Ketahui Industri dan Manajemen Media Televisi

Apa acara tv favorit kamu? Serial animasi? Talkshow? Atau reality show? Bagi generasi 90-an televisi masih menjadi media yang cukup dekat dengan mereka. Televisi menemani masa kecil mereka. Mayoritas anak 90-an bahkan rela bangun pagi di hari minggu untuk marathon serial animasi yang tayang di televisi.

Pernah penasaran nggak sih sama bagaimana industri televisi ini berjalan? Atau kamu tertarik untuk bekerja di stasiun televisi? Kali ini kita akan bahas tentang industri dan manajemen media televisi. Yuk, kita simak.

Awal Mula Industri Televisi di Indonesia

Perkembangan industri televisi di Indonesia ini mengalami naik turun. Hal ini dikarenakan kondisi politik yang ada di Indonesia. Situasi politik di Indonesia mempengaruhi kebijakan terkait penyiaran pertelevisian di Indonesia. Stasiun televisi pertama di Indonesia adalah Televisi Republik Indonesia (TVRI). TVRI hadir pada 19 Agustus 1962. Hal ini bersamaan dengan diadakannya Asian Games IV di Jakarta.

Di masa ini TVRI sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia lebih bersifat sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat. Kebanyakan berita yang disiarkan tidak jauh-jauh dari kegiatan pemerintah dan para pejabat yang berkuasa saat itu. Hingga akhir 1980, TVRI menjangkau 80% total penduduk di Indonesia saat itu.

awal mula industri tv
sumber oleh Vidmir Raic dari Pixabay

Di awal tahun 1990-an televisi swasta mulai bermunculan. Stasiun televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) hadir di bulan April 1989. Lalu disusul dengan stasiun televisi Surya Citra Televisi (SCTV) di bulan Agustus 1989. Pada Januari 1991 Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) hadir. Namun pada tahun 2010 TPI berganti nama menjadi MNC TV. 75% saham TPI telah menjadi milik MNC sejak Oktober 2003.

Sejak berdirinya TPI, stasiun televisi swasta lainnya mulai bermunculan seperti ANTV, TransTV, GlobalTV dan lain-lain. Sajian program yang diberikan oleh televisi swasta sangat berbeda dengan TVRI sebagai televisi milik pemerintah. Televisi swasta seakan lebih mengedepankan program-program yang menghibur dan mengejar rating.

Hal tersebut dikarenakan iklan menjadi hal yang sangat penting bagi televisi swasta. Tanpa adanya iklan, televisi swasta tidak dapat berjalan. Sehingga mereka harus menciptakan program yang disukai oleh banyak orang. Nantinya program-program tersebut akan diranking agar dapat disesuaikan dengan tarif iklan yang akan mereka tawarkan.

Baca juga : Perkembangan Teknologi Komunikasi

TV sebagai Industri Media

Pada nyatanya, televisi bukan hanya sekadar teknologi untuk berkomunikasi saja. Kehadiran teknologi televisi ini membentuk sebuah industri yang di dalamnya ada beragam aktivitas.

Di setiap negara setidaknya memiliki dua jenis kepemilikan stasiun televisi, yakni milik pemerintah dan milik swasta. Stasiun tv milik swasta memainkan lebih banyak andil dalam siaran komersil. Meski begitu industri tv komersil tidak sepenuhnya bebas. Mereka harus tetap mematuhi aturan-aturan penyiaran, seperti kelayakan konten yang disiarkan, asal konten, dan cara memasukkan pesan komersial.

bisnis industri media
Sumber oleh StockSnap dari Pixabay

Di industri media, stasiun televisi menerapkan sistem dual market. Ia memiliki pasar audiens dan pengiklan. Stasiun tv membuat program yang menarik agar mendapatkan banyak penonton. Semakin banyak penonton yang menonton program mereka, maka stasiun televisi akan semakin diuntungkan. Karena banyaknya penonton ini akan mempengaruhi rating. Rating ini nantinya akan diolah stasiun tv agar dapat menentukan tarif pemasangan iklan pada program mereka.

Jadi, stasiun televisi ini tidak hanya menjual program yang bagus untuk menarik minat audiens saja. Tetapi juga, menjual program yang memilik rating tinggi untuk dijual kepada para pengiklan. Harapan pengiklan dengan banyaknya penonton di suatu program tv, maka semakin banyak orang yang akan mengenali brand produk atau jasanya.

Pengertian Rating

Mungkin banyak dari kita yang sering mendengar istilah rating. Banyak orang menilai bahwa stasiun televisi itu hanya mengejar rating. Jadi yang mereka utamakan adalah program tv yang dapat menarik perhatian banyak penonton. Kualitas tayangan program yang mereka ciptakan bukanlah menjadi prioritas yang utama.

Menurut Joseph Turow, rating adalah audit perilaku penonton televisi untuk menentukan program mana yang tepat untuk memasang iklan. Firma yang menangani masalah rating ini adalah Nielsen Media Research. Ia mendominasi dalam bisnis rating ini.

Ia memiliki alat khusus yang disebut dengan people meter di setiap 2.273 televisi. Di Indonesia terdapat panel yang tersebar di 11 kota besar.

Penanggung biaya perhitungan rating di setiap negara berbeda-beda. Ada pemerintah negaranya yang ikut menanggung biaya perhitungan rating, dan ada yang tidak. Di Indonesia, pemerintah tidak ikut campur dengan biaya perhitungan ini. Rata-rata klien yang menggunakan jasa perhitungan ini datang dari agensi media, pengiklan, atau stasiun televisi.

Baca juga: Mengenal Teori Komunikasi Organisasi

Bisnis dalam Industri Media

Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa jenis televisi dapat dibedakan menjadi tiga yakni televisi terestrial, kabel, dan satelit . Perbedaan jenis ini juga membawa alur bisnis atau manajemen industri yang berbeda. Mari kita bahas satu-satu di sini.

Televisi terestrial

Jenis televisi ini sangat populer dibandingkan yang lainnya. Selain itu mayoritas penduduk Indonesia menggunakan tv jenis ini. Sistem penyiaran pada jenis tv ini tidak menggunakan transmisi satelit, melainkan menggunakan gelombang radio melalui antena tv. Di Amerika Serikat tipe tv ini dikenal dengan television broadcasting.

Seperti yang biasanya kita temui, stasiun tv yang melakukan penyiaran dengan sistem tersebut antara lain RCTI, TVRI, SCTV, Indosiar, NET Tv, dan lain-lain. Pada sistem penyiaran ini pun, jenis stasiun tv masih dibagi lagi menjadi dua, yakni komersil dan non komersil.

Stasiun tv komersil adalah stasiun tv yang membiayai dirinya sendiri dengan cara menjual waktu siarannya kepada pengiklan. Sedangkan stasiun tv komersil adalah stasiun televisi yang tidak menerima dukungan keuangan dari pengiklan, melainkan mendapat dukungan dari stasiun tv itu sendiri dan melalui sumbangan dari audiens. Selain itu stasiun tv ini juga menerima bantuan dari yayasan swasta dan perusahaan komersial dengan menyebutkan perusahaan atau produknya dalam pengumuman di awal dan akhir program yang ditayangkan.

Televisi kabel

Televisi jenis ini menyalurkan siarannya melalui kabel. Pada awalnya menggunakan kabel coaxial, seiring berjalannya waktu kabel yang digunakan berubah menjadi kabel optik. Perusahaan tv kabel ini menawarkan saluran program-program acara khusus dan siaran lokal independen.

Berbeda dengan jenis televisi sebelumnya, untuk mendapatkan layanan tv kabel, kamu harus membayarnya kepada perusahaan penyedia layanan tv kabel. Jadi bisa dibilang ini adalah jaringan berlangganan karena kamu harus membayar biaya bulanan untuk menerima layanan ini melalui kabel atau satelit. Selain konsumen, pihak pengiklan yang ingin produk atau brand-nya muncul di program layanan tv kabel juga harus membayar kepada perusahaan penyedia layanan ini.

Dalam bisnis tv kabel dikenal juga istilah cable television system dan MSO.  Cable television system adalah retailer yang memasang kabel dan memasarkan layanan program kepada konsumen di beberapa wilayah tertentu. Sedangkan MSO adalah kependekan dari multiple system owner, itu merupakan sebutan bagi perusahaan tv kabel yang memiliki dua atau lebih sistem kabel. Beberapa contoh tv kabel di Indonesia diantaranya MNC Sky Vision, TransVision, Nexmedia, BigTV dan lain-lain.

Televisi satelit

Yang dimaksud dengan tv satelit adalah program tv yang dikirimkan melalui satelit mengelilingi bumi menuju tv kamu. Sinyal dikirim secara digital ke piringan kecil yang dipasang di samping rumah atau gedung apartemen, set-top box mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog yang diterima oleh tv. Sederhananya kamu membutuhkan receiver digital dan antena parabola untuk menangkap sinyal dari satelit.

Saluran tv yang kamu dapat dengan menggunakan satelit bisa mencapai ratusan saluran. Namun untuk mendapatkan layanan ini kamu juga harus membayar kepada perusahaan penyedia layanan tv satelit. Sama dengan jenis televisi lainnya, pengiklan juga harus membayar agar produk atau brand-nya muncul di programnya.

Baca juga: Komunikasi Massa: Pengertian dan Efek Media Massa

Manajemen Industri Televisi

Seperti industri pada umumnya, ada aktivitas produksi dan distribusi. Bentuk produksi dan distribusi dalam industri tv inilah yang akan kita bahas di subjudul ini.

manajemen tv
Sumber oleh skeeze dari Pixabay

Produksi

Secara garis besar yang kita tau bahwa televisi tentunya membuat sebuah program yang menarik agar banyak ditonton oleh audiens. Ketika banyak audiens yang menononton, pihak stasiun tv akan semakin diuntungkan.

Namun, yang perlu kita ketahui di industri televisi ada banyak jenis produksi yang mereka lakukan. Perbedaan jenis siaran tv yang dilakukan pun juga menentukan produk apa yang akan mereka buat. Macam-macam produksi yang dilakukan oleh pelaku industri tv antara lain :

Produksi susunan channel 

Membuat susunan untuk beberapa channel yang dirasa memiliki kualitas bagus merupakan prioritas utama bagi tv kabel dan tv satelit. Para eksekutif di perusahaan tv kabel dan satelit percaya bahwa banyaknya dan kualitas channel yang mereka tawarkan akan memengaruhi minat untuk berlangganan.  Buat kamu yang mempunyai channel favorit seperti Nickelodeon, MTV,  HBO, pasti akan mencari tv kabel atau tv satelit mana yang menyediakan channel pilihan kalian itu.

Untuk membuat susunan channel ini perusahaan tv kabel dan satelit memiliki beberapa pertimbangan. Meskipun para audiens membayar untuk menikmati layanan tv kabel dan satelit, tetapi tidak serta merta menjadikan channel favorit para audiens menjadi satu-satunya penentu penyusunan susunan channel.

Ada tiga hal yang menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan channel lineups. Pertama, keterbatasan sistem teknologi. Jumlah saluran yang dapat disalurkan oleh kabel dan satelit memiliki keterbatasan. Hal ini tergantung pada kemampuan kabel yang digunakan dan seberapa banyak dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperbarui perangkat mereka.

Pertimbangan kedua adalah biaya lisensi yang harus dibayar perusahaan tv kabel dan satelit kepada pihak penyedia jaringan.  Pihak penyedia jaringan akan mendapatkan beberapa persen perolehan dari setiap pelanggan tv kabel atau satelit. Tentunya perusahaan tv kabel dan satelit akan lebih memprioritaskan channel yang memiliki biaya lisensi murah dan lebih populer, ketimbang saluran yang menuntut biaya lisensi yang lebih tinggi.

Pertimbangan ketiga yaitu peran pemilik jaringan. Terkadang beberapa channel atau jaringan tidak masuk dalam sebuah channel lineup bukan berarti pihak tv kabel atau satelit tidak mampu membayar, atau teknologi yang mereka miliki kurang memadai. Bisa jadi hal itu dikarenakan pemilik jaringan tidak menghendaki jaringannya ada di channel lineup tersebut.

Baca juga: Mengenal Teori Komunikasi Kelompok

Memproduksi channel sendiri

Memproduksi channel sendiri ini bisa dilakukan oleh semua jenis televisi. Namun yang perlu kita ingat adalah memproduksi channel sendiri merupakan tantangan yang besar bagi stasiun tv. Bayangkan kamu memiliki waktu 24 jam sehari, dan 365 hari selama setahun. Selama itu kamu harus memikirkan apa saja konten yang dapat ditampilkan untuk tayang di televisi.

Ketika memproduksi sebuah channel ada hal-hal yang harus kamu ketahui. Pertama, menentukan audiens seperti apa yang menjadi sasaran dari channel yang kita buat. Di tahap ini kamu harus tau juga kompetitor dari channel-mu, ketertarikan pihak sponsor terhadap channel yang akan dibuat, biaya pembuatan program acara, dan ranah audiens yang tersedia.

Yang kedua adalah rating. Sebagai pemilik program dan channel tentunya rating menjadi penentu keberlangsungan program acara. Seperti yang sudah dibahas di atas, lembaga peneliti rating bisa mengetahui perilaku audiens saat menonton tv. Data-data perilaku audiens ini bisa digunakan untuk meramu program agar lebih menarik.

Ketiga, menyusun jadwal. Dalam sebuah channel ada banyak hal yang perlu diatur. Kamu harus bisa menyusun dan membagi waktu untuk durasi program dan iklan. Kamu juga harus bisa menempatkan program yang tepat di waktu primetime.

Yang terakhir adalah membuat program sendiri. Ketika membuat sebuah channel tentunya kita akan berpikir untuk mengisinya dengan berbagai program. Kita bisa membuat program acara sendiri untuk channel kita. Di sisi lain, hal ini juga menambah kompleksitas dalam channel.

Distribusi

Tidak semua program didistribusikan dari sebuah channel menuju konsumen melalui siaran, kabel, atau satelit secara langsung. Ada juga program-program yang diproduksi secara independen dan membutuhkan tempat untuk tayang.

Ada beberapa cara distribusi dalam industri tv. Pertama ada Sindikasi, yaitu lisensi materi media massa berdasarkan pasar yang ada. Jadi ada beberapa program yang dibuat menyesuaikan selera pasar, dan memang didistribusikan secara sindikasi.

Kedua, Subscription atau menjual kepada perusahaan tv berlangganan. Jika produser gagal untuk menempatkan tayangan ulang (rerun) di tv lokal, maka ada jalan lain yang bisa digunakan yakni dengan menjualnya ke jaringan kabel dan satelit. Mereka sangat menyukai program-program off network, karena program semacam ini lebih murah daripada program baru.

Ketiga, program off network juga bisa dijual dengan cara out-of-home. Maksudnya adalah menjual ke tempat-tempat seperti area tunggu, maskapai, dan tempat orang berkumpul lainnya yang memungkinkan orang untuk memperhatikan klip tv dan iklan. Misalnya, CNN mendistribusikan program berita sebagai channel bandara.

Cara terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan menjualnya kepada negara lain. Mungkin kita pernah menemui seri drama dari luar negeri yang sudah lama sekali tayang di negaranya, baru ditayangkan di Indonesia. Nah, tayangan itu merupakan program yang sudah off network yang dibeli oleh perusahaan tv di Indonesia.

Apresiasi Industri Pertelevisian Indonesia

Di Indonesia ada 4 ajang penghargaan besar yang digelar, yakni Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia, Indonesia Choice Awards, Indonesia Television Awards, dan Panasonic Gobel Awards.

Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia merupakan ajang penghargaan yang diadakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Acara ini diadakan setiap tahun. Ajang ini merupakan bentuk apresiasi KPI terhadap industri tv dan radio.

Ajang penghargaan Indonesia Choice Award diselenggarakan oleh stasiun tv yaitu NET TV. Pertama kali diadakan pada tahun 2014. Penjurian di ajang ini berdasarkan banyaknya dukungan dari media sosial.

Selanjutnya ada Indonesian Television Awards. Ajang ini diadakan oleh lembaga independen Roy Morgan Research. Acara ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada insan musik terpopuler Indonesia. Pertama kali diadakan pada 2016 dan ditayangkan oleh stasiun RCTI dan MNC TV.

Panasonic Gobel Awards adalah ajang penghargaan industri televisi yang diadakan oleh PT. Panasonic Gobel. Acara ini diadakan pada tahun 1997 dan ditayangkan oleh stasiun televisi Indosiar.

Baca juga: Mengenal Jurnalisme Online

Pemahaman Akhir

Industri televisi di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal berdirinya pada tahun 1962 dengan hadirnya TVRI sebagai stasiun televisi pertama. Pada tahun 1990-an, televisi swasta mulai bermunculan dengan tujuan menghibur dan mengejar rating untuk mendapatkan iklan. Televisi di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu terestrial, kabel, dan satelit, yang masing-masing memiliki alur bisnis dan manajemen yang berbeda.

Industri televisi merupakan industri media yang kompleks. Stasiun televisi harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti rating, penonton, dan kebutuhan pengiklan untuk menciptakan program-program yang menarik dan menguntungkan. Rating, yang diukur oleh lembaga penelitian seperti Nielsen Media Research, menjadi faktor penentu dalam menarik minat pengiklan.

Manajemen industri televisi melibatkan produksi program dan distribusi konten. Stasiun televisi harus memikirkan jenis program yang ingin dibuat, menyusun jadwal siaran, dan mempertimbangkan distribusi program melalui sindikasi, penjualan kepada perusahaan tv berlangganan, distribusi di tempat-tempat publik, atau penjualan ke negara lain.

Di Indonesia, terdapat ajang penghargaan seperti Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia, Indonesia Choice Awards, Indonesia Television Awards, dan Panasonic Gobel Awards yang memberikan apresiasi kepada industri pertelevisian Indonesia.

Kita dapat menyimpulkan bahwa industri televisi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal berdirinya. Industri ini memainkan peran penting dalam menghibur dan memberikan informasi kepada masyarakat. Manajemen industri televisi melibatkan berbagai aspek, mulai dari produksi program hingga distribusi konten. Dalam era digital saat ini, perubahan teknologi dan pola konsumsi penonton terus berpengaruh pada perkembangan industri televisi.

Nah, itu dia sedikit penjelasan tentang industri pertelevisian dan manajemen media televisi. Bagaimana, tertarik untuk terjun di industri televisi? Semoga penjelasan di atas bisa membantu ya.


Referensi :

Mustika, R. (2012). Budaya Penyiaran Televisi di Indonesia. Masyarakat Telematika dan Informasi, Vol.3, No.1. 51-56.

Turow, J. (2009). Media Today : An Introduction to Mass Communication 3rd Edition. New York : Routledge.

Panasonic Gobel Awards ke-19 Apresiasi kepada Industri Pertelevisian Kebanggaan Indonesia, diakses 18 Juni 2020.

KPI Pusat Gelar Anugerah KPI 2013diakses 17 Juni 2020.

Indonesian Televisian Awards 2019, About Us. Diakses 17 Juni 2020.

About Indonesian Choice Awards 5.0. Diakses pada 17 Juni 2020.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Mayang Lestari

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya. Memilih peminatan Manajemen Komunikasi namun sering tertarik dengan kajian media massa.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *