Daftar Isi
Sebagai makhluk sosial, pastinya manusia hidup tanpa dipisahkan dari konsep berkelompok. Kelompok dalam definisinya diartikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih dan saling berinteraksi antara satu dan yang lainnya. Dalam ilmu sosiologi juga dikenal dengan istilah organisasi yang berkaitan pula dengan kelompok sosial. Lalu, apa perbedaan keduanya? Inilah jawabannya.
Kelompok Sosial
Kelompok sosial tidak selalu terbentuk dari kumpulan individu sembarang. Tidak semua ansambel individu dapat dianggap sebagai kelompok sosial. Sebagai contoh, orang-orang dengan status yang sama, seperti pelajar atau pegawai negeri, lebih tepat disebut sebagai kategori daripada kelompok sosial. Ini disebabkan oleh kurangnya interaksi sosial yang saling membangun di antara mereka, bahkan jika mereka memiliki status sosial yang serupa.
Selain itu, sekelompok orang yang berkumpul untuk menonton konser juga bukanlah contoh dari kelompok sosial. Mereka lebih tepat disebut sebagai kerumunan, karena interaksi sosial di antara mereka biasanya terbatas atau bahkan tidak ada.
Dalam dunia sosiologi, kelompok sosial umumnya dikelompokkan menjadi dua tipe utama, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer merujuk pada kelompok kecil dengan hubungan personal yang kuat dan interaksi yang berlangsung lama. Contohnya adalah keluarga dan sahabat.
Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok besar dengan anggota yang terikat oleh tujuan bersama dan umumnya memiliki umur yang lebih pendek. Contohnya adalah kelas perkuliahan dan organisasi politik. Penting untuk dicatat bahwa klasifikasi ini bersifat fleksibel, yang berarti bahwa kelompok yang awalnya tergolong sebagai kelompok primer dapat berubah menjadi kelompok sekunder, dan sebaliknya.
Setiap kelompok memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari kelompok lain. Salah satunya adalah jenis kepemimpinan dalam kelompok. Dalam sosiologi, terdapat tiga tipe kepemimpinan utama: authoritarian, democratic, dan laissez-faire.
Kepemimpinan authoritarian menekankan pada ketaatan total anggota kelompok dan memberi wewenang penuh pada pemimpin untuk pengambilan keputusan. Di sisi lain, kepemimpinan democratic menekankan partisipasi semua anggota dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan kepemimpinan laissez-faire memungkinkan anggota kelompok untuk mengambil peran dalam menjalankan fungsi kelompok sosial.
Selain jenis kepemimpinan, ukuran atau jumlah anggota dalam kelompok juga memainkan peran penting dalam interaksi kelompok. Teori sosiolog Robert Macionis menunjukkan bahwa semakin besar kelompok, semakin rendah intensitas interaksi di antara anggota kelompok tersebut. Misalnya, dalam kelompok kecil, seperti ruang kelas dengan hanya dua orang, interaksi cenderung lebih intens dan personal.
Namun, dengan bertambahnya anggota kelompok, intensitas interaksi tersebut cenderung menurun karena perhatian harus dibagi antara semua anggota kelompok. Inilah yang sering menyebabkan kelompok kecil terbentuk dalam kelompok yang lebih besar, karena anggota mencari cara untuk menjaga interaksi yang lebih mendalam dan personal. individu tidak dapat membagi perhatiannya pada orang banyak sekaligus.
Dyad vs Triad
Ukuran kelompok sosial juga menjadi pokok bahasan utama yang dikaji oleh salah satu sosiolog klasik, Georg Simmel. Simmel mempelajari kelompok sosial dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu ikatan antara dua orang, atau yang ia sebut sebagai dyad, serta ikatan antara tiga orang yang ia sebut sebagai triad.
Dyad
Dyad mengacu pada ikatan antara dua orang. Interaksi yang terjadi dalam dyad sangat intens, karena masing-masing pihak mendapatkan perhatian penuh dari pihak lainnya. Namun, hubungan yang bersifat dyadic ini cenderung rapuh.
Karena ikatan dyad hanya terdiri dari dua orang, maka ketika salah satu anggota kelompok memutuskan untuk mundur, atau menjauh dari anggota yang lain, maka dapat dipastikan kelompok tersebut akan runtuh. Hubungan percintaan, persahabatan, serta skandal perselingkungan merupakan contoh dari dyad.
Triad
Selain dyad, Simmel juga membahas tentang triad, atau ikatan antara tiga orang. Berbeda dengan dyad yang cenderung rapuh, kehadiran anggota ketiga dalam triad membuat relasi antar individu relatif lebih stabil. Anggota ketiga dapat berperan sebagai mediator, sekaligus sarana menumpahkan keluh kesah bagi dua anggota lainnya.
Namun, kehadiran anggota ketiga juga dapat membahayakan keberlangsungan kelompok. Dalam beberapa kasus, kedekatan dua dari tiga anggota triad dapat menyebabkan runtuhnya kelompok, karena salah satu anggota merasa dirinya dikucilkan dan kurang diperhatikan.
Organisasi
Organisasi merupakan kelompok sosial sekunder yang lahir dari kebutuhan para anggotanya untuk mencapai tujuan mereka secara efisien. Berbeda dengan kelompok sosial primer yang dibangun dari ikatan personal, organisasi dibangun dari kesamaan tujuan para anggotanya. Etzioni mengelompokkan organisasi ke dalam tiga tipe, yaitu organisasi utilitarian, organisasi normatif, serta organisasi koersif.
Organisasi Utilitarian
Dalam organisasi utilitarian, anggota organisasi akan mendapatkan imbalan sesuai dengan kinerja yang mereka tunjukkan. Contoh dari organisasi utilitarian adalah perusahaan-perusahaan swasta, badan usaha milik pemerintah, serta tempat-tempat lain yang umumnya disebut sebagai “kantor”.
Organisasi Normatif
Dalam organisasi normatif, anggota organisasi berusaha mewujudkan tujuan-tujuan kelompok yang dianggap bernilai. Alih-alih mengejar profit atau keuntungan, anggota organisasi normatif justru rela menyumbang dana pribadi demi tercapainya tujuan kelompok. Organisasi keagamaan, kemanusiaan, serta organisasi-organisasi lain yang identik dengan kata “sukarela” merupakan contoh dari organisasi normatif.
Organisasi Koersif
Dalam tipe organisasi yang terakhir, yaitu koersif, anggota kelompok dipaksa untuk masuk ke dalam organisasi ini sebagai bentuk hukuman. Contoh dari organisasi koersif adalah rumah sakit jiwa dan penjara.
Salah satu bentuk organisasi yang menjadi fokus kajian sosiologi adalah birokrasi. Birokrasi mengacu pada model organisasi formal yang didesain secara rasional. Artinya, aturan-aturan yang berlaku dalam birokrasi senantiasa berubah, dan diperbaharui demi tercapainya tujuan kelompok secara efisien.
Menurut Weber, birokrasi yang ideal memiliki enam elemen utama yaitu pembagian kerja yang jelas, rantai komando, aturan yang ketat, standar kompetensi bagi para anggotanya, relasi non-personal antar anggota, dan komunikasi formal yang melibatkan dokumen tertulis.
Keenam elemen ini merupakan kunci dari efisiensi sebuah birokrasi. Birokrasi memang memiliki kemampuan untuk mencapai tujuannya secara efisien, namun, bukan berarti birokrasi bebas dari masalah. Relasi non-personal dan komunikasi tertulis yang menjadi elemen utama birokrasi dapat mengikis rasa kemanusiaan para anggotanya.
Ketatnya aturan dalam birokrasi juga terkadang membuat birokrat lupa dengan tujuan awal diciptakannya birokrasi. Selain itu, penyalahgunaan kekuasaan juga dapat terjadi di dalam birokrasi, karena proses pengambilan keputusan dilakukan oleh sekelompok kecil orang yang berada di puncak rantai komando
Kesimpulan
Manusia lahir, tumbuh, dan mati di dalam kelompok sosial. Selain beperan sebagai tempat belajar dan berbagi, kelompok sosial juga berfungsi sebagai sarana bagi para anggota untuk mencapai tujuan bersama.
Tiap kelompok sosial memiliki ciri khasnya sendiri yang unik, mulai dari tujuan kelompok, tipe kepemimpinan kelompok, hingga ukuran kelompok sosial tersebut. Salah satu bentuk kelompok sosial yang paling berperan dalam masyarkat modern adalah birokrasi.
Birokrasi mengatur kehidupan masyarakat sehari-hari, mulai dari pemerintahan, perusahaan-perusahaan swasta, hingga fasilitas publik seperti pendidikan dan kesehatan. Memahami peran kelompok sosial dalam kehidupan sehari-hari merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang sosiolog.
Sekian penjelasan tentang kelompok sosial dan organisasi yang memiliki ciri khasnya tersendiri. Kelompok sosial dan organisasi ini menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Terlebih lagi manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya.
Sumber:
Little, W., Vyain, S., Scaramuzzo, G., Cody-Rydzewski, S., Griffiths, H., Strayer, E., & Keirns, N. (2012). Introduction to Sociology. Houston: OpenStax College.
Macionis, J. (2012). Sociology (14th ed.). New York: Pearson.