Daftar Isi
- 1 Jawaban Khotbah Yeremia 17:5-8: Penjelasan yang Lengkap
- 1.1 5 “Beginilah firman TUHAN:
- 1.2 Terlakulah orang yang mengandalkan manusia,
- 1.3 menggantungkan daging pada tangan manusia
- 1.4 dan hatinya berpaling dari TUHAN!
- 1.5 6 Ia akan menjadi seperti semak di padang gurun
- 1.6 yang tidak melihat datangnya kebahagiaan,
- 1.7 ia diam dalam tanah tandus di padang belantara
- 1.8 tanpa penduduk.
- 1.9 7 Tetapi terberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
- 1.10 yang menaruh harapannya pada TUHAN.
- 1.11 8 Ia akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi air,
- 1.12 yang menghulurkan akarnya ke sungai;
- 1.13 tidak takut kalau datang panas
- 1.14 dan daunnya tetap hijau,
- 1.15 tidak pernah gentar di tahun kekeringan,
- 1.16 tetap menghasilkan buah.
- 2 FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
- 3 Kesimpulan
Tidak ada yang lebih memperkuat iman daripada mengambil waktu untuk membaca, mempelajari, dan merenungkan Firman Allah. Dalam Kitab Yeremia, pasal 17 ayat 5-8, kita menemukan pesan yang kuat tentang kepentingan mengandalkan Allah dalam hidup kita. Mari kita melihatnya dengan gaya penulisan jurnalistik yang santai.
“Banyak orang menggantungkan harapannya pada manusia, dengan memelihara hubungan yang kuat dengan teman-teman atau bersekutu dengan penguasa yang berkuasa, namun itu hanyalah tipuan. Sejatinya, mereka seperti semak tandus di padang gurun yang tak akan pernah tumbuh,” kata nabi Yeremia dengan nada yang menggugah hati.
Khotbahnya yang menggetarkan ini menyentuh para pendengarnya dan juga mengingatkan kita, di zaman ini, untuk bersikap berbeda. Sebagai manusia modern, sangat mudah bagi kita untuk terkena godaan mengandalkan dunia dan orang lain untuk kepuasan dan keberhasilan kita.
Yeremia tanpa ragu memberi pengajaran yang bermakna, “Terlalu bahaya mencari kekuatan dan kepuasan pada manusia, karena manusia hanyalah makhluk yang lemah dan memiliki kelemahan. Dalam menghadapi tantangan hidup yang kompleks dan perubahan yang tidak pasti, hanyalah Allah yang benar-benar mampu memberikan kekuatan dan tumbuh membuahkan hasil seperti pohon yang hidup di tepi sungai.”
Dalam segala hal yang kita lakukan, penting bagi kita untuk menghormati kebijaksanaan Yeremia dan berpikir dua kali sebelum kita meletakkan harapan yang berlebihan pada manusia. Kita harus berhenti berpegang pada asumsi palsu bahwa kebahagiaan dan keberhasilan kita tergantung pada siapa yang kita kenal, siapa yang kita bergabung, atau siapa yang kita andalkan.
Yeremia menegaskan, “Berbahagialah orang yang mempercayai Tuhan dan mengandalkan-Nya, karena orang tersebut akan ditopang oleh kekuatan-Nya, seperti pohon yang tumbuh subur dan tak tergoyahkan oleh kekeringan sekalipun.”
Artinya, ketika kita memilih mengandalkan Allah dalam hidup kita, kita memilih untuk mengakar dalam Iman yang kuat. Seperti pohon yang akarnya menjangkau sumber air yang melimpah, kekuatan dan kepuasan kita akan berakar dalam Hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Khotbah Yeremia 17:5-8 memberikan pesan yang relevan bagi semua orang di tengah kehidupan yang penuh tekanan dan tantangan ini. Jadi, mari kita lebih memfokuskan hidup kita pada Tuhan dan mengandalkan-Nya dalam segala hal, meregangkan akar iman kita dalam persekutuan yang hidup dan produktif dengan-Nya.
Saat kita melakukan itu, kita akan menemukan kekuatan dan keberhasilan yang sejati. Kita akan menemukan diri kita seperti pohon di tepi sungai, yang mampu bertahan dan berkembang dalam keadaan yang sulit. Kita akan mencapai kedamaian dan kebahagiaan yang tak tergoyahkan dalam menghadapi dunia yang penuh dengan keraguan dan ketidakpastian.
Jawaban Khotbah Yeremia 17:5-8: Penjelasan yang Lengkap
Yeremia 17:5-8 adalah bagian dari kitab Yeremia dalam Alkitab yang berisi nubuat-nubuat Yeremia kepada bangsa Israel. Di dalam pasal ini, Yeremia memberikan jawaban atas pertanyaan yang umumnya diajukan oleh orang-orang pada saat tersebut. Dalam jawabannya, Yeremia menyoroti pentingnya penempatan kepercayaan dan harapan seseorang dalam Tuhan sebagai dasar hidup yang benar.
5 “Beginilah firman TUHAN:
Terlakulah orang yang mengandalkan manusia,
menggantungkan daging pada tangan manusia
dan hatinya berpaling dari TUHAN!
6 Ia akan menjadi seperti semak di padang gurun
yang tidak melihat datangnya kebahagiaan,
ia diam dalam tanah tandus di padang belantara
tanpa penduduk.
Yeremia mengungkapkan bahwa mereka yang mengandalkan manusia dan tidak mempercayai Tuhan akan mengalami keputusasaan. Mereka akan menjadi seperti semak di padang gurun yang tidak mengetahui kapan datangnya kesenangan. Mereka terkubur dalam tanah tandus di padang belantara tanpa ada penduduk. Hal ini menggambarkan akhir yang suram bagi mereka yang mengabaikan dan meninggalkan Tuhan.
7 Tetapi terberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN.
8 Ia akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang menghulurkan akarnya ke sungai;
tidak takut kalau datang panas
dan daunnya tetap hijau,
tidak pernah gentar di tahun kekeringan,
tetap menghasilkan buah.
Di sisi lain, Yeremia menyatakan bahwa mereka yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan mereka pada-Nya akan diberkati. Mereka akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi air, dengan akar yang menjalar ke sungai. Mereka tidak akan takut ketika terkena terik matahari dan daun-daunnya akan tetap hijau. Mereka tidak akan gentar di saat kesulitan dan tetap akan menghasilkan buah.
Penjelasan di atas menggambarkan perbedaan nasib antara mereka yang mengandalkan manusia dan mereka yang mengandalkan Tuhan. Mereka yang mengandalkan manusia akan mengalami kefrustrasian dan keputusasaan, sedangkan mereka yang percaya kepada Tuhan akan mengalami berkat dan sukacita dalam hidup mereka.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apakah arti dari “mengandalkan manusia” dalam Yeremia 17:5?
“Mengandalkan manusia” dalam Yeremia 17:5 mengacu pada kecenderungan manusia untuk mempercayai kekuatan dan kebijaksanaannya sendiri daripada mempercayai Tuhan. Orang-orang yang mengandalkan manusia cenderung menyandarkan harapan dan keyakinan mereka pada hal-hal duniawi seperti uang, pangkat, kekuasaan, dan koneksi manusia. Mereka mengabaikan dan meninggalkan Tuhan sebagai sumber kehidupan dan berkat.
2. Mengapa orang yang mengandalkan Tuhan disebut sebagai pohon yang ditanam di tepi air?
Orang yang mengandalkan Tuhan disebut sebagai pohon yang ditanam di tepi air karena mereka menaruh harapan dan kepercayaan mereka pada Tuhan yang adalah sumber kehidupan dan berkat. Seperti pohon yang ditanam di sebelah sungai yang memiliki pasokan air yang cukup, mereka tidak akan kekurangan kekuatan, kebijaksanaan, dan pembimbingan Tuhan. Mereka akan tetap teguh dan berbuah dalam iman mereka.
Kesimpulan
Yeremia 17:5-8 mengajarkan pentingnya penempatan kepercayaan dan harapan kita pada Tuhan. Jika kita mengandalkan manusia dan mengabaikan Tuhan, kita akan mengalami keputusasaan dan akhir yang suram. Namun, jika kita bertekun dalam iman kita dan menaruh harapan kita pada Tuhan, kita akan diberkati dan mengalami kehidupan yang berbuah.
Situasi di dunia ini mungkin seringkali mengecewakan dan menekan kita, namun jangan biarkan itu menguasai dan mempengaruhi iman kita. Tetaplah mengandalkan Tuhan dan percayalah bahwa Dia memiliki rencana terbaik bagi hidup kita. Tanamkan akar-akar iman kita dalam air kehidupan yang berasal dari Dia dan kita akan tetap teguh dan berbuah dalam setiap musim. Ambillah tindakan sekarang untuk mengandalkan Tuhan dan hidup dengan iman yang kokoh. Dalam hal ini, kita akan mengalami berkat dan sukacita yang datang dari hadirat-Nya.