.

Kelebihan Mengomentari Iklan dari Segi Moral

Mengomentari iklan dari segi moral memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

  • Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menilai iklan berdasarkan nilai dan norma yang ada.
  • Mendorong masyarakat untuk berpikir kritis terhadap pesan-pesan yang disampaikan oleh iklan.
  • Merangsang diskusi publik yang dapat memperkaya pemahaman masyarakat tentang moralitas iklan.
  • Memotivasi perusahaan atau produsen untuk lebih memperhatikan nilai-nilai moral dalam menyusun strategi pemasaran.

Manfaat Mengomentari Iklan dari Segi Moral

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan mengomentari iklan dari segi moral, yaitu:

  • Meminimalisir penyebaran iklan yang dapat merusak moralitas dan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat.
  • Mendorong terciptanya iklan-iklan yang lebih bertanggung jawab dan memberikan contoh yang baik dalam masyarakat.
  • Membangun budaya penghormatan terhadap keberagaman sosial dan budaya melalui iklan-iklan yang mengedepankan nilai-nilai moral yang positif.
  • Mengajarkan masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh iklan-iklan yang bertentangan dengan moralitas.

FAQ 1: Bagaimana jika iklan tersebut secara hukum tidak melanggar aturan, namun dianggap merugikan moralitas masyarakat?

Jika iklan tersebut secara hukum tidak melanggar aturan, namun dianggap merugikan moralitas masyarakat, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Melakukan kampanye kesadaran kepada masyarakat mengenai dampak negatif dari iklan tersebut.
  • Mengajak masyarakat untuk menolak atau tidak menggunakan produk atau jasa yang diiklankan tersebut.
  • Menghubungi penyiar atau platform media yang menayangkan iklan dan membahas keprihatinan mengenai iklan tersebut.
  • Melaporkan iklan tersebut kepada lembaga atau badan yang berwenang untuk dipertimbangkan tindakan selanjutnya.

FAQ 2: Bagaimana pentingnya melakukan kritik terhadap iklan dari segi moral?

Melakukan kritik terhadap iklan dari segi moral sangat penting karena:

  • Dapat mencegah penyebaran iklan yang bertentangan dengan moralitas dan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat.
  • Mendukung terciptanya iklan-iklan yang lebih bertanggung jawab dan memberikan contoh yang baik dalam masyarakat.
  • Mendorong perusahaan atau produsen untuk memperhatikan etika dan nilai-nilai moral dalam strategi pemasaran mereka.
  • Memberikan ruang bagi diskusi publik tentang etika dan moralitas dalam iklan.

Kesimpulan

Mengomentari iklan dari segi moral merupakan cara untuk memberikan penilaian terhadap pesan yang disampaikan oleh iklan dan memberikan pandangan terhadap kepatuhan iklan tersebut terhadap kode etik dan moral yang ada. Dalam melakukan kritik terhadap iklan dari segi moral, penting untuk mengikuti langkah-langkah dan tips yang telah disebutkan sebelumnya. Melalui komentar dan kritik yang obyektif, diharapkan tercipta iklan-iklan yang lebih bertanggung jawab dan mengedepankan nilai-nilai moral yang positif. Oleh karena itu, mari kita lebih kritis dan sadar terhadap setiap iklan yang muncul, sehingga dapat menjaga moralitas dan etika dalam dunia periklanan.

Anda juga dapat berperan aktif dalam menyuarakan keprihatinan terhadap iklan-iklan yang dianggap melanggar moralitas dengan melaporkannya kepada lembaga atau badan yang berwenang. Bersama-sama kita dapat membangun dunia periklanan yang lebih baik dan sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi.

Artikel Terbaru

Nisa Fitri S.Pd.

Dosen yang gemar membaca, menulis, dan berbagi pengetahuan. Ayo kita bersama-sama menginspirasi!