Komunikasi Global: Sejarah, Teori, Serta Globalisasi

Ketika mendengar istilah komunikasi global, apakah hal yang pertama kali muncul dalam pikiranmu? Apakah itu komunikasi antar negara? Bentuk komunikasi yang dibantu teknologi? Ya, itu semua benar! Komunikasi global merupakan istilah yang mengacu kepada analisis budaya, ekonomi, politik terhadap pola dan efek komunikasi yang terjadi antara beberapa negara-bangsa—nation-state. Komunikasi global atau internasional menjadi salah satu cara analisis yang berfokus kepada aspek global dari media serta sistem dan teknologi komunikasi (Thussu, 2000).

Para akademisi mulai mempelajari komunikasi global pada abad ke-20. Pertumbuhan bidang studi ini dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, adanya perang dunia dan penggunaan propaganda internasional. Kedua, terdapat perkembangan dalam organisasi dan diplomasi internasional. Ketiga, penyebaran ideologi menggunakan teknologi komunikasi. Terakhir, adanya perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih.

Komunikasi global merupakan aspek yang penting dalam penyusunan dan pemeliharaan kekuasaan. Tentu saja pada saat ini, komunikasi global dapat terjadi karena adanya teknologi yang mutakhir. Namun, jika ditelusuri lebih lanjut, komunikasi global merupakan suatu hal yang terjadi sejak awal peradaban.

Hubungan antara ekonomi, militer, dan politik selalu bergantung pada sistem komunikasi yang efektif—dimulai dari bendera, pelari, kabel telegraf, hingga satelit. Untuk dapat memahami komunikasi global dan konsep-konsep yang ada di dalamnya, penting bagi kamu untuk memahami aspek budaya, politik, dan sejarah yang membentuk komunikasi global hingga saat ini.

Sejarah Komunikasi Global

Sejarah Komunikasi Global
Guglielmo Marconi memperlihatkan cara penggunaan pemancar radio tanpa kabel buatannya pada tahun 1901. Sumber: internasional.kompas.com

Sejak zaman kerajaan Roma, jaringan komunikasi global telah menjadi kunci dalam kelancaran perdagangan, kampanye militer dan pemerintahan. Jaringan informal seperti penjelajah dan pedagang tercatat sudah ada sejak lebih dari ribuan tahun, terutama yang terjadi di area Arab, India, dan Tiongkok. Rute perdagangan seperti rute trans-Asia dan Jalur Sutra yang menghubungkan Tiongkok, India, Persia, hingga ke Eropa membantu tersebarnya ide dan informasi dari satu benua ke benua lainnya. Ide mengenai agama—Budha, Kristen, Islam—merupakan ide yang dapat tersebar dengan luas melalui bentuk komunikasi informal ini. 

Ekspansi komunikasi global dapat dilihat sebagai hasil dari perkembangan kapitalisme di abad ke-19. Kebutuhan untuk informasi yang cepat dan dapat diandalkan sangatlah penting bagi ekspansi perdagangan. Inggris menguasai komunikasi internasional pada abad ke-19 melalui kontrolnya terhadap telegraf dan jaringan kabel, dan Amerika Serikat muncul sebagai penguasa informasi setelah Perang Dunia Kedua.

Baca juga: Dasar Ilmu Komunikasi

Inggris, yang pada masa itu mendominasi rute perdagangan dunia, memiliki teknologi perkapalan dan telekomunikasi yang paling maju. Pada 1837, Samuel Morse menciptakan telegraf nirkabel, teknologi yang memungkinkan persebaran informasi dengan sangat cepat.

Dengan adanya telegraf, komunikasi antara kantor kolonial di Inggris dengan kantor cabang di India dapat terjadi dalam hitungan menit, pada masa ketika layanan pos memerlukan waktu beberapa hari untuk sampai.

Perusahaan asal Inggris mendominasi industri telegraf kabel, yang merupakan jantung dari jaringan informasi internasional, militer, dan propaganda. Setelah Alexander Graham Bell mematenkan teknologi telepon pada 1877, Amerika Serikat menggantikan posisi Inggris dalam dominasi teknologi komunikasi kabel.

Telegraf nirkabel tersebut merupakan cikal bakal sistem radio. Pada 1901, Guglielmo Marconi memperlihatkan cara penggunaan pemancar radio nirkabel. Setelah itu, radio menjadi alat telekomunikasi yang lebih disukai karena harga pembuatannya murah serta dapat dijual dan digunakan dalam skala yang besar.

Pada masa itu, spektrum radio dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet. Ketiga negara ini menggunakan kemampuan radio untuk menjangkau masyarakat luas untuk manajemen opini publik dan propaganda oleh kelompok politik dan pemerintah.

Komunikasi internasional pada abad ke-19 mengalami kemajuan berkat pembentukan kantor berita. Industri kantor berita mampu menciptakan koran yang memuat informasi, ide, dan periklanan dalam harga yang murah dan bisa diakses oleh jumlah massa yang lebih besar.

Teknologi percetakan yang tadinya hanya terdapat di Eropa akhirnya tersebar ke benua lainnya, memungkinkan koran dari bahasa non-Eropa untuk terbit. Pada 1870, diterbitkan berbagai media cetak lain dalam negara non-Eropa. Di banyak negara Asia, koran digunakan pemimpin negara untuk membangun rasa nasionalisme. 

Meskipun kemampuan penyebaran informasi dapat dilakukan oleh banyak negara, Amerika Serikat merupakan negara yang memiliki pengaruh terbesar dalam pembentukan budaya dan media. Internasionalisasi budaya secara massal dimulai melalui industri film, yang didominasi oleh Hollywood.

Industri film berkembang dan dapat memunculkan industri musik serta periklanan. Pada abad ke-20, industri periklanan merupakan industri yang vital bagi komunikasi internasional. Dibantu dengan radio dan TV, periklanan dapat membentuk tren yang dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia.

Sekarang, kita memiliki sistem komunikasi global komersil yang didominasi oleh beberapa perusahaan transnasional. Sistem komunikasi global yang kita miliki ini dapat mendorong terjadinya berbagai perubahan, seperti globalisasi. Selain itu, dengan menganalisis sistem komunikasi global yang ada, kamu juga bisa mempelajari hubungan ketergantungan yang ada antara negara-negara maju dengan negara berkembang.

Globalisasi dan Global Village

komunikasi global
Sumber: freepik.com

Globalisasi dapat dipahami sebagai suatu proses dalam menjadi global. Anthony Giddens (1990) melihat globalisasi sebagai persebaran modernitas—sistem negara-bangsa, ekonomi dunia kapitalis, tatanan militer dunia, dan pembagian kerja secara internasional.

Roland Robertson (1992) dalam O’Byrne dan Hensby (2011) menyatakan bahwa globalisasi adalah pemapatan dunia dan intensifikasi kesadaran masyarakat dunia secara keseluruhan. Intinya, globalisasi merupakan proses yang berfokus pada interaksi antara keterkaitan (interconnectedness) dan kesadaran global (global consciousness).

Dengan adanya globalisasi, batas-batas nasional melemah dan migrasi internasional meningkat. Globalisasi adalah suatu proses karena globalisasi bukanlah suatu keadaan tetap, melainkan suatu hal yang selalu mengalami evolusi.

Inovasi dan ekspansi global dari teknologi komunikasi membantu manusia mengatasi halangan jarak dan waktu. Persebaran informasi dalam volume besar, harga murah, dan kecepatan maksimal ini membantu membentuk berbagai aspek dalam budaya global secara internasional. Marshall McLuhan adalah salah satu ahli komunikasi yang melihat dampak dari stasiun TV internasional, dan menyatakan bahwa teknologi komunikasi dan informasi terbaru akan menciptakan global village. Global village adalah suatu keadaan dimana dunia menjadi satu desa yang sangat besar, hasil pengaruh dari perkembangan teknologi komunikasi dan globalisasi.

Televisi dan internet merupakan teknologi yang paling mampu mewujudkan global village. Dengan adanya televisi dan internet, orang dari seluruh dunia mampu mengkonsumsi konten media yang sama. Contohnya, di Indonesia kamu bisa menonton pertandingan NBA di Los Angeles, ajang kompetisi bernyanyi Grammy Awards, serta kamu bisa mengetahui iklan Dove Real Beauty, sama dengan yang ditampilkan di negara lain. Perluasan akses internet menyediakan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk ikut dalam jaringan komputer global yang secara instan dapat membagikan ide, informasi, dan gambar ke seluruh dunia.

Teori Dependensi

Teori Dependensi
Sumber: unsplash.com

Teori Dependensi adalah sudut pandang yang melihat bahwa perusahaan transnasional yang terdapat di negara maju, dapat mengendalikan negara berkembang untuk membantunya dalam sistem ekonomi global. Perkembangan yang diberikan bagi negara berkembang dibentuk untuk negara tersebut tetap mendukung dominasi negara maju, dan mempertahankan posisi negara berkembang sebagai bergantung kepada negara maju (Theotonio Dos Santos, 1971). 

Teori dependensi menjelaskan bahwa sumber daya mengalir dari negara miskin dan kurang berkembang ke negara-negara kaya—akhirnya memperkaya negara kaya dengan mengorbankan kesejahteraan negara periferi. 

Aspek kultural dari teori dependensi sangatlah relevan bagi studi komunikasi internasional. Salah satu pembahasan yang menonjol mengenai teori dependensi dalam diskursus komunikasi internasional diidentifikasi pada 1970 oleh Oliver Boyd-Barrett sebagai imperialisme media. Boyd-Barrett melihat bahwa terdapat ketidaksetaraan dalam persebaran media dan informasi antar negara.

Negara maju memiliki teknologi komunikasi yang canggih dan memadai, sehingga konten media dari negara tersebut dapat mengisi media negara berkembang. Isu dependensi semakin terlihat karena adanya kekuatan hegemoni budaya dari Amerika Serikat yang pada saat itu mendominasi media internasional, terutama kantor berita, majalah, film, radio, dan TV. 

Propaganda Global

Propaganda adalah suatu bentuk persuasi yang digunakan melalui media untuk menggerakan respon khalayak terhadap suatu agenda. Agenda tersebut dapat bersifat personal, politis, atau bisnis. Pada masa perang, teknologi komunikasi merupakan instrumen penting dalam mobilisasi opini masyarakat. 

Lasswell (1927) menyatakan bahwa kekuatan manusia dan senjata tidaklah cukup, tetapi juga harus ada penggiringan opini. Uni Soviet merupakan salah satu negara yang menyadari keuntungan radio sebagai media yang dapat menghubungi individu di benua lain dan menghilangkan batasan nasional ke audiens internasional. Penyiaran gelombang radio pertama dilakukan di Moscow pada tahun 1925. Kekuatan radio sebagai alat propaganda juga dipakai oleh kelompok Nazi di Jerman serta kelompok Fasis di Italia sebagai perpanjangan alat diplomasi internasional.  

Penyiaran internasional juga mengalami ledakan pada masa Perang Dunia Kedua. Propaganda Jepang menggunakan transmisi gelombang radio dari Nippon Hoso Kyokai (NHK) ke Asia Timur dan Asia Tenggara serta pantai Barat Amerika Serikat. BBC sebagai media dari Inggris digunakan untuk merefleksikan diplomasi publik pemerintahannya. BBC menyiarkan propagandanya dalam 7 bahasa—Afrikaans, Arab, Perancis, Jerman, Italia, Portugis, dan Spanyol. Pada masa akhir perang, BBC menampilkan siaran dalam 39 bahasa. 

Setelah Perang Dunia Kedua, Uni Soviet dan Amerika Serikat yang merupakan sekutu mengalami perpecahan. Kedua negara tersebut memiliki perbedaan pandangan ideologis; Uni Soviet terinspirasi oleh Marxism-Leninism, dan Amerika Serikat memiliki pandangan kapitalis-individualis. Uni Soviet dan Amerika Serikat pun terlibat dalam Perang Dingin yang menggunakan propaganda sebagai senjata utama. 

Di Amerika Serikat, propaganda merupakan bagian dari facilitative communication—aktivitas yang dirancang untuk menjaga garis tetap terbuka dan untuk mempertahankannya terhadap hari ketika mereka dibutuhkan. Aktivitas yang dimaksud adalah rilis pers, seminar, konferensi, eksibisi, serta produk seni seperti buku, film, dan program edukasional seperti pertukaran pelajar dan beasiswa teknik dan riset sains.

Dominasi Amerika Serikat terhadap komunikasi global meningkat pada tahun 1990an. Pemerintahan Amerika Serikat memberikan dukungan hebat kepada teknologi media elektronik dan komunikasi. Pada akhirnya, Amerika Serikat memiliki kekuatan dalam sistem dan kontrol terhadap komunikasi global.

Oleh perusahaan transnasional di Amerika Serikat, periklanan, program televisi dan musik digunakan sebagai instrumen ideologi. Mengacu kepada teori dependensi, ketergantungan banyak negara terhadap produk teknologi komunikasi Amerika Serikat membuat AS memiliki sistem komunikasi global yang paling efektif. Melalui penyiaran komersil, Amerika Serikat pun mempromosikan tidak hanya barang dan jasa dari Amerika, tetapi juga ideologi kapitalis Amerika—the American way of life. 

Komunikasi Global Saat Ini

Pada saat ini, komunikasi global tidak hanya dapat dilakukan oleh pihak yang berkuasa.  Infrastruktur internet dan komunikasi global sudah lebih komprehensif dibandingkan teknologi di masa lalu. Sebagai khalayak awam, kamu bisa berhubungan dengan individu di belahan dunia lain dalam waktu yang sangat cepat. 

Baca juga: Filsafat Komunikasi

Jadi, inti dari komunikasi global adalah mengenai proses berbagi pengetahuan, ide, dan kepercayaan, kepada berbagai individu di dunia. Tidak hanya aktor pemerintah, namun perkembangan teknologi komunikasi memungkinkan kamu juga bisa menjadi aktor komunikasi global. Sekian pembahasan mengenai komunikasi global kali ini. Semoga bisa membantu persiapan tugasmu!

Pemahaman Akhir

Komunikasi global adalah fenomena yang melibatkan pertukaran informasi, ide, dan budaya antara negara-negara di seluruh dunia. Istilah ini mencakup komunikasi antarnegara, bentuk komunikasi yang didukung oleh teknologi, serta analisis budaya, ekonomi, dan politik terhadap pola dan efek komunikasi yang terjadi antara negara-negara tersebut. Komunikasi global telah ada sejak zaman kuno, tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi, keterhubungan global semakin intensif.

Sejarah komunikasi global dimulai sejak zaman Romawi, ketika jaringan komunikasi global menjadi penting dalam perdagangan, kampanye militer, dan pemerintahan. Perkembangan kapitalisme di abad ke-19 mempercepat proses komunikasi global dengan kebutuhan akan informasi yang cepat dan dapat diandalkan. Inggris memainkan peran dominan dalam komunikasi internasional pada masa itu melalui telegraf dan jaringan kabel, dan Amerika Serikat kemudian mengambil alih peran tersebut setelah Perang Dunia Kedua.

Dalam perkembangannya, teknologi komunikasi seperti telegraf nirkabel, radio, televisi, dan internet telah memfasilitasi terciptanya komunikasi global. Televisi dan internet, khususnya, telah mewujudkan konsep “global village” di mana orang dari seluruh dunia dapat mengakses konten media yang sama. Perusahaan transnasional memiliki peran penting dalam sistem komunikasi global saat ini, namun dengan kemajuan teknologi, individu juga dapat terlibat secara langsung dalam komunikasi global.

Dalam konteks komunikasi global, teori dependensi adalah sudut pandang yang mengamati dominasi negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang. Teori ini menjelaskan bahwa negara-negara maju memanfaatkan sumber daya dan kekuatan mereka untuk mempertahankan dominasi mereka atas negara-negara berkembang dalam sistem ekonomi global.

Selain itu, propaganda juga menjadi faktor penting dalam komunikasi global. Propaganda digunakan oleh berbagai negara untuk mempengaruhi opini masyarakat dalam rangka mencapai agenda politik, sosial, atau bisnis tertentu. Pada masa perang dunia dan Perang Dingin, propaganda menjadi senjata utama dalam mempengaruhi opini publik.

Dalam era komunikasi global saat ini, teknologi internet telah memberikan akses luas kepada individu untuk terlibat dalam pertukaran informasi dan komunikasi antarnegara. Dengan infrastruktur komunikasi yang komprehensif, khalayak dapat berinteraksi dengan cepat dan efisien dengan individu di seluruh dunia.

Dalam kesimpulannya, komunikasi global merupakan fenomena yang melibatkan pertukaran informasi, ide, dan budaya antara negara-negara di seluruh dunia. Komunikasi global telah ada sejak zaman kuno, tetapi dengan perkembangan teknologi, keterhubungan global semakin intensif. Dalam era komunikasi global saat ini, teknologi internet telah memberikan akses luas kepada individu untuk terlibat dalam pertukaran informasi dan komunikasi antarnegara.


Sumber:

Thussu, D. K. (2000). International Communication: Continuity and Change. London: Oxford University Press

O’Byrne, Darren & Hensby, Alexander. (2011). Globalization: The Global Village. 

McPhail, T. L. (2006). Global Communication Theories, Stakeholders, and Trends. Cornwall: Blackwell Publishing

McLuhan, M. (1964). Understanding Media: The Extensions of Man. Canada: McGraw-Hill

Dos Santos, T. (1971). The Structure of Dependence. Boston: Porter Sargent

Artikel Terbaru

Avatar photo

Fransiska

Fransiska is an undergraduate student of Communication Studies, focusing on Advertising. She is passionate in the field of marketing, especially market research analysis, behavioural studies, advertising strategy, and business development strategy.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *