Komunikasi Antarpribadi, Perkembangan Hubungan, dan Kekuasaan

Mempelajari komunikasi tidak hanya berkutat tentang seni berbicara saja. Pada pembahasan ini kita akan sedikit mengenal mengenai komunikasi antarpribadi.

Dari pembahasan ini kita juga bisa belajar psikologi tipis-tipis nih. Karena pada materi ini kita akan mempelajari konsep diri, perkembangan hubungan, tahapan hubungan, konflik dan kekuasaan.

Pengertian Komunikasi Antarpribadi Menurut Para Ahli

berkomunikasi
Photo by Daria Shevtsova on Unsplash

Pertama-tama, kita harus tau nih pengertian dari komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi juga dikenal dengan istilah komunikasi interpersonal. Beberapa ahli memiliki pendapatnya sendiri tentang pengertian ini.

Joseph DeVito (2013) mengartikannya sebagai interaksi verbal dan nonverbal antara dua orang atau lebih yang saling bergantung satu sama lain. Seperti halnya antara ayah dan anak, antara teman, bos dan karyawan atau yang lainnya.

Menurut Charles R. Berger (dalam Donbasch, 2008) secara tradisional pengertian komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang bertemu secara tatap muka. Namun dengan adanya teknologi yang semakin canggih, komunikasi bisa dilakukan dengan handphone, atau email.

Senada dengan dua pengertian di atas, pernyataan yang dikemukakan oleh Virginia McDermott (dalam Littlejohn & Foss, 2009) seakan merangkum pengertian dari berbagai ahli. Menurutnya para ahli setuju bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang berada dalam suatu hubungan.

Para pelaku komunikasi antarpribadi ini tidak hanya sekadar terhubung tetapi juga memiliki dampak kepada yang lainnya. Misalnya, ketika seorang anak sedang dalam masalah, anggota keluarga lain akan terkena dampaknya. Bahkan bisa jadi tidak hanya anggota keluarga saja, tetapi juga teman-temannya dan orang-orang lain yang memiliki hubungan dengannya.

“Berarti kalau nggak ada hubungan nggak terjadi komunikasi antarpribadi? Terus kalau kita ngobrol sama driver ojol, tukang parkir, penjual cilor, penjual seblak dan yang lainnya itu bukan komunikasi antarpribadi?”

Bisa dibilang itu bukan komunikasi antarpribadi. Hal tersebut lebih tepat disebut dengan impersonal communication. Dalam komunikasi impersonal, pertukaran informasi yang terjadi tidak banyak dan hanya sedikit pesan-pesan yang melibatkan emosi.

Sebagian besar interaksi yang kamu lakukan dalam komunikasi impersonal hanya berdasarkan peran sosial yang sedang terjadi saat itu. Sedangkan ketika kamu melakukan komunikasi antarpribadi, sebagian besar interaksi yang kamu lakukan berdasarkan peran pribadi.

Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi

konsep diri dari komunikasi antarpribadi
Photo by Joshua Rawson-Harris on Unsplash

Salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi antarpribadi adalah konsep diri dari para pelaku komunikasi itu sendiri. Karena pada dasarnya, setiap tindakan yang dilakukan seseorang berasal dari konsep diri mereka (Suranto Aw, 2011).

Konsep diri merupakan gambaran diri tentang siapa diri kamu. Konsep diri terdiri dari perasaan dan pikiran tentang kelebihan dan kekurangan, atau kemampuan dan keterbatasan kamu. Serta aspirasi dan pandanganmu mengenai dunia ini (Black, 1999, dalam DeVito, 2013).

Baca juga: Sejarah Model Komunikasi

Setidaknya ada empat sumber yang dapat mengembangkan konsep diri kamu. Pertama, citra lain dari dirimu. Kedua, perbandingan sosial. Ketiga, interpretasi dan evaluasimu terhadap pikiran dan perilakumu. Keempat, ajaran dari budaya yang kamu anut. Keempat itulah yang mempengaruhi seperti apa dirimu.

Perkembangan Hubungan

intimacy
Photo by Toimetaja tõlkebüroo on Unsplash

Salah satu yang menarik dari mempelajari komunikasi antarpribadi adalah mempelajari tentang hubungan. disini kamu bisa menerapkan hasil belajarmu tentang hubungan ke kehidupanmu.

Beberapa orang mungkin bertanya-bertanya, gimana sih suatu hubungan bisa berkembang atau kandas di tengah jalan. Fenomena semacama ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori social exchange.

Menurut teori ini, dalam suatu hubungan terdapat cost dan reward. Reward adalah penghargaan atau apapun yang kamu dapatkan dari hubunganmu, sedangkan cost adalah apa yang kamu berikan dalam hubunganmu.

Reward di sini bisa jadi dalam bentuk material seperti uang, kekayaan, atau benda lainnya. Namun bisa juga dalam bentuk emosianal seperti rasa aman, dukungan, kasih sayang dan lain-lain. Begitu juga dengan cost, bisa berupa material dan juga emosional. Kepribadian yang tidak disukai dari partner hubungan juga bisa disebut dengan cost.

Ketika kamu berada dalam suatu hubungan, kamu akan merasakan reward dan cost. Ketika kamu apa yang kamu terima dan apa yang kamu beri tidak sesuai, maka bisa jadi kamu menarik diri dari hubunganmu.

Selanjutnya, yang juga perlu kamu tau tentang hubungan adalah tahapannya. Jadi, dalam sebuah hubungan ada enam tahapan nih menurut DeVito (2013) :

Contact

Ini adalah tahapan dimana kamu bisa melihat, mendengar, atau bahkan mencium wanginya. Pada tahap ini lah first impression terjadi.  Setelah itu terjadilah komunikasi impersonal. Pertukaran informasi masih dalam lingkup yang umum.

Involvement

Involvement atau keterlibatan, di tahap ini rasa kebersamaan dan saling terhubung mulai berkembang. Pada tahapan ini kamu ingin mengetahui partnermu lebih jauh. Interaksi yang kamu lakukan akan semakin meningkat dan kamu mulai menampakkan jati dirimu yang sesungguhnya. Kalau dalam hubungan percintaan, pastinya kita akan memikirkan berbagai strategi agar komunikasi dan hubungan tetap berlanjut ke tahap yang lebih dekat atau intimacy.

Intimacy

Dalam tahap ini kamu semakin masuk lebih dalam dari suatu hubungan dan mulai mengikatkan diri dengan orang lain. Selain itu pada tahapan ini kamu mulai memutuskan status dari hubungan kamu ini, apakah ia akan menjadi teman, pacar, teman dekat, atau teman tapi mesra? Atau teman rasa pacar? Atau pacar rasa teman?

Dalam tahap ini kamu akan lebih sering bertukar informasi pribadi. Kamu akan lebih banyak berbicara, berbagi, dan juga semakin mengenal kerabat satu sama lain. Intinya, pada tahap ini kamu akan lebih banyak merasakan bonding.

Baca juga: Teori Komunikasi Kelompok

Deterioration

Tanda hubunganmu berada pada tahap ini adalah kamu mulai merasa ikatan yang memudar antara kamu dan pasangan atau teman. Pada fase awal dari deterioration kamu akan merasa intrapersonal dissatisfaction. Setiap harinya kamu mulai membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan muncul jika kamu tetap bersama dia.

Jika hal ini berlanjut maka kamu akan memasuk fase yang kedua, yaitu interpersonal deterioration. Kamu semakin mengurangi menghabiskan waktu luang bersama,  berkurangnya kontak fisik, sering merasakan hening dan canggung, serta berkurangnya kedekatan psikologis.  Konflik semakin sering terjadi dan solusi semakin sulit dicari.

Tahap ini memiliki dua cabang. Jika permasalahan terus terjadi tanpa ada penyelesaian maka hubungan akan menuju tahapan dissolution. Jika permasalahan dapat terselesaikan maka hubungan akan menuju pada tahapan repair.

Repair

Ketika merasakan deterioration, beberapa orang mungkin menyadari hal itu dan berusaha untuk memperbaiki hubungannya. Pada awal fase repair kamu akan memikirkan permasalahan apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan kamu dan mulai mencari solusi untuk mennyelesaikan masalah itu.

Pada fase itu, bisa jadi kamu mulai sadar dan melakukan perubahan pada perilakumu atau merubah ekspektasimu terhadap partnermu. Selain itu kamu juga mulai berpikir tentang apa yang telah kamu dapatkan dari hubunganmu hingga saat ini dan juga apa yang kamu dapat ketika hubunganmu pada akhirnya tidak bisa diteruskan.

Jika memilih untuk memperbaiki hubunganmu, tentunya kamu akan membicarakannya dengan partnermu, fase ini disebut dengan interpersonal repair. Kamu mendiskusikan permasalahan yang terjadi dalam hubunganmu, ingin melihat perubahan yang terjadi, atau mungkin membicarakan apa yang akan kamu lakukan atau partnermu lakukan untuk memperbaiki hubungan.

Dissolution

Ketika usaha untuk memperbaiki hubungan tidak berakhir dengan baik maka selanjutnya hubungan akan berada pada tahap dissolution. Pada tahap ini sudah tidak ada lagi ikatan di antara individu. Mantan partner mulai melihat dirinya sebagai seorang individu, dia sudah tidak lagi melihat dirinya sebagai bagian dari orang lain.

Dia akan mulai membangun kehidupan yang baru, baik itu menjalin hubungan lagi atau menikmati waktu sendiri. Beberapa orang mungkin bisa saja tidak move on dan hidup dalam kenangan-kenangan yang tercipta.

Konflik dalam Komunikasi Antarpribadi

konflik interpersonal
Image by Anastasia Gepp from Pixabay

Pasti kita sering banget denger kalimat “ya namanya juga hubungan, ada konflik itu wajar”. Selanjutnya yang akan kita bahas adalah konflik dalam komunikasi antarpribadi.

Sebenarnya konflik itu apa sih? Konflik adalah ketidaksepakatan antara individu yang terikat dalam hubungan terkait tujuan yang mereka anggap tidak sesuai.

Lebih jelasnya, konflik terjadi ketika:

  1. Mereka saling tergantung dengan satu sama lain, apa yang dilakukan oleh satu individu akan berdampak kepada individu lainnya. Sehingga ketika terjadi ketidaksepakatan maka akan mudah sekali menimbulkan konflik.
  2. Mereka menyadari bahwa tujuan mereka tidak sesuai, hingga mengakibatkan salah satu tujuan individu tidak dapat tercapai jika tujuan individu lainnya tercapai. Contohnya, A menginginkan membeli mobil, sedangkan B ingin membeli rumah. Namun, mereka harus memutuskan untuk membeli salah satunya karena dana yang mereka siapkan tidak mencukupi untuk membeli keduanya.
  3. Mereka memandang bahwa individu lain adalah penganggu tujuan mereka sendiri. Misalnya, kamu ingin belajar dan membutuhkan ketenangan, sedangkan yang lain ingin mendengarkan musik dengan volume kencang. Tujuan mereka berbeda dan dapat menganggu satu sama lain.

Kekuasaan atau Power 

Ada beberapa isu di dalam konflik antarpribadi. Salah satunya adalah isu terkait power atau kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi pikiran dan perilaku yang lainnya (DeVito, 2013). Hal penting yang perlu diketahui tentang kekuasaan adalah bahwa kekuasaan bersifat asimetris. Jika kamu lebih kuat, yang lain akan lebih lemah. Begitu juga sebaliknya.

Menurut para ahli ada enam tipe kekuasaan atau power dalam suatu hubungan, yaitu:

Referent

Kalau kamu bisa membuat orang lain ingin menjadi seperti kamu atau ingin lebih dikenal sama kamu, kamu bisa lebih mudah untuk memberikan perintah ke orang itu. Karena mereka akan cenderung lebih patuh. Biasanya power semacam ini dimiliki seorang kakak yang memiliki adik, sang adik biasanya menjadikan kakaknya sebagai sosok yang dapat ditiru baik pikiran ataupun perilakunya.

Legitimate

Legitimate power adalah kekuasaan yang berasal dari keyakinan orang-orang tertentu bahwa seseorang harus atau berhak untuk mempengaruhi kita. Misalnya, orangtua, guru, pimpinan kantor, ketua kelompok, dan lain-lain.

Expert

Kamu akan memiliki power ini ketika kamu merasa atau dirasa memilik keahlian yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Expert power-mu semakin bertambah jika kamu terlihat tidak memihak dan mengambil keuntungan ketika kamu mempengaruhi orang lain.

Information atau persuasion

Kalau kamu dianggap memiliki lebih banyak informasi dan mampu mempengaruhi orang lain dengan informasi yang kamu punya dan penjelasan yang logis, itu tandanya kamu memiliki information power.

Reward

Ketika kamu memiliki kemampuan untuk memberikan reward atau penghargaan kepada seseorang, bisa jadi kamu memiliki kemampuan untuk mengontrol seseorang itu  sampai sejauh mana reward yang kamu beri. Reward yang kamu berikan bisa berupa material seperti uang, hadiah, atau benda lainnya. Bisa juga berupa non material, seperti kasih sayang, rasa hormat, kesetiaan, dan lain-lain.

Coercive

Power ini lebih bersifat pemaksaan. Kamu bisa memiliki kekuasaan ini ketika kamu memiliki kemampuan untuk mempengaruhi atau membuat orang lain patuh dengan cara menghukum atau tidak memberikan reward jika dia tidak memenuhi permintaanmu.

Baca juga: Teori Komunikasi Antarpribadi

Pemahaman Akhir

Mempelajari komunikasi antarpribadi tidak hanya berkutat pada seni berbicara, tetapi juga melibatkan konsep diri, perkembangan hubungan, tahapan hubungan, konflik, dan kekuasaan. Komunikasi antarpribadi melibatkan interaksi verbal dan nonverbal antara dua orang atau lebih yang saling bergantung satu sama lain. Konsep diri mempengaruhi komunikasi antarpribadi, dan setiap individu memiliki gambaran diri tentang kelebihan dan kekurangan, serta aspirasi dan pandangan mereka terhadap dunia.

Perkembangan hubungan dalam komunikasi antarpribadi melibatkan tahapan-tahapan seperti kontak, keterlibatan, keintiman, deteriorasi, perbaikan, dan pembubaran. Konflik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi antarpribadi dan terjadi ketika ada ketidaksepakatan antara individu terkait tujuan yang mereka anggap tidak sesuai. Konflik dapat berkaitan dengan isu kekuasaan, di mana individu memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pikiran dan perilaku orang lain.

Dalam komunikasi antarpribadi, terdapat berbagai jenis kekuasaan, seperti referen, legitimate, expert, information atau persuasion, reward, dan coercive. Setiap jenis kekuasaan memiliki pengaruh yang berbeda dalam hubungan antarpribadi.

Dalam memahami komunikasi antarpribadi, penting untuk memperhatikan faktor-faktor seperti konsep diri, perkembangan hubungan, tahapan hubungan, konflik, dan kekuasaan. Dengan pemahaman yang baik tentang aspek-aspek ini, individu dapat membangun hubungan yang sehat dan efektif dengan orang lain dalam konteks antarpribadi.

Sampai sini, jadi lebih paham tentang komunikasi kan. Jadi lebih tau kalau ada berbagai sebab dan tahapan dalam perkembangan hubungan. Selain itu konsep diri dan power yang ada pada dirimu dan partnermu juga dapat mempengaruhi hubungan.


Sumber:

DeVito, Joseph A. (2013). The Interpersonal Communication Book 13th Edition. New Jersey : Pearson Education.

Donbasch, Wolfgang. (2008). The International Encyclopedia of Communication. Malden : Blackwell Publishing.

Littlejohn, Stephen. & Foss, Karen. (2009). Encyclopedia of Communication Theory. Thousand Oaks : SAGE Publication.

Suranto Aw. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Mayang Lestari

Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya. Memilih peminatan Manajemen Komunikasi namun sering tertarik dengan kajian media massa.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *